PEMERIKSAAN HIV
DISUSUN OLEH
NPM : 85AK17004
KELAS : A
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
“Pemeriksaan HIV".
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari
terima kasih kepada pihak yang telah membantu atau membimbing dalam
Penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang pendidikan pada khususnya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
Penulis
7
BAB I
PENDAHULUAN
hubungan seksual antara penis, vagina, anus dan atau mulut. Contoh penyakit
ini adalah sifilis, herpes, gonorrhea, AIDS, dan lainnya. STD disebabkan oleh
berbagai jenis agen infeksi, seperti bakteri, virus (baik virus yang memiliki
asam nukleat DNA atau RNA), jamur dan parasit. Penyakit ini dapat
kekebalan tubuh secara bertahap disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai
HIV (Human Immunodeficiency Virus) atau lebih tepat yaitu Human T-Cell
Lymphdenopathy Associated Virus (LAV). Infeksi HIV bisa terjadi bila virus
tersebut atau sel-sel yang terinfeksi virus masuk ke dalam aliran darah.
akan terinfeksi lebih lanjut dengan bakteri, virus, atau protozoa yang
2012).
HIV terbagi atas dua tipe, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Penderita AIDS pada
umumnya terinfeksi oleh HIV-1. HIV-2. HIV-1 dan HIV-2 serupa dari segi
8
morfologi dan tipe infeksinya. Perbedaan yang mencolok dari kedua tipe HIV
ini adalah HIV-1 lebih reaktif dari HIV-2. Selain itu, antigen yang reaktif
terhadap core protein HIV-1 tidak reaktif terhadap core protein HIV-2, begitu
pun sebaliknya. Perbedaan lainnya adalah HIV-1 merupakan tipe yang lebih
virulen dan merupakan penginfeksi yang umum pada penderita AIDS seluruh
penegakkan diagnose penyakit HIV yang lebih akurat (Ratih W,U. 2012).
9
1.4 Manfaat
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hilangnya imunitas yang diperantarai sel. Selain limfosit T helper, sel-sel lain
monosit juga dapat diinfeksi oleh virus ini. Maka berkurangnya nilai CD4 dal
(Maryam S, 2010).
dikelilingi oleh selubung lipid yang berasal dari membran sel hospes. Inti
p7/p9, dua kopi RNA genom, dan tiga enzim virus yaitu protease, reverse
transcriptase dan integrase. Protein p24 adalah antigen virus yang cepat
11
terdeteksi dan merupakan target antibodi dalam tes screening HIV. Inti virus
glikoprotein yang sangat penting dalam proses infeksi HIV dalam sel yaitu
gp120 dan gp41. Genom virus yang berisi gen gag, pol, dan env yang akan
mengkode protein virus. Hasil translasi berupa protein prekursor yang besar
dan harus dipotong oleh protease menjadi protein mature (Wibowo H, 2011).
Terdapat 2 jenis virus HIV penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2.
Kedua tipe HIV ini bisa menyebabkan AIDS, tetapi HIV-1 yang paling
protein CD4. Kelompok sel terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah
limfosit T. Sel target lain adalah monosit, makrofag, sel dendrite, sel
12
langerhans dan sel microglia. Ketika HIV masuk tubuh, glycoprotein (gp 120)
dendritik dan mikroglia otak. Glikoprotein terdiri dari dua sub-unit gp120 dan
gp41. Sub unit 120 mempunyai afinitas tinggi terhadap reseptor CD4 dan
bertanggung jawab untuk ikatan awal virus pada sel. Perlekatan ini
koreseptor. Dua reseptor kemokin utama yang digunakan oleh HIV adalah
sekuens peptida gp41 ke dalam membran target yang memfasilitasi fusi virus
positif (ssRNA), virus harus mentranskripsi RNA ini dalam DNA secara
optimal pada replikasi sel manusia (transkripsi normal terjadi dari DNA ke
inti dan berintegrasi ke dalam kromoson sel tuan rumah oleh enzim integrase.
13
menyebabkan infeksi kronik dan persisten, umumnya dalam sel sistem imun
acak menyebabkan kesulitan target. Selanjutnya integrasi acak pada HIV ini
dkk. 2011).
Gabungan DNA virus dan DNA sel inang akan mengalami replikasi,
dalam tingkat rendah menghasilkan berbagai protein virus seperti Tat, Nef
dan Rev. Protein Tat sangat berperan untuk ekspresi gen HIV, mengikat pada
transkripsi. Belum ada fungsi yang jelas dari protein Nef. Protein Rev
dalam sel inang. Nukleokapsid yang sudah terbentuk oleh ssRNA virus
2.5 Patogenesis
Sel T yang telah diinfeksi oleh HIV akan berada di kelenjar getah bening
sehingga mencapai ambang replikasi yang akan dicapai dalam 2-6 minggu.
14
Seterusnya berlaku pengeluaran plasma viremia. Proses ini dikatakan infeksi
HIV primer. Virus akan mula menyebar ke seluruh tubuh. Puncak viremia
akan menurun secara spontan selepas 2-4 minggu disebabkan respon imun
virus HIV masih terdapat dalam tubuh dan genom HIV dapat ditemukan
dalam sel T. Setelah puncak viremia berkurang, sel CD4 akan kembali ke
tingkat dasar, tetapi tetap lebih rendah dari yang terlihat pada saat pre-infeksi
ini tahap dikatakan infeksi HIV kronik asimptomatik. Masa laten infeksi ini
HIV membunuh sel CD4 melalui cara lisis. Kematian sel yang telah diinfeksi
oleh HIV juga disebabkan oleh limfosit CD8 sitotoksik. Efektivitas sel T
sitotoksik ini terbatas karena protein virus yaitu tat dan nef akan
tentang kematian sel T helper adalah HIV berfungsi sebagai superantigen. Ini
akan mengaktivasikan sel T helper lain dan sehingga sel yang diinfeksi oleh
HIV mati. Infeksi sel limfosit dan produksi HIV berlaku secara berterusan.
Maka, apabila sel CD4 kurang dari 200 x 109/l, ini menyebabkan
2012).
2.6 Penularan
HIV dapat ditemukan di darah dan cairan tubuh manusia seperti semen dan
cairan vagina. Virus ini tidak dapat hidup lama di luar tubuh, maka untuk
15
transmisi HIV perlu ada penukaran cairan tubuh dari orang yang telah
Menurut Yanti, dkk. 2015 Cara penularan HIV dan cara HI tidak dapat
ditularkan yaitu :
2.6.1 Cara menular virus ini paling banyak adalah melalui kontak seksual,
a. Hubungan seksual
heteroseksual.
menular melalui darah seperti HIV dan Hepatitis C. Cara ini akan
meningkatkan risiko tiga kali lebih besar dari pada transmisi HIV
16
e. Infeksi di tempat kesehatan
2.6.2 Terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan antara lain.
b. Dari keringat, ludah, air mata, pakaian, telepon, kursi toilet atau
ruam kulit, nyeri kepala, mual dan berkeringat di malam hari. AIDS ditandai
dengan supresi yang nyata pada sitem imun dan perkembangan infeksi
oportunistik berat yang sangat bervariasi atau neoplasma yang tidak umum
Gejala yang lebih serius pada orang dewasa seringkali didahului oleh
malaise, demam, napas pendek, diare kronis, bercak putih pada lidah
kelemahan. Tanpa pengobatan interval antara infeksi primer oleh HIV dan
timbulnya penyakit klinis pertama kali pada orang dewasa biasanya panjang,
17
Menurut Suseno C, dkk. 2015. Terdapat empat stadium klinik pada pasien
Stadium 1 : Asimtomatik
eruption)).
Dermatitis seboroik.
TB limfadenopati.
18
Gingivitis/ Periodontitis ulseratif nekrotikan akut.
(<50.000/ml).
Kandidosis esophageal.
TB Extraparu.
Sarcoma Kaposi.
Encefalopati HIV.
Meningitis Kriptokokus.
19
2.8 Respon Imun Tubuh Terhadap Virus HIV
Respon imun merupakan hasil kerjasama antara sel-sel yang berperan
dalam respon imun itu sendiri. Sel-sel tersebut terdapat pada organ limfoid
seperti kelenjar limfe, sumsum tulang, kelenjar timus, dan limpa. Respon
2010).
Menurut Maryam S, 2010. Respon imun terdiri dari respon imun spesifik
2.8.1 Respon imun spesifik atau disebut juga komponen adaptif atau imunitas
satu jenis antigen, karena itu tidak dapat berperan terhadap antigen jenis
lain.
2.8.2 Respon imun non spesifik disebut juga komponen non adaptif atau
ditujukan hanya untuk satu jenis antigen, tetapi untuk berbagai macam
sebelum ia kontak dengan antigen. Bila respon imum non spesifik tidak
20
terangsang. Mekanisme pertahanan (respon imun) spesifik adalah
Satu sampai tiga minggu pasca infeksi, ditemukan respon imun spesifik
HIV berupa antibodi terhadap protein gp 120 dan p24, juga ditemukan sel T
sitotoksik HIV yang spesifik. Dengan adanya respon imun yang adaptif
tersebut, viremia menurun dan tidak disertai gejala klinis. Hal ini berlangsung
klinis. Dalam 3-6 minggu pascainfeksi ditemukan kadar antigen HIV p24
dalam plasma yang tinggi. Antibodi HIV spesifik dan sel T sitotoksik
beberapa fase yang berakhir dengan defisiensi imun. Jumlah sel CD4+ dalam
darah mulai menurun di bawah normal 1500 sel/mm3 dan penderita menjadi
mencegah progres penyakit. CTL juga tidak efektif membunuh virus karena
seperti gp 120 dapat inefektif, karena virus dengan cepat memutasi regio gp
120 yang merupakan sasaran antibodi. Respon imun HIV justru dapat
21
meningkatkan penyebaran penyakit. Virus yang dilapisi antibodi dapat
dalam sel-sel tersebut dan menciptakan reservoir baru. Bila CTL berhasil
Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan tes
antibodi HIV yang murah dan akurat. Seseorang yang terinfeksi HIV
Digunakan rapid test untuk mendeteksi antibody HIV dari tetesan darah
ataupun sampel liur (saliva) manusia. Sampel dari tubuh pasien tersebut
akan dicampur dengan larutan tertentu. Kemudian, kepingan alat uji test
muncul dua pita berwarna ungu kemerahan. Tingkat akurasi dari alat uji
kembali dengan ELISA. Selain ELISA, tes antibody HIV lain yang
22
1. Hasil dapat diketahui dengan cepat.
rapid tes sebagai hasil yang benar-benar positif. Uji Western blot
konfirmasi pada hasil skrining berulang (ELISA atau rapid tes). Hasil
rapid tes dinyatakan sebagai hasil positif palsu dan pasien tidak
bulan.
terhadap virus ini. Adanya antibodi ini dapat dideteksi dalam waktu 30
dalam waktu 3 bulan. Pada saat antibodi ini belum terbentuk pada
23
seseorang yang sudah terinfeksi, maka disebut periode jendela. Pada
terapi.
(NRTIs)
24
(Reyataz), darunavir (Prezista), fosamprenavir (Lexiva) dan
indinavir (Crixivan).
(Tivicay).
darah putih atau limfosit pada seseorang. Letak CD4 berada dipermukaan
sel-sel darah putih manusia terutama sel-sel limfosit. CD4 pada orang
sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi
Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik atau normal, nilai CD4
terganggu (missal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama
semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol). Jumlah
25
CD4 pada penderit HIV yaitu <500. Dan jumlah CD4 yang dibolehkan
hamil pada wanita yang menderita HIV yaitu >350 (Wibowo H, dkk. 2011).
yaitu :
2.11.1 Serum yang dicelupkan pada strip harus 10µl jika kurang dari itu
2.11.3 Waktu pembacaan yang lebih atau kurang dari 15 menit sehingga
26
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2 Metode
Metode Immunokromatography
3.3 Prinsip
rekombinan pada garis tes. Pada saat serum diteteskan pada salah satu ruang
membrane, sampel akan bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan
dengan Ag-HIV rekombinan yang terdapat pada garis tes. Jika serum atau
garis tes.
e. Jenis tes.
27
f. Nama pengambil bahan.
g. No MR.
h. Ruang.
2. Persiapan pasien.
Pasien dalam keadaan tenang, rilek dan kooperatif dan motivasi : sakit
sedikit, proses cepat dan diberi penjelasan perlu atau tidak untuk puasa.
3. Strategi Komunikasi
a. Mengucapkan salam.
lengkap.
pemeriksaan.
f. Mengucapkan terimakasih.
g. Persiapan alat dan bahan yang digunakan pada praktikum yaitu tabung
3.5 Analitik
28
4. Keluarkan dari dalam centrifuge.
1. Reaktif (+) : Jika terdapat garis merah pada line control dan test.
2. Non-reaktif (-) : Jika terdapat garis merah pada line control (C).
3. Invalid : Jika tidak terdapat garis merah pada line control dan test
29
BAB IV
4.1 Hasil
Invalid :
garis
4.2 Pembahasan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah penyebab Acquired
yang diperantarai sel. Selain limfosit T helper, sel-sel lain yang mempunyai
30
protein CD4 pada permukaannya seperti makrofag dan monosit juga dapat
non reaktif yang ditandai dengan timbul satu garis pada control line dan pada
dimana membrane dilapisi oleh Ag-HIV rekombinan pada garis tes. Pada saat
serum diteteskan pada salah satu ruang membrane, sampel akan bereaksi
dengan partikel yang telah dilapisi dengan protein A yang terdapat pada
rekombinan yang terdapat pada garis tes. Jika serum atau plasma
mengandung Ab HIV-1/HIV-2 maka akan timbul garis warna pada garis tes.
Infeksi HIV bisa terjadi bila virus tersebut atau sel-sel yang terinfeksi
pemeriksaan dilakukan agar serum dapat sampai pada titik akhir bantalan
serta untuk mencegah adanya reaksi lain yang timbul selain reaksi antara
dilakukan karena memiliki zat antigen dan antibodi lebih banyak dari pada
31
plasma atau sel darah lainnya dan tidak memiliki kandungan fibrinogen
yang bisa membuat reaksi kimia rusak dalam darah sehingga tidak efektif
tidak lisis (rusaknya sel darah merah), tidak ikterik (kuning pekat dikarenakan
bilirubin yang tinggi), tidak ipemik (berlemak). Kelebihan RDT yaitu tes
diagnosis cepat (rapid diagnostic test) adalah alat yang mendeteksi antigen
sensitifitas dan spesifisitas tes diagnosis cepat (rapid diagnostic test) sangat
baik yaitu 99,6%, pasien tidak memerlukan persiapan khusus serta mudah
kekurangan RDT yaitu penyimpanan alat test harus berada dalam suhu
pemeriksaan yaitu serum yang ditetesi pada rapid harus 10µl dan buffer 3
tetes jika kurang dari itu dikhawatirkan larutan tidak dapat sampai pada
bantalan garis control sehingga tidak terbentuk garis pada line control, serum
yang lisis, berlemak, ikterik (kuning pekat), serta waktu pembacaan yang
lebih atau kurang dari 15 menit sehingga dapat menyebabkan positif atau
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
line dan test line, dimana membrane dilapisi oleh Ag-HIV rekombinan pada
garis tes akan bereksi dengan antibody dalam serum. Hasil yang didapat yaitu
non reaktif yang ditandai dengan timbul satu garis pada control line dan pada
test line tidak timbul garis merah. Factor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan yaitu serum yang ditetesi pada rapid harus 10µl dan buffer 3
tetes jika kurang dari itu dikhawatirkan larutan tidak dapat sampai pada
bantalan garis control sehingga tidak terbentuk garis pada line control, serum
yang lisis, berlemak, ikterik (kuning pekat), serta waktu pembacaan yang
lebih atau kurang dari 15 menit sehingga dapat menyebabkan positif atau
5.2 Saran
layak digunakan atau tidak expare agar kesalahan saat interpretasi hasil dapat
dicegah.
33
DAFTAR PUSTAKA
Maryam S, 2010. Respon Imun Tubuh Terhadap Infeksi HIV. Jakarta: Universitas
Indonesia.
34
LAMPIRAN
35