IMUNOLOGI
PERCOBAAN II
NIM :A201401004
KELOMPOK :I (SATU)
MANDALA WALUYA
KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit
menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan
sering menimbulkan wabah. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila
Filipina pada tahun 1953 dan selanjutnya menyebar ke berbagai negara.
Di Indonesia DBD (Demam Berdarah Dengue) masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat. Menurut data yang diperoleh bahwa penyakit
demam berdarah telah masuk ke Indonesia sekitar 36 tahun yang lalu, pertama
kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologist baru
diperoleh pada tahun 1970. Di Jakarta kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969.
Tahun-tahun selanjutnya kasus demam berdarah berfluktuasi jumlahnya setiap
tahun dan cenderung meningkat. Demikian pula wilayah yang terjangkit
bertambah luas. Dalam tahun 1997 jumlah kasus yang dilaporkan dari 27 provinsi
sebnayak 31.789 orang (angka kesakitan 15,28 per 100.000 penduduk), dari
jumlah kasus yang dilaporkan tersebut 705 (angka kematian 2,2%) diantarannya
meninggal. Indonesia merupakan negara endemic Dengue dengan kasus tertinggi
di AsiaTenggara. Pada 2006 Indonesia melaporkan 57% dari kasus Dengue dan
hampir 80% kematian dengue dalam daerah Asia Tenggara (1132 kematian dari
jumlah 1558 kematian dalam wilayah regional). Di Indonesia infeksi virus
Dengue selalu dijumpai sepanjang tahun di beberapa kota besar di Indonesia,
seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung. Perbedaan pola klinis kejadian
infeksi Dengue ditemukan setiap tahun. Perubahan musim secara global, pola
perilaku hidup bersih dan dinamika populasi masyarakat (adanya perang dunia,
perkembangan kota yang pesat setelah perang dan dan mudahnya transportasi)
berpengaruh terhadap kejadian penyakit infeksi virus Dengue.
Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril akut
yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari
genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga
tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe
(hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia
oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan
spektrum manifestasi klinis yang bervariasi mulai dari tanpa gejala (asimtomatik),
demam ringan yang tidak spesifik (mild undifferentiated febrile illness), demam
dengue, demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrome.
1.2.Tujuan percobaan
Untuk mengetahui pra analitik, analitik dan pasca analitik pemeriksaan
dengue IgG/IgM menggunakan Rapid Test
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
3.2.Prosedur Kerja
a. Pra analitik
1. Prinsip : Sampel diteteskan ke dalam sumur (well) sampel (S) dan
diikuti dengan penambahan buffer diluent, maka sampel dan
antibodi-mgold conjugat akan bergerak sepanjang membrane,
selanjutnya akan ditaangkap oleh anti human IgG dan atau
anti-Human IgM membentuk garis berwarna dengan teknik
pengujian Immunochromatography
2. Persiapan sampel : tidak memerlukan persiapan khusus
3. Persiapan sampel : whole blood/ serum/plasma
4. Alat dan bahan : -Kaset Rapid Tes
-Pipet
-Reagen Buffer
b. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Kit disimpan pada suhu ruang selama 30 menit
3. Untuk whole blood menggunakan pipet kapiler 10ul dan diteteskan
kedalam sumur sampel bertanda S . untuk sampel plasma
menggunakan mikropipet 5 ul kemudia diteteskan kedalam sumur
sampel
4. Ditambahkan 2 tetes buffer sampel diluent kedalam round shaped well
5. Dibaca hasil setelah 15-20 menit
c. Pasca Analitik
1. Negatif ; hanya terlihat di garis control C pada tes. Tidak terdeteksi
antibodi IgG dan IgM.
2. IgM positif : terlihat garis control C dan garis IgM M pada tes
3. IgG positif : terlihat garis control C dan garis IgG G pada tes
4. IgG dan IgM positif : terlihat garis control C, garis IgG G dan garis
IgM M pada tes.
BAB IV
4.1.Hasil Pengamatan
4.2.Pembahasan
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam yang disertai
perdarahan bawah kulit, selaput hidung dan lambung, yang ditemukan di daerah
tropis. Di dalam tubuh manusia, virus dengue berkembang biak di dalam sel
retikkuloendotelial, kemudian terjadi viraemia yang diikuti dengan respon imun
terhadap virus dengue baik humoral maupun seluler. Virus bersilulasi dalam darah
perifer di dalam sel monosit, sel limfosit B dan sel limfosit T. Sebagai reaksi
terhadap infeksi virus, tubuh akan membuat antibodi anti-dengue, baika berupa
anti netralisai, anti hemaglutinasi dan anti komplemen.
Tes dengue cepat adalah tes immunochromatographic untuk mendeteksi
IgG dan IgM secara simultan terhadap virus dengue dalam darah, serum atau
plasma. Uji ini digunakan sebagai tes skrining untuk infeksi virus dengue dan
sebagai bantuan untuk diagnosis infeksi primer dan skunder dalam hubungannya
dengan yang lain. Infeksi sekunder dikenal sebagai demam berdarah dengue
(DBD) atau dengue shock syndrome dan sering mengakibatkan demam tinggi,
dengan kejadian hemoragik dan kegagalan sirkulasi. Respon imun memproduksi
antibody IgM 3-5 hari setelah timbul gejala dan berlangsung selama 30-60 hari.
Antibodi IgG tampak pada hari ke 14 dan bertahan seumur hidup. Infeksi kedua
sering terjadi pada demam yang tinggi dan beberapa kasus disertai dengan
pendarahan dan kegagalan pada sistem peredaran darah. Infeksi kedua
menunjukkan bahwa antibodi IgG meningkat dalan 1-2 hari setelah gejala-gejala
awal dan menyebabkan respon IgM timbul setelah infeksi 20 hari.
Pada pemeriksaan anti dengue IgG dan IgM bertujuan untuk mengetahui
adanya antibody IgG dan IgM terhadap virus dengue pada serum dan untuk
menegakkan diagnose DBD atau DHF yang pemeriksaannya menggunakan
metode rapid test. Dengue Haemoragic Fever merupakan demam dengue yang
disertai pembesaran hati dan tanda- tanda perdarahan. Pada keadaan yang lebih
parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pendertita jatuh dalam keadaan
syok akibat kebocoran plasma yang disebut dengan (DSS) Dengue Syok
Syndrome.
Dari praktikum anti dengue IgG dan IgM dengan menggunakan sampel
serum pada praktikum yang pertama menggunakan sampel serum dari mahasiswa
atas nama Chika Pratiwi didapatkan hasil positif (+) IgG dan IgM negatif (-)
karena munculnya garis warna merah pada area IgG dan garis warna biru pada
daerah Control (C).
Jika IgG positif dan IgM negatif disebut tersangka dengue atau infeksi
dengue sekunder, jika IgG negatif dan IgM positif disebut infeksi dengue primer,
jika IgG dan IgM positif disebut infeksi dengue sekunder, sedangkan jika IgG dan
IgM negatif disebut tidak terinfeksi dengue atau belum terdeteksi. Pada infeksi
primer kadar IgM meningkat terlebih dahulu yaitu pada hari ke 3-5, sedangkan
kadar IgG akan meningkat pada hari ke 14. Pada infeksi sekunder kadar IgG akan
meningkat terlebih dahulu yaitu mulai hari ke 2, disusul oleh IgM pada hari ke 5.
Namun peningkatan kadar IgM dan IgG dapat bervariasi pada setiap orang. Pada
beberapa infeksi primer, IgM dapat bertahan di dalam darah sampai 90 hari
setelah infeksi. Namun demikian, pada kebanyakan penderita, IgM akan menurun
dan hilang pada hari ke 60. Bahan pemeriksaan adalahserum, dan umumnya
pemeriksaan dilakukan dengan rapid test ( test cepat ) yang berdasarkan
immunoassay. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pasien diduga
infeksi sekunder.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapt disimpulkan bahwa
diperoleh hasil pemeriksaan dengue IgG/IgM oleh pasien atas nama Chika pratiwi
yaitu positif IgG yang mengindikasikan bahwa infeksi dengue sekunder artinya
pasien pernah mengalami penyakit demam berdarah sebelumnya.
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah
diharapkan kepada instruktur laboratorium agar menyediakan alat dan bahan yang
tidak tersedia sebelum praktikum berlangsung agar pada saat praktikum
berlangsung dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym,2009. Demam Dengue . EGC Kedokteran : Jakarta
Anonym. 2012. Pemeriksaan NS1 Dengue Pada Penderita Demam.
Keri Lestari. 2007. Epidemiologi Dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Indonesia, K Lestari, FFU Padjadajaran-Jatinangor
Andimblitar. 2010. Biomolekuler Virus Dengue. UI Press: Jakarta
Setianingsih Maria. 2009. Virus Dengue. Penerbit Erlangga: Surabaya