DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
2019
16
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok : 4 (Empat)
Kelas : B / Angkatan 4
Pada hari ini .............. tanggal ........ bulan ........................ tahun 2019 telah
diperiksa dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan
Asisten 1 Asisten II
16
LEMBAR ASISTENSI
Laporan lengkap ini di susun sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum
Virologi, T.A 2019/2020
KELOMPOK : 4 (Empat)
KELAS : B / ANGKATAN 4
16
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karna atas berkat dan
Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada semua yang telah
laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
berikutnya.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih, dan semoga laporan ini dapat
Penulis
16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum .......................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum ........................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Darah ................................................................................ 3
2.2 Komponen Darah ........................................................................... 3
2.3 Definisi Hepatitis ........................................................................... 4
2.4 Klasifikasi Hepatitis ....................................................................... 4
2.5 Definisi Hepatitis B ....................................................................... 7
2.6 Etiologi Hepatitis B ....................................................................... 8
2.7 Penularan Hepatitis B .................................................................... 9
2.8 Patogenesis Hepatitis B ................................................................. 9
2.9 Manifestasi Klinis Hepatitis B .................................................... 12
2.10 Diagnosis Hepatitis B .................................................................. 14
2.11 Metode Pemeriksaan Hepatitis B ................................................. 14
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ................................................ 17
3.2 Metode ........................................................................................ 17
3.3 Prinsip ......................................................................................... 17
3.4 Pra Analitik ................................................................................. 17
3.5 Analitik ....................................................................................... 17
3.6 Pasca Analitik ............................................................................. 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .......................................................................................... 19
4.2 Pembahasan ............................................................................... 19
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 23
5.2 Saran ........................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
16
BAB I
PENDAHULUAN
hepatitis bias bersifat asimtomatik. Hepatitis ini umumnya lebih ringan dan
lebih asimtomatik pada yang lebih muda dari pada yang tua. Lebih dari 80%
sedangkan lebih dari tiga perempat orang dewasa yang terkena hepatitis A
adalah simtomatik. Sekitar dua miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus
berpotensi menjadi sirosis disertai gangguan fungsi hati berat dan karsinoma
(Wijayanti,2016)
Penyakit hepatitis pada dasarnya bias menyerang siapa saja. Hepatitis juga
tidak dibatasi oleh usia dan jenis kelamin. Meski begitu, patut diwaspadai
bahwa ikterus atau gejala kuning dapat terjadi akibat hepatitis virus. Di
hepatitis virus karena persoalan sanitasi dan juga nutrisi yang buruk. Hal
seseorang terkena penyakit hepatitis virus ini ialah karena lingkungan yang
(Wijayanti,2016).
16
terdapat pada bagian pembungkus dari virus hepatitis B yang dapat dideteksi
dengan berbagai cara, yaitu: dengan metode RIA (Radio Immuno Assay),
dengan mata. Tes ini sudah secara luas digunakan dalam mendiagnosis dan
adalah pengikatan antigen oleh antibodi monoklonal yang spesifik. Stik uji ini
rapid test
16
2. Agar dapat mengetahu bagaimana cara penularan virus Hepatitis B
16
BAB II
TINJAUAN PUSTKA
Menurut Oktari & Silvia, (2016) Komponen Darah terdiri atas plasma dan
sel-sel darah :
1. Plasma : ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air ( 95%),
asam amino, lipida, berbagai mineral, dan metabolit, hormon dan vitamin-
vitamin.
16
2. Sel-sel darah : kurang lebih 45 % terdiri dari Eritrosit ( 44% ), sedang
sisanya 1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih dan Trombosit. Sel
3. Serum
Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi
adalah jenis terapi medis yang menyuling plasma darah keluar dari
hubungan yang sangat erat dengan gangguan fungsi hati, dapat juga
digunakan sebagai tes screening peradangan pada hati (liver), berlanjut pada
sirosis hati dan rusaknya fungsi hati. Penularan hepatitis dapat melalui kontak
2012).
yang ditularkan secara parental dan seksual dan yang ditularkan melalui Rute
Fekal – Oral.
16
2.4.1 Virus Hepatitis yang Ditularkan secara Parental dan Seksual
1. Hepatits A
dengan penyakit.
2. Hepatitis C
Hal ini sebelumnya tidak diketahui dan virus ini juga tidak diketahui
3. Hepatitis D
positif
16
Tidak ada tindakan spesifik untuk hepatitis. Pencegahan untuk
1. Hepatitis A
darah.
Pada anak, penyakit ini sering tidak dikenali atau tampak dengan
keluhan tidak parah. Gejala lebih terlihat pada orang dewasa dan
16
Tes antibodi hepatitis A yang tersedia mendeteksi IgM yang
2. Hepatitis E
dengan saat ini, infeksi disebut dengan hepatitis enteric Non- A Non-
peradangan hati akut atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati
atau kanker hati. Hepatitis B akut jika perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan
16
klinis atau laboratorium atau pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan
42 nm. Masa inkubasi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari
Bagian luar dari virus ini adalah protein envelope lipoprotein, sedangkan
dengan 3200 nukleotida (Kumar et al, 2012). Genom berbentuk sirkuler dan
memiliki empat Open Reading Frame (ORF) yang saling tumpang tindih
secara parsial protein envelope yang dikenal sebagai selubung HBsAg seperti
large HBs (LHBs), medium HBs (MHBs), dan small HBs (SHBs) disebut gen
S, yang merupakan target utama respon imun host, dengan lokasi utama pada
asam amino 100-160. HBsAg dapat mengandung satu dari sejumlah subtipe
Gen C yang mengkode protein inti (HBcAg) dan HBeAg, gen P yang
terakhir gen X yang mengkode protein X (HBx), yang memodulasi sinyal sel
host secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi ekspresi gen virus
16
Gambar 2.6.1 Struktur Virus Hepatitis B
(Sumber : Asdie, dkk. 2012)
2.7 Penularan Hepatitis B
Penanda HBsAg telah diidentifikasi pada hampir setiap cairan tubuh dari
orang yang terinfeksi yaitu saliva, air mata, cairan seminal, cairan
serebrospinal, asites, dan air susu ibu. Beberapa cairan tubuh ini (terutama
semen dan saliva) telah diketahui infeksius (Thedja, 2012). Jalur penularan
individu yang sangat erat dan lama, seksual, iatrogenik, penggunaan jarum
suntik bersama). Virus Hepatitis B dapat dideteksi pada semua sekret dan
cairan tubuh manusia, dengan konsentrasi tertinggi pada serum (Juffrie, dkk.
2010).
Infeksi VHB berlangsung dalam dua fase. Selama fase proliferatif, DNA
dan semua antigen terkait. Ekspresi gen HBsAg dan HBcAg di permukaan sel
16
CD8+ sitotoksik. Selama fase integratif, DNA virus meyatu kedalam genom
hepatosit terjadi akibat kerusakan sel yang terinfeksi virus oleh sel sitotoksik
virion pada reseptor di permukaan sel hati. Setelah terjadi fusi membran,
dalam nucleus (genom release), selanjutnya DNA VHB yang masuk ke dalam
nukleus mula-mula berupa untai DNA yang tidak sama panjang yang
kemudian akan terjadi proses DNA repair berupa memanjangnya rantai DNA
yang pendek sehingga menjadi dua untai DNA yang sama panjang atau
(mRNA) yaitu mRNA LHBs, MHBs, dan mRNA SHBs (Juffrie, dkk. 2010).
16
Gambar 2.8.2 Siklus Replikasi Virus Hepatitis B
(Sumber : Juffrie, dkk. 2010)
pre-C, sedangkan translasi mRNA LHBs, MHBs, dan mRNA SHBs akan
sebagian dari protein core ini bergabung ke kompleks golgi yang membawa
ringan. Kondisi asimtomatis ini terbukti dari tingginya angka pengidap tanpa
16
adanya riwayat hepatitis akut. Apabila menimbulkan gejala hepatitis,
gejalanya menyerupai hepatitis virus yang lain tetapi dengan intensitas yang
1. Fase Inkubasi
ikterus. Fase inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari dengan rata-
mialgia, artalgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anoreksia.
Diare atau konstipasi dapat terjadi. Nyeri abdomen biasanya ringan dan
3. Fase ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala. Banyak kasus pada fase ikterus tidak terdeteksi.
sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Sekitar 5-10% kasus
16
perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya Hepatitis B
enam bulan sejak timbul keluhan dan gejala penyakit. Perjalanan hepatitis
1. Fase Imunotoleransi
tinggi dalam darah, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti.
Virus Hepatitis B berada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang
sangat tinggi.
3. Fase Residual
sel-sel hati yang terinfeksi VHB. Sekitar 70% dari individu tersebut
kerusakan sel hati yang berarti. Fase residual ditandai dengan titer
16
riwayat transmisi seperti pernah transfusi, seks bebas, riwayat sakit kuning
(RIA) bila indikator yang digunakan adalah radioisotop dan enzyme linked
Salah satu jenis rapid tes yang banyak digunakan adalah alat
16
diagnostik berupa stik uji untuk mendeteksi keberadaan antigen atau
berpori dari alat uji. Antibodi ini dilabeli dengan lateks partikel atau
Selama aliran, kompleks ini akan dideteksi dan diikat oleh antibodi
16
nitroselulosa. Tes kualitatif imunologi secara aliran lateral untuk
hasil positif dan jika tidak ada garis berwarna pada garis tes
sampel cukup dan telah mengisi membran (Price dan Wilson. 2012).
16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Manidiri Gorontalo.
3.2 Metode
3.3 Prinsip
yang telah dilapisi dengan anti-hbs (antibody). selanjutnya campuran ini akan
3.5 Analitik
16
3.6 Pasca Analitik
16
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
kualitatif yang menggunakan serum atau plasma. Dalam sebuah artikel oleh
membrane yang dilapisi dengan anti HBsAg antibody pada daerah garis test
partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi, campuran tersebut akan
membrane dan menghasilkan suatu hasil posotif pada daerah test, jika tidak
16
menghasilkan garis yang berwarna pada daerah test menunjukan hasil yang
unit transfusi darah, serta digunakan pada evaluasi terapi hepatitis B kronis.
serum dari pasien Nn. FP. Pemeriksaan HBsAg yang dilakukan berdasarkan
serum pada bantalan sampel akan bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi
HBS (Antibody).
Adapun perlakuan yang dilakukan untuk cara penggunaan alat strip test
yaitu yang pertama dibuka strip dari kemasan secara hati-hati, kemudian
mengeluarkan strip dari kemasan tersebut, lalu mencelupkan strip pada serum
pasien sampai tanda batas, lalu hasilnya ditunggu 1-3 menit kemudian di
baca. Dan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan HBsAg ini yaitu pasien
dalam artikel oleh (Winata, 2017) jika hasil negative maka hanya akan timbul
satu garis merah pada bagian control hal tersebut dinyatakan bahwa bantalan
pemeriksaan positif akan terbentuk dua garis merah pada daerah C dan T.
Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa sampel Nn. FP yang di ambil
dan diperiksa didapatkan hasil yang negatif (-) artinya tidak mengandung
pemeriksaan positif jika terbentuk dua garis merah pada daerah C dan T
16
sebagaimana pada kontrol positif. Pemeriksaan HBsAg secara
untuk deteksi dini adanya infeksi Hepatitis B yang disebabkan oleh virs
Hepatitis B.
Dalam sebuah artikel ilmiah oleh (Budi, 2017) tertulis bahwa Pemeriksaan
HBsAg secara kualitatif metode ini juga spesifik untuk mendeteksi HBV dan
serum, atas dasar reaksi antigen (HBsAg) dengan antibodi spesifik yang ada
dalam serum setelah diteteskan serum pada lubang alat rapid test. Pembacaan
HBsAg hasl menunjukan uji positif: maka akan terbentuk dua garis merah
pada ttik daerah C dan T, jika dalam sampel tidak mengandung HBsAg hasl
menunjukan uji negatif maka akan terbentuk satu garis merah pada Control
(C. Terbentuknya garis merah merupakan reaksi anatar HBsAg dengan anti-
HBs yang sudah dilapisi dengan konjugat koloidal. Konjugat koloidal yang
semula tidak berwarna akan berwarna merah bila terjadi ikatan anatar
16
antigen-antibodi secara kapilaritas denngan serum yang mengandung HBsAg
sebagai antigen dan imunokromatografi stik yang sudah terdapat anti- HBs
sebagai antibody.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah itu, diteteskan 3 tetes serum/plasma kedalam sumur specimen alat tes.
pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel yang telah dilapisi dengan anti
membrane untuk berikatan dengan antibodi spesifik pada daerah test (T)
5.2 Saran
pemeriksaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Asdie 2012. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam, edisi ke-13. Jakarta:
EGC. hlm.1638-63.
Budi wijayanti, Ika. 2017. Efektivitas HBsAg – Rapid Screening Test Untuk
Deteksi Dini Hepatitis B. Prodi D-III Kebidanan, STIkes Kusuma
Husada Surakarta. Jurnal KesMaDaSka - Januari 2016
Kumar, dkk. 2012. Buku ajar patologi Robbins, edisi ke-7. Jakarta: EGC.
Oktari dan Silvia. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide
dengan Reagen Serum Golongan Darah A , B , O. Sekolah Tinggi
Analis Bakti Asih Bandung. Jurnal Teknolab, 5(2), 49–54.
Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit,
edisi ke-6. Jakarta: EGC. hlm. 472-500.
Sudoyo et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
16
16