1.FUNGI
Dapat mendefinisikan istilah yang digunakan dalam mikologi
Dapat menggambarkan karakteristik dasar jamur
Mampu membahas reproduksi jamur
Mampu menggambarkan mikosis
Mampu membahas pemeriksaan laboratorium untuk infeksi jamur.
DEFINISI
Mykos = mycete = jamur
Ahli mikologi - ilmuwan yang mempelajari jamur
Mikologi - disiplin ilmu yang berhubungan dengan jamur
Mikosis - penyakit yang disebabkan oleh jamur oleh binatang
Beberapa istilah dasar:
Jamur (jamur)
Hyphae (hypha) = utas seluler
Septate = hifa dengan dinding silang
non-septate = hifa tanpa dinding silang
Miselium = kompleks hifa
Istilah jamur umumnya digunakan untuk menggambarkan jamur yang menghasilkan hifa.
Istilah ragi umumnya digunakan untuk menggambarkan jamur yang bereproduksi dengan menumbuhkan
Karakteristik jamur
Heterotrof
Terutama terestrial
chemototropic
Bantalan spora
Nutrisi: saprofit, parasit, mutualis
Jenis:
Jamur
Cetakan
Aerobik, multicelled
Ragi
FA, sel tunggal
heterotrof: Memanfaatkan senyawa organik menjadi sumber energi yang dibutuhkan dengan
menggunakan sistem enzim sehingga untuk pertumbuhannya jamur dapat menjadi saprofit
atau parasit
kemotropik : mensekresikan enzym yang dapat mendegradasi berbagai substrat organik
disekitarnya -->> nutrien yg dapat larut, lalu di absorbsi kembali ke dalam sel
Dinding sel = kitin ( N-acetylglucosamine), glukan, protein
Membran sel = ergosterol
Inti: membran
Sitoplasma
Mirip dengan tanaman
Reproduksi
Secara seksual)
Aseksual
Mode pertumbuha
FILAMENTOUS
MOLDS
Rhizopus, Mucor, Aspergillus
UNICELLULAR
YEASTS
Candidia albicans
Cryptococcus neoformans
Geotrichum spp
Namun ada beberapa jamur dimorfik (mereka beralih di antara ini Dua bentuk tergantung pada
lingkungannya)
misalnya Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, dermatitis Blastomyces Sporothrix schenkii
Yest
• Uniseluler
• Micr.: spheroid cells (d: 3-15 µm)
• Macr.: Coloni (bacteria)
• Fakultatif aerob
• Reproduction:
Budding
Fission
Yest murni: jamur uniseluler yang tidak membentuk pseudohifa/klamidospora
Yest like: jamur uniseluler yang mampu membentuk pseudohifa
Mold
Multicelullar & Charger
Thread: hifa (2-10μm), sel tubular
Septate: dibagi menjadi segmen nonseptate: tidak terhambat oleh crosswalls
banyak benang dengan banyak cabang memotong bola kapas >> miselium
Mikro: hifa, spora
makro: Tekstur Permukaan: Kapas / tepung / wol / beludru / granular / glabrous
Pigmentasi: bagian depan & belakang
Tumbuh dengan percabangan dan ekstensi ujung
Dimorfic fungi
Jamur dimorfik
Dimorfisme istilah ini digunakan untuk menggambarkan jamur yang terjadi dalam dua bentuk berbeda
(suhu dan tempat), misalnya, beberapa jamur patogen berfilamen dalam kultur dan mirip ragi pada
jaringan yang ditambahkan.
37 ° C ragi
Cetakan 20 - 30 ° C.
Contoh:
Paracoccidioides brasiliensis, Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis
REPRODUKSI
SPOROLATION
Cara Prinsip di mana jamur bereproduksi dan menyebar di Lingkungan
Spora jamur aktif, sel-sel yang diproteksi, dirilis oleh miselium dalam jumlah besar
Ditanggung oleh udara atau air ke situs-situs baru, tempat mereka berkecambah dan membangun koloni
baru
Spora dapat dihasilkan secara seksual atau aseksual
SPORA ASEKSUAL
Sporangiofor: inti dalam kolumela (ujung sporangiofor) > keluar> menembus dinding kolumela> masuk
ke kantong (sporangium)> awal bening atau kekuningan ketika spora matang akan berwarna hitam. Spora
mencapai maximum akan pecah dan mengeluarkan spora.
SPORA SEKSUAL
• Zygospore : spora besar bendinding tebal
Terbentuk dari dua hifa seksual (Gametangia) >> Zygomycetes
• Ascospore : terbentuk dalam kantung2 (ascus)
1 ascus>> 8 arcospora >>> Ascomycetes
• Basidospore: terbentuk diatas struktur seperti gada (basidium) >> Basidiomycetes
Proses budding :
1. didahului di bagian tertentu (spesific point) dari dinding selnya
2. Terdapat tekanan dari dalam sel pada daerah tersebut kemudian akan membengkak seperti balon
menuju ke arah luar
3. Pembengkaan tsb semakin besar dan membentuk semacam tunas baru diikuti pembagian inti sel
secara mitosis kemudian progeny nucleus migrasi ke tunas baru
4. Dinding sel masing – masing tunas akan berkembang bersama & melekat satu dengan yang
lainnya
5. Setelah pembentukan tunas sempurna, kedua sel akan memisah dan pada bekas perlekatannya
masih terdapat scar (bud scar)
kegagalan memisah maka terlihat seperti bentukan rantai yang terdiri dari tunas yeast yang bulat
(chains of spherical yeast) Bentuk tersebut memanjang mirip hyphae dan disebut sebagai
pseudohyphae
infeks fungal
• Factor
- Age
- Gender
- Social and hygiene
- activity
- Immunity
- Trauma
- Temperature
• aspartilproteinase dan fosforilase << fungi
PENYAKIT MIKOTIS
Jamur allergi
Mycotoxicosis & mycetismus Mikosis
Alergi Jamur dan Toksikosis Jamur
Alergi Mikogenik
Spora Luncurkan saluran pernapasan dengan udara yang diinspirasikan
spora mengandung alergen yang kuat.
Bergantung pada reaksi lokalisasi, dapat diasumsikan sebagai rinitis alergi, asma bronkial, atau alveolitis
alergi.
Mikotoksikosis
menghasilkan mikotoksin (mis. alfatoxin << spesies Aspergillus)
Tertelan dengan bahan makanan di mana jamur telah tumbuh.
Aflatoksin B1 karsinoma hati primer
Mycetismus
- Keracunan jamur endotoksin
Fumonisin: fusarium jagung dan serealia
Alternia toxin: Alternaria sp ( alternaria alternata)serealia,biji-bijian, buah-buahan, biji sunflower
Ochratoxin: aspergillus ochraceus dan penicilium verrucosum daging babi, daging unggas, tepung,
kopi, anggur
Alfa toxin: Apergillus kacang, jagung dan biji-bijian lain, tepung, bumbu.
- berbahaya bagi manusia adalah tipe B1, B2, G1 dan G2 (B = blue, G = green).
Patulin: kontaminasi pada buah, sayuran, sereal, dan terutama adalah apel dan produk-produk olahan apel
sehingga untuk diperlukan perlakuan tertentu untuk menyingkirkan patulin dari jaringan-jaringan
tumbuhan
Zearalenone : mengkontaminasi nasi jagung, namun juga dapat ditemukan pada serelia dan produk
tumbuhan.[12] Senyawa toksin ini stabil pada proses penggilingan, penyimpanan, dan pemasakan makanan
karena tahan terhadap degradasi akibat suhu tinggi. Salah satu mekanisme toksin ini dalam menyebabkan
penyakit pada manusia adalah berkompetisi untuk mengikat reseptor estrogen
Citrinin: Penicillium citrinum jagung, beras, gandum
NYCOCES
MYCOSES
CUTANEOUS: terbatas pada dermis
SUBUTAN: kompilasi infeksi signifikan di bawah kulit
SISTEM: kompilasi infeksi jauh di dalam tubuh atau disebarluaskan ke dalam organ internal
PELUANG
KUTANEUS MYCOCES
- Kulit, rambut, dan kuku
- Jarang menyerang jaringan yang lebih dalam
- Mengeluarkan keratinase
- Infeksi ditularkan melalui kontak langsung atau kontak dengan rambut yang dikeluarkan (salon rambut)
atau sel (kikir kuku, lantai shower)
NON DERMATOFITOSIS
Non-dermatofitosis hanya menyerang pada bagian luar dari epidermis.
Ptiaris versicolor (panu) >> Malassezia furfur
Otomikosis >> Aspergillus fumigatus
Piedra: a)piedra putih >> Piedraia beigelli (Trichosporon beigeilli); b) piedra hitam (Piedra hortae)
Tinea nigra >> Cladosporium werneckii
KLASIFIKASI NON DEMATOFITOSIS
Dermatofitosis: menyerang atau menimbulkan kelainan di dalam epidermis mulai dari stratum kornem
sampai stratum basalis.
Memiliki afinitas terhadap keratin (keratonifilik) untuk mencerna keratin pada kulit, rambut dan
kuku.
Tinea kapitis >> kulit kepala dan rambut
Tinea korporis >>kulit tubuh yang tidak berambut (globorous skin)
Tinea kruris >> kulit lipatan paha, perineum, sekitar anus dan sampeai ke daerah gluteus, perut
bagian bawah dan ketiak atau aksila
Tinea manus dan pedis, menyerang daerah tangan dan kaki, terutama telapak tangan dan kaki
serta sela-sela jari
Tinea unguium >> kuku
Tinea barbae >> daerah dgu, janggut, jambang dan kumis
Tinea imbrikata>> seluruh tubuh
Berberapa gambar infeksi dematofitosis
Hasil kultur dan morfologi mikroskopis dari Microsporum canis
Spesies dematofita memiliki afinitas terhadap hospes tertentu:
Anthropophilic : human human
Zoophilic : Animal human
Geophilic : Soil human / animal
SUBCUTANEUS MYCOCES
Terbatas pada jaringan subkutan dan penyebaran terbatas sistemik.
Agen penyebab adalah tanah / pada vegetasi yang dimasukkan ke dalam ekstremitas oleh trauma
(Implikasi spora atau fragmen miselia)
Sporotrichosis >> Sporothrix / sporotrichum schenkii
MICETOMA
Yang disebabkan oleh bakteri golongan Actinomycetes disebut sebagai Actinomycetoma
>>Nocardia brasiliensis, Actinomadura madurae
Yang disebabkan oleh fungi disebut sebagai mycetoma >>Pseudoallescheria boydii, Madurella
sp., Petriellidium sp., Phialophora sp., Acremonium sp
SYTEMIC MYCOSSE
Libatkan kulit dan organ dalam
Dapat disebarluaskan
Predileksi untuk organ tertentu
Asimptomatik
Infeksi rute: inhalasi, trauma
Histoplasmosis (Histoplasma capsulatum): Infeksi awal pada paru-paru. Kemudian menyebar melalui
darah.
Coccidiomycosis (Coccidioides immites): Menyerupai tuberkulosis.
PELUANG JAMUR
Disebabkan oleh organisme yang umumnya tidak berbahaya kecuali jika individu telah melemahkan
pertahanan Saprofit di mana-mana dan patogen sesekali yang menyerang jaringan pasien yang memiliki:
penyakit predisposisi, individu yang sangat tua atau sangat muda (bayi baru lahir). Infeksi Ragi atau
Kandidiasis: Disebabkan terutama oleh Candida albicans
DIAGNOSIS
1. Wet Mount direc microscopic OBSERVATION
2. Tes kulit
3. Serologi
4. Antibodi fluorescent
5. Biopsi dan histopatologi
6. Biakan
KOH WET MOUN
KOH – digunakan pada spesimen dari kulit, rambut, kuku, sputum, vagina, dll. Pemeriksaan ini dapat
lebih melihat bagian-bagian fungi lebih baik
METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PEWARNAAN
Lactophenol Cotton Blue (LPCB) - Kitin
Asam Berkala - Schiff Stain (PAS) - polysahcarida. Jamur: Nukleus merah muda-merah: biru
Gomori Methenamine Silver Stain - menguraikan jamur berwarna hitam karena perak mengendap pada dinding sel
jamur. Struktur internal mawar dalam menjadi hitam; latar belakang berwarna hijau muda
Gridley Stain - hifa & yeast: biru tua. Latar belakang: kuning, jaringan: biru
Mayer Mucicarmine Stain - Capsul Cryptococcus neoformans
Giemsa Stain - spesimen sumsum tulang & darah
Tinta India - Capsul Cryptococcus neoformans dari spesimen CSF
tes serologis
Dengan mengidentifikasi antibodi terhadap antigen jamur khusus dalam serum pasien. Imunitas
sel B (imunitas humoral) Fiksasi pelengkap (Ig G) Tes Aglutinasi Lateks (IgM)) Tes precipitin
Imunofluoresensi Teknik Immunodiffusion (IgG) G) Counterimmunoelectrophoresi
ISOLASI MEDIA
SABOURAUD DEXTROSE AGAR + chloramphenicol
Agar Mycosel: Cloramfenikol, cyclohexamide (saprofit & ragi jamur (C. neoformans))
Potato-dextrose agar (PDA) dan agar tepung jagung >> spora form identifikasi
Bentuk permukaan – beberapa koloni fungi menutupi seluruh permukaan agar, beberapa tumbuh
lebih terbatas
Tekstur permukaan : seperti kapas atau wool (floccose), granular, seperti kapur, seperti beludru,
seperti sutra, glabrous (halus, krem), seperti lilin.
Pigmen/warna- fungi mungkin transparan atau berwarna cerah. Warna dapat berasal dari fungi
itu sendiri atau dari spora. Pada media agar, atau bagian dasar koloni (berbeda warna) .
ANTI FUNGAL
mengikat sterol dan menghancurkan struktur membran (Polynes)
mengganggu biosintesis ergosterol (Azole)
Mengganggu sintesis DNA (Antimetabolit)
Penghambatan biosintesis ergosterol (Allylamines)
Penghambatan biosintesis glukan dari dinding sel
2.DIAGNOSIS MIKROBIOLOGI
MIKROBIOLOGI KLINIK
- Untuk identifikasi mikroba patogen dalam sampel dan penggunaan antibiotik
- Teknik >> cepat dan akurat
PROSEDUR DIAGNOSIS
• Identifikasi morfologi pada spesimen/jaringan
• Kultur dan identifikasi
• Deteksi antigen-antibodi
• Deteksi DNA patogen dari specimen
BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN HASIL YANG BAIK
1. CARA PENGAMBILAN SPESIMEN
2. CARA PENGIRIMAN SPESIMEN
3. CARA PENYIMPANAN SPESIMEN
4. TEKNIK/CARA KERJA DI LABORATORIUM
PEMILIHAN SPESIMEN
1. SPUTUM
2. URINE
3. DARAH
4. LUKA, ABSEAAREKTUM
5. USAPAN SEKRET VAGINA /URETRA
6. Lain – lain
SPUTUM
Bukan saliva !!!
Bangun tidur – early morning sputum
berkumur – batuk dalam
Container steril
CARA PENGUMPULAN SPESIMEN URIN
1. Mid stream urine ( Clean catch urine )
- urine pertama di pagi hari
- spesimen dikumpulkan di pertengahan urine dikeluarkan
Pengambilan urin kateter
Pengambilan urin suprapubic
Volume darah
• Bayi : 1-3 ml.
• Anak-anak: 3-5 ml
• Dewasa:10-20 ml
SPESIMEN SALURAN CERNA
• Spesimen feses
• Usap rectal (rectal swab)
• medium transport Carry-Blair
LEMBAR PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
1. Nama lengkap pasien
2. Umur dan jenis kelamin pasien
3. Nomor catatan medik pasien
4. Nama dokter pengirim
5. Alamat lengkap rumah sakit atau dokter pengirim
6. Deskripsi singkat dan jelas asal spesimen
7. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
8. Diagnosis atau keadaan klinis pasien saat pengambilan spesimen
9. Permintaan pemeriksaan laboratorium mikobiologi
10. Antibiotika yang telah diberikan
METODE IDENTIFIKASI
Mikroskop langsung
Kultur
Serologi
Pemeriksaan molekuler
1,MIKROSKOPIS
pemeriksaan langsung (pewarnaan) deteksi mikroorganisme
• Cepat dan mudah
Pewarnaan:
1. Pewarnaan sederhana,
2. Pewarnaan negatif,
3. Pewarnaan diferensial dan
4. Pewarnaan Khusus
2,KULTUR
Menumbuhkan organisme dalam medium.
Komponen :
sumber nutrisi
pemadat
pH spesifik
tambahan khusus (fastidious bacteria)
Sumber nutrisi: nitrogen, carbon, mineral, vitamin dll.
• Konfirmasi mikroba
• Mengembangbiakkan baketeri dan untuk pemeriksaan lainnya.
kelemahan:
• Lama
• Sulit untuk beberapa bakteri
TES BIOKIMKIA
• Fermentasi karbohidrat, tes motility, tes H2S
• Tes koagluase
• Tes katalese, dll.
TES SEROLOGO
Reaksi spesifik
Penggabungan antigen-antibodi bersifat reversible
Antigen dan antibodi adalah reaksi kimia yg bergabung adalah gugus spesifik dari
keduanya
Suatu antigen dan antiserumnya dapat diperlihatkan tipe-tiper reaksi serologis yang berbeda
Aglutinin : Ab membentuk aglutinasi
Presipitin: Ab dapat membentuk presipitasi (endapan) bila bereaksi dengan antigen terlarut
Antitoksin: Ab yang diproduksi sbg respon thdp toksin mikroba presipitasti
Opsonin: Ab menyelimuti permukaan mikroba denan cara berikatan dgn antigen permukaan
selimut difagosit oleh sel darah putih
INTERAKSI Ag-Ab
• Visualisasi:
- Aglutinasi
- presipotasi
• Tidak divisualisasi
- Pemberial “label untuk penukuran imunokimia
Imunofluoresensi
• Untuk mendeteksi mikroorganisme dalam spesimen klinik maupun untuk menentukan antibodi
terhadap mikroorganisme tertentu dalam serum
• Kombinasi antara zat warna fluoresein dengan antibodi sehingga menimbulkan pendaran ketika
dilihat di mikroskop dengan sinar UV
ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay)
• Teknik untuk mendeteksi antigen dan antibodi menggunakan enzim seperti peroksidase dan
fosfatase.
• Reaksi positif ditandai dengan perbedaan warna dengan kontrol (tidak berwarna)
• Untuk kuantitatifnya digunakan alat spektrofotometer
POLYMERSE PCR
Pros:
• Simple process, eliminates tedious work, results available within a day
• Does not require a viable organism since only a strand of DNA is needed,
• Sensitive test
Cons:
• Sensitive – pick up environmental contaminants
• Unable to distinguish between certain species
ANTI BIOTIK KONTROL
• KHM (MIC): konsentrasi terendah menghambat pertumbuhan bakteri
• Delusi:
– Antimikroba pada medium broth kekeruhan .
Difusi
• Agar Plate
• Prinsip: berdasarkan ukuran zona hambat (bening) disekitar disk
• Variasi : diffusibility agent, ukuran inokulum, tipe medium dll
• Pengukuran diameter : Sensitif, intermediate, resisten
Intepretative standards for disk difusion susceptibility testing
3. KLASIFIKASIMIKROBA
Sistematika Mikrobia: keanekaragaman (kemiripan sifat) dan hubungan (evolusi)/ (fenetik &
filogenetik)
• Klasifikasi mikrobia
• Tatanama Mikrobia
• Identifikasi Mikrobia
SISTEMATIAK MIKROBIA
Sistematika:
ilmu yang mempelajari keanekaragaman mahluk hidup serta hubungan kekerabatan antar
sesamanya.
Tiga bidang kajian sistematika:
Klasifikasi
Tatanama (Nomenklatur)
Identifikasi
: ilmu yang mempelajari teori klasifikasi yang mencakup dasar, prinsip serta aturan klasifikasi.
: praktek taksonomi yaitu proses penataan organisme ke dalam suatu kelompok (takson)
berdasarkan hubungan kemiripan (similaritas) atau hubungan kekerabatan (evolusioner).
: proses dan hasil penentuan apakah suatu organisme yang belum dikenal merupakan anggota
kelompok yang sudah diketahui sebelumnya atau bukan.
: cara pemberian nama ilmiah mahluk hidup menurut kode tatanaman
DASARV KLASIFIKASI
Aristoteles ( 400 SM – 1800-an) : kenampakan morfologi luar
E. Haeckel (1866): morfologi (mikroskopis) dan fisiologi
VIRUS
KLASIFIKASI VIRUS
1. Host
- Bacteriophages
- tumbuhan
- Hewan. Daerah infeksi
1. Dermotrophic
2. Neurotrophic
2. GENOM:– DNA / RNA
– ds/ss DNA and ds/ss RNA
3. Susunan polipeptida: ikosahedral, kompleks
4. Selubung : memiliki selubung (envelop) dan tidak berselubung (naked)
PENAMAAN
1. Dinamakan setelah penyakit
misalnya. virus campak, virus cacar
2. Nama setelah tempat di mana penyakit ini pertama kali dilaporkan
virus penyakit Newcastle, virus Ebola, virus Norwalk, Bunyaviridae
3. host
virus mosaik tembakau
4. kata Latin dan Yunani
Coronaviridae - “crown"
Parvoviridae - "kecil“
5. Penemu Virus
misalnya. virus Epstein-Barr
KLASIFIKASIVIRUS BERDASARKAN MATERIGENETIK
Kelas Asam Cara reproduksi contoh
nukleat
KLASIFIKASI LENGKAP
DNA
DNAVIRUS
• dsDNA
– Small pox virus
– Herpes virus
– Papilloma virus
• ssDNA
– Parvovirus
• dsRNA
– Rotavirus
• +ssRNA
– Polio virus
– Rhinovirus
– Corona virus
• -ssRNA
– Measles, mumps
– Rabies virus
– Influenza virus
• Retroviruses
– HIV
Sistem Klasifikasi Baltimore
• DNA or RNA
• Single stranded or double stranded
• Whether or not they use reverse transcriptase
The Baltimore classification system
• 1. dsDNA viruses
• 2. ssDNA viruses
• 3. dsRNA viruses
Class I
• Virus dengan genom Double-stranded (ds) DNA
• Produksi mRNA dan replikasi genom virus terjadi jika menggunakan genom host
Class II
• Merupakna virus Single-stranded(ss) DNA.
• Virus ini membentuk double stranded DNA intermediate selama replikasi dan digunakan untuk
transkripsi.
• RNA polimerase membutuhkan DNA untai ganda sebagai template. RNA polimerase tidak
mengkatalis RNA dari RNA template tetapi dari DNA template
• Nitrogen :
- Terdapat di dalam asam amino dan protein
- Umumnya bakteri berperan sebagai dekomposer protein
- Beberapa bakteri menggunakan NH4+ atau NO3-
- Hanya sedikit bakteri yang menggunakan N2 untuk fiksasi nitrogen
- Nitrogen (N) Sumber N untuk kebutuhan nutrisi dalam medium dalam bentuk anorganik (amonium
nitrat (NH4NO3) atau amonium sufat ((NH4)2SO4)) dan organik (protein/pepton atau asam-asam
amino)
• Sulfur /belerang (S)
- Terdapat dalam asam amino, tiamin, dan biotin
- Beberapa bakteri menggunakan SO42- atau H2S
- S dalam medium berasal dan senyawa anorganik (amoniumsulfat (NH4)2SO4 ) dan S dari senyawa
organik (diperoleh dalam molekul protein/pepton atau asam-asam amino)
S: untuk membentuk asam amino (cystein, cystine, methionine)
Hidrogen dan oksigen: membangun berbagai senyawa organik
Phospor adalah esensial untuk sintesis DNA dan pembentukan ATP
Sebagain dari unsur ini tersedia dalam air, bahan nutrien dan sebagian lagi di atmosfer
Ion fosfat (po4 3-) dan sulfat (so4 2-) dapat menjadi unsur utama yang diperlukan mikroba
• Posfor
-Terdapat di dalam DNA, RNA, membran, dan ATP
3-
- PO4 merupakan sumber posfor
• Fosfat dipakai biasanya dalam bentuk garam seperti kaliumdihidrogen fosfat (KH2PO4),
dikaliumhidrogenfosfat (K2HP04), natriumdihidrogen fosfat (NaH2PO4) dan
dinatriumhidrogenfosfat (Na2HP04).
• Hidrogen dan oksigen
- Membangun berbagai senyawa organic
Unsurlogam organik
• Beberapa spesies bakteri ada yang memerlukan unsur logam tertentu, unsurunsur ini diperlukan
dan berguna untuk mengaktifkan enzim, supaya reaksi biokimiawi dalam sel berjalan lancar.
Unsur logam ini pemakaiannya sedikit sekali, dan merupakan elemen mikro.
• Vitamin
- diperlukan untuk mengaktifian enzim
- banyak spesies bakteri yang dapat meusintesa sendiri vitamin yang dibutuhkannya.
• vitamin B, vitamin B6, vitamin C dan vitamin B komplek.
• Penyubur
- Untuk menumbuhkan beberapa jenis bakteri tertentu (sulit pertumbuhannya dimedium biasa),
perlu ditambahkan penyubur kedalam media.
- Penyubur yang biasa dipakai antara lain : darah domba/sapi, serum ayam/sarum kuda dan
suplemen tertentu.
- NaCl
- Selain sebagai elemen mikro, NaCI diperlukan untuk tekanan osmosa dan keseimbangan fisiko
khemis sel bakteri yang tumbuh dalam media tersebut.menaikkan
• Agar-agar
- Untuk media bentuk padat/semi padat ditambabkan agar-agar sebagai pemadat
• Air
- Air mutlak diperiukan selain sebagai pelarut babas media, umumnya bakteri senang/lebih subur
tumbuhnya dengan kandungan air, den biasanya digunakan air sting (aquadest).
MEDIA KULTUR
Indikasi/ kebutuhan kultur-
• Isolasi bakteri menjadi biakan murni (pure culture)
• Mengamati bagian2 bakteri
• penyiapan antigen atau tes lainnya
• Identifikasi bekteri isolat
• Tes antibiotik
• Menghitung jumlah sel
• Stok kultur
• Media Kultur: Nutrisi yang dipersiapkan untuk pertumbuhan mikroba
• Steril: Tidak ada mikroba yang tumbuh
• Inokulum: Suspensi mikroorganisme
• Inokulasi : memperkenalkan mikroba ke medium
• Kultur : Mikroba tumbuh di dalam/pada media kultur
Pure culture
mixed culture
kontaminasi
KOMPOSISI MEDIA
• CHEMICALLY MEDIA dan UNDEFINED MEDIA
• Undifined media : mengandung bahan organik (beef, yeast, peptone, blood, serum, milk , soil)
• Bahan organik mengandung gula, asam amino, vitamin, garam (komposisi pasti tidak diketahui)
• Kebutuhan zat kimia dengan variasi yang sangat banyak >> mikroba FASTIDIOUS
KLASIFIKASI MEDIA
BERDASARKAN BENTUK
Medium cair
Medium padat
Medium agar
Medium semi solid
KLASIFIKASI MEDIA
• FUNGSI DAN BAGIANNYA:
- medium sederhana/umum
- Enriched media
- Enrichment broth
- Selective media
- Indicator media
- Differential media
- Composite media
- Transport media
MWDIUM UMUM
• Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,pepton dan agar.
TUJUAN
• Uji biasa dari air dan produk pangan
• Media transpor untuk stok kultur
• Untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri
• Untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni
Contoh: Nutrien agar, potato dextrosa agar (pertumbuhan jamur)
MEDIA DIPERKAYA (Enriched Medium)
• Diperkaya dengan kandungan nutrien tertentu dalam rangka mengoptimasi pertumbuhan bakteri
tertentu.
• Selain nutrien, bisa juga ditambahkan :
1. Bahan Penghambat Bakteri lain
2. Indikator Selektivitas
3. serum, darah, kuning telur, ekstrak tumbuhan
• Contoh : LJ egg base medium contaminant inhibit with malachite green.
ERIHTSMENT MEDIA
• Untuk kultur campuran atau bahan yang mengandung lebih dari satu jenis bakteri
• Mengandung substansi yang menstimulasi pertumbuhan bakteri dan menghambat bakteri yang
tidak diinginkan
• Menghambat bakteri komensal dalam spesimen klinis
C: Selenite F broth, tetrathionate broth & alkaline peptone
• water (Spesimen feses)
Media Selektif
Media yang menekan pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan dan menumbuhkan mikroba sasaran
• Media yang ditambah zat-zat tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan
mikroba lain.
Contoh:
- Mannitol Salt Agar (MSA) untuk bakteri Staphylococci
- Hoktoen enteric Agar (HE)
- Phenylethyl alcohol agar (PEA/PAA)
- EMB : gram positif terhambat, selektif u/gram negatif
- TCBs : vibrio sp.
inhibitors :
A. Gram positive
1. Gentian violet
2. bile salts
3. Na desoxycholate
B. Gram negative
1. K tellurite
2. Na azide
C. Proteus
1. Chloral hydrate
2. alcohol
D. contaminants
• Antibiotik : penicilin, streptomycin, chloramfenicol
• Mallacithe green
DEFFERENTIAL MEDIA
inhibitors :
A. Gram positive
1. Gentian violet
2. bile salts
3. Na desoxycholate
B. Gram negative
1. K tellurite
2. Na azide
C. Proteus
1. Chloral hydrate
2. alcohol
D. contaminants
• Antibiotik : penicilin, streptomycin, chloramfenicol
• Mallacithe green
MACCONCEY
• selective & differential media.
selective inhibits the growth of some organisms [Gram positive bacteria]
Differential “lactose fermenters” merah
” non-lactose fermenters” transparan dan jernih
MEDIA [ENGUJI
• Media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin, asam amino,
antibiotik dan sebagainya
• Contoh : Muller Hinton Agar
COMPOSITET MEDIA
• Identifikasi isolat
e.g. Triple Sugar Iron
Media transport
• Untuk penyimpanan sementara
• C:/Stuart’s transport media
Buffered glycerol saline – enteric bacilli
PERSAPAN PEMBIAKAN MEDIA
Sterilisasi merupakan proses mematikan semua mikroorganisme yang hidup.
Dalam proses pembiakan bakteri, sterilisasi mutlak diperlukan untuk menghindari kontaminasi bakteri
non-target atau mikroorganisme lain (jamur atau virus)
Secara Umum meliputi :
1. Sterilisasi Media
2. Sterilisasi Alat
1. Sterilisasi Media
Meliputi :
2. Sterilisasi Alat
Sterilisasi Kering menggunakan oven pada temperatur 160-170 0C selama 2-3 jam.
3.mengirimmedia
• Kultur murni hanya berisi satu spesies atau satu strain mikroba
• Satu koloni adalah satu populasi yang berasal dari satu sel atau satu koloni
• Satu koloni atau koloni tunggal disebut dengan a coloni-forming unit (CFU)
KARAKTERISTIK BAKTERI
CIRI CIRI UMUM BAKTERI
Uniseluler (bersel tunggal), prokariotik (tidak mempunyai membran inti)
Ukuran: 0,2-5 μm
Ukuran terkecil: Mycoplasma = poxvirus
Ukuran terbesar: Bacillus antrachis
Hidup secara soliter atau berkoloni, serta ada yang bersimbiosis, parasit, dan saprofitik
Berkembang biak secara vegetatif dan generatif
Hidupnya kosmopolit
Dinding sel terdiri dari Peptidoglikan
JENIS JENIS BAKTERI
• Berdasarkan karakteristik dinding sel :
– Bakteri gram negatif
– Bakteri gram positif
– Bakteri tidak berdinding sel
• Berdasarkan jumlah dan letak flagela :
– bakteri monotrik
– bakteri amfitrik
– bakteri lofotrik
– bakteri peritrik
• Berdasarkan cara hidup
– Bakteri heterotrof
• Bakteri parasit
• Bakteri saprofit
• Bakteri patogen
• Bakteri apatogen
– Bakteri autotrof
• Fotoautotrof
• Kemoautotrof
• Berdasarkan sumber oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi :
– Bakteri aerob
– Bakteri anaerob
• Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen :
– Bakteri aerob obligat
– Bakteri anaerob obligat
– Bakteri anaerob fakultatif
MURFOLOGI BAKTERI
STRUKTUR BAKTERI