Anda di halaman 1dari 4

Nama : Garda Satria Pinayungan

NIM. : 205060401111038
No. Absen : 21
Kelas : K3-C

1. Jelaskan pengertian kebakaran


2. Jelaskan penyebab terjadinya kebakaran (segitiga api dan bidang empat api)
3. Apa saja resiko kebakaran?
4. Bagaimana cara pencegahan kebakaran?
5. Bagaimana system penanggulangan kebakaran?

Jawaban:

1. Kebakaran merupakan kejadian yang muncul dari adanya api yang tidak terkontrol
yang disebabkan oleh konsleting listrik, rokok, dan bahan kimia. Berikut merupakan
pengertian kebakaran menurut para ahli:
 Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja, kebakaran adalah sebuah fenomena
yang gejalanya dapat diamati. Gejala kebakaran adalah terdapatnya panas dan
unsur cahaya dalam jumlah besar yang berpotensi berpindah pada suatu bahan
yang mudah terbakar.
 NFPA (National Fire Production Association), secara umum kebakaran adalah
suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yaitu bahan bakar yang mudah
terbakar, oksigen yang terdapat di  udara dan sumber energi atau panas yang
berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cedera atau bahkan berpotensi
merenggut nyawa seseorang (menimbulkan kematian).
 Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), kebakaran adalah
suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak dapat dikehendaki dan
menimbulkan kerugian baik kerugian materi atau non materi, serta menghilangkan
nyawa.
2. Kebakaran terjadi ketika api muncul dan tidak segera dipadamkan, penyebab api
muncul dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berdasarkan teori segitiga api dan
bidang empat api.
a. Triangle of Fire

Untuk menimbulkan api harus ada 3 unsur yang saling berhubungan, yaitu oksigen, bahan
yang dapat terbakar (bahan bakar), dan peningkatan suhu adalah teori api. Ketiga unsur
tersebut disebut dengan istilah ‘Segitiga Api’. Jika ketiga unsur tersebut masih ada maka
kebakaran tidak akan padam.
a. Bahan Bakar (yang harus menjadi / berbentuk uap) Bahan bakar dapat berupa
padat, cair dan gas. Bahan bakar yang dapat terbakar yang bercampur dengan
oksigen dari udara.
b. Oksigen (yang cukup untuk menentukan titik penyalaan) merupakan
kebutuhan dasar yang mutlak diperlukan oleh makhluk hidup, kendaraan
bermotor, maupun industri. Sumber oksigen adalah dari udara, dimana
dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume oksigen dalam udara agar
terjadi pembakaran. Tanpa adanya oksigen maka proses kebakaran pun tidak
dapat terjadi.
c. Panas, sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga
dapat mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas
matahari, permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia
eksotermis, energi listrik, dan percikan api listrik, api las / potong.
b. Tetrahedron of Fire

Kebakaran dapat juga terjadi karena ada tambahan unsur keempat yaitu reaksi berantai
pada pembakaran sehingga dimensi segitiga api menjadi model baru yang disebut
dengan bidang empat api atau yang sering disebut juga Tetrahedron of Fire.
Berdasarkan teori bidang empat api, terdapat empat proses penyalaan api mulai dari
tahap permulaan hingga menjadi besar, yaitu (Ramli, 2010):

a. Incipien Stage (Tahap Permulaan). Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap,
lidah api atau panas, tetapi terbentuk partikel pembakaran dalam jumlah yang
signifikan  selama periode tertentu.
b. Smoldering Stage ( Tahap Membara). Partikel pembakaran telah bertambah
membentuk apa yang kita lihat sebagai asap. Masih belum ada nyala api atau
panas yang signifikan. 
c. Flame Stage. Tercapai titik nyala dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap
mulai berkurang sedangkan panas meningkat. 
d. Heat Stage. Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun
dalam jumlah besar. Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya sangat
cepat seolah-olah menjadi satu dalam fase sendiri.
3. Berikut merupakan resiko dari kebakaran, yaitu:
 Cedera fisik
 Kerusakan property
 Kerugian finansial
 Kehilangan nyawa
 Polusi udara
 Gangguan lingkungan
 Kerugian waktu
4. Meskipun kebakaran dapat terjadi tanpa kita ketahui terlebih dahulu atau kita prediksi
terlebih dahulu namun kita dapat melakukan tindakan pencegahan hal tersebut.
Pengelolaan system pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah kebakaran atau
meluasnya area kebakaran ke ruangan lain atau gedung lain. Hal-hal yang perlu
dilakukan dalam pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran
a) Identifikasi bahaya kebakaran, mengidentifikasi apa saja yang menjadi
penyebab kebakaran
b) Penilaian resiko, resiko tinggi-sedang dapat didasarkan dari tinggi gedung dan
juga aktivitas orang yang ada di bangunan tersebut.
c) Monitoring, perlu adanya inspeksi listrik, bangunan, perlatan pemadaman,
training, fire drill/latihan kebakaran.
d) Recovery/Pemulihan, emergency response plan/rencana tindakan-tanggap
darurat, P3K, Prosedur-prosedur lainnya.
5. System penanggulangan kebakaran atau yang biasa disebut dengan fire fighting
system merupakan perangkat wajib yang harus dimiliki oleh setiap bangunan,
terutama bangunan bertingkat. Fire fight system mencegah terjadinya kebakaran yang
lebih besar dan meminimalisir adanya kerugian apabila terjadi kebakaran.
Berikut merupakan macam fire fighting system, yaitu:
1. Fire hydrant system
2. Fire sprinkle system
3. Fire alarm system
4. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Anda mungkin juga menyukai