Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN API DAN KEBAKARAN

Pengertian (Definisi) Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang

terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang

menghasilkan panas dan cahaya. Ilustrasi 3 (tiga) unsur api dapat dilihat

sebagaimana pada gambar segitiga api berikut.

Gambar 1. Segitiga Api


Sumber :www.sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.co.id

Sedangkan pengertian (definisi) Kebakaran ialah nyala api baik kecil

maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang

bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Kebakaran juga

termasuk dalam salah satu kategori kondisi/situasi darurat di lingkungan

Perusahaan baik dari luar maupun dalam lokasi tempat kerja


2

1. Tahap Terjadinya Kebakaran

Kejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan banyak kerugian baik itu

korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut dikarenakan pada

umumnya kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan). Untuk

menghindari kerugian yang dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat

terjadinya (tahap-tahap) kebakaran tersebut. Tahap-tahap kebakaran tersebut

antara lain :

i. Tahap Kebakaran Muncul

a. Reaksi 3 (tiga) unsur api (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar).

b. Dapat padam dengan sendirinya apabila api tidak dapat mencapai tahap

kebakaran selanjutnya.

c. Menentukan tindakan pemadaman atau untuk menyelamatkan diri.

ii. Tahap Kebakaran Tumbuh

a. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.

b. Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di

sekitar api karena panas tinggi).

c. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun kematian

bagi petugas pemadam.

iii. Tahap Kebakaran Puncak

a. Semua bahan mudah terbakar menyala secara keseluruhan.

b. Nyala api paling panas dan yang paling berbahaya bagi siapa saja

yang terperangkap di dalamnya.


3

iv. Tahap Kebakaran Reda (Padam)

a. Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama di antara tahap-

tahap kebakaran lainnya.

b. Penurunan kadar O2 (oksigen) atau bahan mudah terbakar secara

signifikan yang menyebabkan padamnya api (kebakaran).

c. Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi

menimbulkan nyala api baru secara.

d. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat

masuknya pasokan oksigen secara tiba-tiba dari kebakaran ruang

tertutup yang dibuka mendadak saat kebakaran berlangsung).

2. Klasifikasi Kebakaran

Kebakaran diklasifikan (dikelompokkan) berdasarkan sumber penyebab api

yang muncul dalam kejadian kebakaran. Klasifikasi (kelas) kebakaran secara

umum merujuk pada klasifikasi Internasional yaitu klasifikasi (kelas)

kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association) Amerika.

Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam

efektif untuk memadamkan api/kebakaran menurut sumber api/kebakaran

tersebut, serta berguna untuk menentukan tingkat keamanan jenis suatu media

pemadam sebagai media pemadam suatu kelas kebakaran berdasarkan sumber

api/kebakarannya..

Berikut merupakan tabel klasifikasi kebakaran menurut NFPA Amerika :


4

Kelas Kebakaran Pemadam


Air, Uap Air, Pasir,
Kertas, Kain, Plastik, Busa, CO2, Serbuk
Kayu Kimia Kering, Cairan
Padat Non
Kimia
logam

CO2, Serbuk Kimia


Metana, Amoniak, Kering, Busa
Solar
Gas/Uap/Cairan

CO2, Serbuk Kimia


Arus Pendek kering, Uap Air
Listrik

Serbuk Kimia sodium


Aluminium, Klorida, Grafit
Tembaga, Besi, Baja
Logam

Bahan-Bahan
<Belum Diketahui Secara Spesifik>
Radioaktif
Radioaktif

Lemak dan Minyak Cairan Kimia, CO2


Masakan
Bahan Masakan

Tabel 1. Enam (6) Klasifikasi Kebakaran NFPA Amerika


5

3. Bahaya dan Keruugian Akibat Kebakaran

Di antara bahaya-bahaya kebakaran tersebut antara lain ialah :

a. Api (jilatan api yang dapat membakar kulit/tubuh).

b. Suhu panas (dapat menyebabkan hipertermia).

c. Asap (dapat menyebabkan sesak nafas dan mengganggu pengelihatan).

d. Gas-gas beracun (dapat menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan

lainnya).

e. Runtuhan bangunan (dapat menimpa korban yang terjebak di dalamnya

sewaktu-waktu).

f. Ledakan (bahan mudah meledak di sekitar area kebakaran dapat melukai

apa saja di dekatnya).

Di samping bahaya kebakaran di atas, kebakaran juga dapat menimbulkan

kerugian yang diantaranya ialah sebagai berikut :

a. Manusia (korban jiwa pada kejadian kebakaran).

b. Material (nilai bangunan dan aset yang rusak disebabkan kejadian

kebakaran).

c. Lingkungan (flora dan fauna yang musnah karena kejadian kebakaran,

efek termal kebakaran serta peningkatan gas CO2 dan polusi).

d. Ekonomi (kerugian finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis

dampak dari kejadian kebakaran).

e. Sosial (PHK massal dikarenakan kebangkrutan bisnis dampak dari

kejadian kebakaran).
6

B. FAKTOR PENYABAB KEBAKARAN

Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi

dan waktu yang tidak diinginkan dan umumnya bersifat merugikan dan sulit

dikendalikan. Faktor-faktor penyebab terjadinya kebakaran diantaranya ialah :

1. Faktor terjadinya kebakaran karena alam :

a. Petir (misal : sambaran petir pada bahan mudah terbakar).

b. Gempa bumi (misal: gempa bumi yang mengakibatkan terputusnya jalur

gas bahan bakar)

c. Gunung meletus (dikarenakan lava pijar yang panas membakar tumbuhan

kering disekitarnya).

d. Panas matahari (misal : panas matahari yang memantul dari kaca cembung

ke dedaunan kering di sekitarnya).

2. Faktor terjadinya kebakaran karena manusia :

a. Disengaja (pembalakan liar, balas dendam, dan sebagainya).

b. Kelalaian (lupa mematikan tungku pembakaran saat akan meninggalkan

rumah, dan sebagainya).

c. Kurang pengertian (membuang rokok sembarangan, merokok di dekat

tempat pengisian bahan bakar, dan sebagainya).

3. Faktor penyebab kebakaran karena binatang : tikus, kucing dan binatang

peliharaaan lainnya yang berpotensi menimbulkan kebakaran akibat terdapat

sumber api di sekitar rumah tanpa pengawasan, dan sebagainya.


7

C. UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN

Pencegahan kebakaran adalah segala usaha yang dilakukan agar tidak

terjadi penyalaan api yang tidak terkendali. Pencegahan kebakaran mengandung 2

pengertian, yaitu:

a. Penyalaan api belum ada dan usaha pencegahan ditujukan agar tidak terjadi

penyalaan api. Contoh dari tindakan ini adalah dengan memisahkan bahan

mudah terbakar pada ruang khusus,membuat aturan pencegahan kebakaran,

memasang rambu dilarang merokok, dll.

b. Penyalaan api sudah ada dan usaha pencegahan ditujukan agar api tidak

terkendali. Contoh dari tindakan ini adalah mengatur nyala api di dalam

ruang tempa, ketel uap, dapur pemanas, dll.

Pencegahan kebakaran menurut kepmen No.186/Men/1999 adalah

mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja yang

meliputi :

a. Pengendalian setiap bentuk energi.

b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana

evakuasi.

c. Pengendalian penyebaran asap, panas, dan gas.

d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran secara berkala.

e. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi

tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.


8

D. UPAYA PENGENDALIAN KEBAKARAN

Berikut bagaimana cara penanggulangan darurat kebakaran :

Fire Alarm

Fire Alarm dipasang untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin, sehingga

tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera dilakukan. Alarm kebakaran

akan berbunyi bilamana:

1. Ada aktivasi manual alarm (manual break glass atau manual call point)

2. Ada aktivasi dari detektor panas maupun asap

3. Ada aktivasi dari panel/control room

Peringatan Tahap Kedua (Alarm Gedung)

Merupakan tanda dimulainya tindakan evakuasi, setelah memperoleh konfirmasi

akan kondisi kebakaran yang terjadi. Perberlakuan evakuasi harus melalui sistem

pemberitahuan umum

Prosedur bagi Karyawan atau Penghuni Gedung

Saat Melihat Api :

1. TETAP TENANG JANGAN PANIK !

2. Bunyikan alarm dengan menekan tombol manual call point, atau dengan

memecahkan manual break glass dan menekan tombol alarm, sambil teriak

kebakaran-kebakaran.

3. Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut harus

berteriak “kebakaran kebakaran…” untuk menarik perhatian yang lainnya.


9

4. Beritahu Safety Representative melalui telepon darurat atau lewat HP, Pager,

dan sampaikan informasi berikut :identitas pelapor, ukuran /besarnya

kebakaran, lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan

yang telah dilakukan

5. Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) padamkan api dengan

menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat.

6. Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau dipadamkan lakukan evakuasi

segera melalui pintu keluar (EXIT)

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP I :

1. Kunci semua lemari dokumen / file.

2. Berhenti memakai telepon intern & extern.

3. Matikan semua peralatan yang menggunakan listrik.

4. Pindahkan keberadaan benda-benda yang mudah terbakar.

5. Selamatkan dokumen penting.

6. Bersiaga dan siap menanti instruksi / pengumuman dari Fire Commander

maupun Safety Representative.

SAAT MENDENGAR ALARM TAHAP II

1. Berdiri di depan pintu kantor secara teratur, jangan bergerombol dan bersedia

untuk menerima instruksi.

2. Evakuasi akan dipandu oleh petugas evakuasi melalui tangga darurat terdekat

menuju tempat berhimpun di luar gedung.


10

3. Jangan sekali-sekali berhenti atau kembali untuk mengambil barang-barang

milik pribadi yang tertinggal.

4. Tutup semua pintu kantor yang anda tinggalkan (tapi jangan sekali-sekali

mengunci pintu-pintu tersebut) Untuk mencegah meluasnya api dan asap

SAAT EVAKUASI

1. Tetap tenang, Jangan panik !

2. Segera menuju tangga darurat yang terdekat

3. Berjalanlah biasa dengan cepat, JANGAN LARI

4. Lepaskan sepatu dengan hak tinggi

5. Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas kantor/tas tangan

6. Beritahu tamu/pelanggan yang yang kebetulan berada di ruang / lantai

tersebut untuk berevakuasi bersama yang lain.

7. Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat

dengan ambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak

untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan

dengan orang-orang dibelakang anda Bila terpaksa harus menerobos kepulan

asap maka tahanlah napas anda dan cepat menuju pintu darurat kebakaran.

SAAT PENGUNGSIAN DI LUAR GEDUNG

1. Pusat berkumpulnya para pengungsiditentukan ditempat

2. Setiap pengungsi diminta agar senantiasa tertib dan teratur

3. Petugas evakuasi dari setiap kantor agar mencatat karyawan yang menjadi

tanggung jawabnya.
11

4. Apabila ada karyawan yang terluka, harap segara melapor kepada First Aider

atau Petugas Medis untuk mendapatkan pengobatan

5. Jangan kembali kedalam gedung sebelum tanda aman dimumumkan Safety

Representative.

E. LIMA METODE PEMADAMAN API

Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat beberapa metode/cara

berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu diantaranya ialah dengan

metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan bahan mudah terbakar dan

pemutusan rantai reaksi api. Metode prinsip pemadaman api/kebakaran :

a. Pendinginan

Menghilangkan unsur panas dan menggunakan media bahan dasar air.

b. Isolasi

Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2

menyalakan api dan menggunakan media serbuk ataupun busa.

c. Dilusi

1) Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.

2) Menggunakan media gas CO2.

3) Pemisahan Bahan Mudah Terbakar

4) Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.

5) Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.


12

d. Pemutusan Rantai Reaksi

1) Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk

mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.

2) Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang

karena menimbulkan efek rumah kaca).

F. Sarana Proteksi Kebakaran

Dalam menyediakan sarana proteksi kebakaran di suatu tempat, maka

dikenal 2 (dua) istilah yaitu sarana kebakaran aktif dan sarana kebakaran pasif.

Berikut penjelasannya :

Sarana proteksi kebakaran aktif berupa alat ataupun instalasi yang disiapkan

untuk mendeteksi dan atau memadamkan kebakaran. Di antara sarana proteksi

kebakaran aktif antara lain :

a. Detektor Asap, Api maupun Panas.

b. Alarm kebakaran otomatis maupun manual.

c. Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan).

d. Sistem Hidran.

e. Sistem Springkler.

f. Dan sebagainya

Sarana Proteksi Kebakaran Pasif berupa alat, sarana atau metode/cara

mengendalikan asap, panas maupun gas berbahaya apabila terjadi kebakaran. Di

antara sarana proteksi kebakaran pasif antara lain :

a. Sistem Kompartementasi (Pemisahan Bangunan Resiko Kebakaran Tinggi).


13

b. Sarana Evakuasi dan Alat Bantu Evakuasi.

c. Sarana dan Sistem Pengendali Asap dan Api (Fire Damper, Smoke Damper,

Fire Stopping, dsj).

d. Fire Retardant (Sarana Pelambat Api).

e. Dan sebagainya

G. ALAT PEMADAM KEBAKARAN

1. APAR atau Alat Pemadam Api Ringan merupakan alat pemadam kebakaran

yang mudah untuk dibawa dan dapat dioperasikan satu orang. yang

dilengkapi Alat Pengukur Tekanan (Pressure Gauge) yang berfungsi untuk

menunjukkan tekanan pada tabung. Hal tersebut dapat membantu

memudahkan kita untuk dapat mengontrol kinerja dari tabung pemadam.

Untuk ukurannya Alat Pemadam Api Ringan memiliki berat dari 1-9Kg.

Khusus untuk Tabung Pemadam Api berisi Carbon Dioxide memiliki berat 2-

7Kg (Standar). Ada tiga Alat Pemadam Api Ringan seperti:

a. Foam

1) Kelas Kebakaran A – Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)

2) Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)

3) Kelas Kebakaran D – Logam (Magnesium, Misiu)

b. Dry Chemical Powder

1) Kelas Kebakaran A – Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)

2) Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)

3) Kelas Kebakaran C – Benda Gas (Elpiji, Tinner)

4) Kelas Kebakaran E – Electrikal (Dinamo, Motor Listrik)


14

c. CO2 (Carbon Dioxide)

1) Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)

2) Kelas Kebakaran C – Benda Gas (Elpiji, Tinner)

3) Kelas Kebakaran D – Logam (Magnesium, Misiu)

4) Kelas Kebakaran E – Electrikal (Dinamo, Motor Listrik)

2. Alat Pemadam Api Portable merupakan alat pemadam api dapat dengan

mudah dibawa dan dapat dioperasikan oleh satu orang saja. Salah satu

contohnya adalah Fire Stop – Alat Pemadam Api Mini Portable. Alat

Pemadam Api Fire Stop dapat digunakan untuk memadamkan api kecil.

Umumnya Alat Pemadam Api Portable memiliki berat 1-2kg dan hanya dapat

digunakan sekali pakai atau tidak dapat di isi ulang kembali.

3. Thermatic System (System Sprinkler) atau Alat Pemadam Api Thermatic

merupakan Alat Pemadam Api Otomatis. Untuk Thermatic System terpasang

secara modulair yang terdapat di plafon. Pemasangan dan banyaknya modul

dapat disesuaikan dengan ukuran dan kebutuhan ruangan yang akan

dilindungi. Alat Pemadam Api Otomatis ini akan berfungsi jika ada asap atau

adanya api yang menyala dan terdeteksi oleh sensor. Alat Pemadam Api

Otomatis yang terpasang dalam satu ruangan akan berfungsi secara

bersamaan dikarenakan pada ujung sprinkler untuk alat ini sudah dilengkapi

dengan Actuator yang merupakan sistem elektronik. Alat ini memiliki fungsi

sebagai Thermatic yang artinya bila adanya kegagalan fungsi elektronik,

maka akan tetap bekerja dari panas temperatur ± 68°C.


15

4. Trolley merupakan Alat Pemadam Api Berat (APAB) yang memiliki Roda.

Alat Pemadam Api ini dilengkapi Regulator yang berfungsi untuk mengatur

tekanan dari gas CO2/N2. Alat Pemadam Api ini umumnya ditempatkan di

area pengisian bahan bakar. Untuk Tabung Pemadam Api ini memiliki berat

dari 20-80 Kg dan harus dioperasikan oleh 2 orang atau lebih. Khusus bagi

Alat Pemadam Api yang memiliki isi Carbon Dioxide memiliki ukuran berat

dari 9-45Kg (Standar).

5. Hydrant merupakan Alat Pemadam Api yang berfungsi sebagai sumber air untuk
memadamkan api saat terjadinya kebakaran. Umumnya Hydrant terletak di area
tertentu di trotoar. Hydrant memiliki bentuk standar dan memiliki tanda khusus
untuk setiap Hydrant.

Anda mungkin juga menyukai