Intan Safitri
R0215050
Kelas B
A. Latar Belakang
Suatu kegiatan industri tidak pernah terlepas dari potensi risiko
kecelakaan. Betapapun kecilnya suatu kecelakaan akan berdampak besar bagi
suatu perusahaan maupun masyarakat sosial. Secara garis besar penyebab
kecelakaan kerja disebebkan oleh faktor-faktor, yaitu tindakan orang yang tidak
mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan-keadaan lingkungan
atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition)
Riset yang dilakukan International Labor Organization (ILO) atau
Organisasi Perburuhan Internasional di bawah PBB menghasilkan kesimpulan,
setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15
detik, atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan mereka. Secara keseluruhan, kecelakaan di tempat kerja telah
menewaskan 350.000 orang. Di Indonesia sendiri terdapat 20 korban yang fatal
akibat kecelakaan kerja dari setiap 100.000 tenaga kerja. Sisanya meninggal
karena sakit yang diderita dalam pekerjaan seperti membongkar zat kimia
beracun. (ILO dalam Suardi, 2005).
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan adanya penerapan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) sebagai upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja. Salah satu poin di dalam SMK3 yaitu adanya manajemen risiko yang
didalamnya terdapat proses identifikasi bahaya yang dilakukan terhadap jenis
pekerjaan, keberadaan dari peralatan dan keberadaan pekerja sebagai operator.
Bahaya (hazard) adalah suatu sumber, situasi atau tindakan yang borpotensi
menciderai manusia atau kondisi kelainan fisik atau mental yang terindentifiksi
berasal dari situasi yang terkait pekerjaan (OHSAS 18001:2007). Risiko (risk)
merupakan kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau
keparahan suatu cidera yang disebabkan oleh kejadian tersebut (OHSAS
18001:2007).
ILO (2013) menyatakan identifikasi bahaya merupakan tahapan yang
dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan mendetail mengenai risiko
yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari yang paling ringan
sampai dengan yang paling berat. Tujuan dari identifikasi bahaya yaitu untuk
menjamin bahwa proses produksi bisa berjalan secara terus-menerus dengan
melindungi pekerja, peralatan dan lingkungan dari terjadinya kecelakaan kerja
sehingga diharapkan dapat meminimalkan kecelakaan yang terjadi sehingga
dapat dicapai tingkat kecelakaan dengan mendekati 0 (zero accident). Berbagai
macam teknik identifikasi telah dikembangkan di era globalisasi ini, misalnya
HAZOPS (Hazard and Operability Study), Fault Tree Analysis, What If
Analysis, Job Safety Analysis dan beberpa merode lainnya yang akan dijelaskan
lebih lanjut oleh penulis.
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
c. Brainstorming
Identifikasi bahaya dapat dilakukan dengan teknik Brainstroming
dalam suatu kelompok atau tim di tempat kerja. Tim ini dapat berasal dari
suatu bidang atau departemen tetapi dapat juga bersifat lintas fungsi.
Dalam pertemuan kelompok ini dibahas kondsi tempat kerja. Setiap
anggota kelompok dapat mengemukakan pendapat atau temuannya
mengenai bahaya yang ada di lingkungan masing-masing.
Metode ini meminta individu-individu yang datang dengan ide dan
pemikiran beragam yang pada awalnya mungkin tampak tidak masuk di
akal. Pada intinya, ide-ide yang beragam tersebut tentunya dapat dibuat
menjadi ide nyata, solusi kreatif, yang digunakan untuk memecahkan
masalah, sementara individu lain dapat memicu ide-ide lainnya.
Pendekatan ini membuat seorang individu keluar dari cara mereka
berpikir normal.
1) Langkah-Langkah Penggunaan Metode Brainstorming
Langkah-langkah penggunaan metode brainstorming adalah sebagai
berikut :
a) Cari lingkungan pertemuan yang nyaman dan persiapkan sebelum sesi
brainstorming dimulai.
b) Tunjuk satu orang untuk merekam ide-ide yang datang dari anggota
kelompok pada setiap sesi. Ide-ide tersebut harus direkam dengan
pencatatan di papan tulis atau di computer yang mana semua orang
harus dapat melihatnya.
c) Jika ada anggota kelompok yang belum terbiasa bekerja sama,
pertimbangkan untuk menggunakan latihan pemanasan yang sesuai.
d) Definisikan masalah yang ingin dipecahkan dengan jelas dan rancang
setiap kriteria yang harus dipenuhi. Buat dengan jelas bahwa tujuan
dari pertemuan ini adalah untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin.
e) Berikan setiap anggota kelompok waktu untuk sendiri pada awal sesi
untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin.
f) Minta orang-orang tersebut untuk memberikan ide-ide mereka dan
memastikan bahwa setiap anggota kelompok memiliki kesempatan
yang adil untuk berkontribusi.
g) Dorong orang untuk mengembangkan ide-ide orang lain atau
menggunakan ide lain untuk membuat ide yang baru.
h) Dorong sikap, antusias, dan rasa kritis di antara anggota kelompok.
Coba untuk memperoleh orang-orang yang berkontribusi penuh dan
dapat mengembangkan ide termasuk anggota yang pendiam dari
kelompok.
i) Pastikan bahwa tidak ada yang mengkritik atau mengevaluasi ide
selama sesi berlangsung. Kritik memperkenalkan unsur risiko bagi
anggota kelompok ketika mengajukan ide yang dapat menghambat
kreativitas dan melumpuhkan kebebasan menyatakan pendapat.
j) Biarkan orang menikmati dan senang dengan brainstorming. Dorong
mereka untuk datang dengan ide sebanyak mungkin baik itu dari
orang yang memiliki pemikiran kaku sampai dengan orang yang
memiliki pemikiran tidak kaku.
k) Pastikan bahwa tidak ada pemikiran yang diikuti terlalu lama selama
sesi berlangsung agar dapat menghasilkan banyak ide yang berbeda
dan mengeksplorasi ide-ide individual secara rinci.
l) Dalam sesi yang lama, luangkan waktu untuk beristirahat sehingga
setiap anggota kelompok dapat tetap berkonsentrasi.
2) Kelebihan dan Kekurangan dari Metode Brainstorming
Kelebihan Kekurangan
Membangkitkan pendatang baru Mudah terlepas dari kontrol
dalam kelompok pemecahan
masalah
Merangsang semua individu Harus dilanjutkan dengan
dalam kelompok untuk ambil evaluasi yang efektif
bagian
Menghasilkan reaksi rantai Mungkin sulit untuk
dalam pendapat memberitahu setiap individu
unutk menerima setiap
pendapat
Tidak menyita banyak waktu Individu cenderung untuk
mengadakan evaluasi segera
setelah pendapat dilanjutkan
Metode ini dapat digunakan
untuk kelompok besar maupun
kelompok kecil
Metode ini tidak memerlukan
pimpinan yang terlalu hebat
Metode ini hanya memerlukan
sedikit peralatan
Berikut ini merupakan contoh dokumen Brainstorming
d. What If Analysis
Teknik what if merupakan teknik identifikasi yang bersifat proaktif
dengan menggunakan kata bantu What If . Metoda SWIFT merupakan
metode identifikasi bahaya yang memperkirakan bahaya yang timbul
dengan kreativitas dan kemampuan analisis peneliti untuk
mengembangkan dan mempersiapkan daftar periksa yang dapat
mengungkapkan kemungkinan bahaya yang terkandung dalam unit proses.
Metode ini bersifat fleksibel, dan dapat dimodifikasi sesuai dengan setiap
aplikasi individu serta ruang lingkup analisisnya sangat luas, sehingga
hasil dari metode ini dapat lebih efisien dan efektif dalam mengidentifikasi
bahaya.
Sebagai contoh:
What If....jika pompa tiba-tiba mati.
What If... jika alat pengaman tidak berfungsi
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan metoda SWIFT
adalah:
1) Menentukan sistem yang akan diamati.
2) Mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin terjadi di stasiun kerja
menggunakan kata kunci checklist.
3) Membuat laporan kerja SWIFT stasiun kerja
Berikut ini merupakan conoth dokumen what if analysis:
g. Task Analysis
Analisa pekerjaan digunakan untuk mengidentifikasi bahaya yang
berkaitan dengan pekerjaan atau suatu tugas. Pada dasarnya berbagai
teknik atau metoda identifikasi bahaya tersebut ditujukan untuk aspek
manusia, proses, peralatan, dan prosedur. Untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko yang berkaitan dengan keempat aspek tersebut dapat
dilakukan dengan teknik tertentu antara lain :
Aspek Manusia
Identifikasi Bahaya yang berkaitan dengan manusia dapat
dlilakukan dengan teknik Job Safety Analysis (JSA) atau Task Risk
Analysis.
Proses
Untuk mengidentifikasi bahaya berkaitan dengan proses
seperti pada industry kimia atau perminyakan dapat dilakukan
dengan berbagai pilihan metoda seperti Hazops, What If atau FTA
(Fault Tree Analysis).
Peralatan
Potensi bahaya pada peralatan dapat diakukan dengan teknik
FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Prosedur atau kesisteman
Untuk menganalisa prosedur atau sistem manajemen dapat
dilakukan dengan teknik What if atau PHA (Preliminary Hazards
Analysis).
Tabel task analysis
Jenis pekerjaan Bahaya dan Skenario Konsekuensi/
risiko kegiatan dampak
Memakai
Kerudung Tidak ada
peringatan
panjang
bahaya pada
mesin
Kegagalan
Manajemen Lalai
Kurangnya
Kurangnya pelatihan
Tidak ada SOP
Pengawasan pengetahuan
pekerja
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Teknik-teknik Identifikasi Bahaya yaitu:
a. Teknik Pasif
b. Semi proaktif
c. Proaktif :
- Data Kejadian - Task Analysis
- Daftar periksa - Event Tree Analysis
- Brainstorming - Fault Tree Aanalysis
- Wahat If Analysis - Job Safety Analysis
- Hazops (Hazards and - HIRA DC Ihazard
Operability Study) Identification Risk Assesment
- Failure Mode and Effect and Determining Control)
Analysis
2. Hasil identifikasi kasus kecelakaan kerja tergilasnya kepela pekerja ke dalam
mesin di industri tekstil Klaten menggunakan teknik Analisa Pohon
Kegagalan (Fault Tree Analysis) yaitu:
- Faktor penyebab Langsung : tindakan tidak aman yang dilakukan oleh
pekerja yaitu bekerja terlalu tergesa-gesa dan tidak fokus serta kondisi pekerja
yang memakai kerudung panjang
- Faktor penyebab tidak langsung: kegagalan manajemen yaitu kurangnya
pengawasan, tidak ada SOP, dan kurangnya pelatihan dan pengetahuan
pekerja.
B. Saran
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja serta meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja, sebaiknya setiap perusahaan menerapkan
Sistem Manajemen K3 (SMK3) dan OHSAS.