Anda di halaman 1dari 46

TUGAS KMB

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

DI
D
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 6

NURBASYIMAH 22235101018
FITRIA AMELIA 22235101006
WIRDA YANTI 22235101024
MUHAMMAD HAIKAL 22235101024

Dosen Pengampu :

Ns. ISNI HIJRIANA, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JABAL GHAFUR

PRODI DIII KEPERAWATAN SIGLI KABUPATEN SIGLI

TAHUN AJARAN 2024/2025


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Allhamdulillah tepat waktunya, dengan mata kuliah KMB dengan tema “Asuhan
Keperawatan Hepatitis”.

Sholawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kehadirat Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang seperti saat
ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, Untuk itu kami
mohon ma’af yang sebesar-besarnya atas ketidaksempurnaan dari makalah ini. Dengan
demikian kami mengundang para pembaca untuk memberi kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini dapat tersusun lebih baik lagi.

Terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Dan semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan Kesehatan bagi kita semua. Amin ya robbal’alamin.

Sigli, Maret 2024

Penyusun

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi ............................................................................................................... 3
B. Etiologi ............................................................................................................... 3
C. Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis.................................................................... 4
D. Manifestasi Klinik .............................................................................................. 5
E. Patofisiologi ....................................................................................................... 5
F. Tanda dan Gejala................................................................................................ 6
G. Penatalaksanaan Medis....................................................................................... 7
H. Konsep Asuhan Keperawatan Hepatitis ............................................................. 7

BAB III KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian .......................................................................................................... 20
B. Analisa Data ....................................................................................................... 31
C. Diagnosa Keperawatan....................................................................................... 33
D. Intervensi............................................................................................................. 34
E. Implementasi dan Evaluasi ................................................................................ 37

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 42
B. Saran................................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 43

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus
Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub
klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum,
sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini
disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990).Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2
macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau
disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted)
disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru
menyebutkan PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E
(Bradley,1990; Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul
sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika
tetapi juga diseluruh Dunia.Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit
menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan
cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga.Sekitar
60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun,
tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak.Walaupun
mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka
morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

1
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan mengambil rumusan masalah sebagai
berikut
a. Apa Definisi Hepatitis ?
b. Apa Etiologi Hepatitis ?
c. Bagaimana Klasifikasi dan penyebab Hepatitis ?
d. Manifestasi Hepatitis ?
e. Bagaimana Patofisiologi Hepatitis ?
f. Bagaimana Pathway Hepatitis ?
g. Bagaimana penatalaksanaan Hepatitis ?
h. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?
3. Tujuan penulisan
a. Untuk Mengetahui Definisi Hepatitis
b. Untuk Mengetahui Etiologi Hepatitis
c. Untuk Mengetahui Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis
d. Untuk Mengetahui Manifestasi Hepatitis
e. Untuk Mengetahui Patofisiologi Hepatitis
f. Untuk Mengetahui Pathway Hepatitis
g. Untuk Mengetahui penatalaksanaan Hepatitis
h. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat
atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau
obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
B. Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan
insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.
1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :
a) Hepatitis A (HAV)
b) Hepatitis B (HBV)
c) Hepatitis C (HCV)
d) Hepatitis D (HDV)
e) Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang
merupakan virus DNA
2. Hepatitis non virus yaitu :
a) Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
b) Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)

3
C. Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis

Hepatitis A B C D E
MASA INKUBASI 14 – 49 hari (+/- 30-180 hari 15-150 35 hari 14-63 hari
28 hari) (+/= 75 hari) hari
CARA
PENULARAN
· FEKAL– ORAL Ya Tidak Tidak Tidak Ya
· PARENTERAL Ya Ya Ya Tidak
· LAIN – LAIN Akhir ini bisa ? Kontak seks, Kontak Kontak “WATER
“WATER kontak seks seks BORNE”
BORNE” serumah Kontak Kontak
Transmisi serumah serumah
Vertikal
TIPE PENYAKIT BIASANYA BERVARIA BERVARI BIASAN Biasanya
AKUT SI ASI YA akut
AKUT
(FULMIN
AN)
CARRIER KRONIK TIDAK 5-10% 80% 70-80% Tidak
CAH TIDAK 50% YA YA Tidak
SIROSIS 20% 20%
HEPATOMA YA
MORTALITAS 0.1-0.2% 0.5-2% 30% 15-20%
TANPA PADA PADA
KOMPLIKA PASIEN WANITA
SI KRONIS HAMIL

D. Manifestasi klinik

4
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik
dapat dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing – amsing stadium
adalah sebagai berikut.
a) Fase Inkubasi
b) merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau iktrus
c) Fase Prodromal (pra ikterik)
d) fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus
a. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah, gejala
saluran nafas dananoreksi.
b. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau
epigastrikum
e) Fase icterus
f) Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapatjuga munculbersamaan dengan munculnyagejala.
g) Fase Konvalesen (penyembuhan)
a. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapihepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada
b. Ditandai dengan :
i. Munculnya perasaan lebih sehat
ii. Kembalinya napsu makan
iii. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu
c. Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit
ditangani hanya < 1% yang menjadi fulminan (menyeluruh)

E. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari
hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya,
sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

5
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan
dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan
billirubin tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena
terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum
mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi
(bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam
pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam
kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

F. Tanda dan Gejala


1. Masa tunas
 Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
 Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
 Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung
sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang,
bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC
berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok
pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,
kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai

6
gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
lemas dan lekas capai.
G. Penatalaksanaan medis
a. Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2
bulan.
b. Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.
c. Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan
di metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.
d. Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.
e. Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau
keadaan penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita
dirujuk untuk menentukan apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis
kronik.
f. Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi
orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi.
g. Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.

H. Konsep Asuhan Keperawatan Hepatitis


1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia, Alamat Agama, Pekerjaan,
Pendidikan.
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas
2. Riwayat penyakit sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah,
demam, nyeri perut kanan atas
3. Riwayat penyakit dahulu

7
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah
diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk
keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah sakit.
4. Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular
khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.

2. Pemeriksaan Fisik
1. Review Of Sistem (ROS)
a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai
kesakitan, konjungtiva anemis, Suhu badan 38,50 C
b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris,
ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak
terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing, stridor.
c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Sistem urogenital : Urine berwarna gelap
e. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi
(anoreksia)
f. Abdomen :
i. Inspeksi : abdomen ada benjolan
ii. Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
iii. Palpasi : pada hepar teraba keras
iv. Perkusi : hypertimpani
2. Pengkajian fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada
keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
b) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok
disebabkan Mual muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc

8
c) Pola eliminasi
BAK : urine warna gelap,encer seperti teh
BAB : Diare feses warna tanah liat
d) Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien
lemah terkulai di atas tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan
bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,
e) Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada
abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.
f) Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera
berobat
g) Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat
kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
h) Pola reproduksi / seksual
pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual
aktif/biseksual pada wanita).
i) Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti
ini lagi
j) Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya
dan meringis kesakitan
k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini
merupakan cobaan dari Allah SWT.
3. Pemeriksaan Penunjang
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian
tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang
terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang
rusak, meningkat pada kerusakan sel hati

9
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim
hati) atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis
oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis
protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi.
Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
14. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis

10
16. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi.
Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin
menimbulkan bilirubinuria.

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah

1 Ds: Pasien mengatakan bahwa nyeri Pembengkakan Gangguan rasa


pada daerah perut kanan atas hepar nyaman (Nyeri)
Do :
P : Nyeri pada saat ditekan
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri pada kuadran kanan
atas
S : Skala : 6-8
T: Menetap

Do
2 : pasien mengatakan mual tidak Anoreksia Nutrisi kurang dari
nafsu makan kebutuhan
Ds : klientampak lemah dan lemas,
porsi makan tidak habis hanya
habis 3 sendok
A : BB turun
B : Hb < 12
C : Konjungtiva anemis
D : Diet makan tinggi serat dan protein

3 Ds : Pasien mengatakan bahwa Penurunan Intoleransi Aktivitas


dia malas untuk beraktivitas kekuatan / ketahanan
tubuh
Do : Tonus Otot 4 4
4 4
- Aktivitas sehari hari

11
memerlukan bantuan
- Pasien nampak terkulai lemas
di atas tempat tidur

Ds
4 : pasien mengatakan bahwa Gatal sekunder Resiko tinggi
tubuhnya gatal -gatal dengan akumulasi terhadap kerusakan
Tanda garukan pada kulit garam empedu pada integritas kulit
jaringan

Ds
5 :Pasien mengatakan bahwasering Mual – muntah Resiko tinggi
muntah kekurangan volume
pasien muntah 1x/ lebih sehari cairan
Turgor Kulit kembali > 2 Detik
Mukosa Bibir Kering
Mata Cowong
Konjungtiva Anemis

6 pasien mengatakan tubuhnya panas infasi agen dalam Hipertermi


a. Do : suhu tubuh pasien 38,50 sirkulasi darah
C sekunder terhadap
inflamasi hepar

4. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.
4. Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Gatal
sekunder dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
5. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual –
muntah.
6. Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
5. Intervensi Keperawatan
DX 1 : Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 x 24 diharapkan pasien nyeri
hilang, dengan KH :

12
 TTV normal :(TD :110/70 – 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-
100x/mnt, S : 36,5- 37,50.C ).
 Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
 Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.
 Skala nyeri 0-3
 Wajah pasien rileks

Intervensi Rasional
1) Kolaborasi dengan individu untuk
1) nyeri yang berhubungan dengan
menentukan metode yang dapat hepatitis sangat tidak nyaman, oleh
digunakan untuk intensitas nyeri karena terdapat peregangan secara
kapsula hati, melalui pendekatan
kepada individu yang mengalami
perubahan kenyamanan nyeri
diharapkan lebih efektif mengurangi
nyeri.
2) Observasi TTV 2) Untuk mengetahui keadaan umum
klien
3) Tunjukkan pada klien penerimaan
3. klienlah yang harus mencoba
tentang respon klien terhadap nyeri meyakinkan pemberi pelayanan
kesehatan bahwa ia mengalami nyeri.
4) Berikan informasi akurat dan 4. klien yang disiapkan untuk
a) Jelaskan penyebab nyeri mengalami nyeri melalui penjelasan
b) Tunjukkan berapa lama nyeri akan nyeri yang sesungguhnya akan
berakhir, bila diketahui dirasakan (cenderung lebih tenang
dibanding klien yang penjelasan
kurang/tidak terdapat penjelasan)
5) Bahas dengan dokter penggunaan
5) kemungkinan nyeri sudah tak bisa
analgetik yang tak mengandung efek dibatasi dengan teknik untuk
hepatotoksi mengurangi nyeri.

DX 2 :Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia


Tujuan : Setelah dilakukan selama 5 x 24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi,
dengan KH :

13
 Nafsu makan pasien meningkat
 Porsi makan habis
 Pasien mampu mengungkapkan bagaimana cara mengatasi malas
makan
 Pasien tidak lemas
 BB naik

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori.
1. Makan banyak sulit untuk mengatur
Berikan makan sedikit dalam frekuensi bila pasien anoreksi. Anoreksi juga paling
sering dan tawarkan makan pagi paling buruk selama siang hari, membuat
besar masukan makanan yang sulit pada sore
hari
2. Berikan perawatan mulut sebelum
2. Menghilangkan rasa tak enak dapat
makan meningkatkan nafsu makan
3. Anjurkan makan pada posisi duduk
3. Menurunkan rasa penuh pada abdomen
tegak dan dapat meningkatkan nafsu makan
4. Dorong pemasukan sari jeruk,
4. Bahan ini merupakan ekstra kalori dan
minuman karbonat dan permen berat dapat lebih mudah dicerna / toleran bila
sepanjang hari makanan lain ini
Kolaborasi
5. Konsul pada ahli gizi, dukung tim
5. Berguna dalam membuat program diet
nutrisi untuk memberikan diet sesuai untuk memenuhi kebutuhan individu.
kebutuhan pasien, dengan masukan Metabolisme lemak bervariasi tergantung
lemak dan protein sesuai toleransi pada produksi dan pengeluaran empedu
dan perlunya masukan normal atau lebih
protein akan membantu regenerasi hati
6. Berikan obat sesuai indikasi 6.: Diberikan ½ jam sebelum makan, dapat
Antiematik, contoh metalopramide menurunkan mual dan meningkatkan
(Reglan) ; trimetobenzamid (Tigan) toleransi pada makanan.

DX 3:Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.

14
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 X 24 jam pasien diharapkan mampu
beraktivitas dengan baik, dengan

KH :
- Tonus otot 5 5
- Pasien mampu melakukan aktivitas sendiri
- Pasien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Tingkatkan tirah baring / duduk.
1. Meningkatkan istirahat dan
Berikan lingkungan tenang; batasi ketenangan. Menyediakan energi yang
pengunjung sesuai keperluan digunakan untuk penyembuhan.
Aktivitas dan posisi duduk tegak
diyakini menurunkan aliran darah ke
kaki, yang mencegah sirkulasi optimal
ke sel hati
2. Ubah posisi dengan sering. Berikan
2. Meningkatkan fungsi pernafasan dan
perawatan kulit yang baik meminimalkan tekanan pada area
tertentu untuk menurunkan resiko
kerusakan jaringan
3. Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai
3. Memungkinkan periode tambahan
toleransi istirahat tanpa gangguan
4. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,
4. Tirah baring lama dapat menurunkan
bantu melakukan latihan rentang gerak kemampuan. Ini dapat terjadi karena
sendi pasif / aktif keterbatasan aktivitas yang
mengganggu periode istirahat.
5. Dorong penggunaan teknik manajemen
5. Meningkatkan relaksasi dan
stres, contoh relaksasi progresif, penghematan energi, memusatkan
visualisasi, bimbingan imajinasi, berikan kembali perhatian, dan dapat
aktivitas hiburan yang tepat, contoh meningkatkan koping
menonton TV, radio, membaca
6. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri
6. Menunjukkan kurangnya resolusi /

15
tekan pembesaran hati eksaserbasi penyakit, memerlukan
istirahat lanjut, mengganti program
terapi
Kolaborasi
7. Berikan antidot atau bantu dalam
7. Membuang agen penyebab pada
prosedur sesuai indikasi (contoh lavase, hepatitis toksik dapat membatasi
katarsis, hiperventilasi) tergantung pada derajat kerusakan jaringan
pemajanan
8. Berikan obat sesuai indikasi : sedatif,
8. Membantu dalam manajemen
agen antiansietas, contoh diazepam kebutuhan tidur. Catatan : penggunaan
(Valium); lorazepam (Ativan) berbiturat dan tranquilizer seperti
Compazine dan Thorazine,
dikontraindikasikan sehubungan
dengan efek hepatotoksik
9. Awasi kadar enzim hati 9. Membantu menentukan kadar
aktivitas tepat, sebagai peningkatan
prematur pada potensial risiko
berulang

Dx 4 : Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganGatal


sekunder dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gatal
pada pasien hilang. KH :
 Pasien merasa nyaman
 Tubuh pasien tidak gatal lagi
 Tubuh pasien tidak lecet

Intervensi Rasional
Mulai tindakan kenyamanan : 1. Tindakan ini meningkatkan istirahat.
Mandi pancuran dingin Istirahat menurunkan kebutuhan
Gosokan punggung energi yang menghasilkan tegangan
Air hangat pada hepar.
Aktivitas hiburan rendah (membaca,

16
menonton TV, permainan papan)
Kompres dingin pada dahi untuk sakit
kepala
Lingkungan tenang
2. Berikan antipiretik yang diresepkan
2. Untuk mengatasi demam. Demam
dan evaluasi keefektifan berhubungan dengan peningkatan
kehangatan dan berkeringat saat
demam membaik. Hangat disertai
dengan lembab meningkatkan rasa
gatal.
3. Pertahankan linen dan pakaian kering 3. Pakaian basah dari berkeringat
adalah sumber ketidaknyamanan
4. Dorong kunjungan dari keluarga dan
4. Isolasi dapat menyebabkan
teman kebosanan yang mencetuskan depresi
dan meningkatkan ketidaknyamanan.
5. Mulai tindakan untuk menghilangkan
5. Suhu dingin membatasi vasodilatasi
puritus : jadi menurunkan pengeluaran garam
Berikan mandi pancuran dingin empedu ke permukaan kulit. Soda kue
Gunakan soda kue atau tepung sagu dan sagu membantu menetralkan asam
pada air pada permukaan kulit. Sabun alkalin
Hindari sabun alkalin mempunyai efek mengeringkan, yang
Berikan losin Caladryl meningkatkan rasa gatal. Losion
Gunakan pakaian yang longgar Caladryl mengandung antihistamin,
Pertahankan suhu kamar dingin benadryl yang juga menetralkan
keasaman permukaan kulit, dan
menekan ujung saraf sensori yang
mencetuskan sensasi gatal
6. Pertahankan kuku pasien terpotong
6. Untuk menurunkan resiko kerusakan
pendek. Instruksikan pasien kulit bila buruk
menggunakan bantalan jari untuk
menggaruk kulit atau menggunakan
ujung jari untuk menekan pada kulit bila
sangat perlu menggaruk.

17
Dx 5 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan denganmual –
muntah.
Tujuan : Setelah dilakukan selama 2 x 24 jam diharapkan volume cairan pasien
terpenuhi, dengan KH :
 TTV normal :(TD :110/70 – 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-
100x/mnt, S : 36,5- 37,50.C ).
 Turgor Kulit kembali < 2 Detik
 Mukosa Bibir lembab
 Mata tidak Cowong
 Konjungtiva tidak Anemis
 Muntah tidak terjadi

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Awasi masukan dan haluaran,
1. Memberikan informasi tentang
bandingkan dengan berat badan harian. kebutuhan penggantian / efek terapi.
Catat kehilangan melalui usus, contoh
muntah dan diare
2. Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian
2. Indikator volume sirkulasi / perfusi
kapiler, turgor kulit, dan membran
mukosa
3. Periksa asites atau pembentukan
3. Menurunkan kemungkinan
edema. Ukur lingkar abdomen sesuai perdarahan kedalam jaringan
indikasi
4. Biarkan pasien menggunakan lap
4. Menghindari trauma dan perdarahan
katun / spon dan pembersih mulut untuk gusi
sikat gigi
5. Observasi tanda perdarahan, contoh
5. Kadar protombin menurun dan
hematuria / melena, ekimosis, perdarahan waktu koagulasi memanjang bila
terus menerus dari gusi / bekas injeksi absorbsi vitamin K terganggu pada
traktus GI dan sintesis protrombin
menurun karena mempengaruhi hati
Kolaborasi

18
6. Awasi nilai laboratorium, contoh
6. Menunjukkan hidrasi dan
Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu mengidentifikasi retensi natrium /
pembekuan kadar protein yang dapat
menimbulkan pembekuan edema.
Defisit pada pembekuan potensial
beresiko perdarahan
7. Berikan cairan IV (biasanya glukosa),
7. Memberikan cairan dan penggantian
elektrolit elektrolit

Dx 6 : Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder


terhadap inflamasi hepar
Tujuan: selelah dilakukan tindakan selama 3x24 suhu tubuh Pasien kembali normal,
dengan KH:
 Klien tidak mengeluh panas
 Suhu tubuh Normal 36,50 – 37,50C
 Keluarga pasien mampu mengatasi panas dengan melakukan kompres hangat.
Intervensi Rasional
1. Kaji adanya keluahan tanda – tanda
1. sebagai indikator untuk mengetahui status
peningkatan suhu tubuh hypertermi
2. Berikan kompres hangat pada lipatan
2. menghambat pusat simpatis di hipotalamus
ketiak dan femur sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan
merangsang kelenjar keringat untuk
mengurangi panas tubuh melalui penguapan
3. keluarga mampu melakukan kompres kepada
pasien secara mandiri
3. Berikan HE kepada keluarga pasien
4. kondisi kulit yang mengalami lembab
tentang pemberian kompres yang benar memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga
4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah
yang menyerap keringat timbulnya ruam kulit.

19
BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian diambil tgl : 08 Maret 2024 Jam : 13:20

Tanggal Masuk : 09 Maret 2024 No. reg : 010899

Ruangan / Kelas : Dahlia / II

No. Kamar : 10

Diagnosa Masuk : Hepatitis

Diagnosa Medis : Hepatitis

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. A

2. Umur : 51 thn

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Suku / Bangsa : Aceh/Indonesia

6. Bahasa : Aceh

7. Pendidikan : SMA

8. Pekerjaan : Wirausaha

9. Alamat : Sigli

II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit : Mual dan muntah
b. Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas dialami sejak 8
bulan yang lalu dan dirasakan memberat 8 minggu terakhir. Nyeri terus-

20
menerus seperti tertusuk. Tembus ke belakang . Mual,klien cepat merasa
kenyang
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) : Px datang ke ruang IGD RSUD Dr.
Iskak Tulungagung pada tanggal 27 April 2020. Px tampak menyeringai
kesakitan mengeluh nyeri pada perut,ingin mual serta muntah,,nafsu makan
berkurang,rasa lekas kenyang dan perut kembung. Skala nyeri 4. Dilakukan
pemeiksaan TD 130/90 ; N 88x/mnt ; S 36•c ; Respirasi 20x/mnt GCS 4-5-6.
Kemudian di pindahkan ke ruang Dahlia II

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Klien belum pernah menderita


penyakit ini sebelumnya. Klien memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol sejak
5thn yang lalu (3-4 botol/hari). Klien juga perokok aktif. Sebelumnya klien
pernah dirawat 4hari di RS swasta Tulungagung

4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak memiliki anggota keluarga yang


pernah memiliki penyakit yang sama

III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI


SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur 22:00 Sewaktu-waktu

2. Waktu Bangun 05:00 Sering terbangun

3. Masalah Tidur Klien tidak mengalami gangguan Gangguan pola tidur karena
tidur nyeri

4. Hal-hal yang Suasana tenang Suasana tenang


mempermudah tidur

5. Hal-hal yang Suara gaduh Suara gaduh


mempermudah pasien
terbangun

21
B. Pola Eliminasi

1. B A B

- Warna Kuning Belum BAB

- Bau Khas

- Konsistensi Padat

- Jumlah Tidak terkaji

- Frekwensi 1x sehari

- Kesulitan BAB Tidak ada masalah

- Upaya mengatasi Tidak ada

2. B A K

- Warna Kuning Kuning

- Bau Khas Khas

- Konsistensi Cair Cair

- Jumlah Tidak terkaji +500ml

- Frekwensi 4-5x sehari 3-4x sehari

- Kesulitan BAK Tidak ada masalah Tidak ada masalah

- Upaya mengatasi Tidak ada Tdak ada

C. Pola Makan dan Minum

1. Makan

- Frekwensi 2x sehari ¼ porsi

- Jenis Nasi dan lauk Nasi dan lauk

- Diit Tidak diit TKTP

22
- Pantangan Makanan pedas dan asam Makanan pedas dan asam

- Yang Disukai Semua jenis makanan Semua jenis makanan

- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada

- Alergi Tidak alergi Tidak alergi


- Masalah makan
Makan kurang dari kebutuhan dan Makan kurang dari kebutuhan
merasa mual dan merasa mual

- Upaya mengatasi Beri makan porsi kecil tapi sering Beri makan porsi kecil tapi
sering,kolaborasi dengan ahli
gizi

2. Minum
- Frekwensi 3-4 gelas sehari 2 gelas sehari
- Jenis Air putih Air putih
- Diit Tidak diit Tidak diit
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Air putih Air putih
- Yang Tdk disukai Semua suka Semua suka
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tida ada masalah Tidak ada masalah
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2x sehari Hanya diseka

2. Keramas 2x/minggu Belum keramas

3. Pemeliharaan gigi dan Debersihkan setiap hari Tidak gosok gigi hanya

mulut berkumur

4. Pemeliharaan kuku Dipotong jika panjang Kuku bersih

5. Ganti pakaian Sehari 2x 1x sehari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Setiap aktivitas bisa diselesaikan Hanya tidur/duduk


Lain (bertani,beristirahat

23
F. Kebiasaan
- Merokok Ya Tidak
- Alkohol Ya Tidak
- Jamu, dll Ya Tidak

IV. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi : Kooperatif saat diajak berkomunikasi

B. Orang yang paling dekat dengan klien : Anak

C. Rekreasi
Hobby : Kesawah

Penggunaan Waktu Senggang : Digunakan untuk merokok dan kadang


minum minuman beralkohol apabila mengalami stress

D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : Px tampak jenuh


E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial : Px kurang berinteraksi

F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Anak

V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri : Px terlihat kesakitan
B. Harga Diri : Px merasa bahwa dirinya takut sakit
C. Ideal Diri : Px ingin cepar sembuh
D. Identitas Diri : Px seorang kepala keluarga
E. Peran : Px berperan sebagai bapak

VI. DATA SPIRITUAL


A. Ketaatan Beribadah : Selama di RS px belum beribadah

B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : Px yakin sehat

C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Px yakin terhadap penyembuhan

24
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum

Px tampak kesakitan,composmentis GCS 4-5-6

B. Tanda – tanda vital

Suhu Tubuh : 36•c Nadi : 88x/mnt

Tekanan darah : 130/90mmHg Respirasi : 20x/mnt

Tinggi Badan : 155cm Berat Badan : 50kg

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Simetris kanan kiri

Ubun-ubun : Normal

Kulit kepala : Sedikit kotor

b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Bersih dan tidak rontok

Bau : Apek

Warna : Hitam sedikit putih

c. Wajah
Warna Kulit : Sawo matang

Struktur Wajah : Bulat

2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan Simetris kanan kiri
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : Normal tidak cowong

c. Konjuctiva dan sklera : Konjuctiva anemis, sklera icterik

d. Pupil : Terlihat bundar

e. Kornea dan iris : Kornea jernih,iris berwarna coklat

f. Ketajaman penglihatan / visus : Tidak terkaji

25
g. Tekanan bola mata : Tidak ada nyeri tekan

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tidak ada pembesaran dan simetris

b. Lubang Hidung : Simetris kanan kiri

c. Cuping hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris kanan kiri

Ukuran telinga : Sedang

Ketenggangan telinga : Lentur

b. Lubang telinga : Bersih

c. Ketajaman pendengaran : Tidak ada gangguan pendengaran

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Pucat

b. Keadaan gusi dan gigi : Sedikit caries gigi

c. Keadaan lidah : Tidak mengalami pendarahan

d. Orofarings : Tidak ada tanda peradangan

6. Leher
a. Posisi trakhea : Normal

b. Tiroid : Tidak ada pembesaran

c. Suara : Suara sedikit pelan

d. Kelenjar Lymphe: Tidak ada pembesaran

e. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran

f. Denyut nadi coratis : Teraba

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : Bersih

b. Kehangatan : Dingin

c. Warna : Sawo matang

26
d. Turgor : Menurun

e. Tekstur : Kasar

f. Kelembaban : Lembab

g. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara : Simeteis kanan kiri

b. Warna payudara dan areola : Warna sawo matang,areola coklat

c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : Tidak ada kelainan

d. Axila dan clavicula : Tidak teraba

F. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : Simetris

b. Pernafasan

Frekwensi : 20x/mnt

Irama : Reguler

c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak ada pernafasan cuping


hidung

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : Kanan dan kiri teraba

b. Perkusi : Sonor

c. Auskultasi

Suara Nafas : Vesikuler

Suara Ucapan : Tidak ada suara ucapan

Suara Tambahan : Tidak asa suara tambahan

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Teraba

- Ictus cordis : ICS V mid clavicula sinistra

27
b. Perkusi
Batas-batas jantung : Atas = ICS II linea sternalis kanan kiri ; Bawah =
ICS V linea sternalis kanan kiri

c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : Lup

- Bunyi jantung II : Dup

- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada suara tambahan


- Bising / Murmur : Tidak ada

- Frekwensi denyut jantung : 110x/mnt

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Simetris

- Benjolan / Massa : Tidak ada pembesaran

- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : Tidak terlihat


b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 15x/mnt

- Bunyi jantung Anak / BJA : -

c. Palpasi

- Tanda nyeri tekan : Adanya nyeri tekan

- Benjolan / massa : Tidak ada

- Tanda-tanda ascites : Tidak ada

- Hepar : Lunak tegas,tidak berbenjol benjol

- Lien : Tidak ada nyeri tekan

- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeri tekan

d. Perkusi

- Suara Abdomen : Tympani

- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada

28
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : Tidak ada
perdarahan,tidak ada benjolan

2. Anus dan Perineum


a. Lubang anus : Tidak ada benjolan (hemoroid)

b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : Tidak ada kelainan

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot : Simetris kanan kiri

b. Pemeriksaan Oedem : Tidak terdapat oedem

c. Kekuatan Otot : 3|4 5|5

d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku : Tidak ada kelainan

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : Composmentis

2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : Tidak ada

3. Syaraf otak ( Nervus cranialis ) : Tidak terkaji

4. Fungsi Motorik : Normal

5. Fungsi Sensorik : Px mampu merasakan rangsangan

6. Refleks :

a. Refleks Fisiologis : Tidak terkaji


b. Refleks Patologis : Tidak terkaji
K. Pemeriksaan Status Mental
a. Kondisi Emosi / Perasaan : Perasaan cemas
b. Orientasi : Baik,px tahu sedang di RS

c. Proses berpikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) : Baik tapi lambat

d. Motivasi ( Kemauan ) : Ingin segera sembuh

e. Persepsi : Sakit adalah musibah

f. Bahasa : Jawa

29
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Hepatitis

B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :

1. Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 28 April 2020

 Protein total = 6,62gr/100ml (6,6-8,7)


 Albumin = 3,51gr/100ml (3,8-4,4)
 Bilirubin total = 5,44mg/100ml (0,00-1,00)
 Bilirubin direk = 4,16mg/100ml (0,00-0,30)
 SGOT = 221 U/L (0-38)
 SGPT = 107 U/L (0-41)
 Alkali Phospahate = 777U/L (0-270)
 Ureum = 32,7mg/100ml (10-50)
 Kreatinin = 0,76mg/100ml (0,0-1,1)
 Asam Urat = 14,5mg/100ml (3,4-7,0)
 Glukosa sewaktu = 65mg/100ml (140)
 HbsAg = (+)/positif

2. Rontgen
……………………………………………………………………………………………

3. E C G
……………………………………………………………………………………………

4. U S G
……………………………………………………………………………………………

5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


 B Comp 3x1
 Vit C 3x1
 Novalgin 1 amp/drips/8jam
 Infus D5 20tpm

30
B. ANALISA DATA

Nama pasien : Tn. A

Umur : 51 thn

No. Register : 010899

MASALAH
KELOMPOK DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN

Gejala dan tanda mayor Pengaruh alkohol,virus Nyeri Akut


hepatitis,toksin
Subjektif :px mengeluh nyeri
|
Objektif :
Inflamasi pada hepar
 Px tampak meringis
 Px bersikap protektif |
(posisi menghindari
Peregangan kapsula hati
nyeri)
 Px tampak gelisah |
 sulit tidur Hepatomegali
Gejala dan tanda minor
|
Subjektif : -
Perasaan tidak nyaman
Objektif : dikuadran kanan atas
 tekanan darah |
meningkat
Nyeri
 nafsu makan berubah
TTV : |

S : 36•c ; N : 88x/mnt Nyeri Akut

TD : 130/90 mmHg

RR : 20x/mnt

Skala nyeri : 4

P : Pengaruh alkohol

Q : Px menyeringai

31
R : pada perut

S : skala nyeri 4

T : 27 April 2020

Gejala dan tanda mayor

Subjektif : - Perasaan tidak nyaman


dikuadran kanan atas
Objektif : Defisit Nutrisi
|
 BB menurun
Anoreksia

Gejala dan tanda minor |

Subjektif : Mual,muntah

 px mengatakan cepat |
kenyang setelah makan
Perubahan nutrisi kurang dari
 px mengatakan
kebutuhan
kram/nyeri pada perut
 Px mengatakan nafsu |
makan menurun Defisit Nutrisi
Objektif :

 Bising usus hiperaktif


(15x/mnt)
 Membran mukosa pucat

TTV

S : 36•c

TD : 130/90 mmHg

N : 88x/mnt

RR : 20x/mnt

32
BB dirumah : 54kg

BB diRS : 50kg

Makan 1 porsi habis ¼

Minum 2gls/hari

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. A

Umur : 51 thn

No. Register : 010899

TANGGAL TANGGAL TANDA


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN

Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis d/d


28 April 2020 30 April 2020
tampak meringis

Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan


28 April 2020 mengabsorbsi nutrien d/d BB menurun 30 April 2020

33
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. A

Umur : 51 thn

No. Register : 010899

TAND
DIAGNOSA
N LUARAN A
KEPERAWA INTERVENSI (SIKI)
O (SLKI) TANG
TAN
AN

1 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Observasi :


agen pencedera tindakan
 Identifikasi
fisiologis d/d keperawatan
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,k
tampak 2x24 jam,maka
ualitas,intensitas nyeri
meringis tingkat nyeri
 Identifikasi skala nyeri
menurun dengan
 Monitor efek samping penggunaan
kriteria hasil :
analgesik
Meningkatnya : Terapeutik :

Kemampuan  Berikan ternik nonfarmakologis untuk


menuntaskan mengurangi rasa nyeri (napas
aktivitas dalam,relaksasi,distraksi)
 Kontrol lingkungan yang
Menurunnya :
memperberat rasa nyeri (suhu
 Keluhan ruangan,pencahayaan,kebisingan)
nyeri  Fasilitasi istirahat dan tidur
 Meringis Edukasi :
 Sikap
 Jelaskan penyebab,periode,dan
protektif
pemicu nyeri
 Gelisah
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
 Kesulitan
mengurangi rasa nyeri
tidur
Kolaborasi :
Membaiknya :
 Kolaborasi pemberian analgesik
 Tekanan
darah

34
 Nafsu
makan
Observasi :
 Pola
tidur  Identifikasi status nutisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi
2
makanan
 Identifikasi makanan yang disukai

Defisit nutrisi  Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis

b/d nutrien
Setelah dilakukan
ketidakmampua  Monitor asupan makanan
tindakan
n mengabsorbsi  Monitor BB
keperawatan
nutrien d/d BB  Monitor hasil pemeriksaan lab
2x24,maka status
menurun Terapeutik :
nutrisi membaik
dengan kriteria  Fasilitasi menentukan pedoman diit
hasil :  Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
Meningkatnya :
 Berikan makanan tinggi kalori dan
 Porsi protein
makan  Berikan suplemen makanan
yang Edukasi :
dihabiska
 Ajarkan diit yang diprogramkan
n
Kolaborasi :
Menurunnya :
 Kolaborasi pemberian medikasi
 Perasaan
sebelum makan (mis. Pereda nyeri)
cepat
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kenyang
menentukan jumlah kalori dan jenis
 Nyeri
nutrien yang dibutuhkan
abdomen
Membaiknya :

 BB
indeks
masa
tubuh
(IMT)
 Frekuens

35
i makan
 Nafsu
makan
 Bissing
usus
 Membra
n mukosa

36
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. A

Umur : 51 thn

No. Register : 010899

Kasus : Hepatitis

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
DX

1 1 28-4-2020 Observasi : 28-4-2020 S:


07:00  Mengidentifikasi  Px mengatakan nyeri sedikt
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,ku berkurang
alitas,intensitas nyeri  Px mengatakan sedikit tidak
07:45  Mengidentifikasi skala nyeri gelisah lagi
08:10  Memonitor efek samping penggunaan  Px mengatakan lumayan bisa
analgesik tidur

08:20 Terapeutik : O:
 Memberikan ternik nonfarmakologis 12:00  Px tampak lebih tenang
untuk mengurangi rasa nyeri (napas  Terpasang infus D5 20tpm
dalam,relaksasi,distraksi)  TTV :
08:45  Mengontrol lingkungan yang TD : 120/90 mmHg
memperberat rasa nyeri (suhu N : 88x/mnt
ruangan,pencahayaan,kebisingan) S : 36•c

37
09:00  Memfasilitasi istirahat dan tidur RR : 20x/mnt
Edukasi : Skala nyeri 3
11:00  Menjelaskan penyebab,periode,dan A : Masalah teratasi sebagian
pemicu nyeri P : Lanjutkan intervensi
11:05  Mengajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
11:20  Berkolaborasi pemberian analgesik

Observasi : S:
12:00  Mengidentifikasi status nutisi  Px mengatakan nafsu makan
12:15  Mengidentifikasi alergi dan intoleransi sedikit meningkat
II makanan  Px mengatakan tidak merasa
12:20  Mengidentifikasi makanan yang mual
12:45 disukai O:
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan 14:00  Px tampak lebih suka makan
12:55 jenis nutrien  Makanan yang disajikan
13:00  Memonitor asupan makanan dihabiskan
13:10  Memonitor BB  Terpasang infus D5 20tpm
 Memonitor hasil pemeriksaan lab  TTV :
13:15 Terapeutik : TD : 120/90 mmHg
13:30  Memfasilitasi menentukan pedoman N : 88x/mnt
diit S : 36•c
13:45  Menyajikan makanan secara menarik RR : 20x/mnt
dan suhu yang sesuai  BB naik ½ kg
 Memberikan makanan tinggi kalori
38
13:50 dan protein A : Masalah teratasi sebagian
 Memberikan suplemen makanan P : Lanjut intervensi
13:55 Edukasi :
 Mengajarkan diit yang diprogramkan
14:00 Kolaborasi :
 Berkolaborasi pemberian medikasi
14:00 sebelum makan (mis. Pereda nyeri)
 Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

2 29-4-2020
29-4-2020
14:00 Observasi : S:
 Mengidentifikasi  Px mengatakan nyeri
I lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,ku berkurang
14:05 alitas,intensitas nyeri  Px mengatakan tidak gelisah
14:30  Mengidentifikasi skala nyeri lagi
 Memonitor efek samping penggunaan  Px mengatakan tidak
analgesik mengalami gangguan tidur
Terapeutik : 16:10 O:
14:35  Memberikan ternik nonfarmakologis  Px tampak tenang
untuk mengurangi rasa nyeri (napas  Terpasang infus D5 20tpm
dalam,relaksasi,distraksi)  TTV :
14:50  Mengontrol lingkungan yang TD : 110/80mmHg
memperberat rasa nyeri (suhu N : 80x/mnt
ruangan,pencahayaan,kebisingan)
39
 Memfasilitasi istirahat dan tidur S : 36•c
14:55 Edukasi : RR : 20x/mnt
 Menjelaskan penyebab,periode,dan  Skala nyeri 1
15:55 pemicu nyeri A : Masalah teratasi
 Mengajarkan teknik nonfarmakologis P : intervensi dihentikan
16:00 untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
 Berkolaborasi pemberian analgesik
16:05

Observasi :
 Mengidentifikasi status nutisi
16:20  Mengidentifikasi alergi dan intoleransi S:
16:30 makanan  Px mengatakan nafsu makan
II  Mengidentifikasi makanan yang meningkat
16:45 disukai  Px mengatakan tidak merasa
16:55  Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan mual dan tidak muntah
jenis nutrien O:
17:00  Memonitor asupan makanan  Px tampak suka makan
17:10  Memonitor BB 19:30  Makanan yang disajikan
17:20  Memonitor hasil pemeriksaan lab dihabiskan
Terapeutik :  TTV :
17:30  Memfasilitasi menentukan pedoman TD : 110/80 mmHg
17:45 diit N : 80x/mnt
 Menyajikan makanan secara menarik S : 36•c
17:50 dan suhu yang sesuai RR : 20x/mnt
 Memberikan makanan tinggi kalori
40
dan protein  BB naik 1kg
17:55  Memberikan suplemen makanan A : Masalah teratasi
Edukasi : P : intervens dihentikan
18:00  Mengajarkan diit yang diprogramkan
Kolaborasi :
18:30  Berkolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri)
19:00  Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

41
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
a) Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono
Hadi, 1999).
b) Etiologi
a. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis : Hepatitis A, B, C, D, E
b. Hepatitis Non Virus : alkohol, obat – obatan, bahan beeracun, akibat penyakit lain
c) Klasifikasi dan penyebab
 Hepatitis A : masa inkubasi 14-49 hari, cara penularan melalui fekal oral
 Hepatitis B :masa inkubasi 30-180 hari, cara penularan melalui pereteral
 Hepatitis C :masa inkubasi 15-150 hari, cara penularan melalui pereteral
 Hepatitis D :masa inkubasi 35 hari, cara penularan melalui pereteral
 Hepatitis E :masa inkubasi 14-63 hari, cara penularan melalui fekal oral

B. Saran
1) Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah
agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
2) Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa
keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hernia.

42
DAFTAR PUSTAKA

Aini, R., & Susiloningsih, J. (2013). Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian
Hepatitis B pada Pondok Pesantren Putri Ibnul Qoyyim Yogyakarta. Sains Medika,
5(1), 30–33.
Corwin. (2018). Buku Saku Patofisiologi (Edisi Tuju). Jakarta: EGC.
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Pustaka As Salam.
Kowalak. (2019). Buku Ajar Patofisiologi (3 ed.). Jakarta: EGC.
Manuaba. (2018). Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC.
Nurarif, & Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan. Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction.
Parliani, Wahyuni, T., Ramadhaniyati, Usman, Parida, J., & Lestari, L. (2021). Buku Saku
Mengenal Diabetes Mellitus. Jawa Barat: CV. Jejak.
Price, & Wilson. (2019). Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Riyadi, S., & Sukarmin. (2019). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer, S.C. & Bare, B. G. (2018). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth (8 ed.). Jakarta: EGC.
Sufianto. (2017). Survey Kerentanan Anak-anak Terhadap Infeksi Hepatitis B di Daerah
Endemik. Jakarta: EGC.
Tambayong. (2019). Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Tambayong, J. (2018). Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

43

Anda mungkin juga menyukai