Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) di RS

Dosen Pengampu :

Ns. Deasty Nurmaguphita, M.Kep.,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :

1. Siti Nur Alfiah (1610201029)


2. Finy Nur Annisafitri (1610201030)
3. Bekti Saputri (1610201031)
4. Meilinda Ayu Ningtias (1610201032)
5. Yunita Kris Santi (1610201033)
6. Siska Krisdayanti (1610201034)
7. Putri Dwi Ermawati (1610201035)
8. Safitri Eka Mukti (1610201036)

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS. Makalah ini kami susun guna untuk
mengetahui dan memahami tentang definisi, straregi, jenis pelayanan, kebijakan, syarat, dan
peran perawat untuk Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 20 Mei 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah kecelakaan
lalu lintas semata, hal ini karena masalah kecelakaan merupakan salah satu masalah yang
banyak terjadi di tempat kerja, di penambangan, di kantor, di kebun, di sekolah maupun
di rumah. Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah upaya pertolongan dan perawatan
secara sementara pada korban kecelakaan sebelum dibawa ke Rumah Sakit, Puskesmas
atau Klinik Kesehatan untuk mendapat pertolongan yang lebih baik dari dokter atau
paramedik (Jones & Bartlett, 2006).
Menurut penelitian yang dilakukan WHO (2005) tentang kejadian kecelakaan pada anak
disekolah didapatkan data bahwa 34 % kematian disebabkan oleh kendaraan bermotor, 5
% oleh jatuh, 4 % oleh kebakaran, 13 % oleh tenggelam, 21 % oleh cedera tidak
disengaja. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat di tahun 2011 terdapat lebih dari 5,6
juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 1.3 juta orang
mengalami kecacatan fisik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010)
menyatakan bahwa setiap tahun hampir 1 juta anak meninggal karna kecelakaan dan
lebih dari puluhan juta anak-anak lainya memerlukan perawatan rumah sakit karna
mengalami luka berat. Di Indonesia angka kematian anak akibat kecelakaan, keracunan
dan trauma tercatat 7,3 % pada tahun 1992 dan merupakan penyebab kematian tertinggi.
Data Provinsi Jawa Tengah tentang prevalensi cedera dan penyebab cedera adalah karena
kecelakaan 60,4 terjatuh, 16,7 terkena benda tajam/ tumpul dan 1,0 terbakar. Prevalensi
cedera menurut bagian tubuh terkena adalah 11,6 kepala, 15,7 siku/ lengan bawah, 25,2
pergelangan tangan dan tangan, 34,5 lutut/ tungkai bawah, 27,1 bagian kaki dan tumit.
Prevalensi jenis cedera adalah 30,0 benturan, 53,0 luka lecet, 22,7 luka terbuka, 21,5
terkilir, 4,7 patah tulang (Riskesdas, 2007). Kecelakaan dapat menyebabkan luka ringan
bahkan luka berat dan kematian dikarenakan tubuh korban berbenturan dengan benda
keras yang umumnya disebut trauma fisik. Korban yang mengalami luka ringan dapat
langsung ditangani secara medis sesuai dengan luka yang diderita, sedangkan korban
meninggal dapat langsung diserahkan kepada keluarga. Korban yang mengalami luka
berat tidak jarang masuk dalam kategori gawat darurat, dimana korban gawat darurat
adalah korban yang terancam jiwanya dalam kecelakaan, oleh karna itu penanganan
korban kecelakaan ataupun kedaruratan medis melalui pertolongan pertama ini sangat
penting. Dan yang lebih penting lagi adalah diperlukan tindakan cepat dan efektif dalam
mempertahankan hidup dan dapat meminimalkan terjadinya kecacatan. (Anonim, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)?
2. Apa saja standart isi dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS?
3. Apa saja jenis Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS?
4. Bagaimana strategi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS ?
5. Bagaimana dasar hukum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS?
6. Bagaimana peran perawat mengenai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) di RS?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
2. Untuk mengetahui standart isi dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
di RS
3. Untuk mengetahui jenis Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS
4. Untuk mengetahui strategi standart isi dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) di RS
5. Untuk mengetahui dasar hukum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di
RS
6. Untuk mengetahui peran perawat mengenai Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) di RS

D. Manfaat Penulisan
Penulis mengetahui dan memahami definisi, bentuk-bentuk, strategi, dampak,
kebijakan, serta peran perawat dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di
RS.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
P3K adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang
menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari
P3K : memberikan perasaan tenang, mencegah/mengurangi rasa takut dan gelisah,
mengurangi bahaya yang lebih besar.
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut
bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa
pertolongan sementara yang dilakukan oleh personal P3K (petugas medik atau orang
awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat
dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian.
Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan
dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan
tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian.
Tujuan dari P3K adalah sebagai berikut:
 Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian:
1. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.
2. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu.
3. Mencari dan mengatasi pendarahan.
 Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk):
1. Mengadakan diagnose.
2. Menangani korban dengan prioritas yang logis.
3. Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
 Menunjang penyembuhan:
1. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.
2. Mencegah infeksi.
3. Merencanakan pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat.
B. Standart Isi dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS

1. Kapas Bersih

2. Perban Gulung ukuran 5 dan 10 cm

3. Perban Elastis

4. Cotton Bud

5. Sarung Tangan Steril

6. Plester

7. Kapas

8. Termometer

9. Masker

10. Senter

11. Alkohol 70%

12. Povidon Iodin 60 ml

13. Kantong Plastik Bersih

14. Peniti Steril

15. Gelas Pencuci Mata

16. Kasa Steril

17. Daftar Isi Kotak P3K

18. Buku Panduan P3K

C. Jenis Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau disingkat dengan P3K diatur di
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor:
PER.15/MEN/VIII/2008. Pengertian dari P3K di tempat kerja adalah upaya
memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh
dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di
tempat kerja.
Petugas P3K harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Kepala
Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat. Jumlah petugas
P3K yang disediakan oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan peraturan di atas:

Klasifikasi Tempat Jumlah pekerja/buruh Jumlah petugas P3K


Kerja

Tempat kerja dengan 25 – 150 1 Orang


potensi bahaya
rendah >150 1 orang untuk setiap 150
orang atau kurang

Tempat kerja dengan ≤100 1 Orang


potensi bahaya
tinggi >100 1 orang untuk setiap 100
orang atau kurang

Petugas P3K di tempat kerja sebaiknya menggunakan tanda khusus yang mudah
dikenal oleh pekerja/buruh yang membutuhkan pertolongan.
Tugas dari Petugas P3K adalah:
 Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja.
 Merawat fasilitas P3K di tempat kerja, yang meliputi:
 Ruang P3K
 Kotak P3K dan isinya
 Alat evakuasi dan alat transportasi
 Fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau peralatan khusus
di tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang bersifat khusus.
 Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan.
 Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.

Jumlah kotak P3K sesuai dengan peraturan di atas adalah sebagai berikut:

Jumlah Jenis Kotak P3K Jumlah Kotak Catatan


Pekerja/Buruh P3K Tiap 1 (Satu)
Unit Kerja

Kurang 26 A 1 kotak A 1 kotak B setara


pekerja/buruh dengan 2 kotak A

26 s.d 50 B/A 1 kotak B, atau 2 1 kotak C setara


pekerja/buruh kotak A dengan 2 kotak B

51 s.d 100 C/B/A 1 kotak C atau,2


pekerja/buruh kotak B atau,4
kotak A atau,1
kotak B dan 2 kotak
A

Setiap 100 C/B/A 1 kotak C atau,2


pekerja/buruh kotak B atau,4
kotak A atau,1
kotak B dan 2 kotak
A

Isi kotak P3K sesuai dengan peraturan di atas adalah sebagai berikut:

No ISI KOTAK KOTAK KOTAK


A(untuk 25 B(untuk 50 C(untuk 100
pekerja/buruh pekerja/buruh pekerja/buruh
atau kurang) atau kurang) atau kurang)

1. Kasa steril 20 40 40
terbungkus

2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6

3. Perban (lebar 10 2 4 6
cm)

4. Perban (lebar 1,25 2 4 6


cm)

5. Plester Cepat 10 15 20

6. Kapas (25 gram) 1 2 3

7. Kain 2 4 6
segitiga/mittela

8. Gunting 1 1 1

9. Peniti 12 12 12

10. Sarung tangan 2 3 4


sekali pakai

11. (Pasangan) 2 4 6

12. Masker 1 1 1

13. Pinset 1 1 1

14. Lampu senter 1 1 1


15. Gelas untuk cuci 1 2 3
mata

16. Kantong plastik 1 1 1


bersih

17. Aquades (100 ml 1 1 1


lar. Saline)

18. Alkohol 70% 1 1 1

19. Buku panduan P3K 1 1 1


di tempat kerja

20. Buku catatan Daftar 1 1 1


isi kotak

21. Povidon Iodin (60 1 1 1


ml)

Demikian sedikit penjelasan mengenai P3K di tempat kerja sesuai dengan


Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor:
PER.15/MEN/VIII/2008.

D. Strategi dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS


1. Sikap tenang ( tidak panik), tindakan yang harus dilakukan tidak tergesa-gesa,
perhatikan si korban, lakukan tindakan secara hati-hati.
2. Perhatikan pernapasan si korban. Korban kecelakaan bahaya apapun perlu perhatian
tentang pernapasan si korban, misalnya napas tersengal-sengal, napas terganggu,
atau pernapasan terhenti.
3. Hentikan pendarahan. Hentikan perdarahan apabila terjadi, karena apabila tidak
segera dilakukan akan menimbulkan kematian.
4. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
5. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
6. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.

E. Dasar Hukum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS

Dasar Hukum untuk P3K adalah:


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja jo. Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.

Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentang Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan di tempat kerja

Merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang Undang no 1 tahun 1970 berkaitan


dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat Kerja. Memuat kewajiban
pengusaha dan pengurus untuk menyediakan petugas, fasilitas dan melaksanakan
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja.

Keputusan Dirjen, Kep 53/DJPPK/VIII/2009, tentang Pelatihan dan Pemberian


Lisensi Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja

F. Peran perawat terhadap Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di RS

Seorang perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan memiliki banyak peran. Salah
satu peran perawat diantaranya ialah menjadi penolong dalam berbagai keadaan. Perawat
dalam profesi menjunjung tinggi nilai caring, yang artinya perawat harus peduli pada
kondisi klien. Perawat harus menjadi seseorang yang tanggap dalam mengatasi masalah
kesehatan klien, termasuk dalam kondisi gawat darurat. Kegawatdaruratan sendiri
diartikan sebagai kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan segera.

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita temui kasus kecelakaan lalu lintas,
pingsan, patah tulang, dan berbagai kondisi lainnya yang memerlukan penanganan
secepatnya. Disitulah perawat berperan mengatasi hal yang terjadi pada korban.
Penanganan kegawatdaruratan terdiri dari beberapa skema yaitu prehospital, ambulance,
dan hospital.

Penanganan yang diberikan pertama kali sebelum dirujuk ke pelayanan kesehatan


disebut prehospital. Saat menemukan kondisi gawat darurat, yang pertama kali dilakukan
ialah pengkajian. Pada tahap ini dilakukan pengkajian pada korban. Pengkajian tersebut
antara lain pengkajian situasi tempat kejadian. Hal lain yang perlu dikaji ialah kondisi
korban, meliputi jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi darah. Selanjutnya, penolong
melaporkan kejadian atau memanggil bantuan agar korban mendapatkan penanganan
segera. Tindakan prehospital ini dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan selain
perawat ataupun orang awam yang memiliki kemampuan memberi pertolongan pertama.
Pada tahapan pertolongan ambulance dan hospital, perawat bersama tenaga kesehatan
lainnya melakukan penanganan pada klien. Pengkajian menjadi modal utama yang
dibutuhkan perawat dalam kegawatdaruratan. Perawat dituntut pandai melakukan
pengkajian agar dapat menilai situasi gawat darurat dengan baik. Dari pengkajian itulah,
perawat dapat menentukan prioritas masalah kesehatan yang perlu diselesaikan dengan
segera. Penyelesaian masalah yang tepat akan didapatkan bila perawat mampu berpikir
kritis dan memiliki dasar pengetahuan yang kuat

Perawat dalam kegawatdaruratan juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang


baik, karena mungkin saat itu keluarga sedang mengalami kedukaan dan krisis akibat
kondisi korban sehingga perawat perlu mendengarkan dan menyamankan mereka. Selain
berkomunikasi dengan keluarga korban, perawat juga perlu melakukan komunikasi
dengan efektif kepada tenaga kesehatan lain guna mengusahakan keselamatan korban dan
memberi pelayanan terbaik yang dapat dilakukan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah pertolongan yang diberikan
segera setelah kecelakaan dengan memberikan pengobatan dan perawatan darurat
bagi korban sebelum pertolongan yang lebih akurat diberikan oleh dokter ahli.
Walaupun tindakan ini bersifat sementara, tindakan P3K ini diharapkan dapat
mengurangi penderitaan, masa perawatan di rumah sakit dan kecacatan pada korban.
Selain itu, P3K juga bertujuan untuk mencegah bertambah parahnya luka serta
komplikasi seperti kecacatan atau infeksi penyerta akibat kecelakaan.

B. Saran
Sebagai mahasiswa dan calon perawat untuk terus-menerus melakukan
sosialisasi agar memupuk kesadaran masyarakat atau keluarga untuk memberikan
tindakan P3K. Diharapkan kepada pihak Kepolisian agar lebih berperan aktif dalam
mencegah pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Diharapkan kepada
masyarakat khususnya keluarga atau orang tua lebih menjaga buah hatinya agar
terhindar dari pelecehan seksual dan memberikan pemahaman yang benar mengenai
anggota tubuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132319833/pendidikan/PERTOLONGAN+PERTAMA+PA
DA+KECELAKAAN.pdf diakses pada Minggu, 20 Mei 2018 pukul 09.00

https://nufa.nursing.ui.ac.id/peran-perawat/ diakses pada Minggu, 20 Mei 2018 pukul 10.30

https://www.alatkesehatan.id/standar-isi-kotak-p3k/ diakses pada Minggu, 20 Mei 2018 pukul


10.30

https://www.google.co.id/url?q=http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/bab1/19556.pdf&s
a=U&ved=2ahUKEwjtundmfbaAhXEvo8KHcwWBDs4ChAWMAR6BAgGEAE&usg=AOv
Vaw0nVLmq4qZh4kpOlsqu0ddv diakses pada Minggu, 20 Mei 2018 pukul 10.45

https://www.google.co.id/url?q=https://willimhaveyou.files.wordpress.com/2014/04/6-
manajemen-p3k-di-tempat-
kerja.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiZpd2zmvbaAhUKto8KHQAGBJA4FBAWMAF6BAgGE
AE&usg=AOvVaw1znA50xv-twz3CA0SKwLJV diakses pada Senin, 21 Mei pukul 15.00

https://www.google.co.id/amp/s/wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/amp/?espv
=1 diakses pada Senin, 21 Mei pukul 15.10

https://www.scribd.com/document/324112839/MAKALAH-PERTOLONGAN-PERTAMA-
PADA-KECELAKAAN-P3K diakses pada Senin, 21 Mei pukul 15.15

Anda mungkin juga menyukai