Anda di halaman 1dari 41

OCCUPATIONAL

LUNGE DISEASE

OLEH KELOMPOK: 2
KELAS :B

UNS D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PENGERTIAN PENYAKIT PARU AKIBAT
KERJA (PPAK)
Penyakit Paru Akibat Kerja adalah sekelompok penyakit yang disebabkan

oleh pajanan zat iritan maupun beracun yang terus-menerus, berulang,

atau tunggal yang menyebabkan kelainan pernapasan akut maupun

kronis (US. Department of Labor , 2009).

Menurut Harrianto (2009), Penyakit Paru Akibat Kerja adalah penyakit

pernafasan baik akut maupun menahun yang diakibatkan oleh pajanan

substansi kimiawi inhalasi di lingkungan kerja. Penting sekali pekerja

memperhatikan berbagai upaya pencegahan penyakit akibat kerja .

Sumber: Azhar, Bayu dkk. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Karyawan Pabrik Triplek Tentang Bahaya Penyakit
Paru Akibat Kerja Dengan Pemakaian Alat Perlindungan Diri. Riau. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Riau.

Sumber: Ahmad Noor Yuhdi dkk. 2014. Penyakit Paru Akibat Kerja. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat
R0215048
Universitas Indonesia. INGGRIT HESTYA ADRIANI
MENGAPA PPAK PERLU
DIKETAHUI ???
Data World Health Organization (WHO) tahun 1999 menunjukkan
bahwa terdapat 1,1 juta kematian oleh penyakit akibat kerja di seluruh
dunia, 5% dari angka tersebut adalah pneumokoniosis.

Di USA penyakit paru akibat kerja merupakan penyakit akibat kerja


NOMER SATU dikaitkan dengan frekuensi, tingkat keparahan dan
kemampuan pencegahannya.

Di Indonesia, penyakit atau gangguan paru akibat kerja yang


disebabkan oleh debu diperkirakan cukup banyak. Hasil pemeriksaan
kapasitas paru yang dilakukan di Balai HIPERKES dan Keselamatan
Kerja Sulawesi Selatan pada tahun 1999 terhadap 200 tenaga kerja di
delapan perusahaan, diperoleh hasil sebesar 45% responden yang
mengalami restrictive (penyempitan paru), 1% responden yang
mengalami obstructive (penyumbatan paruparu), dan 1% responden
mangalami combination (gabungan antara restrictive dan obstructive).
Mengingat banyaknya kasus penyakit paru akibat kerja dan pentingnya
upaya pencegahannya, maka perlu diketahui epidemiologi penyakit
paru akibat kerja.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penyakit Paru Akibat Kerja

1. Jenis Partikel atau Debu 5. Jenis Kelamin


2. Jumlah Partikel dan Lama 6. Status Gizi Individu
Paparan 7. Kebiasaan Merokok
3. Masa Kerja Individu 8. Pemakaian Alat Pelindung
4. Umur Individu Diri

Sumber: Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/57967/4/Chapter%20II.pdf (20 November 2016)


Sumber: Fathmaulida, Anisa. 2013. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengolahan Batu Kapur
di Desa Tamansari Kabupaten Karawang. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25886/1/ANNISA%20FATHMAULIDA-
fkik.pdf (20 November 2016)

R0215050 INTAN SAFITRI


Sumber atau Bahan Penyakit Paru
Akibat Kerja

1. Debu
2. Uap/asam (fumes)
3. Asap (smoke)
4. Gas
5. Asap/uap air (steam)
6. Kabut (Mist)

R0215070 MUNA MAIMUNAH SALSABILA


Diagnosis Penyakit Paru Akibat Kerj
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Medical history
Riwayat Pekerjaan (termasuk paparan)
Riwayat yang berhubungan dengan lingkungan
(paparan)
PHYSICAL EXAM
Keadaan Umum dan Tanda Vital
Tes Klinis

LABORATORY AND OTHER EXAM


Tes Fungsi Paru-paru
X-ray
Biopsy
Sumber: Sumamur. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta : Sagung Seto

R0215070 MUNA MAIMUNAH SALSABILA


JENIS-JENIS
PENYAKIT PARU
AKIBAT KERJA
A. BISINOSIS
Bisinosis, disebut jugabrown lungdisease atauMonday fever,

merupakan penyakit paru kerja yang disebabkan oleh paparan debu

kapas darti suatu lingkungan kerja.

Gejala klinis

Debu kapas dapat menyebabkan iritasi saluran napas dengan

keluhan berupa batuk kering yang awalnya masih dapat hilang

bila pekerja dipindahkan dari tempat berdebu kapas. Gejala lain

adalah rasa berat atau sempit di dada (chest tightness), batuk

dan sesak napas saat hari pertama kembali masuk kerja setelah

istirahat akhir pekan,


Sumber: Soedirman, 2014. Kesehatan Kerja Dalam Prespektif Hiperkes dan Keselamatan
Kerja, Bandung : Erlangga

R0215052 IRENE BYOGANT PERTIWI


Derajat bisinosis
a. Menurut Schilling

b. Menurut WHO
Derajat B 1 Rasa tertekan di dada dan atau sesak napas pada
hari pertama kembali bekerja

Derajat B 2 Rasa tertekan di dada dan atau sesak napas pada


hari pertama kembali bekerja dan pada hari-hari
bekerja selanjutnya

R0215052 IRENE BYOGANT PERTIWI


B. TABAKOSIS
Penyebab Tabakosis yaitu debu tembakau yang dihasilkan
selama proses perajangan dengan bahan baku berupa daun
tembakau. Apabila debu tembakau dihisap oleh tenaga kerja
maka dapat menyebabkan gangguan fungsi paru yang ditandai
dengan penurunan fungsi paru (VC, FVC dan FEV 1).

Debu yang tertimbun dalam paru akan menyebabkan fibrosis


(pengerasan jaringan paru), sehingga dapat menurunkan
kapasitas vital paru.

Pecegahannya
Untuk mengurangi kasus terjadinya tabakosis pada tenaga kerja
di bagian perajangan hendaknya perusahaan mencari alternatif
pemecahan masalah dengan melakukan pemeriksaan exhaust
fan secara berkala dan tenaga kerja hendaknya disiplin dalam
memakai APD

R0215074 NISRINA IZDIHAR H


sumber:http://eprints.undip.ac.id/7416/
C. Pneumokoniosis

International Labour Organization (ILO)


mendefinisikan pneumokoniosis sebagai suatu kelainan
yang terjadi akibat penumpukan debu dalam paru yang
menyebabkan reaksi jaringan terhadap debu tersebut.
Reaksi utama akibat pajanan debu di paru adalah fibrosis
(Susanto, 2011).

Menurut Suma`mur penyakit pneumoconiosis adalah


akumulasi debu dalam paru dan rekasi jaringan paru
terhadap keberadaan debu tersebut. Yang disebabkan
oleh debu mineral pembentuk jarngan parut (silikosis,
antraosilikosis, asbestosis) yang ditandai dengan
perubahan atau kerusakan permanen
Sumber: Sumamur. struktur
2014. Higiene alveoli
Perusahaan .
dan Kesehatan
Kerja. Jakarta : Sagung Seto

R0215054 ISWARA IRSYAD P


Penyebab Pneumoconiosis
Penyebab Pneumokoniosis adalah inhalasi debu
mineral. Pneumokoniosis digunakan untuk menyatakan
berbagai keadaan berikut :
1. Kelainan yang terjadi akibat pajanan debu anorganik
seperti silika (silikosis), asbes (asbestosis) dan timah
(stannosis).
2. Kelainan yang terjadi akibat pekerjaan seperti
pneumokoniosis batubara.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35567/4/chapter%20II.pdf
Sumber: Sumamur. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :
Sagung Seto

R0215054 ISWARA IRSYAD P


ekanisme penimbunan debu dalam paru
Dengan menarik napas, udara yang mengandung debu masuk kedalam
paru, kemudian tertimbun dan mengendap didalam paru.

Besar debu Lokasi


(mikron)
> 10 Saluran Nafas Atas
5-10 Saluran Pernafasan Atas
(hidung sampai trachea)
3-5 Saluran Pernafasan Tengah
(bronchus, bronchiolus)
1-3 Saluran nafas bawah
(bronchiolus terminal, alveolus)
0.1-1 Alveoli
< 0,1 Alveoli dan jaringan interstisial
fiber Interstisial jaringan paru http://repository.usu.ac.id/bi
tstream/123456789/35567/
4/chapter%20II.pdf

R0215058 KHARISMA INDIYANTI


Beberapa mekanisme dapat dikemukakan sebagai sebab
tertimbunnya debu dalam paru :
1. Inertia atau kelembaman
2. Gravitational sedimentation
3. Gerakan Brown (Brownian Diffusion)

Kemudian nasib partikel partikel debu ini sesuai dengan


tempatnya berada dalam paru dan sifat yang dimiliki oleh debu itu
sendiri. Apabila pada permukaan bronkhioli, akan dikembalikan ke
saluran pernafasan atas dan akhirnya digerakkan oleh rambut
rambut yang bergetar kemudian berujung pada batuk. Sedangkan
debu yang berada dalam permukaan alveoli apabila penyusun
debu tersebut memiliki sifat mudah larut dalam air maka akan
larut dan masuk pembuluh darah kapiler alveoli. Apabila penyusun
debu tersebut tidak mudah larut adalam air maka partikel tersebut
dapat memnembus dinding alveoli lalu masuk ke dalam saluran
limfa
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35567/4
/chapter%20II.pdf

R0215058 KHARISMA INDIYANTI


Gejala dan Diagnosis

Gejala
Batuk kering kadang berdahak
Sesak nafas
Kelelahan umum
Berat badan turun

Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan khusus sesuai penyebab
Roentgen radiologis
Fungsi paru
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
35567/4/chapter%20II.pdf

R0215078 PATMASARI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35567/4/chapter
%20II.pdf
d. Jenis Pneumoconiosis
Jenis Debu Pneumokoniosis
Asbes Asbestosis
Silika Silikosis
Batubara Pneumokoniosis Batubara
Besi Siderosis
Berilium Beriliosis
Timah Stanosis
Aluminium Aluminosis
Talk Talkosis
Grafit Pneumokoniosis grafit
Debu antimony Antimony Pneumokoniosis
Debu Mineral Barite Baritosis
Debu Karbon Pneumokoniosis Karbon

Debu Polyvinyl Chloride (PVC) Pneumokoniosis PVC

Debu Bakelite Pneumokoniosis Bakelite


Titanium Oksida Pneumokoniosis Titanium
R0215078 PATMASARI
1. SILIKOSIS
Silikosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan
akibat menghirup debu silika bebas (SiO 2 ), kemudian
mengendap dan menyebabkan peradangan serta
pembentukan jaringan parut pada paru-paru. debu
silikosis ini mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai
4 tahun.

Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi


dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain
dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di
tempat penampang bijih besi, timah putih dan
tambang batubara.
Sumber: ahmad noor yuhdi dkk.2014.Penyakit paru akibat kerja. Universitas
Indonesia.
https://www.academia.edu/10347017/PENYAKIT_PARU_AKIBAT_KERJA?
auto=download
R0215060 KUSNUL KHOTIMAH
Gejala
Silikosis
Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat ringan sedang
dan berat.
Pada tingkat ringan ditandai dengan batuk kering,
pengembangan paru-paru. Pada lansia didapat hyper resonansi
karena emphysema.
Pada tingkat sedang terjadi sesak nafas tidak jarang bronchial,
ronchi terdapat basis paru paru.
Pada tingkat berat terjadi sesak napas mengakibatkan cacat
total, hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung kanan.
Sumber: Darmawan Armaidi. 2013. Penyakit Sistem Respirasi Akibat Kerja. Jambi.
JMJ, Volume 1, Nomor 1, Mei 2013, Hal : 68 - 83. http://online-
journal.unja.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/2691

R0215060 KUSNUL KHOTIMAH


2. ASBESTOSIS
Asbestosis adalah gangguan pada saluran
pernafasan dimana jaringan pada paru-
paru mengalami iritasi akibat terhirupnya
serbuk asbes atau serat asbes, yang
menyebabkan paru-paru menjadi luka.
Menetapnya serbuk asbes didalam paru-
paru ini akan membuat pleura atau
jaringan selaput yang melindungi paru-
paru mengalami penebalan sehingga paru-
paru kehilangan fungsinya untuk
menghirup dan mengeluarkan udara. Gambar Asbestosis
Serat asbes yang terhirup ini lama
kelamaan akan terakumulasi di dalam
paru-paru
Sumber: dan menimbulkan dampak pada
Https/www.penyakitan.com/asbestosis-penyebab-gejala-cara-
mengobati
10 20 tahun kedepannya.
R0215062 LARAS HERASWATI
Gejala Asbestosis
Mengalami sesak nafas, dimana keadaan ini menjadi
gejala awal dari timbulnyapenyakit asbestosis.
Kemampuan untuk menggerakkan tubuh berkurang.
Mengalami batuk.
Merasakan nyeri di bagian dada.
Kuku dan jari-jari tangan mengalami kelainan, yaitu
keadaan di mana ujung jari-jari pada tangan melebar
bentuknya.

Sumber: Https/www.penyakitan.com/asbestosis-penyebab-
gejala-cara-mengobati

R0215062 LARAS HERASWATI


3. BERRILIOSIS
Udara yang tercemar oleh debu logam
berilium, baik yang berupa logam murni,
oksida, sulfat, maupun dalam bentuk
halogenida, dapat menyebabkan penyakit
saluran pernapasan yang disebut beriliosis.
Selain dari itu, pekerja-pekerja yang
banyak menggunakan seng (dalam bentuk
Foto Rongen & Animasi
silikat) dan juga mangan, dapat juga Berilliosis

menyebabkan penyakit beriliosis yang


Sumber: Darmawan,
tertunda atau delayed berryliosis yang Armaidi. 2013. Penyakit
Sistem Respirasi Akibat
disebut juga dengan beriliosis kronis. Kerja. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan.
Universitas Jambi
R0215064 M. TAUFIQURRAHMAN.C.P
Penyebab Beriliosis

Pemaparan berilium terutama terjadi melalui penghirupan


asap atau debu berilium dan kontak langsung melalui kulit
yang terluka. Menghirup berilium (Be) bisa menyebabkan 2
gejala paru-paru, yaitu:
1. Pneumonitis kimia atau beriliosis aku
Pada penyakit berilium akut, logam ini bertindak sebagai
iritan kimia langsung, yang menyebabkan suatu reaksi
peradangan nonspesifik. Dengan semakin meningkatnya
keamanan dalam bidang industri, saat ini penyakit berilium
akut sudah tidak ditemukan.

2. Granulomatosa yang disebut penyakit beriliosis kronis.


Masalah paruparu hanya timbul pada orang yang sensitif
terhadap berillium, yaitu sekitar 2% dari mereka yang
kontak dengan berillium dan gejalanya baru timbul
setelah 10-20 Sumber:
tahun.
http://medicastore.com/penyakit/426/Berilliosis.ht
ml
R0215064 M. TAUFIQURRAHMAN.C.P
Gejala
Kronis
terjadi secara tibatiba, terutama sebagai peradangan paru.
Fungsi paruparu menjadi terganggu. Penderita akan mengalami
batuk, kesulitan dalam bernafas, dan penurunan berat badan
secara tibatiba. Penyakit berilium akut juga bisa mengenai kulit
dan mata. Penyakit berilium bentuk ini sekarang sudah jarang
Akut
ditemukan.
dimana terbentuk jaringan paru yang abnormal dan
pembesaran kelenjar getah bening. Pada gangguan ini, gejala
gejala muncul secara bertahap, biasanya dalam waktu 1020
tahun setelah paparan. Saat dilakukan deteksi dini, penderita
mungkin belum memiliki gejala. Gejalagejala yang bisa terjadi
antara lain : batuk, kesulitan dalam bernafas, penurunan berat
badan, keringat malam, dan kelelahan.
Sumber: Darmawan, Armaidi. 2013. Penyakit Sistem Respirasi
Akibat Kerja. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas
Jambi
Sumber:
http://medicastore.com/penyakit/426/Berilliosis.html

R0215064 M. TAUFIQURRAHMAN.C.P
4. STANNOSIS
Stannosis adalah Sebuah penyakit paru-paru kerja yang
disebabkan oleh endapan timah dioksida dalam jaringan
paru-paru. Ini adalah bahaya dari pertambangan timah.
Pengendapan debu timah oksida pada saluran pernapasan
atas atau bawah. Pasien mungkin mengeluhkan iritasi
mata, hidung, dan membran mukosa lainnya. Dada
pemeriksaan x-ray sering mengungkapkan deposito debu
di paru-paru, tapi ini bentuk pneumokoniosis tidak
menyebabkan cedera paru atau penyakit.
Sumber: http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/stannosis
Riswan Dwi Jatmiko-Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
2016

R0215066 MAULIDA SARI


Penyebab Stannosis
1. Menelan serpihan cat yang mengandung timah hitam Membiarkan
alat logam yang mengandung timah hitam (misalnya peluru,
pemberat tirai, pemberat alat pancing atau perhiasan) tetap berada
dalam lambung atau persendian, dimana secara perlahan timah
hitam akan larut
2. Meminum minuman asam atau memakan makanan asam yang
telah terkontaminasi karena disimpan di dalam alat keramik yang
dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman
berkola, tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
3. Membakar kayu yang dicat dengan cat yang mengandung timah
hitam atau batere di dapur atau perapian Mengkonsumsi obat
tradisional yang mengandung senyawa timah hitam
4. Menggunakan perabotan keramik atau kaca yang dilapisi timah
hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan
R0215066 MAULIDA
5. Minum wiski atau anggur yang SARI
terkontaminasi oleh timah hitam
5. SIDEROSIS
Adalah jenis penyakit paru-paru kerja
(pneumoconiosis) yang disebabkan oleh menghirup
debu atau asap yang mengandung besi atau partikel
oksida besi.
(Biro Statistik Tenaga Kerja)
Sekitar 337.300 pekerjaan di AS adalah tukang las,
pemotong besi, dan tukang solder dengan
pertumbuhan mencapai 50.000 pada tahun 2020.
Tidak ada kasus Siderosis di AS, tetapi sebuah
penelitian yang dilakukan di Polandia menemukan
bahwa Siderosis adalah bentuk paling umum ketiga
dari pneumoconiosis setelah pneumokoniosis debu
batu bara dan silika, dengan tingkat kejadian 0,7 per
100.000 pekerja (Antonini).
Sumber: http://www.mdguidelines.com/siderosis

R021 MIRA DEVIANI. A.S


FAKTOR RESIKO
Pekerjaan welding, foundries, tambang biji besi, powder
hematit mining, pembuatan steel beresiko terpapar debu biji
besi/Fe. Seiring waktu (biasanya 20 tahun atau lebih), paparan
ini menyebabkan akumulasi oksida besi di paru-paru. Memakai
alat pelindung diri yang sesuai adalah kunci untuk melindungi
kesehatan. Sebuah helm las dapat mengurangi paparan
partikel berbahaya sebanyak 71% (Antonini).

Sumber: http://www.mdguidelines.com/siderosis

R0215068 MIRA DEVIANI. A.S


6. TALKOSIS
Talkosis adalah pneumokoniosis oleh karena debu talk yang masuk dan
ditimbun dalam paru serta reaksi jaringan paru terhadapnya.
Biasanya talk merupakan suatu silikat dengan campuran mineral lain
seperti magnesium.
Menghirup debu talk dapat menyebabkan fibrosis peribonkhial dan
perivaskuler.
Gambaran rotgen paru menunjukan emfisema dan fibrosis yang
diameternya lebih daru 1 cm atau disebut bulla.
Penyakit ini banyak terdapat pada pekerja-pekerja tambang talk, tidak
berbahaya.
Pencegahannya :
Gunakan masker Sumber: http: www. Indonesia. digitaljournals.org
Sumamur. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakart
Ventilasi udara tambang yang baik
Pemeriksaan kesehatan secara rutin.
R0215070 MUNA MAIMUNAH SALSABILA
NILAI ABANG BATAS DEBU PENYEBAB
PNEMOKONISIS
JENIS DEBU NAB JENIS DEBU NAB
SILIKA TIMAH (Sn) 2 mg/m3
- Kristobalit 0,05 mg/m3 OKSIDASI BESI 5 mg/m3
- Kwarsa 0,1 mg/m3 (Fe)
- Tridimit 0,05 mg/m3
- Tripoli (kwarsa 0,1 mg/m3 TALK
respirabel) - Tanpa asbes 2 mg/m3
- Mengandung NAB Asbes
BATU BARA 2 mg/m3 asbes
ASBES BARIUM SULFAT 10 mg/m3
- Amosit 0,5 serat/ml
- Krisotil 2 serat/ml GRAFIT 2 mg/m3
- Krosidolit 0,2 serat/ml KAOLIN 2 mg/m3
- Jenis lain 2 serat/ml
MIKA 3 mg/m3
BERILIUM 0,002 mg/m3 BATU SABUN 6 mg/m3
Sumber : Sumamur. 2014. Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung Seto

R0215070 MUNA MAIMUNAH SALSABILA


D. ASMA KERJA

Asma akibat kerja adalah penyakit yang ditandai


dengan adanya obstruksi saluran nafas yang reversible
saluran nafas yang hiperresponsif terhadap berbagai
sebab / kondisi yang berhubungan dengan lingkungan
kerja tertentu dan tidak terhadap rangsangan yang
berasal dari luar tempat kerja .

Sumber: (Baratawidjaja K, Harjono T. Asma Akibat Kerja.Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid II edisi ketiga.Balai Penerbit FKUI Jakarta,2001;33-42)

R0215076 NOVI SETYANINGSIH


Penyebab Asma
Kerja
Bahan Industri atau Pekerjaan

Bahan dengan berat molekul tinggi


Binatang Industri Farmasi
Tanaman Tukang roti
Enzim Industri deterjen
Ikan dan makanan Laut Pengolah makanan laut

Bahan dengan molekul rendah


Diisocyanate
Asam plikatik dari western red cedar Industri kayu
Colophony Industri elektronik
Antibiotik seperti sepalosporin, Pabrik tekstil
penisilin dll. Industri kosmetik
Persulphate salts.

Sumber: (Yeung MC, Malo JL.Aetiological agents in occupational asthma.EurRespir


J.1994;7:346-371.)

R0215076 NOVI SETYANINGSIH


E. Nitrogen oksida (NOx)

Nitrogen dioksida merupakan polutan udara yang


dihasilkan pada proses pembakaran. Oksida nitrogen
mempunyai dua bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu
gas NO2 dan gas NO. Sifat gas NO2 adalah berwarna
dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan
tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan
dan berbau tajam menyengat hidung.
Sifat Racun (toksisitas) gas NO2 empat kali lebih kuat
dari pada toksisitas gas NO. Organ tubuh yang paling
peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru.
Paru-paru yang terkontaminasi oleh gas NO 2 akan
membengkak sehingga penderita sulit bernafas yang
dapat mengakibatkan kematiannya (Fardiaz, 1992)
Sumber : Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta. Kanisius
R0215080 PERMADI DWI WICAKSONO
terpajan NO sampai 2500 ppm akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit,
tetapi jika kemudian diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 46 menit.
pemajanan NO pada kadar tersebut berlangsung selama 12 menit, pengaruhnya
tidak dapat dihilangkan kembali.
Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan dan 90% dari
kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari
).
Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian dalam waktu
29 menit atau kurang.
Pemaparan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit mengakibatkan kesulitan
dalam bernafas.

Sumber : Tugaswati, A. Tri. Jurnal Emisi gas buang bermotor dan dampaknya terhadap
kesehatan Wardhana,Wisnu Arya.2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta. Andi
offset.

R0215080 PERMADI DWI WICAKSONO


F. Kanker Paru atau Mesotelioma yang
Disebabkan Oleh Asbes
Mesothelioma adalah kanker yang cukup langka namun
penyebarannya cepat.
Penyebab Asbes
Dapat terjadi pada Pekerja pertambangan dan
penggilingan krisotil (asbes) yang telah bekerja puluhan tahun
(paparan jangka panjang = 30- 40 tahun)
Mekanisme:
Serat-serat asbes yang dihirup asbestosis menetap
diantara pleura yakni membran tipis yang berfungsi membungkus
paru-paru dan bagian dinding yang berada didalam rongga dada
hingga beberapa tahun dan lama-kelamaan jaringan paru-paru
yang terkena akan bereaksi hingga menebal dan menegang. Hal
ini akan menyebabkan paru-paru tidak mampu mengembang
dengan baik sebagaimana mestinya ketika sedang bernafas
kanker paru Sel-sel kanker menyebabkan penumpukan cairan
antara pleura dan paru-paru dan akan
Sumber: membelah tak terkendali,
http://www.medkes.com/2014/09/hubungan-kanker-
paru-paru-dan-asbes.html
kemudian berekspansi dan merusak jaringan di sekitarnya.
Mesotelioma
R02150 INTAN SAFITRI
Gejala
Sesak napas ketika orang yang terkena bernapas secara
dalam-dalam
Sulit untuk bernapas.
batuk kering, batuk
menurunnnya berat badan
Catatan: gejala kanker paru tergantung pada ganas atau jinaknya
kanker, lokasi kanker dalam paru, luas tidaknya kelainan, jaringan atau
sel yang membentuk kanker, dsb.

Chrysotile
Sumber: http://hariansehat.com/bahaya-asbes-bagi-kesehatan-dan-
pernapasan/
Sumber: Sumamur. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta : Sagung Seto

R0215050 INTAN SAFITRI


G. PENYAKIT PARU DAN SALURAN PERNAFASAN
(BRONKHOPULMONER) DISEBABKAN DEBU
LOGAM KERAS
Logam keras (hard metals) yang dimaksud adalah karbida
logam yang dipadatkan dari tungsten (wolfram) (dengan
campuran sejumlah kecil titanium, tantalun, vanadium,
molebdenum, atau karbida kromiun) yang diikat bersama
oleh kobalt (juga besi dan nikel).
Biasanya pada pekerjaan yang memproduksi perkakas.
Tanda dan gejala :
a. Batuk Sumber: Sumamur. 2014.
Higiene Perusahaan dan
b. Rinitis Kesehatan Kerja. Jakarta :
Sagung Seto
c. Dispea yang mirip asma
d. Dispea pada pengerahan tenaga.
e. Batuk kering
f. Penurunan berat badan
g. Krepitasi paru
Tindakan preventif
a. mengukur dan evaluasi kadar debu udara dengan NAB
tungsten (wolfram) I dan 5 mg/m3 masing-masing untuk
persenyawaan yang mudah dan tidak larut.
b.pemeriksaan kerja sebelum kerja dan pemeriksaan
berkala min 1 th sekali
Pencegahan PPAK
(Penyakit Paru Akibat Kerja
dan
Pengendalian PPAK
1. Pencegahan Primer
Bertujuan agar pekerja terhindar dari pajanan agent
penyebab penyakit yaitu hazard kesehatan paru berupa
partikel/gas/uap.
2. Pencegahan Sekunder
Bertujuan menemukan penyakit sedini mungkin bahkan
sebelum timbul gejala dan melakukan penangan
dengan segera.
3. Pencegahan Tersier
Bertujuan melindungi pekerja yang sudah terkena
Sumber: http://jurnalrespirologi.org/wp-
penyakit paru agar dapat kembali bekerja dan
content/uploads/2012/06/jri-2010-30-4-217.pdf tidak
menjadi cacat.
R0215082 PRISKA ROSALITA KUSWARA
Pengendalian PPAK
Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan prinsip
Hirarki Pengendalian Risiko yang dilakukan oleh bagian
Kesehatan Kerja atau Bagian Higiene Industri atau
analognya.
1. Eliminasi, yaitu meniadakan hazard kesehatan.
2. Substitusi, yaitu menggantikan hazard yang
berbahaya dengan yang tidak atau kurang
berbahaya bagi kesehatan paru pekerja.
3. Engineering, misalnya dengan menggunakan alat
penangkap hazard
Sumber: kesehatan. Contoh : siklon, bag
http://jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/06/jri-
2010-30-4-217.pdf
filter untuk hazard yang berbentuk partikel.
R0215082 PRISKA ROSALITA KUSWARA
4. Administratif, misalnya :
Memberlakukan kriteria fit to work dalam
penempatan pekerja dalam lingkungan kerja yang
mengandung hazard
Memberlakukan SOP
Mengatur rotasi kerja
Membatasi atau mengurangi waktu kerja

5. APD, tujuan dari penggunaan APD yaitu supaya


pekerja yang terpajan hazard kesehatan lingkungan
kerja dapat dikurangi dosis pajanannya. Contoh :
Pekerja yang terpajan gas beracun dapat
menggunakan respirator agar dapat menghirup udara
bersih langsung dari tabung gas dan tidak menghirup
gas yang berasal dari lingkungan kerja.
Sumber: http://jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2012/06/jri-
2010-30-4-217.pdf

R0215082 PRISKA ROSALITA KUSWARA


K AS IH
T ERI MA

Anda mungkin juga menyukai