Anda di halaman 1dari 34

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI &

FARMASI BOGOR

VALIDASI
METODE KIMIA
FARMASI
ANALISIS

NAMA KELOMPOK :

Andin puspita 19012061


Khoerunisa 19012062
Lusi Kusmawati 19012063
M.Ali zainal 19012038
Timelin Pendahuluan 1

e 2 Deskripsi Validasi
Analisis

Tentang Validasi 3
Analisis

4 Parameter
Validasi

Latihan Soal dan 5


Pembahasan

6 Penutu
p
VALIDASI METODA
ANALISIS
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya. Validasi metode analisis bertujuan untuk mengkonfirmasi
bahwa metode analisis tersebut dapat sesuai untuk peruntukannya (Gandjar, 2007). Validasi
metode anlisis juga merupakan proses yang dilakukan melalui percobaan laboratorium dimana
karakteristik dari suatu prosedur memenuhi persyaratan untuk aplikasi analisis (USP XXXVII, 2014).
Validasi metode merupakan proses utnuk memastikan bahwa prosedur yang memnuhi standar
reliabilitas, akurasi, preisis sesuai tujuan yang diharapkan (Ahuja dan Dong, 2005). Validasi
metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan
pada kisaran analit yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2014). Menurut Harmita pada
Tahun 2004, validasi metode analisis adalah suatu tindakan parameter tertentu, bersasarkan
percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan
dalam penggunaannya.
Suatu metode analisis harus divalidasi untuk memastikan bahwa parameter kerjanya
cukup mampu untuk mengatasi problem analisis, karenanya suatu metode harus
divalidasi ketika :

Metode yang sudah baku direvisi


Metode baru Penjaminan mutu yang
untuk menyesuaikan
dikembangkan untuk mengindikasikan bahwa
perkembangan atau karena
mengatasi masalah metode baku telah
munculnya suatu masalah yang
analisis tertentu. berubah seiring dengan
mengarahkan bahwa metode
berjalannya waktu.
baku tersebut harus direvisi.

Metode baku yang digunakan di Untuk mendemonstrasikan


laboratorium yang berbeda, kesetaraan antara dua
dikerjakan oleh analis yang metode seperti metode
berbeda, atau dikerjakan dengan baru dan metode baku.
alat yang berbeda.
METODE-METODE ANALIS IS
BERDAS ARKAN US P XXXVII TAHUN 2014

KATEGORI I KATEGORI II KATEGORI III KATEGORI IV

Merupakan prosedur analisis Merupakan prosedur analisis Merupakan prosedur analisis Uji
untuk mengkuantifikasi untuk menentukan cemaran untuk menentukan performa identifikasi.
komponen utama atau bahan (impurities) atau senyawa hasil karakteristik (contoh :
aktif (termasuk pengawet) degradasi pada produk akhir disolusi, pelepasan obat).
pada produk farmasi. farmasi. Metode ini meliputi
perhitungan kembali secara
kuantitatif dan uji batas.
DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK
UJI VALIDASI
(USP XXXVII, 2014).
PROSEDUR DAN PARAMETER
VALIDASI
Prosedur analisis yang harus divalidasi meliputi beberapa jenis pengujian, yaitu
adanya pengotor, uji limit untuk mengendalikan keberadaan pengotor, serta uji
kuantitatif komponen aktif atau komponen lain dalam produk obat – obatan.
Selain itu, terdapat 8 parameter validasi metode analisis yaitu spesifitas, presisi
atau ketelitian, akurasi atau ketepatan, linieritas, kisaran, limit deteksi, limit
kuantitas dan ketangguhan. Pemilihan parameter yang akan diuji tergantung dari
jenis dan metode pengujian yang akan divalidasi (Chan, 2004).

Parameter ini berkaitan dengan sejauh mana zat lain mengganggu identifikasi
atau analisis kuantifikasi analit. Ukuran dari kemampuan metode untuk
mengidentifikasi atau mengukur analit. Kehadiran zat lain baik endogen maupun
eksogen, dalam sampel matriks dibawah kondisi yang dinyatakan metode ini.
Kekhusussan ditentukan dengan menambahakan bahan – bahan yang mungkin
dihadapi didalam sampel. Misalnya, tes spesifitas metode imunologi untuk
specimen biologi dapat berpotensi zat bereaksi mengganggu zat yang dapat
menghambat atau menutupi warna reaksi; metode kromatografi untuk
penentuan konsentrasi obat penyalahgunaan dalam sampel klinis harus bebas
dari gangguan dariyang diharapkan bersamaan diberikan obat terapi. Spesifitas
adalah tergantung konsentrasi dan harus ditentukan pada akhir rendah dari
kisaran kalibrasi. Untuk memenuhi tujuan metode dan memeastikan bahwa efek
dari kotoran, zat bereaksi silang, yang mungkin ada dalam matriks diketahui
(Riyanto, 2014).
PARAMETER PENAMPILAN
ANALISIS
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan
dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya.

Spesifitas Presi Akuras Linierita


si i s

Limit deteksi Stabilita Robustness


dan Limit s (Ketahana
kuantitas
n)
Spesifitas/ Pengertia
n
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah
kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja
secara cermat dan seksama dengan adanya komponen

Selektivita
Spesifitas merupakan kemampuan untuk
mengukur analit yang dituju secara tepat dengan
lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.

s adanya komponen – komponen lain dalam


matriks sampel seperti ketidakmurnian, produk
Tentang Spesifitas
Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat
degradasi, dan komponen matriks (USP XXXVII, penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan
2014). terhadap sampel yang mengandung bahan yang
ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis,
senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil
analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang
ditambahkan.
Dalam teknik kromatografi, selektivitas dapat dibuktikan
dengan pemisahan yang baik antara analit dengan
komponenyang lain. Bukti dari persyaratan ini didapatkan
resolusi analit dari komponen lain lebih besar dari 1,5 –
2,0. Untuk mengetahui adanya koelusi dari substansi yang
lain, kemurnian peak analit juga dapat ditentukan.
SPESIFITAS / SELEKTIVITAS
UJI VALIDASI

CARA CARA
PENENTUAN KERJ A
Selektivitas metode ditentukan dengan Untuk uji selektifitas maka zat yang akan diuji harus
membandingka hasil analisis sampel yang ditentuka dulu panjang gelombang maksimum.
mengandung
n cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, Selanjutnya dibuat larutan baku, larutan uji dan
senyawa asing lainnya atau pembawa larutan blanko.
plasebo dengan analisis
hasil sampel tanpa
bahan-bahan penambahan tadi
Penyimpangan hasil jika ada merupakan
(penjelasan selisih dari
di atas).
hasil uji keduanya. Jika cemaran dan hasil urai tidak
dapat diidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka
selektivitas dapat ditunjukkan dengan cara
menganalisi sampel yang mengandung
atau
s hasil uji urai dengan metode yang hendak diuji
cemaran
lalu dibandingkan dengan metode untu
pengujian kemurnian
lain k
kelarutan fase, dan Differential
seperti Scanning Calorimetry.
analisi
Derajat kesesuaian kedua hasil analisis tersebut s
merupakan ukuran selektivitas. Pada metode analisis
kromatografi,
yang melibatkan kromatografi, selektivitas ditentukan
melalui perhitungan daya resolusinya (Rs).
Presisi / Pengertia
n
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat

Keseksamaa
kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran
hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara
berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran

n
yang homogen.
Presisi adalah ukuran kedekatan hasil analisis
diperoleh dari serangkaian pengukuran
ulangan dari ukuran yang sama. Hal Tentang
ini mencerminkan
keselahan acak yang terjadi dalam sebuah Presisi dibag menjadi tiga yait
keterulangan i
(repeatability), kategori
presisi antara u
(intermediat
metode. Dua set diterima secara umum kondisi di Penentuan presisi
precision), dan ketertiruan (reproducibilit
dapat e
mana presisi diukur adalah kondisi berulang
y).
merupakan ketepatan yang ditentukan Keterulanga
pada laboratorium yang
dan
reproduksi. Presisi biasanya diukur sebagai sama oleh satu analis serta menggunakan peralatan n
koefisien variasi atau deviasi standar relative dari dan
dilakukan pada hari yang sama. Presisi antara merupakan
hasil analisis yang diperoleh dari ketepatan pada kondisi percobaan pada laboratorium yang
sama oleh analis, peralatan, reagen, dan kolom yang berbeda.
independen
disiapkan standar control kualitas (Riyanto, Ketertiruan mempresentasikan presisi hasil yang dapat
2014) dilakukan
pada tempat percobaan yang lain dengan tujuan untuk
memverifikasi bahwa metode akan menghasilkan hasil yang
sama pada fasilitas tempat yang berbeda (Yuwono dan
Indrayanto, 2005). Presisi antara dilakukan pada laboratorium
yang sama dengan operator, peralatan dan hari yang berbeda
( Zaheer,2011)
DOKUMENTA
SI PRESISI

Dokumentasi presisi seharusnya mencakup simpangan baku, standar deviasi relatif (RSD) atau
koefisien variasi (KV), dan kisaran kepercayaan. Presisi seringkali diekspresikan dengan standar
deviasi (SD) atau standar deviasi relatif (RSD) dari serangkaian data.

Rumus SD (Standar Deviasi) :

X merupakan nilai dari masing-masing pengukuran; X merupakan rata-rata (mean) dari pengukuran; N
merupakan frekuensi penetapan; dan (N-1) merupakan derajat kebebasan.

Rumus RSD (Standar Deviasi Relatif) :

Dalam validasi metode analisis untuk validasi pembersihan pada parameter presisi digunakan enam
replikasi pada konsentrasi 10 kali LOQ dengan kriteria penerimaan RSD tidak lebih dari 20% (Ahuja dan
Dong, 2005).
RENTANG M AK S I M UM
UJI VALIDASI
(PerhitunganPRESISI
dibuat berdasarkan atas kepercayaan 99%).

Karena metode presisi adalah fungsi penetapan kadar pada rentang yang dapat diterima menurut Debesis et.
al. pada analisa menggunakan metode HPLC akan digunakan ketentuan presisi berikut
Akurasi / Pengertian
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil

Kecermata
analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan
sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang
ditambahkan.
Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat

n
sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu untuk
Akurasi adalah ukuran yang menujukan derajat
mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara
kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan peralatan
sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik,
persen
perolehan kembali (recovery) anali yan pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai
prosedur.
ditambahkan.Kecermatan t g
hasil
tergantung analissistematik
dengan sebaran galat sanga
t
didalam keseluruhan tahapan analisis (Gandjar, Tentang Akurasi
2007). Akurasi merupakan ketepatan metode analisis atau kedekatan antara
nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai
sebenarnaya, atau nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya
analit yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan
melakukan spiking pada suatu sampel. Untuk pengujian senyawa obat,
akurasi diperbolehkan dengan membandingkan hasil pengukuran
dengan bahan rujukan standar (Gandjar dan Rohman, 2014)
METODE MENENTUKAN AKURASI
Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan akurasi suatu metode analisis
yaitu:

Membandingkan hasil Uji perolehankembali Penambahan baku pada


analisis dengan CRM atau perolehan kembali matriks sampel yang
(certified refrence dengan memasukkan mengandung analit
material) dari organisasi analit ke dalam matriks (standard
internasional. blanko (spiked placebo). additionmethod)

Pada metode pembersihan, untuk membuktikan bahwa prosedur yang digunakan adalah akurat maka sejumlah analit diletakkan pada permukaan dengan jumlah dan
kadar yang diketahui, lalu dikeringkan, serta yang terakhiradalah membersihkan permukaan dengan menggunakan cara usap ataupun cara bilas untuk membuktikan bahwa
kedua cara tersebut dapat memindahkan residu analit pada permukaan(Ahuja dan Dong, 2005).Akurasi pada validasi metode analisis untuk validasi pembersihan
dilakukan dengan pengumpulan data dari tiga konsentrasi dengan tiga kali replikasi dengan rentang LOQ hingga 20 kali LOQ dengan kriteria penerimaan rata-rata
perolehan kembali untuk masing- masing replikasi adalah 50%-150% (Ahuja dan Dong, 2005).
CARA PENENTUAN AKURASI
UJI VALIDASI

Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu : Dalam kedua metode tersebut, persen peroleh
a. Metode simulasi (spiked-placebo recovery) kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang
Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni diperoleh dengan hasil yang sebenarnya. % Perolehan
(senyawa pembanding kimia CRM atau SRM) kembali dapat ditentukan dengan cara membuat
ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sampel plasebo (eksepien obat, cairan biologis)
sediaan farmasi (plasebo) lalu campuran tersebut kemudian ditambah analit dengan konsentrasi
dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar tertentu (biasanya 80% sampai 120% dari kadar analit
analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya). yang diperkirakan), kemudian dianalisis dengan
b. Metode penambahan baku (standard addition metode yang akan divalidasi.
method).
Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis
lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa
ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan
dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan
dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang
diharapkan).
CARA PENENTUAN AKURASI
UJI VALIDASI

Kriteria kecermatan sangat tergantung kepada konsentrasi analit dalam matriks sampel dan pada keseksamaan metode
(RSD). Vanderwielen, dkk menyatakan bahwa selisih kadar pada berbagai penentuan (Xd) harus 5% atau kurang pada
setiap konsentrasi analit pada mana prosedur dilakukan. Harga rata-rata selisih secara statistik harus 1,5% atau kurang.
Kriteria tersebut dinyatakan secara matematik sebagai berikut:

Kadar analit dalam metode penambahan baku dapat dihitung sebagai berikut:

Keterangan :
Keterangan : C = kadar analit dalam
Xi = hasil analisis = kadar analit yang ditambahkan pada sampel
Ssampel
X0 = hasil yang sebenarnya R1 = respon yang diberikan sampel
I = nilai t pada tabel t’ student pada atas 95% R2 = respon yang diberikan campuran
S=simpangan baku relatif dari semua sampel dengan tambahan analit
pengujian n = jumlah sampel yang dianalisis
Linierita Pengertian

s
Linearitas kemampuan metode analisis yang memberikan
Linieritas menunjukkan kemampuan suatu metode adalah
respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi
analisis untuk memperoleh hasil pengujian yang sesuai matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam
dengan konsentrasi analit yang terdapat pada sampel sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan
tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan
pada kisaran konsentrasi tertentu. Sedangkan rentang
kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima.
metode pernyataan batas terendah dan tertinggi analit
yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan
Tentang
kecermatan, keseksamaan dan linieritas yang dapat
diterima. Rentang dapat dilakukan dengan cara
Linearitas
Linieritas dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada
konsentrasi yang berbeda – beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses
membuat kurva kalibrasi dari beberapa set larutan dengan metode kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai
standart yang telah diketahui konsentrasinya (Ermer kemiringan (slope), intersep, dan koefisien korelasinya (G andjar dan
dan Miller, 2005). Rohman, 2014). Linieritas dapat dilihat melalui kurva kalibrasi yang
menunjukkan hubungan antara respon dengan konsentrasi analit pada
beberapa seri larutan baku. Dari kurva kalibrasi ini kemudian akan
ditemukan regresi linearnya yang berupa persamaan y=bx+a, dimana x
adalah konsentrasi, y adalah respon, a adalah intersep y yang sebenarnya
dan b adalah slope yang sebenarnya. Tujuan dari dibuatnya regresi ini
adalah untuk menentukan estimasi terbaik untuk slope dan intersep y
sehingga akan mengurangi residual error, yaitu perbedaan nilai hasil
percobaan dengan nilai yang diprediksi melalui persamaan regresi linear
(Harvey, 2000)
LINEARITA
S
Linieritas dalam validasi metode analisis untuk validasi pembersihan konsentrasi dengan rentang LOQ hingga 20
kali LOQ dimana kriteria penerimannya r ≥ 0,98 (Ahuja dan Dong, 2005). Untuk evaluasi dari garis kalibrasi
linier, beberapa parameter dapat digunakan, seperti relative process standard deviation value (Vxo), Mendel
test, nilai Xp, plot faktor respon terhadap konsentrasi, plot residual, atau analysis of variance (ANOVA) Kriteria
penerimaannya untuk linieritas adalah nilai Vxo tidak lebih dari 5% (<5%), dan intersep tidak signifikan berbeda
dengan angka nol (p>0,05). Menurut Kromidas, nilai intersep maksimum adalah sekitar 2-5% dari konsentrasi
target dan RSD maksimum dari respon faktor adalah 2,5%. Penggunaan parameter koefisien korelasi (r), tidak
direkomendasikan untuk digunakan sendiri untuk mengukur linieritas. Koefisien korelasi mendiskripsikan hubungan
antara duaparameter acak, dan tidak menunjukkan hubungan untuk kalibrasi analitis. Koefisien korelasi tidak
menunjukkan linieritas, kecuali jika r>0,999. Jika r <0,999, parameter linieritas lain seperti nilai Vxo, Xp, tes linier
ANOVA, dan lain-lain harus dihitung (Yuwonodan Indrayanto, 2005). Kisaran (range) adalah konsentrasi terendah
dan tertinggi yang mana suatu metode analisis menunjukkan akurasi, presisi dan linieritas yang mencukupi
(Gandjar dan Rohman, 2014).
C A R A P E N E N T U A N LINEARITAS
UJI VALIDASI

Sebagai parameter adanya hubungan linier digunakan koefisien


korelasi r pada analisis regresi linier Y = a + bX. Hubungan linier yang
ideal dicapai jika nilai b = 0 dan r = +1 atau –1 bergantung pada
arah garis. Sedangkan nilai a menunjukkan kepekaan analisis
terutama instrumen yang digunakan. Parameter lain yang harus
dihitung adalah simpangan baku residual (Sy). Dengan
menggunakan kalkulator atau perangkat lunak komputer, semua
perhitungan matematik tersebut dapat diukur.
Limit Deteksi dan Limit Kuantitas

Limitdeteksi didefinisikan sebagai Limit kuantitas adalah jumlah analit terkecil dalam
konsentrasi analit terendah yang masih sampel
yang dapat ditentukan secara kuantitatif pada tingkat
dapat dapat
selalu dideteksi meskipun Sedangkan
dikuantifikasi. tidak batas ketelitian dan ketepatan yang baik. Limit kuantitas
kuantifikasi didefinisikan konsentrasi analit merupakan parameter pengujian kuantitatif untuk
sebagai dalam sampel yang dapat ditentukan
terendah konsentrasi
analit yang rendah dalam matriks yang kompleks dan
dengan presisi dan akurasi pada kondisi analisis yang digunakan untuk menentukan adanya pengotor atau
digunakan (Yuwono dan Indrayanto, 2005). degradasi produk. Limit deteksi dan limit kuantitasi
Limit deteksi merupakan jumlah atau konsentrasi dihitung dari rerata kemiringan garis dan simpangan baku
intersep kurva standar yang diperoleh (ICH, 2005).
terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi,
namun tidak perlu diukur sesuai dengan nilai
sebenarnya.

Terdapat beberapa metode dalam menentukan LOD dan LOQ untuk metode HPLC. Metode yang sering digunakan adalah
menentukan kadar sampel yang menghasilkan rasio signal-to-noise 2:1 atau 3:1 untuk LOD dan 10:1 untuk LOQ. Cara yang lain
adalah menentukan LOD dan LOQ dengan standar deviasi dari respon dengan rumus LOD = 3.3(SD/S) dan LOQ = 10(SD/S) dimana SD
adalah standar deviasi dari bank, standar deviasi residual dari kurva kalibrasi, dan standar deviasi dari y-intersep dari kurva
kalibrasi dan S adalah slope dari kurva kalibrasi (Ahuja dan Dong, 2005)
Cara Penentuan Limit Deteksi dan Limit
Kuantitas
Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda Batas deteksi dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik
tergantung pada metode analisis itu menggunakan melalui garis regresi linier dari kurva kalibrasi. Nilai
instrumen atau tidak. Pada analisis yang tidak pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan
menggunakan instrumen batas tersebut ditentukan garis linier y = a + bx, sedangkan simpangan baku blanko
dengan mendeteksi analit dalam sampel pada sama dengan simpangan baku residual (Sy/ x.)
pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas
deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon a. Batas deteksi (Q) Karena k = 3 atau 10. Simpangan
blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku baku (Sb) = Sy/ x, maka :
respon blangko dan formula di bawah ini dapat
digunakan untuk perhitungan :
b. Batas kuantitasi
Keterangan :
(Q)
Q = LOD (batas deteksi) atau LOQ (batas kuantitasi)
k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas
kuantitasi Sb = simpangan baku respon analitik
dari blangko
Sl = arah garis linear (kepekaan arah) dari kurva
antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada
persamaan garis y = a+bx)
Limit Deteksi dan Limit
Kuantitas

Contoh kromatogram menunjukkan cara menentukan limit deteksi dan limit kuantifikasi (Ahuja dan Dong,
2005)
Stabilitas
Untuk memperoleh hasil-hasil analisis yang reprodusibel dan reliabel, maka sampel, reagen, dan baku
yang digunakan harus stabil pada waktu tertentu(misalkan 1 hari, 1 minggu,1 bulan, atau tergantung
kebutuhan(Gandjar dan Rohman,2014). Stabilitas merupakantahap prevalidasi yang penting untuk
menunjukkan stabilitas yang cukup selama jangka waktu analisis (Yuwono dan Indrayanto, 2005). Variasi
area puncak analit harus berkisar ±1-2% bila dibandingkan dengan area puncak awal (Indrayanto, 2011).
Menurut USP XXXVII, 2014 rentang kriteria penerimaan stabilitas larutan standar yaitu antara 98%-102%
dibandingkan dengan hasil analisis awal larutan.
Robustness
(Ketahana Tentang Ketahanan

n)
Ketahanan dievaluasi dengan melakukan evaluasi
Robustness dari suatu metode analisis dapat
parameter-paremeter metode seperti presentase
diartikan sebagai pengukuran kapabilitas dari pelarut organik (±2 sampai 5%), pH (sampai ±0,5 unit
suatu metode untuk tetap tidak terpengaruhi pH) , suhu (±1-5˚C) dan sebagainya. Kromatogram yang
oleh adanya variasi parameter metode yang representatif harus disiapkan untuk menunjukkan
kecil (Yuwono dan Indrayanto, 2005). Menurut pengaruh-pengaruh variabel yang diukur dibadingkan
USP XXXVII tahun 2014, robustness dalam dengan kondisi normal (Gandjar dan Rohman, 2014).
Berdasarkan ICH, 2005 dalam melakukan evaluasi
prosedur analisis merupakan pengukuran robustness dapat ditunjukkan dengan serangkaian
kemampuan metode untuk tidak terpengaruh parameteruji kesesuain sistem. Uji kesesuaian sistem
oleh variasi kecil tetapi disengaja dalam dilakukan untuk menunjukkan bahwa sistem
parameter procedural yang tercantum dalam kromatografi memadai untuk dilakukananalisis (USP
dokumentasi prosedur dan memberikan XXXVII, 2014). Parameter dari uji kesesuaian sistem
diantaranya adalah RSD area puncakdari lima kali
indikasi kesesuaian selama penggunaan replikasi penyuntikan <2%,faktor ikutanpuncak (tailing
normal. factor) <2.0,jumlah plat teoritis> 2000 (Moffatet al,
2011; Cazes, 2004).
SOAL LATIHAN
VALIDASI METODE KIMIA
FARMASI ANALISIS
Soal
:
DIKETAHUI :
Perolehan kembali Analit
Dianggap bobot tiap tablet 175 mg.
Penimbangan 20 tablet : 20 x 175 mg = 3500 mg
Komposisi tablet tdd :
Zat aktif : 20 x 7,5 mg = 150 mg
Berat zat tambahan : 3500 mg – 150 mg = 3350 mg
Penimbangan serbuk plasebo: 3.364,791 mg ditambahkan dengan Meloksikam:
151,043 mg = 3.515,834 mg Meloksikam yg ditambahkan: 151,043 x 99,34% =
150,046 mg

DITANYAKAN :
TENTUKAN PENIMBANGAN BAKU DARI PEROLEHAN KEMBALI 80, 100 DAN 120 % !
PEMBAHASAN
:Perbandingan yang digunakan untuk spike placebo : baku yang ditambahkan = 70:30
Perolehan kembali 80% = 80% x 4 mg = 3,2 mg
Terdiri dari serbuk plasebo = 70/100 x 3,2 mg = 2,24 mg %
- Penimbangan setara 2,24 mg serbuk plasebo = 2,24/150,05 x 3515,83 mg = 52,49 mg %
- Baku = 30/100 x 3,2 mg = 0,96 mg
Penimbangan baku : 9,664 mg x 99,34 % = 0,96 mg, larutkan dalam metanol 20 ml. Pipet 2 ml
untuk sekali penambahan sebagai baku.

Rec 100% = 100% x 4 mg = 4 mg


Terdiri dari serbuk plasebo = 70/100 x 4 mg = 2,80 mg %
- Penimbangan setara 2,8 mg serbuk plasebo = 2,80 /150,05 x 3515,83 mg = 65,608 mg %
- Baku = 30/100 x 4 mg = 1,2 mg
Penimbangan baku : 24,315 mg x 99,34 % = 24,1545 mg, larutkan dalam metanol 100 ml
metanol. Pipet 5 ml untuk sekali penambahan sebagai baku.
PEMBAHASAN
:Rec 120% = 120% x 4 mg = 4,8 mg
Terdiri dari serbuk plasebo = 70/100 x 4,8 mg = 3,36 mg %
- Penimbangan setara 3,36 mg serbuk plasebo = 3,36 /150,05 x 3515,83 mg = 78,73
mg
- Baku = 30/100 x 4,8 mg = 1,44 mg
Penimbangan baku : 30,128 mg x 99,34 % = 29,929 mg, larutkan dalam metanol
100 ml metanol. Pipet 5 ml untuk sekali penambahan sebagai baku.
Soal
:DIKETAHUI :
Perhatikan Tabel Hasil pengukuran Kurva Kalibrasi Meloksikam berikut!

DITANYAKAN :
TENTUKAN LOD dan LOQ!
PEMBAHASAN
Y: didapat dari pers regresi, misalnya:
X = 15,82 maka
y = 26569,95 x – 3282,9347 = 417053,67

Variasi variabel respon (y), didapat dari data-data yang dekat dengan garis
regresi
DAFTAR
PUSTAKA

Harmita. 2004. PETUNJUK PELAKSANAAN VALIDASI METODE DAN CARA


PERHITUNGANNYA. Majalah Ilmu Kefarmasian. Diunduh dari :
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=501916&val=10296&title=PETUNJUK%20PELAKSANAAN%20VALIDASI
%20METODE%20DAN%20CARA%20PERHITUNGANNYA (25/10/2021)

Wira Adin, 2015. VALIDASI METODE ANALISIS ERDOSTEIN SECARA KCKT YANG
DIGUNAKAN PADA VALIDASI PEMBERSIHAN PERALATAN PRODUKSI DENGAN CARA
USAP. Universitas Airlangga. Diunduh dari : http://repository.unair.ac.id/10287/
(25/10/2021)
Thank you for
your
attention.
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai