Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN PROTYPE ALAT

PEMBAKAR SAMPAH OTOMATIS

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
Yang diampu oleh Ibu Aisyah Larasati, S.T., M.T., MIM., Ph.D.

Oleh
Diva Odilia Shafitri NIM 170516600192
Fitri Ayu Rohma NIM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
November 2017
PENGEMBANGAN PROTYPE ALAT
PEMBAKAR SAMPAH OTOMATIS

1. PENDAHULUAN
Sampah bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat. Hampir di seluruh daerah, sampah
menjadi hal yang sudah biasa. Sampah merupakan material sisa yang tidak dipedulikan sehingga
selalu ditemukan dalam keadaan menumpuk dan menimbulkan aroma tidak sedap. Sampah
membawa dampak buruk bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Lingkungan yang
tercemar sampah khususnya, di daerah perairan dapat menyumbat saluran air sehingga
mengakibatkan daerah sekitarnya banjir.

Produksi sampah di Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Meningkatnya produksi


sampah dipengaruhi jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk akan mempengaruhi
perilaku atau gaya hidup, serta pola konsumsi masyarakat. Hal tersebut berpengaruh pada
volume dan jenis sampah yang dihasilkan setiap harinya. Urbanisasi juga menjadi pengaruh
besar dalam produksi sampah karena ketidakseimbangan penduduk dengan luas suatu kota.
Terutama di kota-kota besar, masyarakat membuang sampah kurang lebih 1 kg/harinya sehingga
dapat dibayangkan produksi sampah menumpuk seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.
“Tahun 2016 ada sekitar 65 juta ton sampah per harinya yang diproduksi masyarakat Indonesia.
Jumlah ini naik satu ton dibandingkan produksi 2015 sekitar 64 juta ton sampah perhari,”
(Mintarsih,(Republika) 2017).
Kebersihan itu sendiri pada hakikatnya adalah hal yang utama karena kebersihan
merupakan dasar dari semua aktivitas sehari-hari. Banyak hal-hal positif yang timbul hanya
karena masalah kebersihan. Seperti halnya kenyamanan ketika melakukan sesuatu, biasanya
dipengaruhi oleh kebersihan lingkungan sekelilingnya. Minimnya kesadaran masyarakat dalam
membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kelestarian lingkungan di tempat-tempat
umum.
Selama ini sampah menjadi masalah serius terutama di perkotaan. Banyak tumpukan
sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di permukiman penduduk, mencemari udara,
air tanah, dan menjadi tempat berkembang biak binatang maupun bakteri pembawa penyakit. Hal
ini yang menyebabkan semakin memburuknya kondisi lingkungan saat ini. Setelah berhari-hari
menumpuk dan membusuk di TPS, sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Puluhan truk pengangkut sampah melewati jalan umum menebarkan bau tidak sedap dan bisa
menyebarkan penyakit. Sering kali dijumpai truk yang tidak layak lagi digunakan/kumuh yang
masih sering digunakan untuk mengangkut samoah-sampah tersebut. Di TPA sampah juga hanya
dibiarkan menumpuk, menggunung sehingga mencemari udara dan air tanah dalam skala lebih
luas. Akibatnya banyak komunitas yang mencari jalan keluar sendiri dengan membakarnya atau
malah membuang sendiri ke sungai yang tentunya bukanlah jalan keluar yang baik karena akan
lebih memperparah kerusakan lingkungan. Pengelolaan sampah tidak dilakukan secara konsisten
dan konsekuen sesuai dengan konsep awal sehingga dalam praktiknya sering melanggar dan
berbenturan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat antara lain aspek sosial budaya,
hukum, lingkungan, hak asasi, dan lain sebagainya. Pengaturan dan pengelolaan sampah saat ini
pada dasarnya hanya terpaku kepada teknis saja padahal yang terpenting adalah caranya pihak
pengelola dapat mengedepankan kepentingan masyarakat melalui sosialisasi yang transparan
dalam penanganan sampah.
Tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi serta keterbatasan lahan yang tersedia
menyebabkan timbulnya permasalahan sampah tidak dapat teratasi dengan baik. Ketidakpedulian
masyarakat akan masalah sampah membuat sampah terus menumpuk di berbagai sudut kota
tanpa adanya sentuhan penanganan yang benar. Dalam hal pengelolaannya masih mengandalkan
beberapa pihak saja. Akibatnya, sebuah lokasi yang dijadikan landfill hanya dilakukan dengan
cara open dumping saja, ini disebabkan karena kurangnya kontrol pengelola di TPA dan tidak
jarang TPA dijadikan tempat pembuangan limbah B3 yang dikategorikan infectious (menular).
Masyarakat masih membakar sampah secara manual sebagai bentuk untuk mengelola
sampah yang menyebabkan banyak masalah baru bermunculan. Salah-satunya tercemarnya udara
di lingkugan sekitar. Hal tersebut yang menjadi alasan minimnya masyarakat dalam membakar
sampah. Rasa malas pun juga menjadi alasan masyarakat untuk membakar sampah. Oleh karena
itu, alat pembakar sampah dibutuhkan masyarakat untuk mengurangi sampah disekitarnya. Alat
pembakar sampah ini digunakan secara otomatis jadi, tidak membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk membasmi seluruh sampah yang ada.
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah (1) Bagaimana cara pembuatan alat
pembakar sampah otomatis?, (2) Bagaimana cara kerja alat pembakar sampah otomatis?, dan (3)
Apa sajakah kelebihan dan kekurangan alat pembakar sampah otomatis?
Manfaat dalam makalah ini adalah mengharapkan segala masalah-masalah di negara ini
sedikit demi sedikit berkurang. Terutama pada masalah sampah yang tidak pernah terselesaikan.
Alat pembakar sampah otomatis ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengelola
negara mengenai lingkungan yang menjadi bersih dan membantu masyarakat untuk tetap
menjaga lingkungannya sehingga kenyamanan dalam beraktivitas tetap terjaga.

2. PEMBAHASAN
a. Cara Pembuatan Alat Pembakar Sampah Otomatis

b. Cara Kerja Alat Pembakar Sampah Otomatis

c. Kelebihan dan Kekurangan Alat Pembakar Sampah Otomatis

Anda mungkin juga menyukai