DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4
TINGKAT II B
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROGRAM PROFESI
KEPERAWATAN
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha
Esa. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “ASKEP HEPATITIS”. Terima kasih kami
ucapkan kepada Dosen Pengajar yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa mnyelesaikan tugas
ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusun, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang. Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kelompok 4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................,...........ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................,........2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.Konsep Teori Hepatitis.......................................................................................3
B. Konsep Asuhan Keperawatan Hepatitis ..........................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang
penyebarannya luas dalam tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi
pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab
yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis
C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda
antigeniknya, tetapi kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip,
yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan
infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan
HBV (Hepatitis B). kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama
yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini
dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A
atau B melalui pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan
non-B (NANBH) dan saat ini disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990).
Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang
pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau
disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral
(Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers for
Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH
sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990;
Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel
virus yang menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi
Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa
HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting
tidak hanya di Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini
menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular yang dapat
dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar
air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia
ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease
Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya
dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas
akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan
dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori hepatitis?
2. Bagaimana konsep askep hepatitis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori hepatitis.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep askep hepatitis.
BAB II
PEMBAHASAN
Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus atau
tidak. Hepatitis yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B,
dan tipe C. hepatitis yang tidak disebabkanoleh virus biasanya disebabkan
oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida, jamur racun,
dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010: 153).
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau
obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan
kimia. (Sujono Hadi, 1999)
1. Hepatitis A
Hepatitis adalah proses peradangan difus pada sel hati. Hepatitis A adalah
hepatitis yang disebabkan oleh infeksi Hepatitis A Virus. Infeksi virus
hepatitis A dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, diantaranya
adalah hepatitis fulminant, autoimun hepatitis, kolestatik hepatitis,
hepatitis relaps, dan sindroma pasca hepatitis (sindroma kelelahan kronik).
Hepatitis A tidak pernah menyebabkan penyakit hati kronik.
Etiologi Hepatitis A Virus
Hepatitis A disebabkan oleh hepatitis A virus. Virus ini termasuk
6
virus RNA, serat tunggal, dengan berat molekul 2,25-2,28 x 10 dalton,
simetri ikosahedral, diameter 27-32 nm dan tidak mempunyai selubung.
Mempunyai protein terminal VPg pada ujung 5’nya dan poli(A) pada
ujung 3’nya. Panjang genom HAV: 7500-8000 pasang basa. Hepatitis A
virus dapat diklasifikasikan dalam famili picornavirus dan genus
hepatovirus.
umum, nyeri otot, nyeri sendi, mudah lelah, gejala saluran napas
Klasifikasi Hepatitis B
Menurut Kemenkes RI (2016), Hepatitis B dibagi menjadi dua,
yakni:
1. Hepatitis B Akut
Hepatitis B Akut merupakan hepatitis B dari golongan virus
DNA yang penularannya vertikal 95% terjadi saat masa perinatal
(saat persalinan) dan 5% intrauterin. Penularan Horisontal
melalui transfusi darah, jarum suntik tercemar, pisau cukur, tatto
dan transplantasi organ. Hepatitis B akut memiliki masa inkubasi
60-90 hari.
2. Hepatitis B Kronik
Hepatitis B kronik merupakan perkembangan dari Hepatitis
B akut. Usia saat terjadi infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit.
Bila penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi Hepatitis
kronik. Sedangkan bila penularan terjadi saat usia balita, maka 20-
3-% menjadi penederita Hepatitis B kronikdan bila penularan saat
dewasa maka hanya 5% yang menjadi penderita Hepatitis kronik.
Penyebab penyakit Hepatitis B menurut Susan Smeltzer
(dalam Brunner and Suddarth, 2015), yaitu :
1. Penularan melalui cairan tubuh
2. Konsumsi alkohol
1. Hepatitis B akut
a. Malaise/lesu/kelelahan.
b. Nafsu makan menurun.
c. Demam ringan.
d. Nyeri abdomen sebelah kanan.
e. Kencing berwarna seperti teh.
f. Ikterik.
2. Hepatitis B kronis
a. HbsAg (Hepatitis B surface Antigen) positif.
b. HbeAg (Hepatitis B E-Antigen, anti-Hbe dalam serum,
kadar ALT (Alanin Amino Transferase), HBV DNA
(Hepatitis B Virus-Deoxyyribunukleic Acid) positif.
c. Berlangsung >6 bulan
d. Asimtomatik (tanpa tanda dan gejala)
Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat
disebabkan pada oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar
disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri
seiring dengan berkembangnya imflamasih pada hepar, pola normal
pada hepar terganggu gangguan terhadap suplai darah normal pada
sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon sisitem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar
baru yang sehat oleh karenanya, sebagian besar pasien yang
mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamsi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati ytang memicu
timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuatran kanan atas. Hal
ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan selo paren kim hati. Walaupun
jumlah bilirubin yang belum mengalami konjungasi masuk kedalam
hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli
empedu intra hepatik, maka terjadi kesukaran pengangkuta bilirubin
tersebut dalam hati.
Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hati konjungaasi
akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
hepatikus. Karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi ) dan
resusitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjungasi
(bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan
karena kerusakan dalam pengangkutan, konjungasi dan eksresi
bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh kerena itu tinja
tanpak pucat (abolis). Karena bilirubin konjungasi larut dalam air,
maka bilirubin dapat dieksresi kedalm kemih, sehingga menimbulkan
bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkunjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam
empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada
icterus (Andra Saferi Wijaya dan Yessie M.Putri, 2013).
Pemeriksaan penunjang
Menurut Andra Saferi Wijaya dan Yessie M. Putri (2013)
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan
Hepatitis B adalah:
1. ASR (SGOT)/ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum
ikterik kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan
enzim-enzim intra seluler yang terutama berada di jantung, hati
dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak,
meningkatkan pada kerusakan hati.
2. Darah Lengkap (DL)
Eritrosit menurun sehubungan dengan penurunan hidup eritrosit
(gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegaly).
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Feses
Warna seperti tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati).
6. Albumin Serum
Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein
serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada
berbagai gangguan hati.
7. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A.
8. bsAG
Dapat positif (tipe B) atau negative (tipe A).
9. Masa protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati
atau berkurang meningkat absorbs vitamin K yang penting
untuk sintesis protombin.
13. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin. Gangguan ekskresi bilirubin
mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi larut dalam air,
ia di sekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
Upaya Pencegahan Penularan
Penularan infeksi HBV dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu penularan
horizontal dan vrtikal. Penularan horizontal HBV dapat terjadi
melalui berbagai cara yaitu penularan perkutan, melalui selaput
lendir atau mukosa. Mother-to-child-transmission (MTCT) terjadi
dari seorang ibu hamil yang menderita hepatitis B akut atau pengidap
prsisten HBV kepada bayi yang dikandungnya atau dilahirkannya.
Penularan HBV in-utero, penularan perinatal dan penularan post
natal. Penularan HBV in-utero ini sampai sekarang belum diketahui
dengan pasti, karena salah satu fungsi dari plasenta adalah proteksi
terhadap bakteri atau virus. Bayi dikatakan infeksi in-utero jika
dalam satu bulan postpartum sudah menunjukkan Hepatitis B (Ajeng,
2017).
3. Hepatitis C
Penyebab penyakit adalah virus hepatitis C (HCV) yang
merupakan virus RNA dengan amplop, diklasifikasikan ke dalam genus
berbeda (Hepacavirus) dari famili Flaviviridae. Paling sedikit ada 6
genotipe yang berbeda dan lebih dari 90 subtipe HCV yang diketahui
saat ini. Gejala penyakit ini umumnya insidious,bisa disertai
anoreksida, gangguan abdominal tidak jelas, mual dan muntah-muntah,
berlanjut menjadi icterus (jaundience) lebih jarang jika dibandingkan
dengan Hepatitis B.
Meskipun infeksi pertama mungkin asimtomatis (lebih dari
90% kasus) atau ringan, namun sebagian besar (diantara 50%-80%
kasus) akan menjadi kronis. Pada orang yang mengalamin infeksi
kronis, sekitar separuh dapat berkembang menjadi cirrhosis atau kanker
hati.
Hepatitis jenis ini tersebar diseluruh dunia. Prevelnsi HCV
berhubungan langsung dengan prevelansi orang yang menggunakan
jarum suntik bersama dikalangan pecandu obat terlarang dan prevelensi
kebiasaan menggunakan alat suntik yang tidak steril ditempat
pelayanan kesehatan.
Menurut WHO pada akhir tahun 1990an diperkirakan 1%
penduduk dunia terinveksi HCV. Di Eropa dan Amerika Utara
prevelensi hepatitis C sekitar 0,5% sampai 2,4%. Sedangkan
dibeberapa tempat seperti di Afrika prevalensinya mencapai 4%.
Hampir 1,5 juta orang terinfeksi oleh HCV di Eropa dan sekitar 4 juta
orang di Afrika.
Tes antibodi HCV mendiagnosis inveksi HCV mulai dari tes
antibodi. Antibodi terhadap HCV biasanya terdeteksi setelah 6-7
minggu setelah virus tersebut masuk kedalam tubuh, walaupun kadang
kala untuk beberapa orang dibutuhkan tiga bulan aatu lebih. Bila tes
antibodi HCV positif, tes ulang biasanya untuk konfirmasi. Tes
konfirmasi ini dapat tes antibodi lain atau tes PCR.
Bila tes positif untuk antibodi HCV, ini berarti pernah terkena
virus tersebut pada suatu waktu. Karena kurang lebih 20% orang yang
terinfeksi HCV sembuh tanpa memakai obat biasanya setelah 6 bulan
setelah terinfeksi. Untuk mencari HCV dokter akan menerima tes PCR
kualitatif untuk menentukan adanya virus hepatitis C di dalam tubuh
seseorang.
Interferon alfa
Ribavirin
Hepatitis C kronis.
tes standar RNA virus Hepatitis C dan jika level tersebut tetap tidak
bebas virus selama enam bulan setelah pengobatan selesai. Hal ini
c) Eliminasi
1) Urine gelap
2) Diare feses warna tanah liat
f) Nyeri / Kenyamanan
1) Kram abdomen
2) Nyeri tekan pada kuadran kanan
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit kepala
6) Gatal ( pruritus )
g) Keamanan
1) Demam
2) Urtikaria
3) Lesi makulopopuler
4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pembesaran nodus servikal posterior
h) Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita
hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan
absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan
untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan
muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan
hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder
terhadap hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan
dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam
garam empedu.
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan
intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi secret
7. Risiko tinggiterhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat
menular dari agent virus.
3. Intervensi Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan
absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan
untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan
muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi
pasien terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai
tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda
mal nutrisi.
No Intervensi Rasional
1. Ajarkan dan bantu klien Keletihan berlanjut menurunkan
untuk istirahat sebelum keinginan untuk makan
makan
2. Awasi pemasukan adanya pembesaran hepar dapat
diet/jumlah kalori, tawarkan menekan saluran gastro
makan sedikit tapi sering intestinal dan menurunkan
dan tawarkan pagi paling kapasitasnya.
sering
3. Pertahankan hygiene mulut akumulasi partikel makanan di
yang baik sebelum makan mulut dapat menambah baru dan
dan sesudah makan rasa tak sedap yang menurunkan
nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi menurunkan rasa penuh pada
duduk tegak abdomen dan dapat
meningkatkan pemasukan
5. Berikan diit tinggi kalori, glukosa dalam karbohidrat
rendah lemak cukup efektif untuk pemenuhan
energi, sedangkan lemak sulit
untuk diserap/dimetabolisme
sehingga akan membebani
hepar.
No Intervensi Rasional
.
1. Kolaborasi dengan individu nyeri yang berhubungan
untuk menentukan metode dengan hepatitis sangat tidak
yang dapat digunakan untuk nyaman, oleh karena terdapat
intensitas nyeri peregangan secara kapsula
hati, melalui pendekatan
kepada individu yang
mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan
lebih efektif mengurangi nyeri.
2. Tunjukkan pada klien klienlah yang harus mencoba
penerimaan tentang respon meyakinkan pemberi
klien terhadap nyeri pelayanan kesehatan bahwa ia
mengalami nyeri
3. Berikan informasi akurat dan klien yang disiapkan untuk
jelaskan penyebab nyeri, mengalami nyeri melalui
tunjukkan berapa lama nyeri penjelasan nyeri yang
sesungguhnya akan dirasakan
akan berakhir, bila diketahui
(cenderung lebih tenang
dibanding klien yang
penjelasan kurang/tidak
terdapat penjelasan)
4. Bahas dengan dokter kemungkinan nyeri sudah tak
penggunaan analgetik yang bisa dibatasi dengan teknik
tak mengandung efek untuk mengurangi nyeri.
hepatotoksi
No Intervensi Rasional
.
1. Gunakan kewaspadaan pencegahan tersebut dapat
umum terhadap substansi memutuskan metode
tubuh yang tepat untuk transmisi virus hepatitis
menangani semua cairan
tubuh
a. Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan semua klien
atau spesimen
b. Gunakan sarung
tangan untuk kontak
dengan darah dan
cairan tubuh
c. Tempatkan spuit
yang telah digunakan
dengan segera pada
wadah yang tepat,
jangan menutup
kembali atau
memanipulasi jarum
dengan cara apapun
4. Implementasi
1. Diagnosa 1:
a) Mengajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
Memberikan snack atau makanan yang mengundang selera pasien
b) Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan
sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering
c) Mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan
sesudah makan
d) Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak
e) Memberikan diit tinggi kalori, rendah lemak
2. Diagnosa 2:
a) Menunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien
terhadap nyeri
b) Memberikan informasi dari penyebab nyeri
c) Membahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak
mengandung efek hepatotoksi
d) Berkolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang
dapat digunakan untuk intensitas nyeri
3. Diagnosa 3 :
a) Memonitor tanda vital : suhu badan
b) Mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang
adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi,
misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
c) Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
d) Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap
keringat
4. Diagnosa 4 :
a) Menjelaskan sebab-sebab keletihan individu
b) Menyarankan klien untuk tirah baring
c) Membantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan,
kemampuan-kemampuan dan minat-minat
d) Menganalisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam
meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang
berhubungan dengan keletihan
e) Membantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang
efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)
5. Diagnosa 5 :
a) Mempertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
b) Mencegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan
suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian
terlalu tebal
c) Menganjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk
memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan
menggaruk
d) Mempertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
6. Diagnosa 6 :
a) Mengawasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
b) Mengauskultasi bunyi nafas tambahan
c) Memberikan posisi semi fowler
d) Memberikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
e) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
7. Diagnosa 7 :
a) Menggunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang
tepat untuk menangani semua cairan tubuh
b) Menggunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan
cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-
peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
c) Menjelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada
klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan
kesehatan.
d) Merujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen
kesehatan yang tepat
5. Evaluasi
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan
nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri
(tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
3. Tidak terjadi peningkatan suhu
4. Tidak terjadi keletihan
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
menyebakan peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus
disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan
kimia yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang
memperhatikan akan kebersihan sehingga memudahkan virus untuk masuk
ke dalam tubuh.
B. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam
pemilihan makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya
kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat menyebabkan penyakit
hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat
waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umm.ac.id/43254/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.undip.ac.id/44531/3/Dhaneswara_Adhyatama_W_22010110120016_Bab
2KTI.pdf
https://www.academia.edu/10534799/Askep_hepatitis
https://www.academia.edu/18658316/MAKALAH_HEPATITIS
https://www.academia.edu/18379184/Asuhan_keperawatan_penyakit_Hepatitis