OLEH
TALITHA BADZLINA SAYOETI
0918011081
Pediatric Coma Scale adalah setara dengan Glasgow Coma Scale digunakan pada
anak-anak. Terdiri dari tiga tes: respon membuka mata, respon verbal dan respon
motorik. Ketiganya di nilai secara terpisah serta jumlah mereka dipertimbangkan.
PCS serendah mungkin (jumlahnya) adalah 3 (koma atau kematian) sedangkan
tertinggi adalah 15 (sepenuhnya terjaga dan sadar orang).
Interpretasi:
• Skor minimal adalah 3 yang memiliki prognosis terburuk
• Nilai maksimum adalah 15 yang memiliki prognosis terbaik
• Skor dari 7 atau di atas memiliki peluang yang baik untuk pemulihan.
• Skor 3-5 berpotensi fatal terutama jika disertai oleh murid-murid tetap atau
tanggapan oculovestibular tidak ada atau tekanan intrakranial meningkat.
• Normalnya anak di bawah 5 tahun dapat memiliki nilai lebih rendah daripada
orang dewasa karena mengurangi terbaik verbal dan respon motorik.
KELAINAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PEMERIKSAAN MMSE
Tujuan
Mini Mental State Examination (MMSE) dirancang untuk memberikan penilaian
klinis praktis perubahan status kognitif pada pasien rawat inap usia lanjut. Hal ini
mencakup orientasi orang tersebut untuk waktu dan tempat, kemampuan
mengingat, memori jangka pendek, dan kemampuan berhitung. Ini dapat
digunakan sebagai tes skrining penilaian kognitif .
Konsep Dasar
Mengevaluasi keadaan mental pasien jiwa usia lanjut dengan tes psikologis formal
telah menjadi bagian rutin dari pemeriksaan klinis. Tes-tes tersebut sering kali
terlalu panjang untuk mata pelajaran lansia dan berdasarkan teori, bukan pada
jenis kerusakan kognitif yang menyebabkan kesulitan praktis dalam hidup setiap
hari. MMSE dirancang sebagai alat bantu klinis dalam penilaian kognitif lansia
pasien.
Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran
yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.
Etiologi
Penyebab Delirium
Penyakit intrakranial
• Usia
• Kerusakan otak
• Riwayat delirium
• Ketergantungan alkohol
• Diabetes
• Kanker
• Gangguan panca indera
• Malnutrisi.
Diagnosis
Gambaran klinis
Kesadaran (Arousal)
Dua pola umum kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien dengan delirium,
satu pola ditandai oleh hiperaktivitas yang berhubungan dengan peningkatan
kesiagaan. Pola lain ditandai oleh penurunan kesiagaan. Pasien dengan delirium
yang berhubungan dengan putus zat seringkali mempunyai delirium hiperaktif,
yang juga dapat disertai dengan tanda otonomik, seperti kemerahan kulit, pucat,
berkeringat, takikardia, pupil berdilatasi, mual, muntah, dan hipertermia. Pasien
dengan gejala hipoaktif kadang-kadang diklasifikasikan sebagai depresi, katatonik
atau mengalami demensia.
Orientasi
Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang harus diuji pada seorang pasien
dengan delirium. Orientasi terhadap waktu seringkali hilang bahkan pada kasus
delirium yang ringan. Orientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk mengenali
orang lain (sebagai contohnya, dokter, anggota keluarga) mungkin juga terganggu
pada kasus yang berat Pasien delirium jarang kehilangan orientasi terhadap
dirinya sendiri.
Persepsi
Suasana Perasaan
Tidur pada pasien delirium secara karakteristik adalah terganggu. Paling sedikit
mengantuk selama siang hari dan dapat ditemukan tidur sekejap di tempat
tidurnya atau di ruang keluarga. Seringkali keseluruhan siklus tidur-bangun pasien
dengan delirium semata mata terbalik. Pasien seringkali mengalami eksaserbasi
gejala delirium tepat sebelum tidur, situasi klinis yang dikenal luas sebagai
sundowning.
Gejala neurologis
Diagnosis Banding
a. Demensia
Pengobatan
2. Demensia
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat
mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan
beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom)
yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive)
(Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004) menyebutkan
bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala
yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi
perubahan kepribadian dan tingkah laku. Demensia adalah satu penyakit yang
melibatkan sel-sel otak yang mati secara abnormal.Hanya satu terminologi yang
digunakan untuk menerangkan penyakit otak degeneratif yang progresif. Daya
ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas bila mengalami demensia.
Penyakit ini boleh dialami oleh semua orang dari berbagai latarbelakang
pendidikan mahupun kebudayaan. Walaupun tidak terdapat sembarang rawatan
untuk demensia, namun rawatan untuk menangani gejala-gejala diperolehkan.
MMSE umumnya digunakan dalam pengobatan untuk untuk demensia, digunakan
untuk memperkirakan tingkat keparahan dari kerusakan kognitif pada suatu titik
waktu tertentu dan untuk mengikuti program perubahan kognitif pada individu
dari waktu ke waktu, sehingga menjadikannya sebagai cara yang efektif untuk
mendokumentasikan respon individu untuk pengobatan.
Epidemiologi
Penyebab
1. Penyakit Alzheimer
2. Demensia Vaskular
3. Infeksi
4. Gangguan nutrisional
5. Gangguan metabolik
6. Gangguan peradangan kronis
7. Obat dan toksin (termasuk demensia alkoholik kronis)
8. Massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses otak
9. Anoksia
10. Trauma (cedera kepala, demensia pugilistika (punch-drunk syndrome))
11. Hidrosefalus tekanan normal
Gambaran Klinis
Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal menonjol pada demensia,
khususnya pada demensia yang mengenai korteks, seperti demensia tipe
Alzheimer. Pada awal perjalanan demensia, gangguan daya ingat adalah ringan
dan paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi
Gangguan Bahasa
Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe Alzheimer dan
demensia vaskular, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien. Kesulitan
berbahasa ditandai oleh cara berkata yang samar-samar, stereotipik tidak tepat,
atau berputar-putar.
Perubahan Kepribadian
Perjalanan klasik dan demensia adalah onset pada pasien usia 50 – 60 tahun
dengan pemburukan bertahap selama 5 – 10 tahun, yang akhirnya menyebabkan
kematian. usia saat onset dan kecepatan pemburukannya adalah bervariasi
diantara tipe demensia yang berbeda dan dalam kategori diagnostik individual.
3. Amnesia
Bentuk Amnesia
Kedua kategori amnesia tersebut dapat terjadi secara bersama pada pasien yang
sama, dan biasanya adalah sebagai akibat dari pengaruh obat atau kerusakan pada
daerah otak yang paling dekat hubungannya dengan episodik / deklaratif memori:
medial lobus temporal, khususnya hipocampus.
Gejala
Penderita amnesia mudah dikenali. Ia tidak mampu mempelajari hal hal baru atau
mengingat hal-hal sebelumnya. Tanda yang lain, penderita mengalami hambatan
pada fungsi sosial dan pekerjaan. Meski demikian pemeriksaan medis lebih akurat
untuk mengetahui penderita mengalami amnesia atau gangguan otak lain.
Nama lain
Incipient dementia, Isolated memory impairment.
Definisi
Merupakan kondisi gangguan cognitive yang melampaui / lebih parah dari
penurunan cognitive akibat penuaan normal (normal expected age-related
changes), namun kemampuan fungsional umum masih berfungsi normal dan tidak
memenuhi criteria demensia.
Dengan kata lain, MCI merupakan kondisi transisional antara penuaan fungsional
dengan demensia.
Klasifikasi
Amnestic MCI
Bentuk MCI ini, di-ciri-khaskan dengan gangguan memory. Dan sering diduga
merupakan prekusor/bentuk awal dari penyakit Alzheimer.
Non-amnestic MCI
Tidak ada gangguan cognitive yang jelas yang dapat mencirikhaskan bentuk MCI
ini, namun hasil penelitian menunjukan bahwa gangguan pada fungsi cognitive
eksekutif mendominasi bentuk MCI ini (impairment in language, executive
function, or visuospatial skills, in addition to memory).
Bentuk MCI ini sering dihubungkan dengan penyakit cerebrovaskular atau
dianggap menjadi precursor dari beberapa kondisi meliputi : frontotemporal
dementia, Lewy body dementia, Parkinson’s disease, atypical Alzheimer’s
disease, dll.
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis-fisiologi
a. Medikamentosa
5. Alzhaimer
Penyakit Alzheimer atau Senile Dementia of the Alzheimer Type
(SDAT) merupakan gangguan fungsi kognitif yang onsetnya lambat dan
gradual, degenerative, sifatnya progresif dan permanen. Awalnya pasien akan
mengalami gangguan fungsi kognitif dan secara perlahan-lahan akan mengalami
gangguan fungsi mental yang berat.
Definisi
Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf
otak yang kompleks dan progresif. Penyakit ini dikenal sebagai salah satu
penyakit yang paling sering ditemui sebagai penyebab demensia. Demensia
adalah suatu penyakit penurunan fungsi kognitif/gangguan intelektualnya/daya
ingat yang umumnya semakin lama semakin memburuk (progresif) dan tidak
dapat dirubah (irreversible). Demensia menyebabkan penderitanya kesulitan
untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan berhubungan sosial. Demensia yang
disebabkan oleh Alzheimer berarti demensia yang disertai perubahan patologis di
otak penderitanya.
Penyebab
Hingga kini, sumber sebenarnya penyakit ini belum ditemukan. Meski ada yang
beranggapaan karena disebabkan oleh penuaan, namun dalam hal ini Alzheimer
bukan disebabkan oleh penuaan. Ilmuan berpendapat bahwa Alzheimer dikaitkan
dengan pembentukan dan perubahan pada sel-sel saraf yang normal menjadi serat.
Gejala
a. Gejala Ringan
Lebih sering bingung dan melupakan informasi yang baru
dipelajari.
Disorientasi: tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan
baik.
Bermasalah dalam melaaksanakan tugas rutin.
Mengalami perubahan dalam kepribadian dan penilaian.
b. Gejala Menengah
Kesulitan dalam mengerjakan aktivitas hidup sehari-hari, seperti
makan dan mandi
Cemas dan curiga
Mengalami gangguan tidur (insomnia)
Keluyuran
Kesulitan mengenali keluarga dan teman
c. Gejala Akut
Sulit atau kehilangan kemampuan berbicara
Kehilangan nafsu makan dan menurunnya berat badan
Tidak mampu mengontrol buang air kecil maupun besar
Sangat tergantung pada pengasuh
Alzheimer’s Disease and Related Disorders Association (2001) juga membuat 10
gejala penyakit Alzheimer:
Hilang Ingatan.
Salah satu dari gejala awal demensia adalah melupakan informasi yang baru
dipelajari. Penderita juga akan melupakan berbagai hal seperti itu lebih
sering dan kemudian tidak ingat akan hal tersebut sama sekali.
Perubahan kepribadian.
Kepribadian penderita sangat berubah. Menjadi benar-benar kacau, penuh
kecurigaan, katakutan atau terlalu bergantung pada orang lain.
Kehilangan inisiatif.
Lelah akibat pekerjaan rumah, aktivitas bisnis, atau kewajiban sosial
sesekali waktu adalah wajar. Namun demikian, orang yang mengidap
Alzheimer dapat menjadi pasif, duduk di depan televisi berjam-jam, tidur
lebih dari biasanya dan enggan melakukan aktivitas seperti biasanya.
PEMERIKSAAN PENGGANTI MMSE
PADA PASIEN BUTA HURUF
Opini dibagi atas manfaat CDT untuk mendeteksi dini, perubahan ringan pada
kognisi dan, oleh karena itu, kegunaannya sendiri sebagai skrining test. Seperti
halnya alat penilaian singkat, itu yang membedakan di berbagai subtipe dementia.
Walaupun dapat mendeteksi kerusakan kognitif, CDT tidak memiliki manfaat
tambahan baik dalam diagnosis atau pemantauan delirium. Skor tidak
berpengaruh nyata di hadapan depresi alone. Tinjauan menilai studi ini
menyatakan bahwa CDT berarti sensitivitas dan spesifisitas keduanya ~ 85%,
meskipun nilai yang diperoleh akan tergantung pada populasi yang diteliti dan
sistem penilaian yang diterapkan. Dalam sampel tidak dipilih masyarakat, nilai-
nilai untuk sensitivitas 83% dan 72% untuk spesifisitas telah obtained.
2. Mini-Cog
Mini-Cog menambahkan tes ingat tiga kata untuk CDT, sehingga meningkatkan
memori testing. Dibutuhkan sekitar 3 menit untuk melakukannya. Subyek
diklasifikasikan memiliki kerusakan kognitif jika mereka tidak dapat mengingat
salah satu dari tiga kata (setelah melakukan gambar jam) atau jika mereka
mengingat kata-kata hanya 1 atau 2 dan menggambar jam normal (yaitu salah satu
lingkaran, angka dan tangan tidak benar ). Hasil yang diperoleh adalah demikian
bahwa penurunan nilai kognitif ada atau tidak, bukan skala numerik. Hal ini
menambah kesederhanaan sebagai tes skrining, tetapi berarti tidak memiliki nilai
tes yang baik dalam pemantauan perkembangan penyakit atau tingkat keparahan.