Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya pulalah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada dosen pengampu serta teman-teman yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah
Teori Sastra ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
terutama pada masa perinatal. Walaupun infeksi transplasental jarang, bayi
memiliki resiko terinfeksi melalui kontak dengan ibu dengan tuberkulosis aktif.
Komplikasi perinatal seperti ukuran janin kecil untuk masa kehamilan, berat bayi
lahir rendah (BBLR), perdarahan antepartum, kematian janin, dan tuberkulosis
kongenital merupakan beberapa penyulit yang dapat timbul pada seorang ibu
hamil yang menderita tuberculosis.
Keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada neonatus sering terjadi karena
keterlambatan diagnosis tuberkulosis pada ibu. Oleh karena itu riwayat perjalanan
penyakit ibu hamil sangat penting diketahui untuk mencegah keterlambatan
diagnosis. Maka dari itu sangat penting dilakukannya pengecekan atau skrining
terhadap calon pengantin di masa pranikah dan prakonsepsi agar bisa di obatai
dan dihindari lebih awal supaya menghindari penularan pada keturunan.
PEMBAHASAN
2. Pemeriksaan urin dan tinja lengkap, untuk mendeteksi penyakit pada ginjal
atau yang berhubungan dengan saluran kemih.
1. Upaya Promotif
2. Upaya Preventif
3. Upaya Kuratif
a. Pengobatan TORCH dan kanker serviks pada wanita yang akan menikah
dengan memberikan pengobatan secara intensif.
4. Upaya Rehabilitatif
Untuk pasangan yang akan menikah hal ini oerlu dihindarinagar tidak
terjadinya penularan, hal tersebut bisa dicegah dengan cara dilakukan tes kesehatan
pranikah terlebih dahulu agar diagnosis bisa dilakuakan dan bisa segera diobatin. Jika
pasangan yang akan menikah tidak mengetahui bahwa ia mempunyai penyakit
bawaan hal tersebut akan menjadi fatal, bisa berpengaruh pada kehamilan dan
keturunan. Tuberkulosis paru yang tidak diobati atau yang terlambat diobati dapat
menyebabkan
konsekuensi berat pada ibu dan anak. Wanita hamil dengan TBC paru yang dirawat
dengan tepat dapat mencegah terjadinya peningkatan komplikasi maternal atau
neonatal. Sementara yang tidak diberikan pengobatan, TBC dapat meningkatkan
morbiditas neonatal, seperti berat lahir rendah, prematuritas, dan juga dapat
meningkatkan empat kali lipat morbiditas ibu, seperti aborsi, perdarahan post partum,
kesulitan persalinan, dan preeklampsia. Tes kesehatan pranikah dan prakonsepsi
dapat menjadi peluang yang sangat baik untuk skrining, mendiagnosis TBC dan
menindaklanjuti perawatan TBC, terutama untuk wanita yang memilikiakses terbatas
ke layanan kesehatan, seperti perempuan dengan status sosial dan ekonomi yang
terbatas.
BAB III
3.1. Kesimpulan
Tes kesehatan pranikah dan pra konsepsi adalah hal yang sangat penting
dalam mempersiapakan kehamilan agar kehamilan berjalan dengan baik. Pemeriksaan
kesehatan sebelum menikah atau hamil khususnya pada wanita akan mengurangi
angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Tes kesehatan pranikah dan prakonsepsi
memiliki banyak keuntungan antara lain : memungkinkan identifikasi penyakit medis
dan pengkajian kesiapan psikologis.
3.2. Saran
Dharmawan BS, Setyanto DB, Rinawati R. Diagnosis dan tata laksana neonatus dari
ibu hamil tuberkulosis aktif [internet]. Sari Pediatri; 2004 [disitasi 12 April
2018]. Tersedia dari: https://saripediatri.org
Kemenkes RI, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kriebs JM., Gegor CL. 2012. Asuhan Kebidanan Varney, Edisi 2. Jakarta: EGC.