NB: Ohiya, issue sekarang istilah P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) sudah mulai di ubah
menjadi PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat). Kenapa ? saya juga kurang tau pasti, tapi
sepertinya karena situasi gawat darurat yang mengancam nyawa tidak hanya sebatas kecelakaan saja,
tapi jika PPGD sudah mencakup semua situasi gawat darurat seperti seseorang yang terkena serangan
jantung, tersedak, dan lain sebagainya
Memperpanjang Hidup
Mencegah cedera atau sakit menjadi lebih parah atau timbulnya penyakit
baru
Penolong terdekat yang pertama kali tiba di tempat kejadian dan memiliki
kemampuan penanganan kasus gawat darurat, serta terlatih untuk tingkat
dasar disebut MFR (Medical First Responder)
So, artinya orang yang paling berpotensi untuk dapat menolong kita dalam
keadaan darurat adalah orang yang paling dekat dengan kita. Misalkan,
tetangga, yap.. jika terjadi situasi gawat darurat di rumah anda, tidak
mungkin anda akan menunggu dokter atau tenaga medis yang anda panggil
bahkan kerabat baik anda sekalipun tidak dapat berbuat apa-apa karena
tempatnya jauh sementara korban atau keluarga anda berada di dalam
kondisi kritis dan perlu pertolongan segera atau kasus lain misalkan anda
terjatuh, kebakaran, sakit, dan lain sebagainya. Suka tidak suka, tetangga
memiliki peran penting dalam situasi gawat darurat. Terlepas dari orang
tersebut memiliki kualifikasi atau tidak, bantuan tenaga,pikiran dan moril
juga dapat menunjang hidup korban. The point is, jalin lah hubungan yang
baik dengan tetangga yaa, dalam Al-Qur'an pun di atur adab bertetangga
yang baik... hehehe
oh iya..
"loh-loh ? kok keselamatan diri ? bukan korban ?" - Jadi begini, dalam
menolong korban, seorang MFR harus tetap Safety First atau menjaga
keselamatan diri sendiri terlebih dahulu, sebelum menolong usahakan anda
memakai APEDI (Alat Pelindung Diri). INGAT ! : "Semua carian dari tubuh
manusia bersifat menular". Banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui
media cair dari tubuh manusia. Misalkan dari darah : dapat tertular AIDS,
Herpes,dll. Dari Air Liur dapat tertular Hepatitis, dan lain sebagainya. Jangan
sampai seorang MFR yang harusnya menolong tapi malah ditolong atau
bahkan tertular penyakit dari korban atau menulari korban penyakit. In fact,
prioritas keselamatan korban berada di urutan ke 4. "Wah gila lu
ndro..serius prioritas korban di nomor 4 ?!" - Yap.. Prioritas nomor 1 adalah
diri sendiri, kemudian rekan anda di nomor 2, lingkungan atau orang sekitar,
barulah kemudian korban. Karena prinsipnya jangan sampai munculnya
korban tambahan.
2. Menjangkau korban :
Torpedo Bouy
Ring Bouy
4.Meminta bantuan.
Jika kita tidak memiliki kemampuan untuk menangani korban atau untuk
menjangkau korban, JANGAN merasa seperti Superhero ! keselamatan anda
adalah prioritas pertama. Segera meminta bantuan ahli yang tepat.
Definisi tubuh adalah rangkaian sistem yang terdiri dari organ dan struktur
lainnya, secara khusus bekerja pada fungsi-fungsi yang khusus pula.
INGAT ! "Sistem bergantung pada sistem lainnya agar berfungsi
sebagaimana mestinya.
Sistem sirkulasi darah memegang peran penting dalam tubuh kita, walaupun
sistem dan organ lain juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Sistem
sirkulasi ini dijalankan oleh Paru-paru, Jantung, dan Otak.
Sebagai sebuah sistem, Paru-paru, Jantung, dan Otak harus bekerja dengan
baik dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu dari 3 organ tersebut
berhenti bekerja, maka manusia bisa meninggal dalam hitungan menit
karena setiap organ tubuh memerlukan oksigen untuk bekerja sebagaimana
mestinya dalam sebuah sistem, tak terkecuali otak yang sel-sel nya akan
mati jika tidak mendapat pasokan oksigen. Semakin lama otak tidak
mendapat oksigen, semakin banyak sel-sel otak akan mati dan semakin
besar kerusakannya.
Dalam menangani korban yang mengalami henti nadi dan henti nafas,
seorang MFR/Rescuer berpacu dengan waktu. Setiap detik menjadi sangat
berharga dan masalah hidup dan mati bagi korban. Langkah yang tepat
dapat menyelamatkan nyawa korban.
MATI
Serem yaa kalo udah ngebahas tentang Mati, tapi tau gak.. jenis mati sendiri
ada 2
Mati Klinis : Korban dinyatakan Mati Klinis bila pada saat melakukan
pemeriksaan korban, penolong tidak menemukan adanya pernafasan dan
denyut nadi. Yang berarti, sistem pernafasan dan sistem sirkulasi darah
terhenti. Pada beberapa keadaan, penanganan yang baik masih memberikan
kesempatan kedua bagi sistem tersebut untuk berfungsi kembali
(reversible). "Wahh ceritanya bangkit dari kematian ini hihihi.."
CPR / RJP (Resusitasi Jantung Paru) adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang
mengalami henti nadi dan napas karena sebab-sebab tertentu. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam,
terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.
Sebelum melakukan CPR, ada Prinsip-prinsip tindakan darurat yang harus dilakukan oleh seorang MFR, yaitu
DR.CAB.
DR.CAB adalah akronim dari Danger, Response, Chest compressions, Airways, dan Breathing. Sebelumnya AHA
(American Heart Asociation) memakai DR.ABC namun hal tersebut dinilai kurang efisien dan efektif mengingat
betapa berharganya setiap detik yang berlalu saat menyelamatkan korban. Prosdur tersebut diubah pada Tahun
2010 dari A-B-C menjadi C-A-B.
Menurut AHA, pada Prosedur A-B-C, pijatan ke jantung yang menjadi elemen yang paling penting sering tertunda
ketika MFR membuka jalan nafas untuk memberikan bantuan nafas mulut ke mulut, memasang pelindung, dan
mengambil peralatan lainnya. Dengan mengubahnya menjadi C-A-B, pijatan ke jantung akan dilakukan lebih
dahulu dan penundaan pada area ventilasi menjadi minimum. Kebanyakan korban mengalami serangan jantung
tidak mendapatkan prosedur CPR yang benar.
DR. C-A-B
D (Danger/Bahaya) :
Allert : Korban masih sadar penuh dan secara reflek berpindah ke tempat
yang lebih aman setelah ia terjatuh.
Painfull : Korban hanya merespon rasa sakit (Tepukan, Cubitan, dan Tekanan
ke tulang sternum)
Jika korban tidak sadarkan diri, segera minta orang lain untuk memanggil
bantuan dan segera tangani korban.
NB: Jika korban menunjukan gejala-gejala cedera tulang belakang seperti
lebam pada belakang telinga, pupil mata tidak dilatasi, bentuk tubuh tidak
simetris, dan mengalami priapismus pada laki-laki yaitu berdirinya batang
kemaluan korban, JANGAN terlalu banyak menggerakan tubuh korban.
Usahakan melakukan CPR dengan 2 rescuer (untuk melakukan manuver Jaw
Thrust)
Jika korban tidak ada nadi, berarti dara tidak tersirkulasi dan korban bisa
meninggal dalam waktu singkat karena otak tidak menerima pasokan
oksigen. segera lakukan CPR (Cardio Pulmanory Resucitation)/ RJP
(Resusitasi Jantung-Paru). Caranya :
Menentukan titik tekan jantung ada berbagai macam metode, antara lain
dengan cara Mengambil titik tengah dari garis imajiner antara 2 puting susu.
"Eebusett.. lah gimana kalo korban nya ntu nenek-nenek sob ? kan 'susu'
nya turun kemana-mana tuh..bisa-bisa titik imajinernya ada di udel"- Yaa
kalo ada kasus seperti itu, bisa dengan mencari titik temu antara 2 rusuk
paling bawah dan beri jarak 2 jari ke atas, kemudian tekan dengan tumit
tangan... atau kalau gak mau repot, cari aja Sternum atau tulang dada
nya..ciri-ciri tulang nya datar..pasti nemu kok. "Emang musti disitu ya ? kalo
gak pas gapapa kan ?"- Jangan sob, kesalahan penekanan, ente malah
bakal nekan tulang rusuknya, nahh.. kalo tulang rusuk sampe patah, bisa
mencederai organ lain sob..bisa2 jantung atau paru-paru korban malah
bolong.
Chest Compression
2.Kompresi-Ventilasi 30:2.
"Trus, sampe kapan dong saya ngasih CPR ke korban ?"- Sampai penolong
tidak mampu lagi, korban sadar, ada nadi ada nafas, dan petugas yang lebih
ahli datang menangani korban.
Setelah korban ada nadi.. periksa, buka, dan jaga jalan nafas korban untuk
tetap terbuka.
Pada korban yang tidak sadarkan diri, isi perut korban bisa terdorong
kembali dan menutup kerongkongan dinamakan Regugitasi Pasif atau lidah
korban terjatuh ke belakang dan menutup kerongkongannya.
B (Breathing / Pernapasan)
Jika setelah di raba nadi karotisnya korban mengalami ada nadi namun tidak
ada napas, segera berikan Breathing Support/Bollus yaitu pemberian napas
buatan sebanyak 2x. Setelah melakukan Bollus, nafas korban juga belum
ada, segera berikan Rescue Breathing. Prinsipnya sama, yaitu memberikan
napas buatan sebanyak 12 kali dalam 1 menit. Artinya, setiap napas buatan
memiliki jeda 5 detik.
Recovery Position