Anda di halaman 1dari 39

MODUL PRAKTIKUM

IMUNOHEMATOLOGI

Penyusun :

TIM LAB IMUNOLOGI (SEROLOGI)

D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

1
2021
DAFTAR ISI

TOPIK 1. PENDAHULUAN IMUNOHEMATOLOGI


TOPIK 2. ALAT, REAGEN DAN SAMPEL PEMERIKSAAN
IMUNOHEMATOLOGI
TOPIK 3. PEMERIKSAAN KONDISI CONTOH DARAH RESIPIEN /
DONOR
TOPIK 4. PEMBUATAN SERUM / PLASMA
TOPIK 5. PENCUCIAN SEL DARAH MERAH
TOPIK 6. PEMBUATAN SUSPENSI SEL DARAH MERAH
TOPIK 7. PEMBUATAN COOMBS CONTROL CELL
TOPIK 8. VALIDASI REAGEN IMUNOHEMATOLOGI
TOPIK 9. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH METODE SLIDE
TOPIK 10. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH METODE
TABUNG
TOPIK 11. PEMERIKSAAN COOMBS TEST DIRECT
TOPIK 12. PEMERIKSAAN COOMBS TEST INDIRECT
TOPIK 13. PEMERIKSAAN CROSSMATCH SATU DONOR
TOPIK 14. PEMERIKSAAN CROSSMATCH METODE GEL
TOPIK 15. SKRINING DAN IDENTIFIKASI ANTIBODI

2
TOPIK 1

PENDAHULUAN IMUNOHEMATOLOGI

 IMUNOHEMATOLOGI berasal dari 2 bidang ilmu dari cabang biologi yaitu


imunologi dan hematologi. Imunologi merupakan suatu ilmu sub bagian dari biologi
yang mempelajari proses atau mekanisme dari suatu makhluk hidup terhadap gangguan
infeksi atau dari benda / zat asing. Hematologi merupakan cabang ilmu biologi yang
membahas mengenai komponen darah, sifat fisik serta fungsi darah pada manusia.
 Imunohematologi adalah Ilmu yang mempelajari reaksi Antigen (Ag) dengan Antibodi
(Ab) pada sel darah, khususnya sel darah merah. Selain imunologi dan hematologi,
imunohematologi juga berhubungan dengan ilmu lain yaitu biokimia, genetika dan
biomolekuler. Imunohematologi nama lainnya adalah pemeriksaan pre tranfusi darah
dan ilmu yang penting pada bidang pelayanan tranfusi darah.

Gambar 1.1. Reaksi Ag dan Ab

Sumber. https://www.sciencedirect.com

 Konsep imunohematologi yang digunakan dalam bidang pelayanan transfusi darah


adalah pemeriksaan sebelum transfusi (pre-transfusi test) dan mendeteksi adanya
reaksi transfusi yang ditandai adanya Ab terhadap sel darah. Selain pada proses
transfusi, kondisi lain yang dapat mencetus Ab terhadap sel darah adalah proses
kehamilan.
 Konsep dasar imunologi penting untuk memahami reaksi Ag dan Ab. Metode
pemeriksaan untuk tranfusi darah saat ini masih berhubungan dengan reaksi Ag dan
Ab.
3
 Tujuan pemeriksaan pre- transfusi (Imunohematologi) adalah
1. Memilih darah atau komponen darah yang kompatibel, sehingga dapat
menyelamatkan jiwa seseorang dengan tidak merusak darah pasien atau
merugikan pasien.
2. Menilai kecocokan darah donor dengan darah resipien dan mendeteksi
adanya antibodi dalam darah donor maupun darah resipien (pasien) yang
dapat menimbulkan reaksi tranfusi pada pasien.
 Tranfusi darah merupakan ilmu tentang golongan darah manusia dalam hubungannya
dengan proses pemindahan komponen darah dari darah donor (pemberi) ke darah
resipien (penerima). Tranfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti
kehilangan darah dalam jumlah besar yang disebabkan oleh trauma, operasi, syok dan
tidak berfungsinya organ pembentukan sel darah merah. Penggunaan darah berguna
bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan pasien.
 Untuk mendapatkan darah yang baik, kegiatan tranfusi harus dilakukan sebaik mungkin
sesuai dengan standar yang ditentukan supaya dapat menjamin keamanan darah.
Kegiatan tranfusi darah meliputi pengerahan donor, penyumbangan darah,
pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan dan penyampaian darah ke
resipien (pasien).
 Pemeriksaan imunohematologi antara lain yaitu pemeriksaan golongan darah ABO &
Rhesus, Crossmatch, Coomb’sTest, skrining dan identifikasi antibodi.
 Manfaat tranfusi darah antara lain:
1. Menambah jumlah darah yang beredar dalam badan orang yang sakit, yang
darahnya berkurang karena suatu sebab misalnya akibat operasi, syok,
2. Menambah kemampuan darah dalam badan pasien untuk membawa zat asam /
O2, misalnya untuk penyakit-penyakit dimana sel-sel darahnya tidak berfungsi
dengan baik, sehingga sel-sel darah itu cepat pecah dalam badan sendiri dan
kemampuan darah untuk mengolah zat asam jadi berkurang. Disini jumlah CC darah
penderita sama saja dengan orang biasa, tetapi kalau darahnya ada 5 liter, yang
berfungsi baik hanya 3 liter.
 Imunohematologi yang diaplikasikan pada transfusi darah lebih mengutamakan reaksi
antara antigen (Ag) pada sel darah merah dengan antibodi (Ab) pada serum/plasma.
Istilah Ag selalu digunakan pada ruang lingkup analisis laboratorium, namun demikian
4
ketika kita berbicara mengenai respon imun tubuh, maka Ab distimulus oleh substan
asing yang dapat merangsang respon imun tubuh yang disebut dengan imunogen.
Istilah imunogen dan antigen, secara teori sedikit berbeda, akan tetapi karena istilah Ag
sudah digunakan secara luas, maka Ag dianggap sama dengan imunogen. Hal ini
berarti, Ag yang dimaksud pada modul ini yaitu Ag yang bersifat imunogenik yang
dapat merangsang respon imun untuk memproduksi Ab.

5
TOPIK 2. ALAT, REAGEN DAN SAMPEL PEMERIKSAAN
IMUNOHEMATOLOGI

A. PERSIAPAN ALAT

Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan imunohematologi yaitu :

1. Sentrifuse untuk pemisahan darah


2. Inkubator 37°C (waterbath atau dry incubator)
3. Lemari es (refrigerator)
4. Tabung reaksi
5. Tabung serologi
6. Tabung vacutainer
7. Rak tabung reaksi
8. Pipet pasteur plastik
9. Blood Grouping Plate (BGP) / Slide / Kertas Golongan darah Direct
10. Pipet adjustable (Mikropipet) ukuran 200 – 1000 µL
11. Pipet adjustable (Mikropipet) ukuran 5 – 50 µL
12. Tissue
13. Objek glass
14. Mikrokop
15. Tips kuning (Yellow Tips)
16. Tip Biru (Blue Tips)
17. Label
18. Spidol permanen
19. Kontainer / wadah penampung
20. Sarung tangan
21. Masker
22. Jas laboratorium
23. Kantung plasik limbah
24. Gunting

6
B. PERSIAPAN REAGEN

Bahan dan reagen yang diperlukan untuk pemeriksaan imunohematologi yaitu :

a. Sampel darah pasien


b. Sampel darah donor
c. Anti-A
d. Anti-B
e. Anti-AB
f. Anti-D
g. Bovine albumin 22% dan 6%
h. Anti Human Globulin / Serum Coombs
i. Larutan saline (0,9%)
j. Aquadest
k. Desinfektan (hipochlorit 0,5%)

C. PERSIAPAN SAMPEL

Sampel yang diperlukan untuk pemeriksaan imunohematologi yaitu :

a. Pemeriksaan Kondisi contoh darah resipien / donor


b. Pemisahan serum/plasma dari sel darah
c. Pencucian sel darah merah
d. Pembuatan suspensi sel darah merah
e. Pembuatan Coombs control cell

Persiapan sampel akan dibahas pada bab berikutnya.

7
TOPIK 3. PEMERIKSAAN KONDISI CONTOH DARAH
RESIPIEN / DONOR

 Pengertian : Pemeriksaan kondisi contoh darah resipien memenuhi persyaratan


sebagai bahan uji serologi darah
 Metode : Tube Test
 Tujuan : Untuk mendapatkan contoh darah resipien yang memenuhi
persyaratan sebagai bahan uji serologi darah
 Kebijaksanaan : Sampel darah yang diterima jelas identitasnya, baik kondisinya dan
cukup volumenya
 ALAT :
1. Tabung serologi / Tabung Vacutainer
2. Centrifuge
3. Pipet Pasteur / Plastik
4. Tabung Reaksi
5. Rak tabung
 BAHAN :
1. Darah resipien
2. Darah donor
 Cara Kerja :
1. Dilihat apakah formulir penerimaan sampel sudah dilengkapi :
 Identitas sampel : Diperiksa kecocokan label pada contoh darah dengan
formulir permintaan darah
 Diperiksa wadah sampel : Dilihat adanya kecacatan wadah (bocor, terbuka
tutupnya, tanpa label, masih adanya jarum)
 Diperiksa volume sampel sebanyak 3-5 ml (5-10 ml), yang digunakan untuk
pemeriksaan lebih lanjut apa bila diperlukan dan jenis pemeriksaan yang
akan dilakukan
 Diperiksa kondisi sampel baik atau tidak, apakah ada hemolisis, lipemik,
terkontaminasi bakteri dan bekuan fibrin pada sampel. Dan dikembalikan
sampel bila tidak bisa digunakan sebagai bahan uji serologi darah dan minta
sampel darah baru
2. Dilakukan sentrifugasi pada sampel yang memenuhi kriteria.
8
3. Disimpan serum / plasma sampel pada suhu 1-6°C selama kurang dari 3 hari, bila
pada keadaaan tertentu pemeriksaan langsung memungkinkan tidak bisa dilakukan
4. Diberi keterangan pada tabung

 Unit terkait :
a. Petugas laboratorium
b. Perawat ruang rawat inap

9
TOPIK 4. PEMBUATAN SERUM / PLASMA DARI SEL DARAH
MERAH

 Prinsip : Memisahkan serum/plasma dari sel darah merah untuk mendapatkan


serum/plasma yang bebas dari sel darah merah
 Pengertian : penerimaan sampel darah yang baik untuk sampel darah resipien
maupun donor untuk bahan uji imunohematologi, sangat berpengaruh
terhadap hasil pemeriksaan
 Metode : Tube Test
 Tujuan : Untuk mendapatkan serum / plasma pasien / donor yang bebas sel

darah merah

 ALAT :
1. Tabung serologi / Tabung Vacutainer
2. Centrifuge
3. Pipet Pasteur / Plastik
4. Tabung Reaksi
5. Rak tabung
 BAHAN :

Darah tanpa antikoagulan atau darah dengan antikoagulan

 Kegunaan :

1) Persiapan pembuatan suspensi darah

2) Persiapan penentuan antigen golongan darah

 Prosedur kerja :

10
Gambar Skema pemisahan serum dari sel darah merah

1. Disiapkan sampel darah sebanyak 5 ml dari vena kemudian dimasukkan ke


dalam tabung vacutainer tutup ungu atau tabung serologi yang ditambah
dengan antikoagulan EDTA
2. Didiamkan selama kurang lebih 15 menit
3. Disentrifugasi darah dalam tabung dengan kecepatan 3000-4000 rpm selama
90-120 detik (5-10 menit)
4. Dipisahkan serum / plasma dari sel darah merah dengan cara mengambil
supernatan yang warna kuning
5. Darah (sedimen) dapat disentrifugasi kembali untuk mendapatkan serum
6. Beri identitas serum / plasma pada tabung

HASIL PEMUTARAN :

1. Serum/plasma yang jernih (bebas dari sel darah merah)


2. Sel darah merah pekat

11
TOPIK 5. PENCUCIAN SEL DARAH MERAH

 Prinsip : Sel darah merah yang telah terpisah dari serum/plasma nya masih
mengandung bahan-bahan yang dapat mengganggu hasil uji serologi
darah misalnya protein globulin, fibrinogen dll yang perlu
dihilangkan dengan cara pencucian
 Pengertian : Penambahan larutan saline (NaCl 0,9%) dan pemutaran maka
antibodi di sekitar sel darah merah akan hilang.
 Metode : Tube Test
 Tujuan : 1. Untuk menghilangkan sisa protein dari sel darah merah
2. Untuk menghilangkan sel-sel darah yang rapuh
3. Untuk menghilangkan auto cold antibody
4. Untuk menghilangkan rouleaux formasi
5. Untuk membuat kepekatan sel darah merah menjadi suspensi
tertentu
 ALAT :
1. Centrifuge
2. Pipet Pasteur / Plastik
3. Tabung Centrifuge
4. Rak tabung
 BAHAN : Sel darah merah bebas serum
 Reagen : Saline / NaCl 0,9%
 Prosedur kerja :
1. Disiapkan tabung centrifuge, kedalam tabung centrifuge diteteskan sel darah
merah pekat sebanyak 8 tetes
2. Ke dalam tabung ditambahkan larutan saline/NaCl 0,9% sebanyak 4 – 4,5 ml
(atau ¾ tabung)
3. Kocok-kocok dengan pipet pasteur hingga tercampur rata
4. Diputar tabung ke dalam centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 2
menit

12
5. Dengan menggunakan pipet pasteur buang supernatan, dan akan tersisa
sediment sel di bagian bawah, kemudian sedimen sel dicuci dengan saline
/NaCl 0,9% 3 – 4 kali sampai didapat supernatan yang jernih
6. Selanjutnya supernatan dibuang dan hanya tersisa sedimen sel yang sudah
tercuci yang disebut dengan Suspensi sel 100% (Washed Packed Cell / WPC)
atau Test sel standar

HASIL PEMUTARAN : sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%)

Gambar Skema pencucian sel darah merah

TOPIK 6. PEMBUATAN SUSPENSI SEL DARAH MERAH


13
 Prinsip : membuat kepekatan sel darah merah menjadi enceran tertentu guna
mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap
antibodi
 Pengertian : sel darah merah dengan konsentrasi tertentu dapat mengoptimalkan
reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibodi
 Metode : Tube Test
 Tujuan : 1. Untuk menghilangkan sisa protein dari sel darah merah
 ALAT :
1. Centrifuge
2. Pipet Pasteur / Plastik
3. Tabung reaksi / venoject
4. Rak tabung
 BAHAN : Sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%)
 Reagen : Saline / NaCl 0,9%
 Prosedur kerja :
1. Disiapkan sel darah merah yng sudah dicuci (100%) dan peralatan
2. Suspensi sel 100% diencerkan atau dibuat suspensi sel darah merah 2%, 5%, 10%,
40% dan 50%.
3. Prosedur mengikuti tabel berikut :

Perbandingan
% Suspensi Prosentase Suspensi sel Saline Kegunaan
100% 0,9%
2% 2 : 100 2 tetes 98 tetes Pemeriksaan golongan
darah Indirect (Tube test)
5% 5 : 100 5 tetes 95 tetes Pemeriksaan golongan
darah Indirect (Tube test)
dan pemeriksaan
Crossmatch
10% 10 : 100 10 tetes 90 tetes Pemeriksaan Golongan
darah ABO (slide
test/boplate)
14
40% 40 : 100 40 tetes 60 tetes Pemeriksaan Golongan
darah Rhesus (slide
test/bioplate)

TOPIK 7. PEMBUATAN COOMBS CONTROL CELL

 Pengertian : COOMB’S CONTROL CELLS (CCC) adalah suspensi sel darah


merah golongan O Rhesus positif yang sudah disensitasi (dicoated) oleh

15
anti –D IgG ( inkomplit).
 Tujuan :

a) Dapat menguji reagen Coomb’s Serum, masih valid/ invalid

b) Dapat menguji hasil negative dari pemeriksaan uji silang, Direct


Coomb’s Test dan indirect Comb’s Test, hasil negative tersebut
valid/invalid.

 Prinsip : Antigen + antibodi D IgG (inkomplit)→ Antigen sensitasi ( coated )

antibodi D inkomplit

 Metoda : Tube test


 Pembuatan Coomb’s Control Cells :
1. Nyalakan dan atur suhu inkubator pada 37⁰C.
2. Siapkan reagensia pada suhu kamar sebelum digunakan dan disimpan
kembali pada suhu 2⁰C - 8⁰C setelah digunakan.
3. Siapkan contoh darah yang memakai antikoagulan golongan O Rhesus positif.
4. Pembuatan suspensi sel 5%, 40% dari darah golongan O Rhesus positif
5. Pemeriksaan titer anti-D IgG ( inkomplit )
a) Siapkan 10 tabung reaksi masing-masing tabung beri indentitas : ½, ¼, 1/8,
1/16, 1/32, 1/64, 1/128, 1/256, 1/512, 1/1024
b) Tabung 1 s/d 10 teteskan saline sebanyak 2 tetes

c) Isi tabung no.1 teteskan anti-D IgG sebanyak 2 tetes.


d) Kocok perlahan dengan menggunakan pipet, ambil 2 tetes campuran
masukan kedalam tabung no.2
e) Lakukan pemindahan enceran berkala sampai tabung no.10, pada tabung
no. 10 buang 2 tetes enceran anti-D tsb
f) Kocok semua tabung hingga cairan tercampur
g) Inkubasi pada suhu 37⁰C selama 15 menit semua tabung
h) Angkat semua tabung, putar 3000rpm selama 15”, baca hasil reaksi.
i) Tabung yang hasilnya negative dicuci sebanyak 3x dengan saline
j) Pada pencucian terakhir buang supernatant sebanyak banyaknya. k)
Tambahkan 2 tetes comb’s serum (AHG).

16
k) Kocok perlahan hingga cairan tercampur
l) Putar 3000rpm Selama 15 menit, baca hasil reaksi

Tabel. Lembar hasil titer anti – D IgG (Inkomplit)

a) Membuat enceran anti –D IgG yang dipakai adalah dengan hasil


kekuatan titer : 2. Yaitu pada titer 32.

b) Suspensi yang digunakan adalah suspensi 40% agar tidak


telalu banyak dalam penetesan.

Tabel Modifikasi sel darah merah untuk pembuatan CCC

− Buatlah suspensi sel O Rh positif (yang sudah dicuci 1 kali) menjadi 40% dalam
saline

− Buat pengenceran anti –D (IgG) dengan titer 1:7 dalam saline.

− Kedalam enceran anti –D, tambahkan suspensi sel O Rh positif 40% sebanyak 4
tetes.

− Kocok perlahan hingga tercampur, inkubasi 37⁰C selama 15 menit (coated/sensitasi).

− Putar 2 menit 3000rpm kemudian supernatant dibuang.

− Cuci selnya dengan saline sebanyak 3x .

17
− Endapan sel darah merah dibuat suspensi 5% → Coomb’s Control
Cells (CCC) akan diperoleh 32 tetes CCC dengan perhitungan
sebagai berikut :

P1 . V1 = P2 .V2

40% . 4 tetes = 5% . V 2

V2 = 32 tetes

− Jika saline yang tersisa di tabung sekitar 3 tetes, maka saline


yang ditambahkan sebanyak 29 tetes.

TOPIK 7. VALIDASI REAGEN IMUNOHEMATOLOGI

18
 Pengertian : Uji validitas reagen adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan
terhadap isi dari suatu reagen
 Tujuan :
1. Untuk mengukur ketepatan reagen yang digunakan dalam suatu
pemeriksaan.
2. Untuk mengetahui apakah tes itu valid atau tidak
3. Untuk mengetahui kondisi reagen.
4. Untuk mengetahui kualitas
 Reagen yang akan divalidasi :
1. Antisera A,B dan D
2. Test ABO
3. Bovine albumin 22%
4. Coomb`s Control Cell
5. Coomb`s serum
 Prosedur kerja :

1. Dipersiapkan tes sel darah merah yang sudah diketahui jenis golongan darahnya,
yaitu Sel A dan Sel B dalam suspensi 5%
2. Disiapkan 2 tabung serologi beri tanda tabung 1 : tes sel A dan tabung 2 : tes sel
B
3. Diteteskan 2 tetes anti A dan 1 tetes sel A standart 5% pada tabung 1
4. Diteteskan 2 tetes anti B dan 1 tetes sel B standart 3000 rpm selama 1 menit
5. Dihomogenkan dan disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 1 menit
6. Dibaca hasil reaksinya dan diisi cheklist lembar kerja tes validasi reagensia

TOPIK 8. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH METODE SLIDE

19
 Pengertian : Pemeriksaan secara laboratoris yang dilakukan untuk mengetahui
golongan darah sistem ABO dan Rhesus factor dari donor dan
resipien.
 Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang berdasarkan penentuan
jenis Antigen pada permukaan sel darah merah
 Prinsip : reaksi aglutinasi antara antigen (aglutinogen) yang terdapat pada
permukaan sel darah merah dengan antibodi (aglutinin) yang sudah
diketahui jenisnya.
 Alat :

1. Object glass atau glass slide golda kaca atau kertas


2. Kapas
3. Alkohol swab
4. Pipet tetes
5. Blood lancet
6. Pengaduk disposible
 Reagen :

1. Alkohol 70%
2. Antisera A
3. Antisera B
4. Antisera AB
 Sampel : darah kapiler

 Prosedur :
1. Disediakan slide golongan darah (kaca/kertas) yang bersih dan kering
2. Diteteskan 1 tetes antisera A, antisera B dan antisera AB untuk pemeriksaan
golongan darah ABO dan antisera D untuk pemeriksaan golongan darah Rhesus.
3. Ditambahkan 1 tetes darah pada slide tersebut
4. Diaduk dan dibaca adanya aglutinasi

20
Antisera AB
Antisera A Antisera B
Antisera D

Masing-masing ditambah satu tetes


darah

Diaduk dan dibaca adanya aglutinasi

Interpretasi hasil :
AGLUTINASI
Antisera A Antisera B Antisera AB GOLONGAN DARAH

+ - + A
- + + B
+ + + AB
- - - O

Antisera D Rhesus

+ Rh+
- Rh-

TOPIK 9. PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH METODE TABUNG

21
(TUBE TEST)

Metode : ABO Sistem (Indirect)


Dasar reaksi : Aglutinasi Langsung
Reaksi aglutinasi antara antibodi yang terdapat dalam serum dengan
antigen yang sudah diketahui jenisnya.
Tujuan : Untuk menetapkan ada/tidaknya antigen pada sel darah merah (cell
grouping) dan untuk menetapkan ada/tidaknya antibodi dalm
serum/plasma (serum grouping).
Alat : 1. Tabung serologi.
2. Kapas.
3. Spuit dan jarum.
4. Tabung centrifuge.
5. Centrifuge.
6. Pipet tetes.
Reagent : 1. Alkohol 70%.
2. Test Sel / Suspensi sel A 2% - 5%.
3. Test Sel / Suspensi sel B 2% - 5%.
4. Test O
5. Test Sera Anti-D
6. Test Sera Anti-A
7. Test Sera Anti-B
8. Bovin Albumin 22%
Sampel : Serum.
Prosedur :
1. Disiapkan tabung sebanyak 8 buah pada rak :
 Diberi label tabung 1 : - A
 Diberi label tabung 2 : - B
 Diberi label tabung 3 : EA
 Diberi label tabung 4 : EB
 Diberi label tabung 5 : EO
 Diberi label tabung 6 : AK
22
 Diberi label tabung 7 : -D
 Diberi label tabung 8 : Bovine Albumin
2. Diisi masing-masing tabung dengan :
a. Tabung 1 : 1 tetes anti-A + 1 tetes sel 5%
b. Tabung 2 : 1 tetes anti-B + 1 tetes sel 5%
c. Tabung 3 : 1 tetes sel A 5% + 2 tetes serum/plasma
d. Tabung 4 : 1 tetes sel B 5% + 2 tetes serum/plasma
e. Tabung 5 : 1 tetes sel O 5% + 2 tetes serum/plasma
f. Tabung 6 : 1 tetes sel 5% + 2 tetes serum/plasma
g. Tabung 7 : 1 tetes sel 5% + 2 tetes anti-D
h. Tabung 8 : 1 tetes sel 5% + 2 tetes BA 6%

!! Perhatian :

!!!! Diteteskan masing-masing 1 tetes sel darah merah pasien suspensi 5% pada
tabung : 1,2,6,7,8
!!!! Diteteskan masing-masing 2 tetes serum/plasma pasien pada tabung : 3,4,5,6
3. Dikocok-kocok semua tabung hingga tercampur
4. Diputar 3000 rpm selama 15 menit, kemudian langsung dibaca hasilnya.
5. Pembacaan hasil :
 Dibaca hasil dengan cara mengocok tabung perlahan-lahan
 Bila pada sel darah merah pasien terjadi :
 Aglutinasi : ada antigen pada SDM
 Tidak Ada Aglutinasi : tidak ada antibodi dalam serum/plasma

 Ditentukan derajat aglutinasi yaitu :


 ++++ (4+) : Gumpalan besar dengan cairan jernih di sekitarnya
 +++ (3+) : Sebagian sel bergumpal besar cairan jernih disekitarnya
 ++ (2+) : Gumpalan agak besar, dengan cairan-cairan agak merah di
sekitarnya
 + (1+) : Gumpalan kecil, dengan cairan merah disekitarnya
 ± (+w) : Gumpalan tidak terlihat jelas harus dengan bantuan mikroskop
 Lisis : Suspensi sel darah berwarna merah jernih
 /0 : Negatif
23
Interpretasi hasil

Auto Golongan
Sel Grouping Serum Grouping
No. Kontrol Darah
Anti A Anti B Sel A Sel B Sel O
1 3+ - - 2+ - - A
2 - 3+ 2+ - - - B
3 - - 2+ 2+ - - O
4 3+ 3+ - - - - AB
5 2+ - + 2+ - - Subgroup A
6 m.f+ - - 2+ - - Subgroup A3
7 - - = 2+ - - Bukan O
8 - - 2+ 3+ 3+ - Oh
9 m.f+ - 3+ 3+ - +/- Mix
10 + + 2+ 2+ 2+ +s ?
11 2+ - - - - - A?
12 - - - - - - O pada Bayi
Keterangan :

No. 1 s/d 4 : hasil pemeriksaan lazim dijumpai sesuai dengan hukum Landstainer

No. 5 s/d 12 : Tampak adanya penyimpangan

No. 5,6 : Perlu dilengkapi sel grouping dengan anti A1

No. 7 : Perlu dilengkapi pemeriksaan substance dalam saliva

No. 8 : Perlu dilengkapi sel grouping dengan anti-H

No. 9 : Darah penderita post tranfusi lain golongan

No. 10 : Darah penderita yang mengandung cold auto aglutinin golongan


darah belum dapat ditetapkan

No. 11 dan 12 : Tidak ada regular antibodi, reaksi ini dapat terjadi pada darah bayi,
darah orang hypogammaglobulinemia, orang yang sangat lanjut usia

KESIMPULAN :

1. Bila terjadi aglutinasi pada anti A dan test sel B maka golongan darah pasien adalah A
2. Bila terjadi aglutinasi pada anti B dan tes sel A maka golongan darah pasien adalah B

24
3. Bila terjadi aglutinasi pada anti A dan anti B, dan tidak terjadi aglutinasi pada sel A1,
tes sel B maka golongan darah pasien adalah AB
4. Bila tidak terjadi aglutinasi pada anti A, anti B dan terjadi aglutinasi pada tes sel A,
tes sel B maka golongan darah pasien adalah O
5. Tes sel O an auto control harus negatif
6. Bila terjadi aglutinasi pada tes sel O, diduga pasien adalah golongan darah Bombay,
atau ada antibodi lain? Dilanjutkan pemeriksaan
7. Bila terjadi aglutinasi pada anti D maka golongan darah pasien adalah Rhesus negatif
(Rh -)

DISKUSI:
 Golongan darah direct yang dicari yaitu antigen (Ag), nama lainnya yaitu: blood
grouping, cell grouping, forward grouping.
 Golongan darah indirect yang dicari yaitu antibodi (Ab), nama lainnya yaitu: back
typing, serum grouping, reverse grouping.
 Fungsi pemeriksaan golongan darah yaitu:
1. Untuk mengetahui golongan darah seseorang dalam menunjang silsilah keturunan
keluarga.
2. Untuk transfusi darah.
3. Untuk transplantasi / pencangkokan.
4. Untuk membantu diagnosa terhadap tindakan kriminal.
 Golongan darah ABO sistem yaitu berdasarkan adanya antigen yang terdapat pada
permukaan sel darah merah (erytrosit).
Contoh:
Golda A → terdapat antigen A dan antibodi B.
Golda B → terdapat antigen B dan antibodi A.
Golda AB → terdapat antigen AB dan tidak mempunyai antibodi.
Golda O → tidak terdapat antigen tetapi mempunyai antibodi AB.
 Terjadi aglutinasi jika antigen (Ag) dan antibodi (Ab) → homolog.
Contoh:
1. Antigen A dan antibodi A = terjadi aglutinasi.
2. Antigen A dan antibodi B = tidak terjadi aglutinasi.
25
PERHATIAN
Baca reaksi dengan cara mengocok tabung perlahan-lahan
Bila pada sel darah merah pasien terjadi :
Aglutinasi : ada antigen pada SDM
Tidak ada aglutinasi : tidak ada antigen pada SDM
Bila dalam serum / plasma terjadi :
Aglutinasi : ada antibodi dalam serum / plasma
Tidak ada aglutinasi : tidak ada antibodi dalam serum / plasma

TOPIK 10. PEMERIKSAAN COOMBS TEST DIRECT

 Prinsip : Antigen + Antibodi Inkomplit (pada eritrosit pasien) + Serum


Coombs serum → Aglutinasi (+).
 Tujuan : Untuk mendeteksi antibodi yang coated (melekat / menyelimuti) pada
eritrosit pasien dan terjadi secara invivo (di dalam tubuh).
 Alat dan Bahan :
26
a. Tabung serologi
b. Pipet Tetes
c. Sentrifuge
d. Kaca Objek
e. Mikroskop
f. Medium Salin (NaCl 0,9 %)
g. Serum Coombs (Anti Human Globulin)
h. Contoh Darah Pasien
 Cara Kerja :
a. Siapkan suspensi eritrosit 5 % dalam salin dari contoh darah pasien.
b. Sediakan 2 buah tabung, isi masing-masing tabung dengan 1 tetes suspensi eritrosit
c. 5 % (pasien).
d. Lakukan pencucian dengan salin sebanyak 3 kali.
e. Pada tabung I (tes) tambahkan 2 tetes Serum Coombs, pada tabung II (kontrol)
f. tambahkan 2 tetes salin. Kemudian sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama
g. 15 detik.
h. Baca secara makroskopis dan mikroskopis.

Interpretasi :

Direct Coombs Test (DCT) positif (+), artinya terdapat sel coated
secara invivo pada eritrosit pasien. Biasanya terjadi pada
penderita AIHA (Auto-Immune Haemolytic Anemia), HDN
(Haemolytic Disease of Newborn), dan orang yang mendapat
transfusi darah dengan Rhesus yang berbeda.

Direct Coombs Test (DCT) negatif (-), artinya tidak terdapat sel coated
secara invivo.

*Catatan :

Bila Direct Coombs Test (DCT) pasien positif, maka darah boleh diberikan tetapi dalam
bentuk Packed Red Cell (PRC) atau Washed Red Cell (WRC).

27
TOPIK 11. PEMERIKSAAN COOMBS TEST INDIRECT

 Prinsip : Antigen + Antibodi Inkomplit (pada serum donor / pasien) + Serum


Coombs → Aglutinasi (+).
 Tujuan : Untuk mendeteksi antibodi yang coated (melekat / menyelimuti)

28
pada eritrosit dan terjadi secara invitro (di luar tubuh).
 Alat dan Bahan :
a. Tabung Serologi
b. Pipet Tetes
c. Sentrifuge
d. Kaca Objek
e. Mikroskop
f. Larutan Salin (NaCl 0,85 % - 0,9 %)
g. Serum Coombs (Anti Human Globulin)
h. Contoh Darah

 Cara Kerja :
1. DiSiapkan serum dari contoh darah yang akan di periksa
2. DiSiapkan pula suspensi eritrosit 5 % dalam salin dari contoh darah dan suspensi sel
darah O.
3. Siapkan 2 tabung, isi masing masing tabung 2 tetes plasma/serum.
4. Tabung I teteskan 1 tetes susp sel O, tabung II suspensi sampel.
5. Putar 3000 rpm selama 15 detik baca reaksi.
6. Apabila negatif lanjutkan, tambahkan bovine albumin 22% sebanyak 2 tetes ke
masing-masing tabung.
7. Inkubasi pada suhu 37⁰C selama 15 menit.
8. Putar 3000 rpm selama 15 detik baca reaksi.
9. Bila negative lakuakan pencucian dengan saline 3x.
10. Tambahkan ke masing-masing tabung 2 tetes AHG.

29
11. Putar 3000 rpm selama 15 detik baca reaksi secara makroskpis dan mikroskopis.
12. Bila negatif, validasi dengan CCC.

Interprestasi hasil :

1. Apabila hasil ICT positif : adanya antibody yang coated pada


sel darah merah secara invitro.

2. Apabila hasil ICT negatif : tidak adanya antibody yang


coated pada sel darah merah secara invitro.

30
TOPIK 12. PEMERIKSAAN CROSSMATCH (UJI SILANG SERASI)

SATU DONOR

 Pengertian : Antibodi yang terdapat dalam serum/plasma bila direaksikan dengan


antigen pada sel darah merah, melalui inkubasi pada suhu 37°C dan dalam waktu
tertentu dan dengan penambahan anti immunoglobulin akan terjadi reaksi aglutinasi
 Tujuan :
1. Untuk mengetahui apakah sel darah merah donor bisa hidup di dalam
tubuh pasien
2. Untuk mengetahui ada/tidaknya antibodi komplet (tipe IgM) maupun
antibodi inkomplet (tipe IgG) dalam serum pasien (mayor) maupun
dalam serum donor yang melawan sel pasien (minor)
3. Untuk melihat apakah darah pasien / resipien sesuai dengan darah
donor
4. Untuk mencegah reaksi tranfusi dengan memastikan penderita tidak
mengandung antibodi yang reaktif terhadap antigen pada sel darah
merah donor dan bermanfaat bagi pasien

 Manfaat : darah donor dapat ditranfusikan ke pasien dengan aman


 Prinsip : Antigen + Antibodi → Aglutinasi / hemolisis/ sensitasi
 Alat dan bahan :

1. Tabung Serologi

2. Pipet Tetes

3. Waterbath (suhu 37°C)

4. Sentrifuge

5. Kaca Objek

6. Mikroskop
31
7. Salin (NaCl 0,9 %)

8. Bovine Albumin 22 %

9. Serum Coombs (Anti Human Globulin)

10. Sel Uji Coombs (Control Cell Coombs)

11. Contoh Darah Pasien dan Contoh Darah Donor

Cara kerja :

Tahap Pra Analitik :

a. Nyalakan dan atur suhu incubator/waterbath pada 37⁰C


b. Biarkan reagensia pada suhu kamar sebelum digunakan dan disimpen
kembali pada suhu 2-8⁰C setelah digunakan.
c. Siapkan contoh darah dengan antikoagulan yang akan diperiksa.
d. Lakukan perawatan contoh darah yang akan diperiksa mulai dari
pemisahan plasma /serum dari SDM, pencucian hingga pembuatan
suspensi sel.
e. Siapkan ceklist dan lembar kerja pemeriksaan uji silang serasi.
f. Catat tanggal penerimaan sampel, indentitas sampel, tanggal pemeriksaan.

Tahap Analitik :

PHASE I : Phase Suhu Kamar (20°C - 25°C) Dalam Medium Saline

Tujuan : Mendeteksi antibodi komplet yang bersifat IgM (Cold antibody)

Cara Kerja :

1. Ambil 3 buah tabung serologi beri indentitas tabung tersebut : mayor, minor dan
AK (auto control).
2. Masukan kedalam masing-masing tabung :
a. Tabung 1 (Mayor) : 2 tetes serum pasien + 1 tetes sdm donor suspensi 2% -
5%
b. Tabung 2 (Minor) : 2 tetes serum donor + 1 tetes sdm pasien susp
2% - 5%
32
c. Tabung 3 (Auto control) : 2 tetes serum pasien + 1 tetes sdm pasien suspensi 2%
- 5%
3. Kocok perlahan semua tabung hingga homogen, k e m u d i a n sentrifugasi
d e n g a n k e c e p a t a n 3000 rpm selama 15 detik.
4. Dibaca reaksinya terhadap hemolysis dan atau aglutinasi secara
makroskopis.
5. Pembacaan hasil phase I :

Tidak terjadi Hemolysis : Negatif → lanjutkan fase II

Tidak terjadi aglutinasi : Negatif → lanjutkan fase II

Hemolysis : positif → tidak cocok ( Inkompatibel )

aglutinasi : positif → tidak cocok ( Inkompatibel )

tidak terjadi : hemolisis dan aglutinasi, dilanjutkan ke phase 2

terjadi hemolisis dan atau aglutinasi, tidak cocok/inkompatibel

PHASE II : PHASE INKUBASI 37°C DALAM MEDIUM BOVINE ALBUMIN

Tujuan : Antibodi inkomplet dapat mengikat sel darah merah

Cara Kerja :

1. Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung 2 tetes bovine albumin 22%


2. Dikocok perlahan hingga homogen, dan Inkubasi pada suhu 37⁰C selama 15 menit.
3. DiSentrifugasi tabung dengan kecepatan 3000rpm selama 15 detik.
4. Baca reaksi terhadap hemolysis dana atau aglutinasi secara makroskopis.
5. Pembacaan hasil phase 2 :
Tidak terjadi hemolisis dan aglutinasi, dilanjutkan ke Phase III
Terjadi hemolisis dan atau aglutinasi == tidak cocok / inkompatibel

PHASE III : PHASE ANTI GLOBULIN TEST (AHG)

Tujuan : Semua antibodi inkomplet yang telah diikat pada sel darah merah (Phase II)
akan beraglutinasi (positif) dengan baik setelah penambahan Coombs serum

Cara Kerja :
33
1. Dicuci sel darah merah dalam tabung 3x dengan saline
2. Ditambahkan ke dalam setiap tabung 1 tetes Coomb`s serum (ANTI HUMAN
GLOBULIN / AHG)
3. Dikocok isi tabung dan diputar 3000 rpm selama 15 detik
4. Dibaca hasil reaksi secara makroskopis dan mikroskopis
5. Pembacaan hasil yaitu :
 Tidak hemolisis dan aglutinasi == cocok / kompatibel, darah boleh diberikan kepada
penderita
 Terjadi hemolisis dan atau aglutinasi == tidak cocok / inkompatibel, darah tidak boleh
diberikan kepada penderita.

CONTROL PEMERIKSAAN :

1. Semua hasil Coomb`s serum negatif, ke dalam masing-masing tabung ditambahkan 1


tetes Coomb`s control cell (CCC), dihomogenkan
2. Disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 detik
3. Pembacaan hasil :
 Terjadi Aglutinasi : hasil pemeriksaan benar (reaksi 2+)
 Tidak terjadi aglutinasi : hasil pemeriksaan diulang kembali

NOTE :

Bila pemeriksaan uji silang serasi dilakukan terhadap lebih dari satu donor, maka perlu ada
Auto Pool, yang berisi campuran serum dan sel darah donor.

KESIMPULAN :

Hasil uji silang serasi kompatibel berarti darah donor bisa ditranfusikan ke pasien dan apabila
hasil uji silang serasi inkompatibel darah donor tidak bisa di tranfusikan ke pasien.

34
TOPIK 13. PEMERIKSAAN CROSSMATCH (UJI SILANG SERASI)
METODE GEL TES

 Bahan : a. Darah donor


b. Darah pasien

 Reagen : a. LISS (Low Ionic Strenght Solution)


b. Gel tes untuk Crossmatch
 Alat :

a. Mikropipet 5µL
b. Dispenser LISS 500µL
c. Gunting
d. Sarung tangan
e. Tip kuning
f. Tabung reaksi ukuran 12 x 75 mm
g. Rak tabung reaksi
h. Sentrifus Gel Tes
i. Inkubator 37°C Gel Tes
j. Tisu

 Cara Kerja :
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi ukuran 12 x 75 mm :
a. Tabung 1, diisi dengan 5µL sel darah merah donor ditambahkan 500µL
larutan pengencer (LISS).
b. Tabung 2, diisi dengan 5µL sel darah merah pasien ditambahkan 500µL
larutan pengencer (LISS)
2. Suspensi sel dari tabung 1 diambil 50 µL, kemudian dimasukkan ke dalam kolom
gel 1 (Mayor) yang ditambahkan 25 µL plasma pasien.
3. Suspensi sel dari tabung 2 diambil 50 µL, kemudian dimasukkan ke dalam kolom
gel 2 (minor) yang ditambahkan 25 µL plasma donor.

35
4. Suspensi sel dari tabung 2 diambil 50 µL, kemudian dimasukkan ke dalam kolom
gel 3 (Auto Kontrol) yang ditambahkan 25 µL plasma pasien.
5. Ketuk-ketuk gel tes agar suspensi sel darah tercampur dengan plasma dan turun ke
atas gel.
6. Inkubasi gel tes pada suhu 37°C selama 15 menit
7. Putar gel tes menggunakan centrifuge gel tes dengan kecepatan 1000 rpm selama 10
menit dan baca hasil pengematan.

 Interpretasi hasil :

36
TOPIK 14. SKRINING DAN IDENTIFIKASI ANTIBODI

A. SKRINING ANTIBODI
 PRINSIP :

Serum / plasma pasien direaksikan denagn sel panel kecil yang terdiri
dari 2 sampai 3 reagen sel golongan darah oyang tealh diketahui antigen
permukaannya.

 CARA KERJA :

1. Mereaksikan serum/plasma (donor dan pasien) yang diperiksa dengan


sel panel kecil dalam medium saline pada suhu 20C, 37C dan AHG.

2. Hasil pemeriksaan diinterprestasikan dengan melihat pola (gambar


reaksi) dari sel panel dalam antigram.

 INTERPRETASI HASIL :

1) Positif (+) => terdapat antibodi antibodi dalam serum / plasma

2) Negatif (-/ 0) => tidak terdapat antibodi dalam serum / plasma

 DISKUSI :

Skrining antibodi pada darah donor / pasien digunakan reagensia yaitu sel panel kecil. Sel
panel kecil adalah sekelompok sel darah merah yang terdiri dari 2-3 individu golongan
darah O yang sudah diketahui

37
B. IDENTIFIKASI ANTIBODI
 PRINSIP :

Serum / plasma pasien direaksikan dengan sel panel besar yang terdiri
dari 8 sampai 11 reagen sel golongan darah O yang telah diketahui
antigen permukaannya.

 CARA KERJA

1. Mereaksikan serum/plasma (donor dan pasien) yang diperiksa


dengan sel panel besar dalam medium saline pada suhu 20C, 37C
dan AHG.

2. Hasil pemeriksaan diinterprestasikan dengan melihat pola


(gambar reaksi) dari sel panel dalam antigram.

− INTERPRETASI HASIL

1) Positif (+) => terdapat antibodi antibodi dalam serum / plasma

2) Negatif (-/ 0) => tidak terdapat antibodi dalam serum / plasm

38
39

Anda mungkin juga menyukai