Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MEKANISME NEKROSIS SEL

Disusun Oleh :

1. Halwa Dewi Salamah R. S


2. Moh. Anggit Pranowo
3. Nurina Novi Astutik
4. Ossylavita Ernia W.
5. Putri Aisyah
6. Siti Nuryati
7. Wuri Nur R.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-
Nya. Alhamdulillah, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PATOFISIOLOGI dengan judul
“MEKANISME TERJADINYA NIKROSIS SEL” Karena terbatasnya ilmu yang dimiliki
oleh penulis, maka makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa
adanya bantuan dari beberapa pihak.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LATAR BELAKANG......................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................
C. TUJUAN......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
A. PENGERTIAN NEKROSIS...........................................................................
B. JENIS-JENIS NEKROSIS............................................................................
C. DAMPAK NEKROSIS...............................................................................
D. PENYEBAB NEKROSIS..................................................................................
E. MEKANISME NEKROSIS.........................................................................
F. PENGOBATAN NEKROSIS......................................................................
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan sel, kematian menjadi salah
satu aspek yang tidak terelakkan. Beberapa faktor dapat menjadi alasan kematian, yaitu
akibat penuaan, kematian terprogram, dan pengaruh dari lingkungan luar.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut
Nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain
karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel
yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati.

Rumusan Masalah
a. Apa pengertian nekrosis?
b. Apa jenis-jenis nekrosis?
c. Apa dampak nekrosis?
d. Apa saja penyebab nekrosis?
e. Bagaimana mekanisme nekrosis terjadi?
f. Bagaimana pengobatan nekrosis?

Tujuan
a. Mengetahui pengertian nekrosis
b. Mengetahui jenis-jenis nekrosis
c. Mengetahui dampak dari nekrosis
d. Mengetahui penyebab nekrosis
e. Mengetahui mekanisme nekrosis
f. Mengetahui cara pengobatan nekrosis
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Nekrosis
Stimulus yang terlalu berat dan berlangsung lama serta melebihi kapasitas adaptif sel
akan menyebabkan kematian sel dimana sel tidak mampu lagi mengkompensasi tuntutan
perubahan. Sekelompok sel yang mengalami kematian dapat dikenali dengan adanya enzim-
enzim lisis yang melarutkan berbagai unsur sel serta timbulnya peradangan. Leukosit akan
membantu mencerna sel-sel yang mati dan selanjutnya mulai terjadi perubahan-perubahan
secara morfologis.
Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh disebut
nekrosis. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis. Selain
karena stimulus patologis, kematian sel juga dapat terjadi melalui mekanisme kematian sel
yang sudah terprogram dimana setelah mencapai masa hidup tertentu maka sel akan mati.
Mekanisme ini disebut apoptosis, sel akan menghancurkan dirinya sendiri (bunuh
diri/suicide), tetapi apoptosis dapat juga dipicu oleh keadaan iskemia.
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis),
dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan
rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.

2. Jenis-jenis Nekrosis
a. Nekrosis koagulatif
Terjadi akibat hilangnya secara mendadak fungsi sel yang disebabkan oleh hambatan
kerja sebagian besar enzim. Enzim sitoplasmik hidrolitik juga dihambat sehingga
tidak terjadi penghancuran sel (proses autolisis minimal). Akibatnya struktur jaringan
yang mati masih dipertahankan, terutama pada tahap awal (Sarjadi, 2003).
Terjadi pada nekrosis iskemik akibat putusnya perbekalan darah. Daerah yang terkena
menjadi padat, pucat dikelilingi oleh daerah yang hemoragik. Mikroskopik tampak
inti-inti yang piknotik. Sesudah beberapa hari sisa-sisa inti menghilang, sitoplasma
tampak berbutir, berwarna merah tua. Sampai beberapa minggu rangka sel masih
dapat dilihat (Pringgoutomo, 2002).
Contoh utama pada nekrosis koagulatif adalah infark ginjal dengan keadaan sel yang
tidak berinti, terkoagulasi dan asidofilik menetap sampai beberapa minggu (Kumar;
Cotran & Robbins, 2007).

b. Nekrosis likuefaktif (colliquativa)


Perlunakan jaringan nekrotik disertai pencairan. Pencairan jaringan terjadi akibat kerja
enzim hidrolitik yang dilepas oleh sel mati, seperti pada infark otak, atau akibat kerja
lisosom dari sel radang seperti pada abses (Sarjadi, 2003).

c. Nekrosis kaseosa (sentral)


Bentuk campuran dari nekrosis koagulatif dan likuefaktif, yang makroskopik teraba
lunak kenyal seperti keju, maka dari itu disebut nekrosis perkejuan. Infeksi bakteri
tuberkulosis dapat menimbulkan nekrosis jenis ini (Sarjadi, 2003). Gambaran
makroskopis putih, seperti keju didaerah nekrotik sentral. Gambaran makroskopis,
jaringan nekrotik tersusun atas debris granular amorf, tanpa struktur terlingkupi dalam
cincin inflamasi granulomatosa, arsitektur jaringan seluruhnya terobliterasi (tertutup)
(Kumar; Cotran & Robbins, 2007).

d. Nekrosis lemak
Terjadi dalam dua bentuk:
 Nekrosis lemak traumatik
Terjadi akibat trauma hebat pada daerah atau jaringan yang banyak mengandung
lemak (Sarjadi, 2003).
 Nekrosis lemak enzimatik
Merupakan komplikasi dari pankreatitis akut hemorhagika, yang mengenai sel lemak di
sekitar pankreas, omentum, sekitar dinding rongga abdomen. Lipolisis disebabkan oleh
kerja lypolitic dan proteolytic pancreatic enzymes yang dilepas oleh sel pankreas yang
rusak (Sarjadi, 2003).
e. Nekrosis fibrinoid
Disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah imun. Hal ini ditandai dengan adanya
pengendapan fibrin bahan protein seperti dinding arteri yang tampak kotor dan eosinofilik
pada pada mikroskop cahaya. Nekrosis ini terbatas pada pembuluh darah yang kecil, arteriol,
dan glomeruli akibat penyakit autoimun atau hipertensi maligna. Tekanan yang tinggi akan
menyebabkan nekrosis dinding pembuluh darah sehingga plasma masuk ke dalam lapisan
media. Fibrin terdeposit disana. Pada pewarnaan hematoksilin eosin terlihat masa homogen
kemerahan (Sarjadi, 2003).

3. Dampak Nekrosis
Jaringan nekrotik akan menyebabkan peradangan sehingga jaringan nekrotik tersebut
dihancurkan dan dihilangkan dengan tujuan membuka jalan bagi proses perbaikan
untuk mengganti jaringan nekrotik. Jaringan nekrotik dapat digantikan oleh sel-sel
regenerasi (terjadi resolusi) atau malah digantikan jaringan parut. Jika daerah nekrotik
tidak dihancurkan atau dibuang maka akan ditutup oleh jaringan fibrosa dan akhirnya
diisi garam-garam kalsium yang diendapkan dari darah di sekitar sirkulasi jaringan
nekrotik. Proses pengendapan ini disebut kalsifikasi dan menyebabkan daerah
nekrotik mengeras seperti batu dan tetap berada selama hidup.
Perubahan-perubahan pada jaringan nekrotik akan menyebabkan :
a) Hilangnya fungsi daerah yang mati.
b) Dapat menjadi fokus infeksi dan merupakan media pertumbuhan yang baik
untuk bakteri tertentu, misalnya bakteri saprofit pada gangren.
c) Menimbulkan perubahan sistemik seperti demam dan peningkatan leukosit.
d) Peningkatan kadar enzim-enzim tertentu dalam darah akibat kebocoran sel-sel
yang mati.

4. Penyebab Nekrosis
 Penyebab Nekrosis
a) Iskhemi
Iskhemi dapat terjadi karena perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk suatu
alat tubuh terputus. Iskhemi terjadi pada infak, yaitu kematian jaringan akibat
penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan dapat terjadi akibat pembentukan
trombus.
Penyumbatan mengakibatkan anoxia.Nekrosis terutama terjadi apabila daerah yang
terkena tidak mendapat pertolongan sirkulasi kolateral. Nekrosis lebih mudah terjadi
pada jaringan-jaringan yang bersifat rentan terhadap anoxia. Jaringan yang sangat
rentan terhadap anoxia ialah otak.
b) Agens biologik
Toksin bakteri dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dan
trombosis. Toksin ini biasanya berasal dari bakteri - bakteri yang virulen, baik endo
maupun eksotoksin.
c) Agens kimia
Dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia merupakan juga merupakan
juga zat yang biasa terdapat pada tubuh, seperti natrium danglukose, tapi kalau
konsentrasinya tinggi dapat menimbulkan nekrosis akibat gangguan keseimbangan
kosmotik sel. Beberapa zat tertentu dalam konsentrasi yang rendah sudah dapat
merupakan racun dan mematikan sel, sedang yang lain baru menimbulkan kerusakan
jaringan bila konsentrasinya tinggi.
d) Agens fisik
Trauma, suhu yang sangat ekstrem, baik panas maupun dingin, tenaga listrik, cahaya
matahari, tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul kerusakan
potoplasma akibat ionisasi atau tenaga fisik, sehingga timbul kekacauan tata kimia
potoplasma dan inti.
e) Kerentanan (hypersensitivity)
Kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara di dapat (acquired) dan
menimbulkan reaksi imunologik. Pada seseorang bersensitif terhadap obat-obatan
sulfa dapat timbul nekrosis pada epitel tubulus ginjal apabila ia makan obat-obatan
sulfa. Juga dapat timbul nekrosis pada pembuluh-pembuluh darah. Dalam imunologi
dikenal reaksi Schwartzman dan reaksi Arthus.
 Akibat Nekrosis
a. Sekitar 10% kasus terjadi pada bayi dan anak-anak.
Pada bayi baru lahir, nekrosis kortikalis terjadi karena:
- persalinan yang disertai dengan abruptio placentae – sepsis bakterialis.
Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena:
- infeksi - syok
- dehidrasi
b. Pada dewasa, 30% kasus disebabkan oleh sepsis bakterialis.
Sekitar 50% kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan:
- Abroptio placenta
- Placenta previa
- Pendarahan rahim
- infeksi yang terjadi segera setelah melahirkan (sepsis puerpurium)
- penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli)
- kematian janin di dalam rahim
- pre-eklamsi(tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air kemih
atau penimbunan cairan selama kehamilan).

5. Mekanisme Nekrosis
Mekanisme nekrosis sebagai berikut :
 Deplesi ATP
ATP penting bagi setiap proses yang terjadi dalam sel, seperti
mempertahankan osmolaritas seluler, proses transport, sintesis protein, dan
jalur metabolik dasar. Hilangnya sintesis ATP menyebabkan penutupan segera
jalur homeostasis.
 . Deprivasi oksigen
Kekurangan oksigen mendasari patogenesis jejas sel pada iskemia.
 Hilangnya homeostasis kalsium
Kalsium bebas sitosol normalnya dipertahankan oleh transpor kalsium yang
bergantung pada ATP. Iskemia atau toksin menyebabkan masuknya kalsium
ekstrasel diikuti pelepasan kalsium dari deposit intrasel. Peningkatan kalsium
sitosol akan menginaktivasi fosfolipase (pencetus kerusakan membran),
protease (katabolisator protein membran dan struktural), ATPase
(mempercepat deplesi ATP), dan endonuklease (pemecah materi genetik).
 Efek permeabilitas membran plasma
Membran plasma dpat langsung dirusak oleh toksin bakteri, virus, komponen
komplemen, limfosit sitolitik, agen fisik maupun kimiawi. Perubahan
permeabilitas membran dapat juga disebabkan oleh hilangnya sintesis ATP
atau aktivasi fosfolipase yang dimediasi kalsium.
 Kerusakan mitokondria
Peningkatan kalsium sitosol, stress oksidatif intrasel dan produk pemecahan
lipid menyebabkan pembentukan saluran membran mitokondria interna
dengan kemampuan konduksi yang tinggi. Pori nonselektif ini memungkinkan
gradien proton melintasi membran mitokondria sehingga mencegah
pembentukan ATP

6. Pengobatan Nekrosis
Pengobatan nekrosis biasanya melibatkan dua proses yang berbeda. Biasanya, penyebab
nekrosis harus diobati sebelum jaringan mati sendiri dapat ditangani. Sebagai contoh,
seorang korban gigitan ular atau laba-laba akan menerima anti racun untuk menghentikan
penyebaran racun, sedangkan pasien yang terinfeksi akan menerima antibiotik. Bahkan
setelah penyebab awal nekrosis telah dihentikan, jaringan nekrotik akan tetap dalam
tubuh. Respon kekebalan tubuh terhadap apoptosis, pemecahan otomatis turun dan daur
ulang bahan sel, tidak dipicu oleh kematian sel nekrotik.
Terapi standar nekrosis (luka,luka baring, lukabakar, dll) adalah bedah
pengangkatan jaringan nekrotik. Tergantung pada beratnya nekrosis, ini bisa berkisar dari
penghapusan patch kecil dari kulit, untuk menyelesaikan amputasi anggota badan yang
terkena atau organ. Kimia penghapusan, melalui enzimatik agen debriding, adalah pilihan
lain. Dalam kasus pilih, khusus belatung terapi telah digunakan dengan hasil yang baik.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma, dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan
rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.
Nekrosis hanya dapat diobati sebelum jaringan sel tersebut mati.
Saran
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan selakut atau
trauma, di mana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol. Maka kita harus
mempraktekkan gaya hidup sehat, dengan makan makanan yang sehat dan melakukan
aktivitas yang teratur sebelum mendapatkan hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku. Edisi 3. Jakarta: EGC.


Kumar, Vinay; Ramzi S. Cotran; Stanley L Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Ed.7, Vol.1.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lestari, Ajeng S.P. dan Agus Mulyono. 2011. Analisis Citra Ginjal untuk Identifikasi Sel Psikonosis
dan Sel Nekrosis. Jurnal Neutrino Vol.4, No.1, p:48-66.

Anda mungkin juga menyukai