Anda di halaman 1dari 12

TES KESEHATAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

DENGAN PENYAKIT TBC

Disusun Oleh :

NAMA : Dila Dibda Fani

NPM 2021 62 029

Dosen Pengajar : Gustina, S.ST

KEBIDANAN LINTAS JALUR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya pulalah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen pengampu serta teman-teman yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah
Teori Sastra ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Jambi, 27 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tes Kesehatan Pranikah dan Prakonsepsi..........................................................3

2.2 Upaya Kesehatan Pasangan Pranikah dan Prakonsepsi.....................................5

2.3 Pentingnya Pengecekan Tuberkulosis (TBC) Pranikah dan Prakonsepsi..........7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................................8

3.2 Saran..................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan kesehatan pra-nikah memang sangat dibutuhkan, karena


berkaitan dengan penyelidikan, pengamatan, dan pemeriksaan kondisi badan
seseorang, baik secara mental maupun medis yang berguna untuk kelangsungan
pernikahan. Pasangan yang melaksanakan tes kesehatan pranikah memiliki
harapan agar pasangannya tidak mempunyai penyakit sebelum menikah
dengannya atau jika mempunyai penyakit maka lebih baik diketahui sebelum
menikah daripada mengetahuinya setelah menikah. Karena dengan mengetahui
sebelum menikah, maka dapat diantisipasi agar penyakit tersebut tidak menular
ataupun dapat dicegah agar tidak bertambah parah.
Persiapan kesehatan sebelum menikah pada umunya tidak terlalu
diperhatikan
Karena lebih yakin bahwa pasangan yang akan melangsungkan penikahan
beranggapan bahwa sudah sehat secara fisik dan mental. Korelasi dengan tes
kesehatan pranikah adalah diharapkan calon mempelai baik laki-laki maupun
perempuan dapat diketahui apakah memilik penyakit tersebut atau tidak. Tujuan
utama melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah adalah untuk membangun
keluarga sehat sejahtera dengan mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak
yang akan dilahirkan (riwayat kesehatan kedua orang tuanya), termasuk soal
genetik, penyakit kronis, penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan keturunan.
Kehamilan bukanlah suatu faktor predisposisi terhadap timbulnya tuberkulosis
pada seseorang ataupun faktor yang mempengaruhi perjalanan dan manifestasi
klinis penyakit tuberkulosis. Tuberkulosis pada kehamilan merupakan masalah
tersendiri karena selain mengenai ibu, juga dapat menular pada janin yang
dikandung dan berpengaruh buruk terhadap janin melalui berbagai macam cara

1
terutama pada masa perinatal. Walaupun infeksi transplasental jarang, bayi
memiliki resiko terinfeksi melalui kontak dengan ibu dengan tuberkulosis aktif.
Komplikasi perinatal seperti ukuran janin kecil untuk masa kehamilan, berat bayi
lahir rendah (BBLR), perdarahan antepartum, kematian janin, dan tuberkulosis
kongenital merupakan beberapa penyulit yang dapat timbul pada seorang ibu
hamil yang menderita tuberculosis.
Keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada neonatus sering terjadi karena
keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada ibu. Oleh karena itu riwayat perjalanan
penyakit ibu hamil sangat penting diketahui untuk mencegah keterlambatan
diagnosis. Maka dari itu sangat penting dilakukannya pengecekan atau skrining
terhadap calon pengantin di masa pranikah dan prakonsepsi agar bisa di obatai
dan dihindari lebih awal supaya menghindari penularan pada keturunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tes kesehatan pranikah dan prakonsepsi perlu dilakukan ?
2. Apa pentingya pengecekan TBC pranikah dan prakonsepsi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana tes kesehatan pranikah dan prakonsepsi
dilakukan
2. Untuk mengetahui pentingnya pengecekan TBC pranikah dan prakonsepsi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tes Kesehatan Pranikah dan Prakonsepsi

Tes kesehatan pranikah dan prakonsepsi merupakan asuhan yang diberikan


pada perempuan sebelum menikah dan terjadi konsepsi. Screening pranikah dan
prakonsepsi adalah asuhan yang diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran
mempermudah wanita mencapai tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil. Wanita
hamil yang sehat memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki bayi yang sehat.
Idealnya setiap kehamilan adalah hal yang terencana dan setiap bayi yang berada
dilingkungan yang sehat. Screening pranikah dan prakonsepsi idealnya dilakukan
enam bulan sebelum dilangsungknnya pernikahan. Namun dapat dilakukan kapanpun
selama pernikahan belum berlangsung. Hal ini bermanfaat apabila saat screening
ditemukan penyakit menular seksual bias segera diobati sebelum pernikahan.
Persiapan psikologis pranikah :

1. Persiapan mental menuju pernikahan

2. Rencana setelah menikah ( kebutuhan KB )

3. Mengkaji dukungan dari keluarga terhadap pernikahan

4. Pembacaan hasil pemeriksaan

5. Mengkaji respon pasangan setelah dilakukan screening.


Menurut (Pratiwi 2011) Pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan pada
saat screening pranikah dan prakonsepsi :

1. Pemeriksaan kadar gula darah, untuk mendeteksi penyakit diabetes mellitus.

2. Pemeriksaan urin dan tinja lengkap, untuk mendeteksi penyakit pada ginjal
atau yang berhubungan dengan saluran kemih.

3. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus.

4. Pemeriksaan hamatologi atau hemoglobin, untuk mendeteksi kelainan atau


penyakit darah.

5. Pemeriksaan HBsAG, untuk mendeteksi peradangan hati

6. Pemeriksaan Infeksi saluran reproduksi / Infeksi Menular Seksual seperi


sifilis, gonorrhea, Human Immunodeviciency Virus (HIV).

7. Pemeriksaan TORC, untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan oleh


parasite Toxoplasma, Virus Rubella dan Cytomegalo, yang mungkin
menyerang wanita dimasa kehamilan.

8. Melakukan vaksin TT ( disertai penjelasan mengenai vaksin yang lain


seperti HPV, Hepatitis B, dan Rubela )

9. Konseling mengenai kontrasepsi


2.2 Upaya Kesehatan Pada Pasangan Pranikah dan Prakonsepsi

1. Upaya Promotif

a. Penyuluhan tentang Gizi pranikah


b. Sex education Hal
ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah agar
hubungannya tetap harmonis. Seperti pendidikan tentang kesehatan
reproduksi, PMS ( penyakit menular seksual ), cara dan waktu
berhubungan yang sehat, dan lain-lain.
c. Personal hygiene

2. Upaya Preventif

a. Pemeriksaan papsmear Untuk mendeteksi kanker serviks (pada orang


dengan seksual aktif )

b. Pemeriksaan hematologi Tujuannya untuk mendeteksi kelainan darah,


sepertiHIV, TB, Virus rubella, virus toxoplasma dan sebagainya.

c. Imunisasi CATIN Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama


wanita agar tidak diserang virus clostridium tetani, apabila nanti wanita
tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak mudah
mengalami infeksi dan perdarahan post partum.

3. Upaya Kuratif

a. Pengobatan TORCH dan kanker serviks pada wanita yang akan menikah
dengan memberikan pengobatan secara intensif.

b. Meyakinkan pada pasangan kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan


berarti tidak dapat menikah.

c. Perbaikan nutrisi pada pasangan pranikah untuk memperbaiki tingkat


kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertile.
d. Perbaikan nutrisi pasangan pranikah untuk memperbaiki tingkat kesuburan
pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.

4. Upaya Rehabilitatif

Pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri


pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai pasangan natinya.

2.3 Pentingnya Pengecekan Tuberkulosis (TBC) Pranikah dan Prakonsepsi

Sumber penularan penyakit Tuberkulosis adalah penderita Tuberkulosis BTA


positif pada waktu batuk atau bersin. Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di
udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.

Setelah kuman Tuberkulosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui


pernafasan, kuman Tuberkulosis tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh
lainnya melalui sistem peredaran darah, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke
bagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak
negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Seseorang terinfeksi Tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara
dan lamanya menghirup udara tersebut.

Untuk pasangan yang akan menikah hal ini oerlu dihindarinagar tidak
terjadinya penularan, hal tersebut bisa dicegah dengan cara dilakukan tes kesehatan
pranikah terlebih dahulu agar diagnosis bisa dilakuakan dan bisa segera diobatin. Jika
pasangan yang akan menikah tidak mengetahui bahwa ia mempunyai penyakit
bawaan hal tersebut akan menjadi fatal, bisa berpengaruh pada kehamilan dan
keturunan. Tuberkulosis paru yang tidak diobati atau yang terlambat diobati dapat
menyebabkan
konsekuensi berat pada ibu dan anak. Wanita hamil dengan TBC paru yang dirawat
dengan tepat dapat mencegah terjadinya peningkatan komplikasi maternal atau
neonatal. Sementara yang tidak diberikan pengobatan, TBC dapat meningkatkan
morbiditas neonatal, seperti berat lahir rendah, prematuritas, dan juga dapat
meningkatkan empat kali lipat morbiditas ibu, seperti aborsi, perdarahan post partum,
kesulitan persalinan, dan preeklampsia. Tes kesehatan pranikah dan prakonsepsi
dapat menjadi peluang yang sangat baik untuk skrining, mendiagnosis TBC dan
menindaklanjuti perawatan TBC, terutama untuk wanita yang memilikiakses terbatas
ke layanan kesehatan, seperti perempuan dengan status sosial dan ekonomi yang
terbatas.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Tes kesehatan pranikah dan pra konsepsi adalah hal yang sangat penting
dalam mempersiapakan kehamilan agar kehamilan berjalan dengan baik. Pemeriksaan
kesehatan sebelum menikah atau hamil khususnya pada wanita akan mengurangi
angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Tes kesehatan pranikah dan prakonsepsi
memiliki banyak keuntungan antara lain : memungkinkan identifikasi penyakit medis
dan pengkajian kesiapan psikologis.

3.2. Saran

Menyadari bahwa penulisan makalah jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan dari
makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Dharmawan BS, Setyanto DB, Rinawati R. Diagnosis dan tata laksana neonatus dari
ibu hamil tuberkulosis aktif [internet]. Sari Pediatri; 2004 [disitasi 12 April
2018]. Tersedia dari: https://saripediatri.org

Karwati, Pujiati D & Mujiwati S. 2011. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas).


Jakarta: Trans Info Media

Kemenkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kriebs JM., Gegor CL. 2012. Asuhan Kebidanan Varney, Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai