Anda di halaman 1dari 17

Secara umum,Pengertian 

First Aid atau pertolongan pertama gawat darurat adalah sebuah tindakan


awal yang dilakukan untuk menghadapi kondisi yang membutuhkan tindakan darurat.Diharapkan
dengan adanya pertolongan pertama, dapat menyelamatkan kondisi seseorang dari hal yang lebih fatal
lagi atau hal yang tidak kita inginkan.

NB: Ohiya, issue sekarang istilah P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) sudah mulai di ubah
menjadi PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat). Kenapa ? saya juga kurang tau pasti, tapi
sepertinya karena situasi gawat darurat yang mengancam nyawa tidak hanya sebatas kecelakaan saja,
tapi jika PPGD sudah mencakup semua situasi gawat darurat seperti seseorang yang terkena serangan
jantung, tersedak, dan lain sebagainya

Tujuan First Aid :

Memperpanjang Hidup

Melindungi Korban yang Tidak Sadar

Mencegah cedera atau sakit menjadi lebih parah atau timbulnya penyakit
baru

Membantu pemulihan korban

Penolong terdekat yang pertama kali tiba di tempat kejadian dan memiliki
kemampuan penanganan kasus gawat darurat, serta terlatih untuk tingkat
dasar disebut MFR (Medical First Responder)

So, artinya orang yang paling berpotensi untuk dapat menolong kita dalam
keadaan darurat adalah orang yang paling dekat dengan kita. Misalkan,
tetangga, yap.. jika terjadi situasi gawat darurat di rumah anda, tidak
mungkin anda akan menunggu dokter atau tenaga medis yang anda panggil
bahkan kerabat baik anda sekalipun tidak dapat berbuat apa-apa karena
tempatnya jauh sementara korban atau keluarga anda berada di dalam
kondisi kritis dan perlu pertolongan segera atau kasus lain misalkan anda
terjatuh, kebakaran, sakit, dan lain sebagainya. Suka tidak suka, tetangga
memiliki peran penting dalam situasi gawat darurat. Terlepas dari orang
tersebut memiliki kualifikasi atau tidak, bantuan tenaga,pikiran dan moril
juga dapat menunjang hidup korban. The point is, jalin lah hubungan yang
baik dengan tetangga yaa, dalam Al-Qur'an pun di atur adab bertetangga
yang baik... hehehe

oke lanjut, sampai dimana tadi ? 

oh iya..

Seorang MFR juga memiliki kewajiban :

1. Menjaga keselamatan diri : 

"loh-loh ? kok keselamatan diri ? bukan korban ?" - Jadi begini, dalam
menolong korban, seorang MFR harus tetap Safety First  atau menjaga
keselamatan diri sendiri terlebih dahulu, sebelum menolong usahakan anda
memakai APEDI (Alat Pelindung Diri). INGAT ! : "Semua carian dari tubuh
manusia bersifat menular". Banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui
media cair dari tubuh manusia. Misalkan dari darah : dapat tertular AIDS,
Herpes,dll. Dari Air Liur dapat tertular Hepatitis, dan lain sebagainya. Jangan
sampai seorang MFR yang harusnya menolong tapi malah ditolong atau
bahkan tertular penyakit dari korban atau menulari korban penyakit. In fact,
prioritas keselamatan korban berada di urutan ke 4. "Wah gila lu
ndro..serius prioritas korban di nomor 4 ?!" - Yap.. Prioritas nomor 1 adalah
diri sendiri, kemudian rekan anda di nomor 2, lingkungan atau orang sekitar,
barulah kemudian korban. Karena prinsipnya jangan sampai munculnya
korban tambahan.
2. Menjangkau korban :

Untuk menolong korban, kita harus menjangkaunya. Nah untuk menjangkau


korban ini bukan perkara mudah, bayangkan kalo korban lagi tenggelam,
lalu anda menjangkaunya dengan berenang mendekati korban. Memang
perkara menolong sesama adalah naluri manusia, menurut saya orang
Indonesia memiliki solidaritas yang kuat sekali terhadap sesama. Alhasil,
banyak kasus orang menolong korban tenggelam malah ikut tewas
tenggelam bersama korban. Ada riset mengaatakan, orang yang panik saat
tenggelam, tenaganya menjadi ratusan kali lipat dari kemampuan aslinya,
dan itu berada di bawah alam sadar korban.

Padahal banyak cara untuk menjangkau korban tanpa mendatangi nya,


seperti melempar benda yang dapat mengapung ke arah korban (ring
bouey, torpedo bouey, atau apapun yang memiliki daya apung tinggi),
menjangkau korban dengan benda lain seperti ranting pohon, kayu, bambu,
dan lain sebagainya.

Torpedo Bouy
Ring Bouy

3.Mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.

4.Meminta bantuan.
Jika kita tidak memiliki kemampuan untuk menangani korban atau untuk
menjangkau korban, JANGAN merasa seperti Superhero ! keselamatan anda
adalah prioritas pertama. Segera meminta bantuan ahli yang tepat.

5.Mencatat data-data korban


Maksudnya adalah minta orang lain untuk mencatat keadaan korban, letak
luka, fraktur, dan cedera lain pada korban, hingga tanda-tanda dan gejala
lain pada korban.

6.Berkomunikasi dengan petugas lainnya


Berkomunikasi dengan petugas medis yang telah datang dengan
menyampaikan hasil pengamatan dari korban yang telah anda tangani

7.Mempersiapkan penderita untuk transportasi.

Hubungan antara Otak, Jantung, dan Paru-Paru

Definisi tubuh adalah rangkaian sistem yang terdiri dari organ dan struktur
lainnya, secara khusus bekerja pada fungsi-fungsi yang khusus pula.
INGAT ! "Sistem bergantung pada sistem lainnya agar berfungsi
sebagaimana mestinya.
Sistem sirkulasi darah memegang peran penting dalam tubuh kita, walaupun
sistem dan organ lain juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Sistem
sirkulasi ini dijalankan oleh Paru-paru, Jantung, dan Otak.

Sebagai sebuah sistem, Paru-paru, Jantung, dan Otak harus bekerja dengan
baik dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu dari 3 organ tersebut
berhenti bekerja, maka manusia bisa meninggal dalam hitungan menit
karena setiap organ tubuh memerlukan oksigen untuk bekerja sebagaimana
mestinya dalam sebuah sistem, tak terkecuali otak yang sel-sel nya akan
mati jika tidak mendapat pasokan oksigen. Semakin lama otak tidak
mendapat oksigen, semakin banyak sel-sel otak akan mati dan semakin
besar kerusakannya.

0 - 4 Menit adalah "Golden Period" untuk menyelamatkan nyawa korban. 

6 - 10 Menit kemungkinan terjadi kerusakan otak 50 - 90%

>10 Menit dapat berakibat kematian

Untuk bernapas normal, manusia memerlukan minimal 21% oksigen, Otak


sebagai pusat pengendali tubuh baik sadar maupun dibawah kesadaran,
akan memberikan perintah untuk mengambil udara/oksigen dengan cara
bernafas. Kemudian oksigen masuk ke dalam paru-paru lalu oksigen diikat
oleh sel darah merah dan dibawa ke jantung melalui pembuluh vena
kemudian jantung menyebarkan sel darah merah yang membawa oksigen ke
seluruh tubuh melalui pembuluh arteri dan begitu seterusnya.

Dalam menangani korban yang mengalami henti nadi dan henti nafas,
seorang MFR/Rescuer berpacu dengan waktu. Setiap detik menjadi sangat
berharga dan masalah hidup dan mati bagi korban. Langkah yang tepat
dapat menyelamatkan nyawa korban.

MATI

Serem yaa kalo udah ngebahas tentang Mati, tapi tau gak.. jenis mati sendiri
ada 2

Mati Klinis : Korban dinyatakan Mati Klinis bila pada saat melakukan
pemeriksaan korban, penolong tidak menemukan adanya pernafasan dan
denyut nadi. Yang berarti, sistem pernafasan dan sistem sirkulasi darah
terhenti. Pada beberapa keadaan, penanganan yang baik masih memberikan
kesempatan kedua bagi sistem tersebut untuk berfungsi kembali
(reversible). "Wahh ceritanya bangkit dari kematian ini hihihi.."

Mati Biologis : Mati biologis berarti kematian sel, yaitu karena


terganggunnya pasokan oksigen dan zat makanan ke sel-sel yang menyusun
jaringan tersebut akan mati dan jaringan tersebut akan terganggu. Mati
biologi ini bersifat menetap (irreversible), Tidak akan bisa pulih kembali. :"(

NB : Yang berhak menyatakan seseorang sudah meninggal atau tidak hanya


Dokter. Yang berhak menentukan seseorang meninggal atau hidup hanya
Allah.
Prosedur CPR. ( DR.A-B-C atau DR.C-A-B)

CPR / RJP (Resusitasi Jantung Paru) adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang
mengalami henti nadi dan napas karena sebab-sebab tertentu. CPR sangat dibutuhkan bagi orang tenggelam,
terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya.

Sebelum melakukan CPR, ada Prinsip-prinsip tindakan darurat yang harus dilakukan oleh seorang MFR, yaitu
DR.CAB.

DR.CAB adalah akronim dari Danger, Response, Chest compressions, Airways, dan Breathing. Sebelumnya AHA
(American Heart Asociation) memakai DR.ABC namun hal tersebut dinilai kurang efisien dan efektif mengingat
betapa berharganya setiap detik yang berlalu saat menyelamatkan korban. Prosdur tersebut diubah pada Tahun
2010 dari A-B-C menjadi C-A-B.

Menurut AHA, pada Prosedur A-B-C, pijatan ke jantung yang menjadi elemen yang paling penting sering tertunda
ketika MFR membuka jalan nafas untuk memberikan bantuan nafas mulut ke mulut, memasang pelindung, dan
mengambil peralatan lainnya. Dengan mengubahnya menjadi C-A-B, pijatan ke jantung akan dilakukan lebih
dahulu dan penundaan pada area ventilasi menjadi minimum. Kebanyakan korban mengalami serangan jantung
tidak mendapatkan prosedur CPR yang benar.

DR. C-A-B

D (Danger/Bahaya) : 

Saat menjangkau korban, selalu perhatikan potensi-potensi bahaya yang


dapat membahayakan anda atau rekan anda untuk berjaga-jaga jika ada
bahaya susulan. Jangan sampai menambah korban dan memperparah
kondisi korban. Jika mampu, segera pindahkan korban ke tempat aman. Jika
anda tidak mengenal korban, sebelum menolong, perkenalkan diri anda
terlebih dahulu kepada keluarga korban yang ada di tempat kejadian atau
polisi yang ada di tempat tersebut kemudian meminta izin untuk menangani
korban.
NB: Jika tidak diizinkan JANGAN sekali-sekali nekat menolong korban, karena
MFR harus menciptakan kesan umum dan tidak semua orang menginginkan
keberadaan penolong dan tidak semua orang mengerti prosedur yang
benar. Soalnya begini sob, seorang rescuer yang sukses menyelamatkan
korban hanya mendapatkan rasa bangga dan ucapan terima kasih. Lain
halnya jika korban yang meninggal saat kita tangani yang didapat cuman
bogem mentah dan rasa menyesal, belum lagi kalo keluarga korban
menuntut. Hamsyong dah lu.. ~

R (Response/Tingkat Kesadaran Korban) :

Untuk menilai tingkat kesadaran korban, ada 4 cara yaitu AVPU :

Allert : Korban masih sadar penuh dan secara reflek berpindah ke tempat
yang lebih aman setelah ia terjatuh.

Verbal : Korban hanya dapat mengerti perintah sederhana, teriakan,


berbicara, namun tidak dapat bergerak.

Painfull : Korban hanya merespon rasa sakit (Tepukan, Cubitan, dan Tekanan
ke tulang sternum)

Unresponsive : Korban tidak sadarkan diri

Jika korban tidak sadarkan diri, segera minta orang lain untuk memanggil
bantuan dan segera tangani korban.
NB: Jika korban menunjukan gejala-gejala cedera tulang belakang seperti
lebam pada belakang telinga, pupil mata tidak dilatasi, bentuk tubuh tidak
simetris, dan mengalami priapismus pada laki-laki yaitu berdirinya batang
kemaluan korban, JANGAN terlalu banyak menggerakan tubuh korban.
Usahakan melakukan CPR dengan 2 rescuer (untuk melakukan manuver Jaw
Thrust)

Jaw Thrust Manuver

C (Circulation - Chest Compression)


Jika korban tidak sadarkan diri, langsung periksa denyut nadi Carotis
(Carothid Pulse) korban selama sekitar 5 detik. Denyut nadi ini adalah
denyut nadi yang paling besar terletak di leher, dekat kerongkongan.Oleh
karena itu denyut nadi ini yang paling mudah terdeteksi. 

Jika korban tidak ada nadi, berarti dara tidak tersirkulasi dan korban bisa
meninggal dalam waktu singkat karena otak tidak menerima pasokan
oksigen. segera lakukan CPR (Cardio Pulmanory Resucitation)/ RJP
(Resusitasi Jantung-Paru). Caranya :

1. Menentukan titik tekan jantung : 

Menentukan titik tekan jantung ada berbagai macam metode, antara lain
dengan cara Mengambil titik tengah dari garis imajiner antara 2 puting susu. 

"Eebusett.. lah gimana kalo korban nya ntu nenek-nenek sob ? kan 'susu'
nya turun kemana-mana tuh..bisa-bisa titik imajinernya ada di udel"- Yaa
kalo ada kasus seperti itu, bisa dengan mencari titik temu antara 2 rusuk
paling bawah dan beri jarak 2 jari ke atas, kemudian tekan dengan tumit
tangan... atau kalau gak mau repot, cari aja Sternum atau tulang dada
nya..ciri-ciri tulang nya datar..pasti nemu kok. "Emang musti disitu ya ? kalo
gak pas gapapa kan ?"- Jangan sob, kesalahan penekanan, ente malah
bakal nekan tulang rusuknya, nahh.. kalo tulang rusuk sampe patah, bisa
mencederai organ lain sob..bisa2 jantung atau paru-paru korban malah
bolong. 
Chest Compression

2.Kompresi-Ventilasi 30:2.

Kemudian lakukan gerakan penekanan ke dada sedalam 4-5 cm (untuk orang


dewasa) dengan kecepatan 90-100 kali per-menit sebanyak 30 kali, dan
memberi nafas buatan sebanyak 2 kali. Lakukan sebanyak 5 siklus dalam 2
menit. Hal ini disebut Rasio Kompresi-Ventilasi 30:2  . Penekanan pada dada
korban juga harus benar, lengan harus lurus dan memakai tenaga dari
pundak, bukan lengan. Pemberian nafas bantuan akan dijelaskan pada
langkah B (Breathing)

CPR dengan 1 dan 2 penolong


Setelah 5 siklus, periksa kembali nadi korban. Jika nadi korban masih belum
ada, ulangi langkah CPR.

"Trus, sampe kapan dong saya ngasih CPR ke korban ?"- Sampai penolong
tidak mampu lagi, korban sadar, ada nadi ada nafas, dan petugas yang lebih
ahli datang menangani korban.

Setelah korban ada nadi.. periksa, buka, dan jaga jalan nafas korban untuk
tetap terbuka.

A (Airways / Jalan Napas)

Pada korban yang tidak sadarkan diri, isi perut korban bisa terdorong
kembali dan menutup kerongkongan dinamakan Regugitasi Pasif  atau lidah
korban terjatuh ke belakang dan menutup kerongkongannya.

Cara untuk membebaskan jalan nafas korban adalah dengan sapuan


menggunakan 2 jari ke mulut korban dan  Manuver Head Tilt Chin Lift
(Angkat Dagu Tekan Dahi)  . Kemudian ada Jaw Thrust Manuver untuk
korban cedera tulang belakang yang sudah dijelaskan di atas. Jika ada benda
asing menyangkut, segera angkat dengan penjepit.

Head Tilt Chin Lift

B (Breathing / Pernapasan)
Jika setelah di raba nadi karotisnya korban mengalami ada nadi namun tidak
ada napas, segera berikan Breathing Support/Bollus yaitu pemberian napas
buatan sebanyak 2x. Setelah melakukan Bollus, nafas korban juga belum
ada, segera berikan Rescue Breathing. Prinsipnya sama, yaitu memberikan
napas buatan sebanyak 12 kali dalam 1 menit. Artinya, setiap napas buatan
memiliki jeda 5 detik.

Menggunakan CPR Mask

Tanpa CPR Mask


"Trus bro, cara ngasih napas buatannya gimana ?"- Pemberian napas
buatan dilakukan dengan cara mendongakkan kepala korban dengan
metode membuka jalan napas, kemudian cakup mulut korban dengan bibir
ke bibir hingga bibir korban tertutup oleh bibir ente sob..jangan lupa tutup
hidung korban kemudian tiup hingga dada korban mengembang, trus buka
hidung korban. Ulangi hingga 12 kali dalam 1 menit. INGAT ! jika korban
perempuan, lidah ente gausah dimaenin ya !.

Nah.. kalo dapet korban yang begini hamsyong


lu !
"Saran bagus tuh, ohiya..bukannya kita menghembuskan CO2 atau
Karbondioksida ya ? kok bisa buat nafas buatan?"- Itu bukan saran ! ,jadi
gini sob.. manusia menghirup skitar 21% oksigen dan menghembuskan 16%
Oksigen dan gas lain.. jadi gak murni CO2 yang di hembuskan manusia.
Nahh 16% Oksigen ini yang digunakan untuk merangsang paru-paru untuk
bekerja kembali.
"Gimana kalo korban ada napas tidak ada nadi?- Sob, kalo korbannya
begitu saya saranin ente cepet-cepet lari..saya asumsikan itu bukan
manusia. Karena tidak mungkin ada nafas jika sistem sirkulasi terhenti.
INGAT sistem....

Recovery Position (Posisi Pemulihan)


Setelah korban stabil serta ada nadi dan ada napas juga tidak memiliki cedera
tulang belakang, ubah posisi korban menjadi Recovery Position (Posisi
Pemulihan). Prinsipnya adalah dengan memanfaatkan gaya grafitasi bumi
untuk membebaskan jalan napas dari sumbatan (darah, muntahan, lidah, dan
benda asing lainnya ). Pantau korban setiap 15 menit jika stabil, dan setiap 5
menit jika tidak stabil.

Recovery Position

Kondisi gawat darurat, atau emergency, dapat menimpa kepada siapa


saja. Sekiranya perlu bagi kita memiliki pengetahuan dasar dalam
memberikan pertolongan pertama gawat darurat atau PPGD kepada
korban yang kita temui dimanapun.
Dalam memberikan pertolongan pertama kepada korban, ada kaidah
yang harus kita perhatikan. Agar mudah dalam menghafalnya, dibuat
suatu singkatan dengan istilah DRABC (dokter ABC). Istilah DRABC
masing-masing memiliki pengertian, berikut akan dibahas.
D: Danger (artinya bahaya)
R: Respons (respon dari korban)
A: Airway (jalan napas)
B: Breathing (pernapasan)
C: Circulation (sirkulasi, dalam hal ini peredaran darah apabila)
Perhatikan pada item D, yang menjadi prioritas dalam memberikan
pertolongan pertama adalah bahaya, kita sebagai penolong, harus
memastikan bahwa bahaya yang ada di sekitar korban sudah kita
kendalikan. Dengan mengendalikan bahaya terlebih dahulu, maka
keselamatan kita ataupun korban akan lebih terlindungi.
Yang perlu diperhatikan dalam memberikan pertolongan pertama
adalah pengendalian bahaya. Saya akan ambil ilustrasi, ketika ada
orang yang hilang kesadaran karena tersengat listrik, maka, prinsip
pertolongan yang harus dilakukan pertama kali adalah memastikan
listrik sudah tidak aktif lagi menempel korban. Ketika kita tidak
memastikan bahaya telah dikendalikan, maka potensi kita menjadi
korban dari bahaya yang masih ada tersebut menjadi lebih besar.
Potensi bahaya bisa berupa apa saja yang ada di sekitar tempat
kejadian, seperti potensi bahaya listrik, bahaya hewan berbisa
(ular,dsb), lalu lintas yang ramai, Mungkin jenis bahaya tidak bisa kita
sebutkan satu persatu saking banyaknya, namun yang harus kita
pastikan adalah, kita sudah mengendalikan sumber bahaya yang
kemungkinan akan mengancam diri kita maupun ke si korban.
Itulah item pertama dalam penanganan PPGD kepada korban,
pertolongan lebih lanjut akan saya sharing dalam tulisan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai