TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
retrovirus yang terintegrasi dalam material genetic pada sejumlah besar sel, merubah
proviral DNA dan encoding struktur, regulasi dan asesori protein pada sel. Virus ini
(Aquuired Immuno Deficiency Syndrome) (Lewis Sharon, 2011 & Dewit Kumagai,
2013). Aquuired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit defisiensi imun
yang sangat berat atau biasa disebut sebagai stadium lanjut/akhir dari infeksi kronis oleh
HIV (Lewis Sharon, 2011; Dewit Kumagai, 2013; Price & Wilson, 2012).
berat dalam rangkaian penyakit yang di sebabkan oleh infeksi virus HIV. HIV
disebabkan oleh sekelompok virus yang di kenal sebagai retrovirus, virus ini membawa
materi genetic mereka dalam bentuk RNA dan DNA (Brunner dan Suddarnth , 2015).
AIDS adalah kumpulan penyakit yang ditandai oleh menurunnya imunitas atau
kerusakan imunitas seluler yang disebabkan oleh infeksi HIV atau yang dikenal sebagai
7
1
2.1.2 Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II,
LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
berupa agent viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya
afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Virus HIV pertama kali diisolasi oleh Montagnier
et al. di Prancis tahun 1983 dengan nama Limphadnopathy Associated Virus (LAV),
sedangkan Gllo di Amerika Serikat mengisolasi virus HIV-2, yang kemudian pada tahun
1986 atas kesepakatan internasional diberi nama virus HIV. HIV tergolong dalam family
lentivirus. Infeksi dari family lentivirus ini khas ditandai dengan sifat latennya yang
lama, masa inkubasi yang lama, replikasi virus yang persisten dan keterlibatan dari
susunan saraf pusat (SSP). Sedangkan ciri khas untuk jenis retrovirus yaitu: dikelilingi
oleh membran lipid, mempunyai kemampuan variasi genetik tang tinggi, mempunyai
cara unik untuk replikasi serta dapat menginfeksi seluruh jenis vertebrata. HIV terdapat
dalam cairan tubuh ODHA, dan dapat dikeluarkan melalui cairan tubuh tersebut.
Seseorang dapat terinfeksi HIV bila kontak dengan cairan tersebut. Meskipun
berdasarkan penelitian, virus terdapat dalam saliva, air mata, cairan serebrospinal dan
urine, tetapi cairan tersebut tidak terbukti berisiko menularkan infeksi karena kadarnya
sangat rendah dan tidak ada mekanisme yang memfasilitasi untuk masuk ke dalam
Virus HIV digolongkan menjadi 2 tipe yaitu virus yang menyerang dan
melumpuhkannya. Jenis virus HIV yaitu HIV-1 dan HIV 2, tetapi sebagian besar kasus
di seluruh dunia pada tahun 1992 disebabkan oleh virus HIV-1, meskipun endemik virus
2
HIV-2 jarang dijumpai di Amerika Serikat. Retrovirus memiliki genom yang mengkode
reverse transcriptase yang memungkinkan DNA diterjemahkan RNA, maka virus dapat
2.1.1 Patofisiologi
Virus HIV ditransmisikan melalui hubungan seksual, darah atau produk yang
terinfeksi atau cairan tubuh tertentu serta melalui perinatal. Virus ini tidak dapat
ditularkan melalui kontak biasa seperti berpegangan tangan, bersalaman, cium pipi.
Virus masuk dalam tubuh manusia dan menempel pada dinding sel reseptor CD4 yang
terdapat pada limposit dan beberapa monosit (sel darah putih). Sel target yang lain
adalah makrofag. sel dendrite, sel langerhans dan sel mikroganglia. Setelah mengikat
molekul CD4, virus masuk ke sel target dan melepaskan selubung luarnya. RNA
Beberapa DNA yang baru terbentuk saling bergabung dan masuk ke dalam sel
target dan membentuk provirus. Provirus ini dapat menghasilkan protein virus baru
yang bekerja menyerupai pabrik/pusat pembuatan virus-virus baru. Sel target normal
akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya dan dalam proses ini provirus
HIV dapat di isolasi di cairan serebrospinalis, semen, air mata, sekresi vagina
atau serviks, urine. Tiga cara utama penularan adalah kontak dengan darah dan kontak
seksual dan kontak ibu bayi setelah virus di tularkan akan terjadi serangkaian proses
b. Perlekatan Virus
Virus HIV matang memiliki bentuk hampir bulat. Selubung luarnya atas kapsul
viral, terdiri dari lemak lapis ganda yang mengandung banyak tonjolan protein. Duri-
duri ini terdiri dari dua glikoprotein, gp 120 atau gp41. Gp mengacu pada
Glikoprotein, dan angka mengacu kepada massa protein dalam ribuan Dalton. Gp 120
selubung permukaan eksternal duri dan gp41 adalah bagian trans membran.
Terdapat suatu protein matrik yang disebut p17 yang mengelilingi segmen
bagian dalam membran virus. Sedangkan inti dikelilingi oleh suatu protein kapsul
yang disebut p24. Di dalam kapsid, p24, terdapat dua untai RNA identik dan molekul
HIV adalah suatu retrovirus, sehingga materi genetic berada dalam bentuk RNA
bukan DNA. Reverse transcriptase adalah enzim yang mentrandisertasikan RNA virus
menjadi DNA setelah virus masuk ke sel sasaran. Enzim-enzim langsung yang
HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel sasaran yang memiliki
molekul reseptor membrane sel sasaran CD4. Sejauh ini, sasaran yang disukai oleh
HIV adalah limfosit T-helper CD4+ atau sel T4 (limfosit CD4 +), gp 120 HIV
berikatan dengan kuat dengan limfosit CD4+ sehingga gp41 dapat melakukan fusi
membrane virus ke membrane sel. Baru-baru ini di temukan bahwa dua koreseptor
permukaan sel. CCr R5 atau CXCR4 di permukaan, agar glikoprotein gp120 dan gp41
dapat berikatan dengan receptor CD4+ (Doms Paieper, 1997 dalam Price & Wilson
dapat masuk ke membrane sel sasaran. Individu yang mewarisi dua salinan defektif
Individu yang Heterozigot untuk gen detektif ini (18 % sampai 20 %) tidak
temukan homozigot pada populasi Asia atau Afrika,yang mungkin dapat membantu
menerangkan mengapa mereka lebih rentan terhadap infeksi HIV (Obrien.D, Dean,
Sel-sel lain yang mungkin rentan terhadap infeksi HIV mencakup monosit dan
makrofag. Monosit dan makrofag yang terinfeksi dapat berfungsi sebagai reservoir
untuk HIV tetapi tidak di hancurkan oleh virus HIV bersifat politrofik dan dapat
menginfeksi beragam sel manusia (Levy, 1994 dalam Price & Wilson 2012), seperti
sel natural killer (NK) limfosit B, sel endotel, sel epitel, sel langerhans, sel dendritik
(yang terdapat di permukaan mukosa tubuh), sel microglia, dan berbagai jaringan
tubuh.
partikel baru dari sel yang terinfeksi. Limfosit CD4+ yang terinfeksi mungkin akan
tetap laten dalam keadaan provirus atau mungkin mengalami siklus- siklus replikasi
terprogram ), anergi (pencegahan fusi sel lebih lanjut ), atau pembentukan sinsitium
(fusi sel).
c. Replikasi HIV
Setelah terjadi fusi sel virus, RNA virus masuk ke bagian tengah sitoplasma
transcription) dari satu untai tunggal RNA menjadi DNA salinan (cDNA) untai ganda
virus. Integrasi HIV membantu insersi cDNA virus ke dalam inti sel penjamu. Apabila
sudah terintegrasi ke dalam kromosom penjamu, maka dua untai DNA sekarang
menjadi provirus (Greene, 1993 dalam Price & Wilson 2012). Provirus menghasilkan
RNA messenger (mRNA) yang meninggalkan inti sel dan masuk ke dalam sitoplasma.
Protein-protein virus di hasilkan dari mRNA yang lengkap dan telah mengalami
akhir produksi virus membutuhkan suatu enzim virus yang disebut HIV protease, yang
memotong dan menata protein virus menjadi segmen-segmen kecil yang mengelilingi
RNA virus, membentuk partikel virus yang menonjol dari sel yang terinfeksi. HIV
yang baru terbentuk sekarang dapat menyerang sel-sel rentan lainya di seluruh tubuh.
Replikasi HIV berlanjut sepanjang periode latensi klinis, bahkan saat hanya
terjadi aktivitas virus yang minimal di dalam darah (Embretson Pantaleo et al. 1993
dalam Price & Wilson 2012) HIV di temukan dalam jumlah besar di dalam limfosit
CD4+ dan makrofag diseluruh sistem limfoid pada semua tahap infeksi. Partikel-
partikel virus juga telah di hubungkan dengan sel-sel dendritik folikuler, yang
Walaupun selama masa latensi klinis tingkat viremia dan replikasi virus di sel-
sel mononukleus darah perifer rendah,namun pada infeksi ini tidak ada latensi yang
limfoid. Sebagian data menunjukkan bahwa terjadi replikasi dalam jumlah yang sangat
besar dan pertukaran sel yang sangat cepat,dengan waktu paruh virus dan sel penghasil
virus didalam plasma sekitar 2 hari (wei et al,1995 :Ho et al,1995 dalam Price &
Wilson 2012). Aktivitas ini menunjukkan bahwa terjadi pertempuran antara virus dan
Segera setelah terpejan HIV, individu akan melakukan perlawanan imun yang
berbagai protein virus. Antibody IgG adalah antibodi utama yang digunakan dalam uji
diaktifkan oleh sel penyaji antigen (APC) untuk menghasilkan berbagai sitokin seperti
hanyalah salah satu dari banyak sitokin yang mempengaruhi respon imun baik
hormonal maupun seluler. Sel NK adalah sel yang penting karena dalam keadaan
normal sel-sel inilah yang akan mengenali dan menghancurkan sel yang terinfeksi oleh
7
virus dengan mengeluarkan perforin yang serupa dengan yang dihasilkan oleh sel CD8
1. Stadium pertama: Pada stadium ini penampilan atau dikenal aktivitas fisik
bening.
2. Stadium dua: Pada stadium ini penampilan atau dikenal aktivitas fisik skala II
ditandai dengan penurunan berat badan (BB) < 10% yang tidak dapat
dijelaskan. Selain itu juga terjadi infeksi saluran pernafasan yang berulang-
ulang seperti sinusitis, bronkhitis, otitis media dan faringitis. Tanda klinis yang
lain yaitu terjadinya herpes zoster, angular chelitis, ulserasi mulut yang terjadi
3. Stadium tiga: Pada stadium ini aktivitas fisik skala III ditandai dengan pasien
tampak lemah, dan hanya berada di tempat tidur < 50% per hari dalam bulan
terakhir, penurunan BB > 10%, diare kronis > 1 bulan, anemia dengan kadar
hemoglobin (Hb) < 8 g/dl, neutropenia (< 500/mm3), serta trombositopenia (<
50.000/mm3) > 1 bulan yang tidak dapat dijelaskan. Pada pemeriksaan mulut
didapatkan kandidiasis mulut serta mulut dan lidah dilapisi selaput berwarna
putih. Selain itu juga terjadi tuberculosis paru (TB) yang di diagnosis pada 2
tahun terakhir. Stadium empat: Pada stadium ini, tanda klinis pada stadium
8
enselopati HIV. Aktivitas fisik skala IV ditandai dengan selalu berada di tempat
tidur > 50% per hari dalam bulan terakhir, HIV wasting syndrome sesuai
dengan CDC, diare > 1 bulan karena cryptosporidiosis serta infeksi herpes
2.1.4 Pentalaksanaan
Program penanggulangan AIDS di Indonesia yang terdiri dari 4 pilar, dan semuanya
menuju pada paradigma Zero new infection, Zero AIDS-related Discrimination. Empat
rumah. tahanan, pencegahan HIV dari ibu ke bayi (Prevention Mother to Child
lain-lain
penyelarasan kebijakan.
memandang usia, jenis kelamin, status social ekonomi maka setiap daerah diharapkan
e. Konseling bagi ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) perempuan usia subur tentang
oportunistik.
h. Pemberian ARV profilaksis pada bayi segera setelah dilahirkan oleh ibu hamil
dengan HIV.
j. Anjuran rutin tes HIV, malaria, sifilis dan IMS lainnya.pada perawatan antenatal
(ANC).
sesuai keperluan.
m. Menganjurkan tes HIV pada pasien TB, infeksi menular seksual (IMS), dan
yang berlaku.
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi demam tifoid muncul pada minggu ke-2 atau ke-3. Beberapa
sampai koma yang disertai atau tanpa kelainan neurologis lainnya (Widodo,
2014).
b. Syok septic
intestinal ditandai dengan nyeri abdomen akut, tegang dan nyeri tekan. Suhu
11
tubuh tiba-tiba menurun dengan peningkatan frekuensi nadi dan berakhir syok.
Pada pemeriksaan perut di dapatkan tanda-tanda ileus, bising usus melemah dan
polos abdomen 3 posisi. Perforasi intestinal adalah komplikasi tifoid yang serius
d. Peritonitis
gejala-gejala abdomen akut yakni nyeri perut hebat, kembung serta nyeri pada
penekanan dan nyeri lepas yang khas pada peritonitis (Widodo, 2014).
e. Hepatitis tifosa
Demam tifoid yang disertai gejala-gejala ikterus, hepatomegali dan kelainan test
fungsi hati dimana didapatkan peningkatan SGPT, SGOT dan bilirubin darah
(Widodo, 2014).
f. Pankreatitis tifosa
gejala pankreatitis. Penderita nyeri perut hebat yang disertai mual dan muntah
warna kehijauan, meteorismus dan bising usus menurun. Enzim amilase dan
g. Pneumonia
Dapat disebabkan oleh basil Salmonella atau koinfeksi dengan mikroba lain
gejala klinis pneumonia serta gambaran khas pneumonia pada foto polos toraks
(Widodo, 2014).
12
h. Komplikasi lain
Karena basil salmonella bersifat intra makrofag, dan dapat beredar keseluruh
bagian tubuh, maka dapat mengenai banyak organ yang menimbulkan infeksi
(Kemenkes, 2006).
Pemeriksaan tambahan ini dapat dilakukan dengan dan tanpa biakan kuman
a. Darah tepi
terjadi akibat perdarahan usus atau supresi sumsum tulang. Terdapat gambaran
trombositopeni dan pada hitung jenis didapatkan uneosinofilia dan limfositosis relatif
Laju endap darah dan enzim transaminase juga dapat meningkat meskipun sebagian
(O) dan antigen (H). Pemeriksaan yang positif adalah bila terjadi reaksi aglutinasi.
Antigen O mulai terbentuk pada akhir minggu pertama dan bisa bertahan lama sampai
2 tahun kemudian. Titer yang bernilai 1/320 dan atau menunjukkan kenaikan 4 kali
dengan interval 5-7 hari, maka diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan. Uji serologis
rendah dan intepretasi yang sulit dilakukan karena belum ada kesepakatan batas titer
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil widal, pengobatan dini dengan
endemik/non endemik, vaksinasi, dan riwayat tifoid di masa lalu. Namun, hasil uji
widal yang positif akan memperkuat dugaan pada penderita demam tifoid (Wirawan,
2005).
c. Uji tube
Uji semi-kuantatif yang cepat mendeteksi anti S Typhi pada serum pasien.
Respon terhadap anti-gen berlangsung cepat sehingga dapat dideteksi lebih dini yaitu
hari ke 4-5 untuk infeksi primer dan hari ke 2-3 untuk infeksi sekunder.
C, lalu dipindahkan biakkan pada agar darah dan agar Mac Conkey Kuman
gerak positif.
3) Biakan Tinja: Positif selama masa sakit. Diperikan biakkan berulang untuk
mendapatkan hasil postif Biarkan tinja lebih berguna pada penderita yang
kuman) dan pada stadium lanjut penyakit. Empedu diisap melalui tabung
dan tinja. Biakkan air kemih positif pada minggu sakit ke 2 dan 3. Air
kemih yang diambil secara steril diputar dan endapannya dibiakkan pada
e. Isolasi kuman
Diagnosis pasti demam tifoid dilakukan dengan isolasi Salmonella typhi. Isolasi
kuman ini dapat dilakukan dengan. melakukan biakan dari berbagai tempat dalam
tubuh. Diagnosis dapat ditegakkan melalui isolasi kuman dari darah. Pada dua minggu
pertama sakit, kemungkinan mengisolasi kuman dari darah pasien lebih besar dari
pada minggu berikutnya. Biakan yang dilakukan pada urin dan feses kemungkinan
keberhasilan lebih kecil, karena positif setelah terjadi septikemia sekunder. Sedangkan
biakan spesimen yang berasal dari aspirasi sumsum tulang mempunyai sensitivitas
tertinggi, tetapi prosedur ini sangat invasif sehingga tidak dipakai dalam praktek
dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan
dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang
memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat, dari keluarga inilah pendidikan kepada individu
dimulai, dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga
untuk membangun suatu kebudayaan seseorang dimulai dari keluarga (Padila, 2012).
Menurut Johnson's (1992) dalam Bakri (2021) keluarga adalah kumpulan dua
orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat
dalam kehidupan yang terus-menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai
ikatan emosional, dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang lainnya
(Bakri, 2021).
16
membesarkan anak.
royong
secara musyawarah.
4) Berbentuk monogram
5) Bertanggung jawab
pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga berkembang
keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non normatif.
1. Keluarga tradisional
a) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga
b) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada
perceraian.
f) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-
a) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
b) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum
tertentu.
d) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup
sama.
banyaknya bentuk struktur yang meonjol dalam keluarga. Implikasi bagi keperawatan
bahwa tidak ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak atau tidak layak,
melainkan keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe tersebut hanya sebuah
referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan berbagai kerangka kelompok kerja
1. Patrilineal
Adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sederhana dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
Berkaitan dengan peran keluarga yang bersifat ganda, yakni satu sisi keluarga
berperan sebagai matriks bagi anggotanya, disisi lain keluarga harus memenuhi
tuntutan dan harapan masyarakat, maka selanjutnya akan di bahas tentang fungsi
1. Fungsi afektif
basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif , rasa di miliki dan
memiliki, rasa berarti serta merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan
Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga untuk memenuhi fungsi afektif adalah:
setiap anggota keluarga baik orang tua maupun anak di akui dan di hargai
3. Ikatan dan identifikasi, ikatan ini mulai sejenak pasangan sepakat hidup
hubungan orang tua anak dan antar anak melalui proses identifikasi. Proses
identifikasi merupakan inti ikatan kasih sayang, oleh karena itu perlu
kenalan anak atau masalah keluarga lainnya timbul akibat fungsi afektif
1. Fungsi sosialisasi
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar
rumah.
2. Fungsi Reproduksi
maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang
tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan sehingga lahirnya keluarga baru
3. Fungsi Ekonomi
rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh
keluarga di bawah garis kemiskinan (gakin atau pra keluarga sejahtera). Perawat
maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota
anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas
Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
yang baru. Tahap ini juga disebut tahap pernikahan. Pasangan yang baru
menikah, saat inimembuat posisi rumah tangga menjasi lebih kecil daripada
menurun dari 87% pada tahun 1970 menjadi 69% pada tahun 2000. Kelompok
Tugas perkembangan :
menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam kelompok trio, membuat
24
system yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu system
Tugas perkembangan :
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai
sekolah, masing-masing anak memliki minat sendiri. Demikian pula orang tua
Tugas perkembangan :
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
3) Keluarga dengan memilki anak usia muda (anak usia bayi sampai anak usia
sekolah)
6) Keluarga lansia
tua).
a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang (integrase bayi dalam
keluarga)
anggota keluarga
dan keamanan
b) Mensosialisasikan anak
c) Mengintegrasikan anak yang baru dan memenuhi kebutuhan anak yang lain
orang tua-anak) serta hubungan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas)
anggota keluarga
perkawinan anak-anaknya
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
f. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak anaknya
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang
Patokan dari stresor dari koping keluarga ini adalah 6 bulan. Stresor yang di
alami keluarga tetapi bisa di alami dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan,
30
dinamakan stresor jangka pendek. Akan tetapi jika sebaliknya, stresor tersebut
membutuhkan waktu yang lebih lama dari 6 bulan untuk penyelesaiaannya, maka di
menghadapi dan merespon stresor, dan strategi apa yang di gunakanuntuk menghadapi
permasalahan/stress.
e. Pemeriksaan fisik
f. Harapan keluarga
2.2.9 Koping
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino, 2006) koping adalah suatu
proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan
situasi yang menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut.
32
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan
1. Pengkajian
3. Penyusunan perencanaan
2.3.1 Pengkajian
1. Data umum
a. Komposisi Keluarga
tetapi juga anggota keluarga lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut.
yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai
b. Genogram
sumber keluarga. Untuk hal tersebut, maka genorgram keluarga harus memuat
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
Mengkaji agama yang disnut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu ditentukan pula
34
oleh keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
inti.Contoh : keluarga bapak A memiliki dua orang anak, anak pertama berusia
tujuh tahun dan anak kedua berusia empat tahun, maka keluarga bapak A
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan
istri.
3. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah.
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
4. Struktur Keluarga
setempat.
komunikasi keluarga
4) Struktur peran
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang di anut oleh keluarga yang
5. Fungsi Keluarga
1) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaan diri anggota keluarga, perasaan memiliki
kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan yang
masalah ?
dialami?
mengatasi masalah ?
perlu dikaji :
penyakit ?
diperlukan memadai ?
diperlukan ?
pencegaha penyakit ?
dimiliki ?
lingkungan ?
penyakit ?
sanitasi ?
fasilitas kesehatan?
petugas kesehatan?
2) Fungsi reproduksi
anggota keluarga?
papan ?
6. Pemeriksaan fisik
7. Harapan keluarga
Kategori : psokologis
bantuan dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang
Penyebab
4) Disorganisasi keluarga
terdekat
Subjektif
1) Klien mengeluh khawatir tentang respon orang terdekat pada masalah kesehatan
objektif
Subjektif
masalah klien
Objektif
memuaskan
kemandirian klien
1) Penyakit Alzheimer
2) AIDS
4) Kanker
6) Penyalahgunaan zat
7) Krisis keluarga
44
1. Sifat masalah
Promkes 3 1
a. Aktual 3
b. Resiko 2
c. Krisis Mendatang 1
a. Mudah 2
b. Sebagian 1 2
c. Tidak dapat 0
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
a. Segera 2
c. Tidak di rasakan 0
keperawatan keluarga.
kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada
tidak atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga, ancaman kesehatan skor dua dan keadaan keluarga sejahtera skor satu.
masalah
2. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
2. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3. Tindakan yang sedang dijalan kan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah
46
4. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
masalah
dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. (Padila, 2012)
1. Intervensi supplemental
2. Intervensi fasilitatif
kesehatan dirumah.
3. Intervensi perkembangan
eksternal.
47
menurun psikologis
pertanyaan keluarga
keluarga
Edikasi
berkal
yang tersedia
Kolaborasi
penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta
1. Intervensi supplemental
2. Intervensi fasililatif
rumah.
3. Intervensi perkembangan
kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung jawab pribadi. Perawat
2.3.5 Evaluasi
dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap.Penilaian
49
dan Planning).
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak P naik BB
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan diagnose
Kemandirian keluarga dibagi dalam empat tingkatan, mulai tingkat paling rendah
1 Menerima petugas √ √ √ √
secara benar
anjuran
anjuran
aktif
50
Mandiri I (KM I), Keluarga Mandiri II (KM II), dan Keluarga Mandiri III (KM
III).
mempengaruhi masalah.
masalah.
tersebut
Kesehatan , dll)
51
mendukung.
Sumber : Buku Padila 2012