Anda di halaman 1dari 8

I.

LATAR BELAKANG
Penyakit jamur banyak dialami oleh penduduk indonesia.Salah satu penyakit
yang disebabkan oleh jamur adalah kandidias. Penyebab utama kandidiasis
adalah Candida albicans. Jamur adalah cendawan berbentuk sel atau benang
bercabang, mempunyai dinding dari selulosa atau kitin, mempunyai protoplasma
yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembang
biak secara aseksual dan seksual. Pada umumnya jamur tumbuh dengan baik di
tempat yang lembab. Jamur juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
sehingga jamur dapat ditemukan di semua tempat di seluruh dunia. Jamur
termasuk tumbuhan kelas Tallophyta yang tidak mempunyai akar, batang, dan
daun.
Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia adalah mikosis. Mikosis
sistemik adalah mikosis yang menyerang organ-organ dalam seperti paru-paru,
ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina. Meskipun demikian tidak semua
orang terkena penyakit jamur. Hal ini disebabkan adanya sistem kekebalan.
Sistem kekebalan bawaan melindungi tubuh dari masuknya jamur ke dalam
tubuh. Candida albicans dianggap sebagai spesies yang paling patogen dan
menjadi penyebab terbanyak kandidiasis, tetapi spesies yang lain ada juga yang
dapat menyebabkan penyakit bahkan ada yang berakhir fatal. Stomatitis
merupakan penyakit yang diakibatkan adanya jamur pada mulut dan saluran
kerongkongan. Hampir di setiap tubuh kita mengandung jamur ini termasuk di
daerah mukosa mulut dan alat kelamin, namun adanya jamur ini tidak
menimbulkan keluhan yang berarti.
Kandidiasis ialah penyakit jamur yang menyerang kulit, rambut, kuku, selaput
lendir, dan organ dalam yang disebabkan oleh berbagai genus Candida. Spesies
yang banyak ditemukan pada manusia ialah C.albicans, dan sisanya disebabkan
oleh jamur C. tropicalis, C. krusei, C. parapsilopsis, C. guiliermondii, C. kefyr, C.
glabrata, dan C. dubliniensis. Spesies terbanyak kandidiasis adalah Candida
albicans. Kandidiasis adalah suatu penyakit akut atau subakut yang disebabkan
oleh C.albicans atau kadang-kadang oleh spesies lain yang dapat menyerang
berbagai jaringan tubuh.
Stomatitis (sariawan) adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya
berupa bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal
maupun berkelompok. Stomatitis dapat menyerang selaput lendir pipi bagian
dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut.
Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun stomatitis (sariawan) dapat
menggangu pencernaan. Stomtitis dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal
umur maupun jenis kelamin. Stomatitis dapat sembuh dengan sendirinya.
Sariawan ini dapat terjadi karena tergigit, terkena duri ikan, terkena sikat gigi dan
kekurangan Vitamin C. Selain itu faktor lain penyebab stomatitis adalah
mengkonsumsi air dingin atau panas, kelainan pencernaan, faktor psikologis
(stress). Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua
hari yang kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Bercak luka
yang ditimbulkan akibat dari sariawan ini sangat peka terhadap gerakan lidah
atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas dapat membuat kita susah
makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita penyakit ini biasanya
juga banyak mengeluarkan air liur.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Jamur
Jamur dalam bahasa Indonesia sehari-hari mencakup beberapa hal yang agak berkaitan. Arti
pertama adalah semua anggota kerajaan fungi dan beberapa organisme yang pernah dianggap
berkaitan, seperti jamur lendir dan "jamur belah" (Bacteria).Arti kedua berkaitan dengan sanitasi dan
menjadi sinonim bagi kapang.Arti terakhir adalahtubuh buah yang lunak atau tebal dari sekelompok
anggota Fungi (terutamaBasidiomycetes) yang biasanya muncul dari permukaan tanah atau substrat
tumbuhnya.
Jamur dianggap sebagai tanaman yang sangat bervariasi baik dalam bentuk, sifat dan siklus
hidupnya.Namun sekarang para ahli botani mencoba mendefinisikan jamur tersebut berdasarkan ciri-
ciri umum yang dimilikinya. Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai inti sejati) tidak
mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur somatik atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan
umumnya berupa filamen atau benang-benang bercabang (multisesuler), berkembang biak secara
seksual dan aseksual, dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya. Selain itu
jamur juga dapat diartikan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mempunyai
kemampuan untuk memproduksi makan sendiri atau dengan kata lain jamur tidak bisa memanfaatkan
karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Oleh karena itu jamur memerlukan senyawa organik baik
dari bahan organik mati maupun dari organisme hidup sehingga jamur dikatakan heterotrof.Jamur ini
ada yang hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik mati seperti sisa-sisa hewan atau
tumbuhan, dan dapat pula yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup.Jamur hidup
dan memperoleh makanan dari bahan organik mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan
memperoleh makanan dari organisme hidup dinamakan parasit.
Tubuh jamur terdiri atas dua tipe utama: uniseluler dan multiseluler. Tubuh uniseluler terdiri
atas hanya satu sel, misalnya khamir (yeast). Tubuh multiseluler terdiri atas banyak sel-sel
memanjang yang disebut hifa (hyphae) yang terjalin satu sama lain membentuk talus vegetatif yang
disebut miselium (mycelium). Hifa dapat dibedakan menjadi bersekat (septate) dan tidak bersekat
(aseptate  atau  coenocytic).Dalam hal hifa membentuk sekat, bagian hifa yang dibatasi oleh sekat
merupakan sel. Beberapa kelompok jamur tertentu dapat mengalami dimorfisme, yaitu pada kondisi
tertentu berbentuk uniseluler dan pada kondisi lainnya berbentuk multiseluler (membentuk hifa semu
atau pseudohyphae). Hifa dapat bercabang dan hifa cabang dapat saling bertemu dan kemudian
menyatu melalui proses anastomosis. Meselium dapat tersusun longgar maupun tersusun padat
(disebut plektenkima, plectenchymma), tetapi bukan merupakan jaringan sebagaimana pada
tumbuhan dan binatang.Plektenkima dapat berupa prosenkima (tersusun agak longgar),
pseudoparenkima (tersusun rapat, dinding hifa tidak menebal), dan presudosclerenkima (tersusun
rapat dan dinding hifa menebal).Meskipun telah tersusun padat, plektenkima tidak mengalami
diferensiasi fungsi sebagaimana yang terjadi pada jaringan.
Plektenkima membentuk struktur khusus jamur berupa sklerotia (sclerotia), pseudoslerotia
(pseudosclerotia), jalinan miselial (myceliar strand) dan rizomorf (rhizomorph),
serta stromata.Sklerotia merupakan jalinan padat hifa untuk mempertahankan diri.Bila jalinan padat
hifa tersebut bercampur dengan jaringan tumbuhan mati tempat tumbuh jamur maka disebut
pseudoskleroria. Jalinan miselial terjadi bila jamur menghadapi kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan atau menghadapi persaingan dengan koloni sesama spesies maupun lain spesies.
Pada jamur spesies tertentu, jalinan miselial tersebut tumbuh lebih rapat dan lebih memanjang,
tampak seperti akar, disebut rizomorf.Stromata merupakan susunan hipa memadat sebagai dasar
untuk membentuk organ perkembangbiakan.
Sifat hidup jamur terbagi atas 3 bagian, yakni:
1.      Saprofit yakni sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik
mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa  bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bahan
yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah.
2.      Parasit yakni fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup yang disebut
inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit obligat yaitu parasit sebenarnya dan parasit fakultatif
yaitu organisme yang mula-mula bersifat parasit , kemudian membunuh inangnya, selanjutnya hidup
pada inang yang mati tersebut sebagai saprofit.
3.      Simbion yakni jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis dengan laga
menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan simbiosis dengan akar tumbuhan konifer
menghasilkan mikoriza.
2.2 Mikosis Sistematik
Mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan,
paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.Sedangkan beberapa jenis mikosis
sistemik antara lain sebagai berikut.

A.    Nocardiosis
Nocardiosis adalah mikosis yang menyerang jaringan subcutian dimana terjadi pembengkakan
jaringan yang terkena dan terjadinya lubang – lubang yang mengeluarkan nanah dan jamurnya
berupa granula.Terdapat di tanah sebagai saprofit.

Penyebabnya adalah Nocardia asteroidas


Jamurnya masuk kedalam jaringan subcutan karena trauma ( luka) karena itu biasanya mengenai
kaki dan tangan. Pada tempat itu kemudian terjadi pembengkakan, infeksi yang bernanah dan
terjadinya lubang-lubang ( sinus) yang mengeluarkan nanah yang berisi jamurnya. Bila jamurnya
masuk kedalam darah, dapat menyerang organ lain, misalnya otak dan paru- paru.

Nocardiosis biasanya berlangsung kronis.


Bahan untuk pemeriksaan dilaboratorium berasal dari granula yang keluar dari jaringan yang
terinfeksi.Dilalkukan pemeriksaan dengan mikroskop dan perbenihan sabouraud.(Iindah
entjang,2001:159)
1.     Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya nocardia asteroids dalam contoh cairan tubuh atau
jaringan yang di ambil dari penderita.

2.     Pengobatan
Pengobatan yang diberikan meliputi : pemberian antibiotik (biasanya dengan sulfonamide) selama 6
bulan atau lebih. Terkadang diberikan lebih dari 1 antibiotik.
3.     Morfologi
Jamur Nocardia berukuran diameter < 1 mikron, bersifat gram positif, koloni nocardia bersifat aerob.

B.     Candidiasis
Candidiasis adalah mikosis yang menyerang kulit atau jaringan yang lebih dalam lagi.Banyak di
temukan pada manusia sebagai saprofit.

Penyebabnya adalah candida albicans.Jamur ini sering kali terdapat pada mukosa mulut, oropharynx,
dan tractus gastrointestinal orang sehat (flora normal).

Candidiasis dapat mengenai kulit, kuku atau organ tubuh, seperti ginjal, jantung, dan paru-
paru.Candidiasis dapat pula terjadi pada selaput lendir mulut dan vagina.

Infeksi karena candida sp. Terjadi karena adanya faktor predisposisi, misalnya diabetes, AIDS daerah
kulit yang lembab dan obesitas.

Candidiasis pada mukosa mulut dan vagina sering kali terjadi karena pengobatan antibakteri yang
lama, yang menyebabkan berkurangnya flora normal didaerah tersebut.(Iindah entjang,2001:160)

1.   Diagnosis
Bahan pemeriksaan berasal dari swep vagina, sputum, LCS, skretmata dan mukosa mulut.
Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10% secara mikroskopik tampak spora yang
berbentuk oval, pada pulasan gram bersifat gram positif. Ditemukan Blastospora, Klamidospora,
Pseudohifa.

-       Infeksi fisual pada mukosa koral untuk identifikasi adanya lesi


-       Pemeriksaan hapusan pada lesi dengan mikroskop untuk mengidentifikasi adanya candida albicans.
-       Pengkajian tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat sangat membantu
-       Jika di duga infeksi telah menyebar ke esophagus dan lambung dapat dilakukan pemeriksaan
endoskopi.

2.   Pengobatan
Candidiasis di mulut dapat di obati dengan anti jamur berbentuk obat kumur atau gel. Lama waktu
pengobatan berkisaran 1-2 minggu.
Candidiasis di sekitar kelamin dapat di obati dengan anti jamur berbentuk cream, supositoria, serta
tablet.
3.   Morfologi
Candida dikenal sebagai jamur dimorfik karena mampu membentuk sel lagi dan hifa semu. Sel ragi
atau blastospoa/baltokonidia merupakan sel bulat atau oval dengan atau tanpa tunas. Hifa semu
terbentuk dengan cara elongasi sel ragi yang membentuk rantai yang rapuh. (Inge Sutanto,2009:327)

C.     Actinomycosis
Atinomycosis adalah mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan granulomatous, bernanah
disertai terjadinya abscess dan fistula.

Penyebab Actinomyces bovis.

Jamur ini pada manusia sehat sering terdapat juga pada mukosa mulut dan tonsil sebagai flora
normal.
Actinomycosis sering menimbulkan banyak abscess yang saling berhubungan melalui sinus – sinus
dan terjadinya fistula external yang megeluarkan cairan sanguinopurulent ( nanah campur darah)
berisi granula – granula.
Ada 3 tipe atinomycosis yaitu :
-       Cervicofacial ( 50% dari kasus )
-       Abdominal ( intestinal 20%-30% dari kasus )
-       Pulmonal ( 15% dari kasus )

Pada tipe cervicofacial, jamur masuk tubuh melalui selaput lendir mulut atau pharynx.Dalam
perkembangan penyakitnya bisa mengenai tulang tengkorak atau terjadi fistula menembus kulit.

Pada tipe abdominal ( intestinal ), jamur masuk ke tubuh melalui appendix atau caecum, terjadi
dimana jaringan radang pada quadrant kanan bawah abdomen diikuti terjadinya sinus-sinus, baik
internal maupun eksternal dalam perkembangan penyakitnya sering mengenai liver, spleen, dan
paru-paru.

Tipe pulmonal bisa terjadi secara primer dimana jamurnya masuk bersama udara pernapasan atau
secara sekunder berasal dari penyebaran tipe cervicofacial.Tipe pulmonal di tandai dengan adanya
batuk, banyak sputum, hemoptysis, demam, sesak napas dan keringat malam, diikuti terjadinya
abscess dan sinus-sinus eksternal yang mengeluarkan granulanya bersama nanah yang berwarna
mirip belerang.
Bahan pemeriksaan untuk laboratorium adalah nanah bersama granula untuk di lihat dengan
mikroskop dan pembenihan. (Iindah entjang,2001:160-161)

1.     Diagnosis
Pemeriksaan pus ( nanah ) dari lesi yang berupa granula actinomycosis ( sulfur granules ).

2.     Pengobatan
Bakteri actinomycosis umumnya sensitif terhadap penisilin, yang sering di gunakan untuk mengobati
aktinomikosis.Dalam kasus alergi penisilin, doksisiklin digunakan. Sulfonamid dapat digunakan
sebagai alternative dengan dosis harian total 2-4 gram. Respon terhadap terapi lambat dan mungkin
memakan waktu berbulan-bulan
3.     Morfologi
Actinomyces israelii tumbuh sebagai hifa halus dengan garis tengah 0,5-1 mikron pada biakan
anaerob. (Inge Sutanto,2009:327)

D.    Maduromycosis (Madura foot)


Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa granulomatous yang biasanya
meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki.(Iindah entjang,2001:161-162)

Gejalanya dimulai dengan adanya infeksi pada jaringan subkutan yang disebabkan oleh jamur
Eumycotic mycetoma atau kuman (mikroorganisme) mirip jamur yang disebut Actinomycotic
mycetoma.Tanda-tanda awal adanya benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah,
meradang.lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa granulomatous dan abses yang
kemudian terjadi sinus-sinus yang mengeluarkan nanah dan granula.(Iindah entjang,2001:161-162)
Penyakit ini terutama ditemukan di daerah tropic yang kering dan jarang hujan. Madura food juga
ditemukan di Indonesia, asia selatan, dan di amerika di daerah teropik dan subtropiknya.(Inge
Sutanto,2009:327)

Penyebabnya ada 2 yaitu : yang pertama antinomikotin (bacterial mycetoma)  yang di sebabkan oleh


jamur golongan  schizmycophyta yaitu :actinomyces, nocardia  dan Streptomyces .yang
keduamaduromikotik ( fungal mycetoma atau eumycetoma ) disebabkan oleh jamur
golongan eumycophyta diantaranya adalah madurella mycetomatis, scedosprium apiospermum
(pseudollescheriaboydii), madurella grisea, leptosphaeria sinegalensis.(Inge Sutanto,2009:327)

1.     Diagnosis
Ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang bernanah.Jamur masuk ke
dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk abses yang dapat meluas sampai otot dan
tulang.Jamur terlihat terlihat sebagai granula padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-lesi
akan menetap dan meluas ke dalam dan ke perifer sehingga berakibat pada derormitas.
2.     Pengobatan
Obat untuk infeksi yang disebabkan oleh A. israelii ialah penisilin dosis yang tinggi.Sulfa dan
streptomisin dipakai pada infeksi Nocardia dan Streptomyces.
Pengobatan untuk misetoma maduromikotok adalah secara bedah, yaitu dengan melakukan
ekstirpasi jaringan yang ada kelainannya atau amputasi bagian tubuh.(Inge Sutanto,2009:329)
3.     Morfologi
Hifa jamur membentuk gumpalan yang disebut butiran – butiran jamur atau granula yang merupakan
koloni jamur di dalam jaringan atau abses. Butir – butir jamur dapat berwarna putih, kekuning –
kuningan, tengguli hitam atau berwarna lain. Jamur ini terdiri dari hifa yang halus ( lebarnya kurang
dari 1 mikron ) penyakitnya disebut misetoma aktinomikotik  dan jamur hifa yang kasar ( lebarnya
lebih dari 1 mikron ) penyakitnya disebut misetoma maduro mikotik.

E.     Coccidioidomycosis
Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan olehCoccidioides immitis.Jamur
dimorfik yang terjadi di alam bebas.

Penyakit ini dikenal dalam dua bentuk Coccidioidoides imitis primer biasanya mengenai paru dengan
gejala menyerupai infeksi paru oleh organisme lain. Dan Coccidioidoides imitisprogresif adalah
penyakit yang bila tidak di obati, berlangsung fatal.(Inge Sutanto,2009:376)

Coccidioidoides imitis menimbulkan infeksi pada binatang pengerat, ternak ( sapi, beri-beri) dan
anjing. Menimbulkan infeksi kepada manusia bersama udara pernafasan yang mengandung
sporanya.Penyakit ini sering mewabah dimusim panas dimana banyak debu berterbangan yang
mengandung spora jamurnya.

Penyebab ialah Coccidioidoides imitis,jamur dimorfik yang terdapat dialam bebas.

Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya
disertai dengan pleuritis.

Bahan pemeriksaan laboratorium diambil dari sputum atau cairan pleura untuk dilihat dengan
mikroskop dan pembenihan.(Iindah entjang,2001:162)
1.     Diagnosis
- Tes darah – untuk memeriksa adanya antibodi untuk melindungi terhadap jamur
-  Analisis atau budaya dahak – untuk mencari keberadaan jamur di sputum
( lendir atau dahak yang dipilih, diproduksi ketika anda batuk)

2.     Pengobatan
- Coccidioidoides imitis primer kebanyakan dapat sembuh sendiri.
-  Coccidioidoides imitis progresif pengobatan diberikan dengan amfoterisin-B secara intravena,
pemberian itrakonazol dan derivate azol lain.
3.     Morfologi
C.imitis adalah jamur dimorfik. Di tanah dan didalam biakan pada suhu kamar C.imitis membentuk
koloni filamen. Hifa jamur ini membentuk artospora dan mengalami frekmentai. Artospora ringan,
mudah dibawa angin dan terhirup kedalam paru.
Pada suhu 370C,C.imitis membentuk koloni yang terdiri atas sferul yang berisi endospora. (Inge
Sutanto,2009:377)

F.     Sporotrichosis
Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan terjadinya benjolan gumma, ulcus dan
abses yang biasanya mengenai juga kulit dan kelenjar lympha superfisial.Penyebabnya
adalah Sporotrichum schenckii. Terdapat di alam bebas,S.schenckii sering terdapat di tanah dan
tumbuhan-tumbuhan yang sudah lapuk.(Inge Sutanto,2009:333)
Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang,
mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha.
(Iindah entjang,2001:163)

1.     Diagnosis
Dokter Anda dapat mendiagnosa sporotrichosis dengan mengambil riwayat kesehatan Anda dan
melakukan pemeriksaan fisik.Sampel kulit, nanah, aspirasi abses, sputum dan bahan klinik lainya
dapat diambil untuk pengujian. Sporotrichosis biasanya didiagnosis ketika dokter memperoleh swab
atau biopsi dari lokasi yang terinfeksi dan mengirimkan sampel ke laboratorium untuk kultur jaringan.

2.     Pengobatan
Terapi antijamur adalah pengobatan andalan untuk semua bentuk sporotrichosis.

3.     Morfologi
Biakan jamur pada suhu kamar membentuk koloni  filamen putih dengan hifa halus dan spora yang
tersusun meneyrupai bunga pada ujung konidiofora. Pada suhu 37oC biakan membentuk koloni ragi
dengan blastospora yang bulat atau lonjong .
G.    Blastomycosis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang dan sistem saraf.Penyebabnya
adalah Blastomyces dermatitidis danBlastomyces brasieliensis.Blastomycosis kulit gejalanya brupa
papula atau pustula yang berkembang menjadi ulcus kronis dengan jaringan granulasi pada
alasnya.Kulit yang sering terkena adalah wajah, leher, lengan dan kaki.Bila menyerang organ dalam,
gejalanya mirip tuberculosis.(Iindah entjang,2001:159)
Penyakit ini terdapat di amerika utara, kanada dan afrika.Di Indonesia belum di temukan.(Inge
Sutanto,2009:378)

1.     Diagnosis
- Bahan klinis
-  Kerokan kulit, dan bronkus cairan fleura dan darah , sumsum tulang urin dan bioksi jaringan dari
berbagai organ dalam.
-  Miroskopik langsung A kerokan kulit harus diperiksa menggunakan KOH 10% dan tinta parker atau
calcofluor white mounts.
-   B eksudat dan cairan tubuh harus disentrifugasi dan sedimenya diperiksa dengan menggunakan
KOH 10% dan tinta parker atau calcofluor white mounts.
-  C potongan jaringan harus diwarnai dengan PASdigest, Grocott’s methenamine silver ( GMS ) atau
pewarnaan gram. Histopatologi sangat berguna dan merupakan satu dari cara yang paling penting
untuk memperingatkan laboratorium bahwa mereka mungkin menangani sesuatu yang berpotensi
sebagai patogen. Potongan jaringan menujukan sel seperti ragi yang besar, dasarnya besar,
kuncupunipolar, berdiameter 8-15 mm. perhatikan : potongan jaringan perlu diwarnai dengan cara
Grocott’s methenamine silver untuk dapat melihat sel seperti ragi dengan jelas, yang sering kali sulit
dilihat pada sediaan H&E.

2.     Pengobatan
Amphotericin B (0,5 Mg/kg per hari selama sepuluh minggu ) tetap merupakan obat pilihan bagi
pasien infeksi akut yang mengancam jiwa dan mereka dengan meningitis. Pasien dengan kafitas paru
dan lesi ditempat selain paru dan kulit membutuhkan terapi yang lebih lama. Itraconazoleoral ( 200
mg/ hari untuk paling sedikit selama tiga bulan ) adalah obat pilihan bagi pasien dengan bentuk
blastomycosis yang indolen : meskipun demikian jika pasien lambat memberikan respon, dosis harus
ditingkatkan menjadi 200 mg 2 kali sehari.
•       3. Morfologi
B. Dermatitidis adalah jamur dimorfik dan terdapat di alam bebas. Dalam biakan pada suhu 37oC dan
di jaringan manusia. Jamur tumbuh sebagai sel ragi, berdinding tebal dan berkembang biak dengan
membentuk tunas

Anda mungkin juga menyukai