Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Populasi pekerja di Indonesia meningkat terus, menurut data Biro

Pusat Statistik, jumlah tenaga kerja di Indonesia yang pada tahun 1997 masih

sekitar 89 juta, pada tahun 2000 sudah mencapai lebih dari 95 juta orang

diantaranya 50 % bekerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang

menurut ILO merupakan sektor pekerjaan yang paling beresiko terhadap

kesehatan dan keselamatan pekerja, selain sektor pertambangan.i Petani

merupakan kelompok kerja terbesar di Indonesia. Meski ada kecenderungan

semakin menurun di tiap tahun, namun angkatan kerja yang bekerja pada sektor

pertanian masih berjumlah 42 juta orang atau sekitar 40% dari angkatan kerja

penduduk Indonesia. Banyak wilayah kabupaten di Indonesia yang mengandalkan

pertanian, termasuk perkebunan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam bidang pertanian, pestisida merupakan sarana untuk

membunuh jasad pengganggu tanaman. Laporan Organisasi Pangan PBB (FAO)

(Anonim, 2000) menyatakan bahwa lebih dari 70.000 pestisida beredar di seluruh

dunia dan dipergunakan secara aktif oleh para petani. Sementara itu setiap tahun

sekitar 1.500 pestisida baru menunggu ijin untuk dapat diperdagangkan. Pada

tahun 1990 jumlah pestisida yang telah diijinkan di Indonesia mencapai 600 jenis

(Suharsono, 1996). Sedangkan di tahun 2009 ada 1832 jenis pestisida yang

beredar di Indonesia (Dirjen Tanaman Pangan, 2009).

Dalam beberapa data statistik, negara-negara yang banyak

menggunakan pestisida adalah sebagai berikut Amerika Serikat 45%, Eropa Barat

25%, Jepang 12%, Negara Berkembang lainnya 18%. Senior Expatriate Tech-
Cooperation Aspac Food and Agriculture Organizazition (FAO), Ratno

Soetjiptadie Ph.D, dalam diskusi bertemakan “Produktivitas vs Importasi Beras,

Ada Apa?” yang diadakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan), menjelaskan

sekitar 69 persen tanah Indonesia masuk pada kategori rusak parah yang

disebabkan penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.

Dari hasil penelitian bahwa penggunaan pestisida yang berlebihan

dapat mencemari air dan tanah hingga ditemukan adanya kenaikan kandungan Pb

77,946 mg/Ha dalam tanah setelah ditanami bawang merah. Hasil pemeriksaan

lingkungan di kota Batu mendapatkan 17 dari 20 sampel air dari badan air

(85,0%), semua sampel tanah (20 dari 20 atau 100,0%), dan 3 dari 22 sampel

bahan makanan (13,6%) positif mengandung residu pestisida golongan

organopospat.

Tanaman bawang merah membutuhkan pupuk dan pestisida untuk

tumbuh dan berkembang. Pemakaiannya sudah amat merakyat sehingga pestisida

di pasaran sangat mudah untuk dijumpai. Brebes, yang mempunyai lahan

pertanian bawang 11.000 ha lebih, mempekerjakan ratusan ribu buruh tani. Dalam

jurnal Balai Penelitian Lingkungan Pertanian disebutkan Brebes merupakan

daerah dengan tingkat penggunaan pestisida tertinggi, sedangkan Klaten dan

Grobogan merupakan daerah terendah dalam penggunaan pestisida untuk kategori

daerah sentra produksi padi di Jawa Tengah.

Dinas Pertanian Brebes menyebutkan penggunaan pestisida di

Kabupaten Brebes merupakan yang tertinggi se-Asia Tenggara. Penggunaan


pestisida ini terutama pada tanaman bawang merah.. Sejak lima tahun terakhir

petani di Brebes termasuk paling banyak memakai obat hama untuk bawang.

Anda mungkin juga menyukai