Anda di halaman 1dari 60

MIKOLOGI

KEDOKTERAN

drg. Juli Harnida Purwaningayu


Pendahuluan

 Definisi MIKOLOGI
– Mykes : jamur
– Logos : ilmu
 Mikologi: Ilmu yang mempelajari jamur
 Mikologi Kedokteran: ilmu yang mempelajari jamur
penyebab penyakit pada manusia
Kingdom Makhluk Hidup
Plantae

Animalia

Fungi

Protista

Monera
JAMUR/ FUNGI

Mikroorganisme eukaryotic dengan tingkat


biologis yang lebih tinggi dibandingkan dgn
bakteri
JAMUR/FUNGI

 Mold/Hifa:
Jamur yang tumbuh sebagai filament multiseluler
(hifa/hyphae)

 Yeast:
Jamur yang tumbuh sebagai sel tunggal, dapat
memperbanyak diri dengan cara pembelahan sel
(fission), pembentukan tunas (budding) atau kombinasi
keduanya.
Deferensiasi dan Identifikasi jamur 
(mold) dan ragi (yeast)
KARAKTERISTIK dan SIFAT 
JAMUR
• Tergolong eukariotik
• Bersifat kemoheterotrof (sumber energy dari bahan
inorganic, ex: ammonia, karbondioksida)
• Strukturnya: nucleus (kromosom), membran nucleus,
sitoplasma (mitokondria, ribosom, mikrotubul dan
endoplasmic reticulum)
• Komposisi dinding sel jamur: kaku mengandung
polisakarida mannan, sehingga tidak dapat bergerak
aktif (non motil)
Karakteristik Jamur

1. Eukariotik
 Memiliki sel membran, inti, mitokondria, aparat
golgi, reticulum endoplasmic, lisosom dll.
 Adanya mitosis

2. Heterotropik
 Tidak memiliki klorofil/ tidak melakukan fotosintesis
 Dapat bersifat absorptif heterotropik, saprofitik
maupun parasitik
Bentuk Jamur

– Uniseluler
– Multiseluler
– Filamen
Metabolisme jamur

• Heterotrof
• Menghasilkan metabolit berupa enzim hidrolitik (dapat
menghancurkan substrat makanan sehingga berbentuk
cairan yang larut lalu di absorpsi pasif)
• Pertumbuhan jamur memerlukan karbon anorganik dan
ammonium/nitrat
• Tidak memiliki mekanisme fotosintesis
• Bersifat aerob obligat dan anaerob fakultatif
Morfologi Jamur Patogen

1. Ragi (yeast)
Bentuk uniseluler yang melakukan reproduksi dengan
pembentukan tunas (budding) sederhana utk
membentuk blastokonidia.
Candida albicans: jamur mirip ragi (yeast like fungus)
yang terdapat di kulit manusia, saluran nafas atas,
saluran pencernaan dan saluran genital perempuan
Mempunyai siklus hidup dimorfik dengan stadium ragi
dan stadium hifa.
Morfologi Jamur Patogen

2. Hifa (Hyphae)/ Mould/ Kapang


pertumbuhan vegetatif filamen yang mempunyai struktur
seperti jamur yang terdiri dari sejumlah filamen yang saling
terikat erat, dan melakukan reproduksi dengan membentuk
spora atau konidia.

Dua jenis hifa:


tidak bersekat (non-septate/coenocytic)= Zygomycetes
Bersekat (septate)= Basidiomycetes dan Ascomycetes
Morfologi Jamur Patogen

3. Fungi Dimorfik
Mempunyai dua bentuk: ragi (yeast) dan miselium
 Yeast: bentuk parasitik atau patogenik, sering dijumpai di jaringan, eksudat,
atau jika dibiakan 37°C
Miselium: bersifat saprofitik, ditemukan di alam atau jika dibiakan 25°C
Morfologi jamur

Ragi atau yeast Kapang atau mould Dimorfik

• Sel berbentuk bulat/lonjong • Tdd hifa (sel yang memanjang • Dapat


• Uniseluler dan bercabang) berbentuk ragi
• Berkembang biak dg • Hifa bersekat (multiseluler) dan maupun hifa
membentuk tunas disebut hifa tidak bersekat (senositik);
blastoconidia atau budding miselium;anyaman hifa
• Koloninya berlendir dan basah • Sifat hifa: vegetative,
reproduktif, mengambil O2
• Koloninya seperti kapas
maupun padat
Miselium

Miselium pada daun
Pertumbuhan jamur

– Tumbuh sebagai sel ragi (tubuh manusia/jaringan) atau hifa


(medium perbenihan) dan beberapa dalam bentuk kapang
– Jamur pathogen : dimorfik (dapat di manipulasi di
laboratorium)
– Isolasi jamur: dari specimen yg tidak steril menggunakan
medium khusus (inhibitory mold agar) mengandung
gentamisin, kloramfenikol, sikloheksimid (untuk menghambat
pertumbuhan bakteri
Reproduksi Jamur

– Dapat membentuk spora


– Seksual maupun aseksual
Reproduksi Jamur

– Reproduksi Seksual
 Terjadi fusi dua inti dan kemudian mengalami meiosis.
 Meliputi:
Plasmogami: terjadi fusi sitoplasma dua sel
Karyogami: terjadi fusi dua inti
Rekombinasi genetik dan meiosis
Reproduksi Jamur

– Reproduksi Aseksual
 Spora terbentuk dengan cara pembentukan tunas
(budding) dari hifa konidiogenus atau melalui
diferensiasi hifa.
 Spora aseksual terbentuk melalui pemisahan/
pemecahan sporangium.
Reproduksi jamur

Spora aseksual
Spora seksual.
(talospora)
• Hanya terjadi fase • Terjadi fase meiosis,
mitosis terjadi peleburan
• Terbentung langsung protoplasma dan inti
dari hifa reproduktif kari ke dua sel
• Terbentuk dari 2 sel
atau hifa yang berbeda
maupun sejenis
…… Reproduksi jamur

Spora aseksual
Spora seksual.
(talospora)
• Artospora • Arkospora
• Blastospora • Basidiospora
• Klamidospora • Zigospora
• Aleuriospora • Oospora
• Sporangiospora
…. Reproduksi jamur

SPORA ASEKSUAL (THALLOSPORA)

Blastospora: spora berbentuk tunas tumbuh pada permukaan sel


jamur, ujung hifa atau pada sekat hifa semu

Artospora: spora dibentuk langsung dari hifa yang berseptum


ganda. Hifa mengadakan perpechan sehingga timbul artospora
artospora yang berdinding tebal

Klamidospora: dibentuk pada ujung hifa atau ditengah/lateral


hifa (klamidospora terminal)

Aleuriospora: dibentuk dari konidiosfora, makroaleuriospora dan


nikroaleuriospora

Sporangiospora: dibentuk dari sporangium


…. Reproduksi jamur

SPORA SEKSUAL
Arkospora: dihasilkan dari jamur kelas ascomycetess, sporanya
terdapat dalam askus

Oospora: terdapat di dalam oogonium terbentuk dari dua hifa yang


berbeda

Basidiospora: dihasilkan jamur basidiomycetes

Zogospora: dihasilkan jamur dari kelas zygomycetes, terdapat pada


spesies Rhizopus. Memiliki ukuran yg lebih besar disbanding spora
lain.
Taksonomi Jamur

Elemen Reproduksi
Kelas Hifa Seksual Aseksual Biologi
Zygomycetes Tdk bersepta Zygospora Sporangiospora Jarang
pathogen;
saprofit
Ascomycetes Bersepta Ascospora Konidia Jarang
pathogen;
saprofit

Basidiomycetes Bersepta Basidiospora Konidia Non pathogen;


cendawan
Deuteroycetes Bersepta Tidak ada Konidia Sering pathogen;
(jamur saprofit
imperfecti)
Karakter Penyakit Mikotik

– Hipersensitivitas (reaksi alergi terhadap spora dan


kapang)
– Mikotoksikosis (keracunan makanan tercemar toksin
jamur)
– Mycetismus (termakan toksin/ keracunan jamur)
– Infeksi (invasi jamur pada jaringan yang menyebabkan
terjadinya respon hospes)
Patogenesis Penyakit Jamur

– Kemampuan jamur menyesuaikan diri dengan lingkungan jaringan


hospes dan melawan kemampuan sel hospes untuk menyebabkan
lisis pada jamur
– Jamur menghasilkan enzim khusus, menunjukan sifat dimorfisme
termal dan mampu menghambat sistem pertahanan imun hospes.
KLASIFIKASI
Penyakit jamur pada manusia berdasarkan jaringan yang terkena infeksi & penyakit yg ditimbulkan
Jenis Mikosis Agen Jamur Penyebab Penyakit
Mikosis superfisialis Malassezia sp. Pityriasis versicolor
Hortaea werneckii Tinea nigra
Trichosporon sp. Piedra putih
Piedraia hortae Piedra hitam
Mikosis kulit Microsporum spp Dermatophysis
Trichophyton spp
Epidermophytonfloccosum
C. Albicans & Candida spp Kandidiasis pada Kulit
Mikosis subkutan Sporothrix schenckii Sporotrichosis
Phialophora verrucosa Chromoblastomycosis
Fonsecaea pedrosoi
Pseudallescheria boydii Mycetoma
Medurella mycetomatis
Exophiala, bipolaris, Phaeohyphomycosis
exserohilum
…..klasifikasi

– Penyakit jamur pada manusia berdasarkan jaringan yang terkena infeksi & penyakit yg ditimbulkan

Jenis Mikosis Agen Jamur Penyebab Penyakit


Mikosis sistemik Coccidioides immitis Coccidoidomycosis
C. Posadasii
Histoplasma capsulatum Histoplasmosis
Blastomyces dermatitis Blastomycosis
Paracoccidioidesbrasillensis Parcoccidioidomycosis
Mikosis opurtunistik Candida spp, C. albicans Kandidiasis
Crytococcus neoformans Cryptococcosis
Asperfillus spp, A. fumigatus Aspergillosis
Rhizopus sp, Absidia, Mucor Mucormycosis
Zygomycetes Zygomycosis
Penicillium marneffei Penicilliosi
Penyakit jamur Kulit

– Mikosis Superfisial
terjadi pada permukaan kulit dan rambut dan tidak ada
jaringan hidup yang terinfeksi sehingga tidak terjadi
perubahan patologis
Tinea versicolor, tinea nigra, piedra hitam, piedra putih
Penyakit jamur Kulit
….Penyakit jamur Kulit

– Mikosis Superfisial
 Tinea versicolor: Lesi kulit berbatas jelas bewarna putih,
merah muda, kecoklatan, yang tertutup sisik tipis seperti bulu.
 Tinea nigra: makula kecoklatan sampai hitam yang
terdapat di palmar tangan.
….Penyakit jamur Kulit

– Mikosis Superfisial
Piedra putih: infeksi jamur pada rambut oleh Trichopyton
beigelii. Rambut membentuk nodul bewarna putih kelabu di
sepanjang kelompok rambut
….Penyakit jamur Kulit
– Mikosis Kutan
Penyakit Jamur jaringan
Infeksi Jamur Sistemik

– Mikosis Sistemik Dimorfik


Infeksi Jamur Sistemik
Perbedaan Morfologi jaringan Jamur Patogen Dimorfik:
Jamur Opurtunistik

– Virulensinya rendah
– Penyebab infeksi pada individu yang mengalami
gangguan mekanisme pertahanan tubuh
– Ex: candidiasis, kriptokokosis, aspergilosis, dan
zigomikosis
Candida albicans

– Jamur dimorfik tumbuh pada suhu 37oC


– Habitat normal: membran mukosa manusia, jamur
tumbuh sebagai ragi (yeast)
– Hidup komensal dapat berubah menjadi patogenik

Iritasi dan
Menembus
Candida kerusakan
Sel ragi Hifa membran
albicans pada
mukosa
jaringan
Candida albicans (yeast)

Candida albicans stadium ragi 
dan hifa (dimorfik)
…Infeksi Jamur Sistemik
Mikosis Sistemik Oportunistik
Kandidiasis 

– Terjadi pada orang dengan:


 defisiensi imun cell mediated,
 penderita dalam pengobatan kanker agresif,
 mendapatkan pengobatan imunosupresi atau yang
mendapatkan terapi transplantasi
– Spesies Candida yang sering menjadi penyebab infeksi sistemik C.
albicans, C. tropicalis, C. krusei, C parapsilosis, C. guilliermondii,
C. pseudotropicalis, C. glabrata
Kandidiasis

C. albicans pada SDA bewarna putih atau kuning krim, halus, berbentuk seperti ragi.
Kandidiasis 

– Predisposisi
1. Adanya kerusakan pelindung epitel (barier), misalnya akibat luka
bakar, luka/abrasi, maserasi/hidrasi, oklusi, pemakaian keteter,
benda asing (denture), pH lambung meningkat, paparan bahan
sititiksik,
2. penggunaan antibiotik dalam jangka panjang
3. Kelainan konstitusional (diabetes, kehamilan, malnutrisi,
malabsorpsi, defisiensi FE)
4. Kelainan neutrofil dan makrofag
5. Gangguan sistem imun (AIDS)
6. Keganasan dan gangguan darah
Kandidiasis 
Diagnosis laboratorium

– Penanganan Spesimen
 Berupa kerokan kulit, darah, nanah, cairan otak, swab, urin.
 Menggunakan medium transport untuk bakteri anaerob
Pemeriksaan mikroskopik 
langsung
 Menggunakan larutan KOH 10-20% yg berfungsi untuk melisiskan epitel kulit,
melarutkan protein dan lemak, tapi elemen jamur tidak larut dalam larutan tsb
karena dinding sel jamur mengandung khitin dan polisakarida mannan yg tahan
terhdap KOH
 Pewarnaan Calcofluor white, Gram, Giemsa, HE, GMS, PAS
 Lalu diperiksa dengan mikroskop cahaya
….Pemeriksaan mikroskopik 
langsung
….Pemeriksaan mikroskopik langsung
Periodic acid­Schiff (PAS) dan 
PAS Digest stain
– Elemen jaringan dioksidasi dengan periodic acid untuk
membentuk aldehid. Aldehid akan bereaksi dengan reagen
Schiff menghasilkan komponen bewarna magenta (merah tua)
– Pada PAS Digest, Hasil pemeriksaan, bahan yang PAS positif
bewarna magenta, inti bewarna biru, dan bahan PAS digest,
tidak bewarna.
Pewarnaan calcofluor white pada C. albicans:
elemen jamur berfluoresen

Pewarnaan Gram pada Jamur C. neoformans


Pewarnaan Giemsa: sel ragi Histoplasma
capsulatum yang intraseluler

Pewarnaan Gram pada Jamur Aspergillus sp.:


Spesimen tidak dapat menyerap zat warna ungu
Kristal karbil dan jamur bewarna merah (Gram
negatif)
Media Kultur Jamur

– Sabouraud’s Dextrose Agar (untuk ragi dan mold)


– Dixon’s Agar (Malassezia furfur)
– Czapek Dox Agar (Aspergillus dan Penicillium)
– Cornmeal Glucose Sucrose Yeast Extract Agar
(Zygomycetes)
Kultur jamur

 Untuk mengidentifikasi penyebab infeksi oleh


jamur
 Menggunakan perbenihan Sabouraud agar yang
terdiri dari glukosa dan pepton sgb sumbr nutrient
 pH optimal: 5,6
DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarto. 2015. Mikrobiologi Kedokteran. Surabaya: Sagung Seto


2. Kumala W. 2009. Mikologi Dasar Kedokteran. Jakarta: Universitas Trisakti
TERIMAKASIH
Karakteristik elemen jamur pd pemeriksaan 
mikroskopik langsung

Anda mungkin juga menyukai