Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

INTERAKSI ANTIGEN, ANTIBODI, RADANG,IMUNOPROFILAKSIS,


DAN IMUNITAS

Dosen Pengampuh :

Dr.Hj.Mientje Oesmaini,MM

Dibuat Oleh :
Dila Dinda Fani 202162029

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN REGULER B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI

TAHUN 2021/2022
KATA PENGATAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Jambi,1 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAULUAN................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3


A. Pengertian Antigen......................................................................................................................... 3
B. Antigen yang Patogen .................................................................................................................... 6
C. Mekanisme Interaksi Antigen dan Antibodi................................................................................ 9
D. Mekanisme pada Suatu Kasus .................................................................................................... 10
E. Radang .......................................................................................................................................... 12
F. Imunitas ......................................................................................................................................... 14

BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 16


A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh makhluk hidup memiliki suatu sistem pertahanan untuk melindungi diri dari
benda asing yang mungkin bersifat patogen. Sistem pertahanan tubuh inilah yang
disebutsistem imun. Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan, dan organ yang
membentukimunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit. Sistem
imun memiliki beberapa fungsi pada tubuh, yaitu penangkal “benda” asing yang masuk ke
dalam tubuh, menjaga keseimbangan fungsi tubuh, sebagai pendeteksi adanya sel-sel yang
tidak normal,termutasi, atau ganas dan segera menghancurkannya.

Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang
bisamasuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada
protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut dikenal
denganistilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik
(eksternalmaupun internal), kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel
limfosit Byang akan mensintesis pembentukan antibodi. Contoh hapten diantaranya adalah
toksin poison ivy, berbagai macam obat (seperti penisilin), dan zat kimia lainya yang
dapatmembawa efek alergik.

Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen
adalahdengan cara meniadakan antigen tersebut, secara non spesifik yaitu dengan cara
fagositosis.Dalam hal ini, tubuh memiliki sel-sel fagosit yang termasuk ke dalam 2 kelompok
sel, yaitukelompok sel agranulosit dan granulosit. Kelompok sel agranulosit adalah monosit
danmakrofag, sedangkan yang termasuk kelompok sel granulosit adalah neutrofil,
basofil,eosinofil yang tergolong ke dalam sel PMN ( polymorphonuclear ). Respon imun
spesifik bergantung pada adanya pemaparan benda asing dan pengenalan selanjutnya,
kemudianreaksi terhadap antigen tersebut. Sel yang memegang peran penting dalam sistem
imunspesifik adalah limfosit. Limfosit berfungsi mengatur dan bekerja sama dengan sel-sel
laindalam sistem fagosit makrofag untuk menimbulkan respon immunologic.

1
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan adanya Makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman
tentangAntigen dan Antibodi dengan mengetahui strukturny serta hubungan interaksi antara
antigendan antibodi dalam tubuh terhadap suatu kasus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi
denganantibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah bahan yang dapat
merangsangrespon imun dan hapten adalah bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi.
Antigen tersusunatas epitop dan paratop. Epitop atau determinan adalah bagian dari
antigen yang dapatmengenal atau menginduksi pembentukan antibodi, sedangkan
paratopadalah bagian dariantibodi yang dapat mengikat epitop.

1. Jenis antigen berdasarkan determinannya:


a) Undeterminan, univalen, merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu
b) Unideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop satu, jumlah lebih dari
satuc.
c) Multideterminan, univalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu dan
jumlahnya satud.
d) Multideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu, jumlah
lebih dari satu
2. Jenis antigen berdasarkan spesifiktasnya
a. Heteroantigen dimiliki banyak spesies
b. Xenoantigen dimiliki spesies tertentu
c. Alloantigen dimiliki satu spesies
d. Antigen organ spesifik dimiliki oragan tertentu
e. Autoantigen berasal dari tubuhnya sendiri
3. Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T:
• T dependen adalah tentang antigen yang perlu pengenalan terhadap sel T
dansel B untuk merangsang antibody
• T independen adalah tentang antigen yang dapat merangsang sel B
tanpamengenal sel T dahulu
4. Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimianya:
• Karbohidrat merupakan imunogenik
3
• Lipid: tidak imunogenik merupakan hapten
• Asam nukleat merupakan antigen yang tidak imunogenik
• Protein merupakan imunogenik

Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh ternak maka tubuh akan
terangsang dan memunculkan suatu respon awal yang disebut sebagai respon imun
primer. Respon ini memerlukan waktu lebih lama untuk memperbanyak limfosit
dan membentuk ingatan imunologik berupa sel-sel limfosit yang lebih peka
terhadap antigen. Kalau antigen yang sama memasuki tubuh kembali maka respon
yang muncul dari tubuh berupa respon imun sekunder. Respon ini muncul lebih
cepat , lebih kuat dan berlangsung lebih lama dari pada respon imun primer.

Antibodi

Antibodi adalah protein serum yang mempunyai respon imun (kekebalan)


pada tubuhyang mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig dibentuk oleh sel plasma
(poloferasi sel B) akibatkontak atau dirangsang oleh antigen. Macam Imunoglobulin:
Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan Ig D.

a. Imunoglobulin GTerbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta


membentuk imunitas bayisampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan.
Mempunyai sifat opsonin berhubungan eratdengan fagosit, monosit dan
makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapatmerusak antigen seluler
berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil danneutrofil.
b. Imunoglobulin ASedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran
pernapasan, pencernaan, kemih,air mata, keringat, ludah dan air susu.
Fungsinya menetralkan toksin dan virus,mencegah kontak antara toksin atau
virus dengan sel sasaran dan menggumpalkanatau mengganggu gerak kuman
yang memudahkan fagositosis.
c. Imunoglobulin MTidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh
tubuh akibat rangsanganantigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya
mencegah gerakan mikroorganismeantigen memudahkan fagositosis dan
aglutinasi kuat terhadap antigen.

4
d. Imunoglobulin EJumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel
mastosit, basofil daneosinofil. Kadar tinggi pada kasus alergi, infeksi cacaing,
skistosomiasis, trikinosis.Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing.
e. Imunoglobulin DSedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat
komplemen. Mempunyaiaktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.

Struktur Molekul Antibodi

Antibodi merupakan reseptor sel B yang disekresi, sehingga identik


dengan reseptorsel B itu sendiri kecuali pada C-terminal dari bagian konstan rantai
berat. Pada reseptor sel B,C-terminal pada membran berupa squence yang bersifat
hidrofobik, dan pada antibodi C-terminal berupa squence yang bersifat hidrofilik
yang memungkinkan terjadinya sekresimolekul tersebut. Antibodi bersifat terlarut
dan disekresi dalam jumlah yang besar sehinggamudah diperoleh dan mudah
dipelajari. Molekul antibodi secara garis besar digambarkan sebagi huruf ”Y”.
Tiga skema struktur antibodi yang diperoleh dari sinar-X kristalografi.

Gambar
Semua antibodi disusun dengan cara yang sama dari pasangan polipeptida rantai
berat dan ringan dan secaraumum protein itu dinamakan imunoglobulin. Secara umum
imunoglobulin dibagi menjadi lima kelas yangberbeda yakni: IgM, IgD, IgG, IgA, dan
IgE yang dapat dibedakan pada bagian konstannya (C region).

5
B. Antigen yang Patogen
Antigen patogen adalah antigen yang mampu untuk menyebabkan kerugian
padahostnya.
Salah satu antigen yang patogen ialah Avian Influenza dan New Castle Disease.

1. Avian Influenza
Penyebaran virus Avian Influenza (AI) terjadi malalui udara ( droplet infection
) di manavirus dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran nafas atau
langsung memasukialveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus yang tertanam pada
membran mukosa akanterpajan mukoprotein yang mengandung asam sialat yang dapat
mengikat virus . Penyakit AvianInfluenza (AI) atau flu burung yang disebabkan oleh
virus influenza tipe A dari keluarga Orthomyxoviridae telah menimbulkan dampak
global yang besar, baik di bidang kesehatan, sosialmaupun ekonomi. Virus AI dapat
menginfeksi beragam unggas maupun mamalia sehingga pasar burung sebagai tempat
bertemunya manusia dan unggas berpotensi menjadi sarana penyebaranvirus AI antar
unggas atau penularan dari unggas ke manusia. Mengingat peran unggas dalam
penyebaran virus AI dan banyaknya spesies unggas di Indonesia. Kasus infeksi Avian
Influenzaditemukan dalam skala besar dalam peternakan ayam komersial.Penyakit AI
denganmenunjukkan gejala kematian dalam jumlah besar juga pernah dilaporkan
kejadiannya pada burung liar, angsa, ayam kampung, kalkun dan itik. Semua
kombinasi subtype H dan N dapatdiisolasi dari unggas terutama unggas air tetapi
kombinasi subtype H dan N virus Ai padamamalia ditemukan hanya dalam jumlah
sedikit. Umumnya virus influenza hanya menginfeksisatu spesies tetapi kadang-
kadang, virus ditularkan dari satu spesies ke spesies yang lain dangenetic reassortment
diantara virus yang berasal dari dua inang yang berbeda dapat menghasilkansuatu virus
yang berasal dari dua inang yang berbeda dapat menghasilkan suatu virus yangmampu
menginfeksi inang ketiga. Reseptor spesifik yang dapat berikatan dengan virus
influenza berkaitan dengan spesies darimana virus berasal. Virus avian influenza
manusia ( Human Influenza Viruses ) dapat berikatan dengan alpha 2,6
sialiloligosakarida yang berasal darimembran sel dimana didapatkan

6
residu asam sialat yang dapat berikatan dengan residu galaktosamelalui ikatan 2,6 linkage
. Virus AI dapat berikatan dengan membran sel mukosa melalui ikatanyang berbeda yaitu
ikatan 2,3 linkage . Adanya perbedaan pada reseptor yang terdapat padamembran mukosa
diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak dapat melakukan replikasisecara efisien
terhadap manusia.
2. Newcastle Disease
Tanda-tanda yang sangat bervariasi akan tergantung pada sifat dari virus
yangmenginfeksi, dosis infektif dan tingkat imunitas dari paparan sebelumnya atau
vaksinasi.Gejala pertama biasanya terdiri dari gangguan pernapasan dan serak diikuti 1
atau 2 hari berikutnya dengan kelumpuhan kaki, sayap dan tortikolis leher. Pada unggas
dewasa, penurunan produksi yang bersamaan dengan gangguan pernapasan serta
kelumpuhan terjadi 4sampai 6 hari pasca infeksi. Tanda-tanda lain mencakup tanda-tanda
gangguan pernapasan(terengah-engah, batuk), tanda-tanda syaraf (depresi, tremor otot,
sayap terkulai, torsi kepaladan leher, berputar-putar serta kelumpuhan), pembengkakan
jaringan sekitar mata dan leher,diare berair kehijauan, kualitas telur yang kasar atau tipis
dan berisi albumen encer serta produksi telur berkurang (Charlton 2006). Dalam kasus
akut, kematian sangat mendadak pada awal wabah, namun tanda-tanda gangguan
pernafasan dan pencernaan adalah ringan dan progresif, diikuti setelah 7 hari dengan gejala
saraf khususnya tortikolis.
a. Mekanisme Interaksi Antigen dan Antibodi
Interaksi Antigen-Antibodi Melibatkan Banyak Energi Interaksi antara antibodi
dengan antigennya dapat diganggu dengan konsentrasi asamyang tinggi, pH ekstrim,
detergen, dan juga oleh kompetisi epitopnya sendiri. Ikatan antibodidengan antigenbersifat
reversibel dan ikatannya berbentuk non-kovalen. Interaksielektrostatik terjadi antara rantai
asam amino bermuatan, sebagai bentuk jembatan garam.Interaksi juga terjadi antara
muatan listrik yang mempunyai dua kutup berbeda, seperti padaikatan hidrogen, atau dapat
melibatkan ikatan van der Waals. Konsentrasi garam yang tinggidan pH yang ekstrim
dapat mengganggu ikatan antigenantibodi dengan cara melemahkaninteraksi elektrostatik
dan ataumelemahkan ikatan hidrogen. Pengetahuan ini diperoleh pada pemurnian antigen
menggunakan antibodi yang diikat pada kolom, atau

7
sebaliknya pemurnian antibodi. Interaksi hidrofobik terjadiketika dua permukaan
hidrofobik ada secara bersama-sama untuk menghindari air. Kekuatan interaksi
hidrofobik sebanding dengandaerah permukaan yang tersembunyi dari air. Untuk
beberapa antigen, interaksi hidrofobikdapat menggambarkan besarnya energi ikatan.
Dalam suatu hal, molekul air terperangkap pada kantungkantung pada bidang pemisah
antara antigen dan antibodi. Molekul air yangterperangkap itu berkontribusi pada
terjadinya ikatan antigen antibodi, terutama antara kutup residu asam amino.

Kontribusi energi pada keseluruhan interaksi sangat tergantung dengan antibodi


danantigen yang terlibat. Perbedaan yang menyolok antara interaksi antibodi:antigen
daninteraksi protein:protein yang lain adalah bahwa antibodi mempunyai banyak asam
aminoaromatik pada ABS-nya, sedangkan pada interaksi protein:protein yang lain tidak
demikian.Asam amino aromatik ini terutama berperan pada interaksi van der Waals dan
hidrofobik, danterkadang berperan pada ikatan hidrogen. Secara umum, ikatan van der
Waals dan hidrofobik bekerja pada kisaran yang sangat pendek dan berperan untuk
menarik secara bersama dua permukaan molekul yang saling komplementer satusama
lain. Jika yang satu merupakancelah yang lain harus bentukan pengisi celah itu agar
terjadi ikatan yang cocok. Sebaliknya,interaksi elektrostatik antara sisi rantai yang
bermuatan, dan ikatan hidrogen yangmenghubungkan atom oksigen dan atau nitrogen
mengakomodasi sifat khusus ataumenghasilkan gugus reaktif dan menguatkan interaksi
antigen:antibody.

Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis
limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama
dalam sum sum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada
unggas,sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan jaringan
limfoid dalamdinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di organ timus. Sistim kebal
atau imun terdiridari dua macam, yaitu sistim kebal humoral dan seluler. Limfosit B
bertanggung jawabterhadap sistim kebal humoral. Apabila ada antigen masuk ke dalam
tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi humoral.
Antibodi humoral yang terbentuk di lepas ke darah sebagai bagian dari fraksi γ - globulin.
Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan virus di dalam darah.

8
Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai
immunoglobulin (Ig) atau antibodi (Ab). Limfosit T bertanggung jawab terhadap
kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel kanker atau jaringan
asing, maka limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang menghasilkan limphokin
(semacam antibodi), namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan langsung bereaksi
dengan antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler disebut juga “respon yang
diperantarai sel”.

Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh ternak maka tubuh akan terangsang
dan memunculkan suatu respon awal yang disebut sebagai respon imun primer. Respon
ini memerlukan waktu lebih lama untuk memperbanyak limfosit dan membentuk ingatan
imunologik berupa sel-sel limfosit yang lebih peka terhadap antigen. Kalau antigen
yangsama memasuki tubuh kembali maka respon yang muncul dari tubuh berupa respon
imun sekunder. Respon ini muncul lebih cepat , lebih kuat dan berlangsung lebih lama dari
pada respon imun primer.

C. Mekanisme pada Suatu Kasus


IMMUNOSURVEILLANCE KANKER
Immunosurveillance adalah suatu mekanisme yang digunakan oleh tubuh untuk bereaksi
melawan setiap antigen yang diekspresikan oleh neoplasma. Fungsi primer dari

9
sistem imun adalah untuk mengenal dan mendegradasi antigen asing (nonself) yang timbul
dalam tubuh. Dalam immunosurveillance, sel mutan dianggap akan mengekspresikan satu
atau lebih antigen yang dapat dikenal sebagai nonself. Sel mutan dianggap sering timbul
dalam tubuh manusia dan tetapi secara cepat dihancurkan oleh mekanisme imunologis.
Pada tikus yang kehilangan imunitas seluler dan terpapar agen onkogenik akan lebih cepat
timbul tumor. Ini dianggap merupakan bukti mekanisme immunosurveillance. Pasien
dengan stadium lanjut lebih sering dalam keadaan imunosupresi dibanding pasien stadium
awal.Pasien yang memakan obat imunosupresif setelah transplantasi renal mengalami
peningkatan insidensi keganasan (100 kali lebih besar dari kontrol). Hampir 50% tumor
pada pasien imunosupresi berasal dari jaringan mesenkim, contohnya sarkoma sel
retikulum, tapi insidenneoplasia intraepitelial seperti CIN (Cervical Intraepithelial
Neoplasia) juga lebih banyakdilaporkan. Walaupun ada penjelasan bagaimana
immunosurveillance mengatasi kanker, tapikurang bukti bahwa mekanisme imun dapat
menghalangi pertumbuhan kanker. Sel NKternyata paling berperan dalam
immunosurveillance tumor, ia dapat membunuh sel tumorlangsung tanpa perlu
disensitisasi terlebih dahulu. Dalam immunosurveillance dianggap ada keadaan
imunosupresi yang menyertai keadaan tumbuhnya tumor, terutama depresi sel NK.Salah
satu syarat induksi tumor dengan bahan karsinogenik pada hewan percobaan adalah
adanya gangguan pada sistim imun terutama sel NK.

D. Radang
1. Pengertian radang

adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat Jaringan yang mengalami
cedera, seperti karena terbakar atau terinfeksi. radang atau inflamasi adalah suatu dari
respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan Iritasi. inflamasi di stimulasi oleh
faktor kimia( Histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien,Dan prostaglandin) yang
dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan
untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
2. Fungsi peradangan

fungsi peradangan antara lain:

a. netralisasi dan pembuangan Agen penyerang

10
b. penghancuran jaringan nekrosis

c. membantu Mempersiapkan proses perbaikan dan pemulihan

3. sebab Peradangan
sebab peradangan adalah:
a. Infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan

b. trauma fisik

c. cedera kimiawi, radiasi, mekanik, atau thermal

d. reaksi imun( menimbulkan respon hipersensitif dalam jaringan an)


4. tanda-tanda peradanga
beberapa tanda pokok peradangan antara lain:
a. Rumor( kemerahan)

rumor merupakan hal pertama yang terlihat pada daerah peradangan kalau
reaksi peradangan mulai timbul Maka anterior yang mensuplai daerah Tersebut
melebar, dengan lebih banyak daerah mengalir kedalam mikrosirkulasi lokal.
kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau Sebagian saja yang meregang dengan
cepat terisi penuh dengan darah .Keadaan ini dinamakan hyperemia
atau kongesti, Menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut.

b. kalor(Panas)

Pada daerah peradangan Pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya
sebab daerah yang yang disalurkan tubuh ke permukaan Daerah yang terkenal
lebih banyak daripada yang disalurkan ke daerah normal.

c. Dolor ( rasa sakit)

perubahan PH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat


merangsang ujung-ujung saraf Selain itu pembengkakan jaringan yang meradang
mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat
menimbulkan rasa sakit.

11
d. Tumor (pembengkakan)

Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari


sirkulasi darah ke jaringan jaringan iterstitial . Campuran dari cairan dan sel yang
tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. pada keadaan Dini reaksi
peradangan sebagai besar ar eksudat adalah cair seperti yang terjadi pada lepuhan
yang disebabkan oleh luka bakar ringan.

E. Fungsi imunoprofilaksis
Fungsi dari imunoprofilaksis adalah untuk meningkatkan sistem
kekebalantubuh terhadap penyakit, kekebalan terhadap penyakit dapat dipacu
dengan pemberian imunostimulan termasuk vaksinasi dan vitamin dan dapat
mengurangi penularan suatu penyakit.

1. Imunisasi
a. Pengertian imunisasi

imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis.


imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu pada
diriseseorang dengan pemberian vaksin. !munisasi menggambarkan proses
yangmenginduksi imunitas secara artificial dengan pemberian bahan antigenik
sepertiagen imunobiologis. !munisasi dapat dilakukan secara aktif ataupun pasif.
Pada imunisasi aktif, respons imun terjadi setelah seseorang terpapar dengan
antigen.!munisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibody atau produk sel
lainnyadari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif.

b. Manfaat imunisasi

manfaat utama dari imunisasi adalah menurunkan angka kejadian


penyakit,kecacatan, maupun kematian akibat penyakit-penyakit infeksi yang dapat
dicegahdengan imunisasi vaccine-preventable deases . imunisasi tidak hanya
memberikan perlindungan pada individu melainkan juga pada komunitas.
Terutama untuk penyakit yang ditularkan melalui manusia. 0ika komunitas

12
memiliki angka cakupanimunisasi yang tinggi, komunitas tersebut memiliki imunitas
yang tinggi pula,sehingga kemungkinan terjadinya penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasirendah.

c. Jenis jenis imunisasi


1) imunisasi aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian satu atau lebih antigen agen


yanginfeksius pada seorang individu untuk merangsang sistem imun untuk
memproduksi antibodi yang akan mencegah infeksi. antibodi dapat timbul
secara alami, tetapi paling sering sengaja diberikan. antibodi dapat
memberi perlindungan seumur hidup atau perlindungan untuk sementara
5 waktu sehingga beberapa vaksin perlu diulangi pemberiannya pada
interval tertentu. waktu sehingga beberapa vaksin perlu diulangi
pemberiannya pada interval tertentu.

2) imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah pemindahan antibodi yang telah dibentuk yang
dihasilkan oleh host lain. antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja
diberikan.

2. Definisi vaksin
vaksinasi merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan yang
dengansengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga
nantinyaseseorang yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan
oleh antigen yang serupa. antigen yang diberikan dalam vaksinasi
dibuatsedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit, namun
dapatmemproduksi limfosit yang peka, antibody maupun sel memori.

vaksin merupakan suatu suspensi mikroorganisme hidup yangdilemahkan


atau mati atau bagian antigenik agen yang diberikan pada hospes potensial untuk
menginduksi imunitas dan mencegah terjadinya penyakit.

13
F. Imunitas

1. Pengertian Imunitas
Imunitas adalah sistem mekanisme padaorganisme yangmelindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi danmembunuh patogen
serta seltumor . Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang
luas, organisme akan melindungi tubuh dariinfeksi, bakteri, virus sampai cacing
parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkanmereka darisel
organisme yang sehatdan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

2. Lapisan pelindung pada imunitas


Sistem kekebalan tubuh melindungi organisme dariinfekso dengan lapisan
pelindung kekhususan yang meningkat. Pelindung fisikal mencegah patogen seperti
bakteri danvirus memasuki tubuh. jika patogen melewati pelindung
tersebut,sistemimun bawaan menyediakan perlindungan dengan segera, tetapi
respon tidak-spesifik. $amun, jika patogen berhasil melewati respon bawaan,
vertebrata memasuki perlindungan lapisan ketiga, yaitusistem imun adaptif yang
diaktivasi oleh respon bawaan. %isini, sistem imun mengadaptasi respon tersebut
selama infeksi untuk menambah penyadaran patogen tersebut. respon ini lalu ditahan
setelah pathogen di habiskan pada bentuk memori imunologikal dan menyebabkan
sistem imun adaptif untuk memasang lebih cepat dan serangan yang lebih kuat setiap
patogen tersebutditemukan.

3. Imunitas adaptif
Imunitas adaptif berevolusi pada vertebrata awal dan membuat adanya
respon imun yang lebih kuat dan juga memori imunologikal, yang tiap patogen
diingat olehtanda antigen. respon imun adaptif spesifik-antigen dan membutuhkan
pengenalan antigen. “bukan sendiri” spesifik selama proses disebut presentasi
antigen. Spesifisitas antigen menyebabkan generasi respon yang disesuaikan pada
patogen atau sel yang terinfeksi patogen. kemampuan tersebut ditegakan di tubuh
oleh “sel memori” . Patogen akan menginfeksi tubuh lebih dari sekali, sehingga sel
memori tersebut digunakan untuk segera memusnahkannya.membran plasma
mereka.

14
4. Memori imunologikal

ketika sel B dan sel T diaktivasi dan mulai untuk bereplikasi, beberapa dari keturunan
mereka akan menjadi memori sel yang hidup lama. Selama hidup binatang,memori sel
tersebut akan mengingat tiap patogen spesifik yang ditemui dan dapat melakukan respon
kuat jika pathogen terdeteksi kembali. hal ini adaptif karena muncul selama kehidupan
individu sebagai adaptasi infeksi dengan patogen tersebut dan mempersiapkan imunitas
untuk tantangan di masa depan. memori imunologikal dapat berbentuk memori jangka
pendek pasif atau memori jangka panjang aktif.

5. Gangguan pada imunitas


Sistem imun adalah struktur efektif yang menggabungkan spesifisitas dan adaptasi.
kegagalan pertahanan dapat muncul, dan jatuh pada tiga kategori B defisiensi imun,
autoimunitas, dan hipersensitivitas. berbentuknya system imun penting untuk melindungi
organisme tubuh terhadap invasi dari luar. karenanya setiap defisiensi pada salah satu
komponen dari system imun ini dapat mengganggu system aktivitas seluruh system
pertahanan tubuh. Perubahan patologis dari fungsi imunologis padaawalnya
dikelompokkan sebagai:
1) reaksi hipersensitivitas dimana stimuli imunogenik kecil menimbulkan respon
imun besar
2) Penyakit auto imun dimana kemampuan untuk membedakan diri seendiri dan
bukan diri sendiri
3) Sindrom imunodefisiensi dimana kemampuan untuk memberikan respon
imunefesien dirusak atau tidak ada

15
BAB III

PENUTUP
A. kesimpulan
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi
denganantibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah bahan yang dapat
merangsangrespon imun dan hapten adalah bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi.
Antigen tersusunatas epitop dan paratop. Epitop atau determinan adalah bagian dari antigen
yang dapatmengenal atau menginduksi pembentukan antibodi, sedangkan paratop adalah
bagian dariantibodi yang dapat mengikat epitop. Antibodi adalah protein serum yang
mempunyai responimun (kekebalan) pada tubuh yang mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig
dibentuk oleh sel plasma (poloferasi sel B) akibat kontak atau dirangsang oleh antigen. Macam
Imunoglobulin:Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan Ig D.

Patogen adalah antigen yang mampu untuk menyebabkan kerugian pada hostnya.Salah
satu antigen yang patogen ialah Avian Influenza dan New Castle Disease. Interaksiantara
antibodi dengan antigennya dapat diganggu dengan konsentrasi asam yang tinggi, pHekstrim,
detergen, dan juga oleh kompetisi epitopnya sendiri. Ikatan antibodi denganantigenbersifat
reversibel dan ikatannya berbentuk non-kovalen. Apabila ada antigen masukke dalam tubuh
ternak maka tubuh akan terangsang dan memunculkan suatu respon awalyang disebut sebagai
respon imun primer. Respon ini memerlukan waktu lebih lama untukmemperbanyak limfosit
dan membentuk ingatan imunologik berupa sel-sel limfosit yanglebih peka terhadap antigen.
Kalau antigen yang sama memasuki tubuh kembali maka responyang muncul dari tubuh
berupa respon imun sekunder. Respon ini muncul lebih cepat
, lebihkuat dan berlangsung lebih lama daripada respon imun primer.

Imunitas adalah sistem mekanisme padaorganisme yangmelindungi tubuh terhadap


pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi danmembunuh patogen serta seltumor. Sistem
ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi
tubuh dariinfeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat- zat asing lain
dan memusnahkanmereka darisel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat
berfungsiseperti biasa

16
DAFTAR PUSTAKA

Parera, M., & Tiala, M. E. (2012). POTENSI VAKSIN PLASMODIUM FALCIPARUM


FASE PRA-ERITROSITER RTS, S SEBAGAI IMUNOPROFILAKSIS PADA
PELANCONG. Intisari Sains Medis, 1(1), 29-35.
DAFTAR PUSTAKA Charlton, B. R. (ed). 2006. Pathogenesis of Virulent ND in
Chickens, Journal of Veterinary Medical Assosiation. 161: 169-179.

MACKENZIE, D. 2006. The bird flu threat. New Scientist. i -vii. Specia Sup, 7
January.Stoane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula (Anatomy and physiology: an
easylearner) ISBN 979-448-622-1. Jakarta: EGC

George H. Fried, Ph.D and George J. Hademenos, Ph.D. 2005. Schaum’s Outlines of
Theory and Problems of BIOLOGY – Second Edition . By The McGraw-Hill Companies(Original
ISBN: 0-07-022405-6). Jakarta: Erlangga

Agni, N. (2013). RESPONS ANTI INFLAMASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS


(Garcinia mangostana L.) TERHADAP JUMLAH LIMFOSIT PADA GINGIVA TIKUS
WISTAR JANTAN PASCA DIINDUKSI Porphyromonas gingivalis.

17

Anda mungkin juga menyukai