Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT


HEPATITIS B

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem Keperawatan Dewasa sistem Endokrin,
Pencernaan,Perkemihan, dan Imunologi

Dosen Pengampu :Aida Sri Rachmawati, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Annisa Dewi C2214201053


2. Anisa Nuroktavia C2214201017
3. Tiger C2214201032

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Asuhan keperawatan
pada Tn. A dengan penyakit Hepatitis B

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Aida Sri Rachmawati, M.Kep selaku dosen
pengampu mata kuliah sistem Keperawatan Dewasa sistem Endokrinpencernaan,Perkemihan,
dan Imunologi yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
ucapkan terima kasih pada teman-teman yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Tasikmalaya, 7 Maret 2024

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii

BAB 1PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang.................................................................................................................................1

1.2.Rumusan penulisan.........................................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................................2

1.4 Manfaat penulisan..........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi Hepatitis B........................................................................................................................3

2.2 Tanda dan gejala.............................................................................................................................3

2.3 Etiologi...........................................................................................................................................4

2.4 Patofisiologis..................................................................................................................................5

2.5 Farmakoterapi.................................................................................................................................5

2.6 Komplikasi......................................................................................................................................6

2.7 Pemeriksaan diagnostik...................................................................................................................7

2.8 Masalah keperawatan yang mungkin muncul.................................................................................8

2.9 Intervensi keperawatan....................................................................................................................8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Hepatitis B....................................................................................................9

BAB IV REVIEW JURNAL

4.1Review Jurnal..................................................................................................................................16

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan.....................................................................................................................................18

5.2Saran................................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang
menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hatimanusia. Hepatitis
dikategorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis
dibagi menjadi 2 yaitu hepatitis akut yang berlangsung kurang dari 6 bulan ditularkan melalui
fecal oral lewat makanan dan hepatitis kronis yang berlangsung lebih dari 6 bulan di tularkan
lewat cairan parenteral, seksual, plasenta. Hepatitis akut terdiri dari virus hepatitis A dan
virus hepatitis E, sedangkan hepatitis kronis terdiri dari virus hepatitis B dan virus hepatitis
C. Di Indonesia penyakit Hepatitis yang paling banyak di derita adalah hepatitis A, B dan
hepatitis C (Darsin, 2019).

Menurut World Health Organization tahun (2019) prevalensi Hepatitis B di wilayah


Pasifik Barat sebanyak 6,2% dan wilayah Afrika sebanyak 6,1% dari populasi orang dewasa
yang terinfeksi. Di wilayah Mediterania Timur sebanyak 3,3%, Asia Tenggara sebanyak 2%,
Eropa sebanyak 1,6% dan Amerika sebanyak 0,7% dari populasi umum yang terinfeksi
Hepatitis B.

Angka prevalensi Hepatitis B di Indonesia mencapai 4,0-20,3%. Berdasarkan data


Kemenkes tahun 2013, secara Nasional terdapat 2.981.075 (1,2%) penduduk di Indonesia
mengidap penyakit Hepatitis, kondisi ini meningkat 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan
tahun 2007. Untuk penderita Hepatitis B mencapai 649.875 (21,8%) dari keseluruhan
penderita hepatitis. Sementara itu, Sumatera Utara termasuk salah satu provinsi dari 13
provinsi yang memiliki angka kejadian Hepatitis B yang cukup tinggi yang mencapai sekitar
41.735 penderita (Rumini dkk, 2019).

Virus hepatitis B menyebabkan infeksi kronis yang menyerang sekitar 400 juta orang di
dunia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun (2013) menunjukkan bahwa
prevalensi penyakit semakin meningkat pada penduduk berusia diatas 15 tahun. Jenis
hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia adalah hepatitis B (21,8%)
(Rahmannisa, 2017).Penyakit hepatitis kronis dengan berbagai etiologi terutama akibat
infeksi hepatitis B virus (HBV) dan hepatitis C virus (HCV) menjadi penyebab utama
meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian diseluruh dunia (Priwahyuni dkk, 2020).

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan mengambil rumusan masalah
sebagai berikut

a. Apa Definisi Hepatitis B ?

b. Apa Etiologi Hepatitis B ?

c. Bagaimana Klasifikasi dan penyebab Hepatitis B?

d. Manifestasi Hepatitis B ?

e. Bagaimana Patofisiologi Hepatitis B ?

f. Bagaimana Pathway Hepatitis B?

g. Bagaimana penatalaksanaan Hepatitis B?

h. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis B?

1.3 Tujuan
a. Untuk Mengetahui Definisi Hepatitis B

b. Untuk Mengetahui Etiologi Hepatitis B

c. Untuk Mengetahui Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis B

d. Untuk Mengetahui Manifestasi Hepatitis B

e. Untuk Mengetahui Patofisiologi Hepatitis B

f. Untuk Mengetahui Pathway Hepatitis B

g. Untuk Mengetahui penatalaksanaan Hepatitis B

h. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis B

1.4 Manfaat Penulisan


Dapat Membantu mengaplikasikan ilmu keperawatan dengan melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien Hepatitis B dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hepatitis B


Hepatitis adalah penyakit penyebab inflamasi pada hati, penyakit ini menjadikan
sel/jaringan hati mengalami proses nekrosis. Inflamasi ini disebabkan oleh infeksi virus,
toksin, gangguan metabolik, pengaruh obat- obatan, maupun kelainan dari sistem antibodi.
Penyakit Hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus.

Peradangan hati yang berlangsung kurang dari enam bulan disebut “hepatitis akut”,
Tingkat keparahan hepatitis akut dapat bervariasi dari infeksi asimtomatik ringan hingga
gagal hati akut yang fatal. Tanda terakhir ini ditandai secara klinis dalam waktu 26 minggu
sejak timbulnya penyakit klinis, sedangkan “hepatitis kronis” merupakan peradangan hati
yang berlanjut tanpa perbaikan selama lebih dari enam bulan.

Hepatitis B adalah peradangan hepar disebabkan virus hepatitis B. Hepatitis akut


apabila inflamasi hepar akibat infeksi virus hepatitis setelah masa inkubasi virus 30- 180 hari
atau 8 – 12 minggu; disebut hepatitis kronik apabila telah lebih dari 6 bulan.

2.2 Tanda dan gejala

Kelelahan: Kelelahan yang berkepanjangan dan berat seringkali menjadi gejala awal hepatitis
B.

Nyeri di Perut: Nyeri atau ketidaknyamanan di area perut bagian atas kanan, di bawah tulang
rusuk, di mana hati terletak.

Nausea dan Muntah: Gejala pencernaan seperti mual dan muntah dapat terjadi, terutama
setelah makan.

Kehilangan Nafsu Makan: Individu yang terinfeksi dapat mengalami penurunan nafsu makan
dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Demam: Demam rendah hingga sedang adalah gejala umum pada hepatitis B, terutama pada
tahap awal infeksi.

Ikterus: Kulit dan mata yang kuning (ikterus) adalah tanda khas hepatitis B, disebabkan oleh
peningkatan kadar bilirubin dalam darah.

3
Urin Gelap: Urin yang gelap, seperti warna teh, juga bisa menjadi tanda hepatitis B karena
peningkatan bilirubin.

Feses Pucat: Feses yang berwarna pucat atau tanpa warna juga dapat terjadi karena gangguan
dalam proses pengeluaran bilirubin dari tubuh.

Pembesaran Hati dan Limpa: Pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa
(splenomegali) dapat terjadi pada beberapa kasus hepatitis B.

Nyeri Sendi dan Otot: Nyeri otot dan sendi juga bisa terjadi sebagai gejala hepatitis B,
seringkali terasa seperti gejala flu.

Gangguan Kognitif: Pada kasus-kasus yang lebih parah atau pada hepatitis B kronis,
gangguan kognitif seperti kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi dapat terjadi.

2.3. Etiologi

Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.
Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.

1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :

a) Hepatitis A ( HAV)

b) Hepatitis B ( HBV)

c) Hepatitis C ( HCV)

d) Hepatitis D ( HDV)

e) Hepatitis E ( HEV)

Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus
DNA

2. Hepatitis non virus yaitu :

a) Alkohol

menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis

b) Obat- Obatan

menyebabkan anak toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitus toksik dan hepatitis
akut

4
c) Bahan beracun ( Hepatotoksis)

d) Akibat penyakit lain ( Reactive hepatitus)

2.4. Patofisiologi

Patofisiologi hepatitis B melibatkan beberapa tahap:

Penetrasi Virus: Virus hepatitis B (HBV) memasuki tubuh melalui kontak dengan
darah, cairan tubuh yang terinfeksi, atau melalui kontak seksual. HBV dapat memasuki hati
setelah menembus sel-sel hati (hepatosit).Replikasi Virus: Setelah masuk ke dalam sel-sel
hati, HBV mulai mereplikasi diri. Virus ini menggunakan mesin replikasi sel manusia untuk
membuat salinan baru dari dirinya sendiri. Proses ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel-
sel hati.

Respon Imun: Sistem kekebalan tubuh merespons infeksi dengan menghasilkan


antibodi dan sel-sel imun lainnya untuk melawan virus. Namun, dalam hepatitis B, respon
imun seringkali tidak efektif dalam mengeliminasi virus sepenuhnya dari tubuh, dan infeksi
dapat menjadi kronis.Kerusakan Hati: Proses inflamasi yang terjadi selama infeksi hepatitis B
dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati. Kerusakan ini dapat berkisar dari ringan
hingga parah, tergantung pada keparahan infeksi dan respons imun individu.

Perjalanan Penyakit: Hepatitis B dapat memiliki beberapa jalur perkembangan. Pada


sebagian besar kasus, infeksi akut hepatitis B akan sembuh dengan sendirinya dalam
beberapa bulan, tetapi pada beberapa individu, infeksi bisa menjadi kronis dan berlanjut
selama bertahun-tahun. Infeksi kronis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sirosis
hati, kanker hati, atau gagal hati.

2.5. Farmakoterapi

Antivirus Hepatitis B: Obat antivirus hepatitis B adalah bagian penting dari


pengobatan. Mereka bekerja dengan menghambat replikasi virus hepatitis B. Contoh obat
antivirus hepatitis B meliputi:

• Entecavir
• Tenofovir disoproxil fumarate (TDF)
• Tenofovir alafenamide (TAF)
• Telbivudine
• Lamivudine

5
• Adefovir dipivoxil

Imunomodulator: Obat-obatan ini bertujuan untuk meningkatkan respons imun tubuh


terhadap virus hepatitis B. Contoh imunomodulator termasuk:

Interferon-alfa (dalam bentuk injeksi)

Pengobatan Supportif: Pengobatan supportif dapat diberikan untuk mengelola gejala dan
komplikasi terkait hepatitis B. Ini mungkin meliputi:

-Penggunaan obat anti-mual dan anti-muntah untuk mengatasi gejala pencernaan.

-Diet seimbang untuk menjaga kesehatan hati.

-Menghindari alkohol dan obat-obatan yang dapat merusak hati.

-Memantau fungsi hati secara teratur dengan tes darah.

-Evaluasi dan Pengobatan Komplikasi: Jika terjadi komplikasi seperti sirosis hati atau kanker
hati, perawatan tambahan seperti transplantasi hati mungkin diperlukan.

2.6. Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hepatitis B meliputi:

Sirosis Hati: Ini adalah kondisi di mana jaringan parut menggantikan jaringan hati
yang sehat, mengganggu fungsi hati. Sirosis hati dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan yang serius, termasuk peningkatan risiko perdarahan internal, asites (penumpukan
cairan di perut), ensefalopati hepatik (gangguan fungsi otak), dan gagal hati.

Kanker Hati (Hepatoseluler Karsinoma): Pasien dengan hepatitis B kronis memiliki


risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker hati, terutama jika sirosis hati telah
berkembang. Kanker hati adalah jenis kanker yang agresif dan sulit diobati.

Gagal Hati: Pada beberapa kasus, hepatitis B yang tidak diobati dapat menyebabkan
gagal hati, di mana hati tidak lagi dapat melakukan fungsi-fungsi pentingnya dengan baik.
Gagal hati bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan transplantasi hati
untuk bertahan hidup.

Hepatitis Kronis Aktif: Beberapa orang dengan hepatitis B mengalami hepatitis kronis
aktif, di mana peradangan hati terus-menerus terjadi. Ini dapat menyebabkan kerusakan hati
yang progresif dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti sirosis dan kanker hati.

6
Penyakit Ginjal: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa hepatitis B kronis
juga dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal, terutama glomerulonefritis.

Penyakit Autoimun: Beberapa orang dengan hepatitis B juga dapat mengembangkan


penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh sehat.

Penyakit Hati Berlemak Non-Alkoholik (Non-Alcoholic Fatty Liver Disease,


NAFLD): Hepatitis B dapat meningkatkan risiko NAFLD, yang merupakan akumulasi lemak
yang tidak normal dalam hati yang tidak disebabkan oleh konsumsi alkohol.

2.7. Pemeriksaan diagnostik

Asimtomatik: Banyak orang dengan hepatitis B mungkin tidak menunjukkan gejala


apa pun, terutama pada tahap awal infeksi. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka
terinfeksi virus hepatitis B.

Gejala Flu-like: Pada beberapa kasus, terutama pada infeksi akut, individu yang
terinfeksi bisa mengalami gejala yang mirip dengan flu, seperti kelelahan, demam, nyeri otot
dan sendi, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan.

Icterus (Kuning): Salah satu tanda khas hepatitis B adalah kuningnya kulit dan mata
(ikterus), yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin dalam tubuh akibat kerusakan hati.

Urin Gelap dan Feses Pucat: Urin yang gelap dan feses yang pucat adalah tanda-tanda
lain dari gangguan hati yang terkait dengan hepatitis B, karena peningkatan bilirubin dalam
darah.

Pembesaran Hati dan Limpa: Hepatitis B juga dapat menyebabkan pembesaran hati
(hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali), yang dapat terdeteksi melalui
pemeriksaan fisik oleh dokter.

Gejala Sistemik: Selain gejala langsung yang terkait dengan hati, hepatitis B juga
dapat menyebabkan gejala sistemik seperti ruam kulit, gatal, nyeri perut, dan penurunan berat
badan.

Komplikasi: Pada kasus yang lebih parah, hepatitis B dapat menyebabkan komplikasi
serius seperti sirosis hati, gagal hati, atau kanker hati (hepatoseluler karsinoma).

2.8. Masalah kepeerawatan yang mungkin muncul

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pasien yang mual dan lemas

7
2. pemantauan fungsi hati berhubungan dengan edukasi terkait diet untuk meningkatkan
asupan protein

2.9. Intervensi keperawatan

1. Memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya meningkatkan asupan protein


dalam dietnya untuk mendukung proses pemulihan dan memperbaiki status nutrisi.

2. Mencatat dan memantau asupan makanan dan cairan pasien, serta menilai perubahan
dalam pola makan dan toleransi maka

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1Pengkajian
a. Data diri
Nama : Tn.A
Usia : 58 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
b. Keluhan utama
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri
P :Nyeri bertambah saat beraktivitas
Q :perut kanan atas nyeri seperti ditusuk-tusuk
R :nyeri perut kanan atas menjalar ke dada
S :skala nyeri 7 (dengan intensitas nyeri 0-10)
T :-+1 jam
c. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit yang diketahui adalah hepatitis B, diketahui dari hasil pemeriksaan
yang menunjukkan nilai HbsAg (+).
d. Riwayat penyakit masa lalu
-

3.2 Data pengkajian lain yang harus dirawat:

a) Anamnesa

Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di RS karena keluhan mual dan lemas.

b) Klinis
Pasien menderita sclera ikterik dan kulit jaundice, yang merupakan tanda demi demi
penyakit hepatitis. TTV mengukur tekanan darah yang rendah (TD 90/60 mmHg),
frekuensi nadi lebih rendah juga (85x/menit), frekuensi nafas normal (20x/menit), dan
suhu tubuh yang lebih tinggi (38 derajat celcius), yang mungkin menunjukkan
gangguan pada sistem imunitas.

e. Pemeriksaan penunjang

9
Hasil laboratorium menunjukkan HbsAg (+), yang merupakan marker positif infeksi
virus hepatitis B.
f. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital: TD :90/60 mmHG
Nadi :85 x/mnt
RR :20x/ mnt
Suhu :38 c

3.3 Rumusan Masalah/Analisa Data


Tabel 3.1 Rumusan Masalah

DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN

DS : Ganngguan pada Nutrisi kurang dari


• Pasien mengeluh sistem pencernaan kebutuhan berhubungan
mual dan lemas kurangnya nafsu dengan pasien yang
makan mual dan lemas
DO :
• Sclera ikterik,kulit
jaundice
• TD 90/60 mmHg
• Nadi : 85x/menit
• Nafas : 28x/menit
• Suhu : 38 drajat
celcius
• Hasil
laboratorium
menunjukkan
HbsAg (+)
DO: - Terjadi peningkatan pemantauan fungsi hati
kadar bilirubin dalam berhubungan dengan
DS : darah edukasi terkait diet
• Pasien untuk meningkatkan

10
mengharuskan asupan protein
diet untuk
meningkatkan
asupan protein

3.3 Diagnosa Keperawatan


1 Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pasien yang mual dan lemas
2 pemantauan fungsi hati berhubungan dengan gangguan pencernaan pada hati

3.4 Intervensi Keperawatan


Tabel 3.2 Intervensi Keperawatan

NO Kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Setelah diberikan Menejemen Nutrisi • Nyeri dapat


tindakan keperawatan Observasi : memiliki
selama tiga kali 24 jam • Identifikasi dampak yang
diharapkan mual dan status nutrisi signifikan pada
lemas dapat teratasi atau • Identifikasi kualitas hidup
berkurang dengan alergi dan pasien
kriteria hasil : intoleransi hepatitis B
1) klien menunjukkan makanan • nyeri dapat
peningkatan berat • Identifikasi menyebabkan
badan, kekuatan, makanan komplikasi
dan energi serta disukai seperti sirosis
penurunan gejala • Identifikasi hati atau
kelemahan atau kebutuhan kanker hati.
kelehan yang kalori dan jenis • Membantu
sebelumnya nutrient memberikan
dirasakan oleh • Identifikasi dukungan
klien. perlunya psikologis
penggunaan kepada pasien
nasogastric tube dengan
• Monitor asupan mengurangi
makanan stress dan
kecemasan

11
• Monitor Berat • memudahkan
Badan pertukaran gas
• Monitor hasil untuk
pemeriksaan menurunkan
laboratorium hipoksia dan
Terapeutik : nafas pendek
• Lakukan oral berulang
hygiene namun tekanan
sebelum makan, darah dapat
jika perlu meningkat
• Fasilitasi secara dini
menentukan sehubungan
pedoman dict dengan
(mis. Piramida rangsangan
makanan) simpatis

• Sajikan kemudian

makanan secara turun bila

menarik dan curah jantung

suhu yang dipengaruhi

sesuai • stresmental

• Berikan makan atau emosi

tinggi sorat meningkat

untuk kerja miokard

mencegah • menurunkan
konstipasi kerja
• Berikan hubungan

makanan tinggi dengan kerja

kalori dan tinggi pencernaan

protein menurunkan

• Berikan resiko

suplemen serangan

makanan, jika Angina

perlu nitrogliserin

12
• Hentikan mempunyai
pemberian standar untuk
makan melalui pengobatan dan
selang mencegah nyeri
nasigastrik jika angin yang selama
asupan oral lebih dari 100
dapatditolerans tahun
i

Edukasi:
• Anjurkan posisi
duduk, jika
mampu
• Ajarkan dict
yang
diprogramkan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
medikası sebelum
makan (mis.
Peredanvern
antiemenki, jika perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nudent yang
dibutuhkan jika perlu.
2. Setelah diberikan Intoleransi aktivitas • menyebutkan
tindakan keperawatan • kaji respon parameter
selama 3 kali 24 jam klien terhadap membantu
diharapkan pasien dapat aktifitas dalam
berpartisipasi dalam prhatikan mengkaji
aktivitas yang frekuensi nadi respon

13
diinginkan atau >20x /mnt di fisiologi
diperlukan dengan atas frekuensi terhadap stres
kriteria hasil : istirahat aktivitas dan
1) pasien peningkatan td bila ada
melaporkan yg nyata selama merupakan
peningkatan atau aktivitas indikator dari
dalam dyspnea atau kelebihan kerja
toleransi nyeri dada yang berkaitan
aktivitas keletihan dan dengan tingkat
yang dapat kelemahan yang aktivitas
diukur berlebihan • teknik
2) pasien • instruksikan menghemat
menunjukkan pasien tentang energi
penurunan penghematan mengurangi
dalam tanda- energy Berikan penggunaan
tanda dorongan untuk energi lemah
intoleransi melakukan juga
fisiologis aktivitas atau membantu
perawatan diri keseimbangan
bertahap jika supply dan
dapat kebutuhan
ditoleransi oksigen
berikan bantuan
sesuai
kebutuhan

3.5 Implementasi Keperawatan


Tabel 3.3 Implementasi Keperawatan

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan pasien yang mual dan lemas
Manajemen Nutrisi
• mengonsumsi diet yang seimbang
• Ajarkan untuk mengkonsumsi protein yang cukup
• Observasi Nutrisi yang di butuhkan
• Kendalikan kebutuhan nutrisi untuk mengimbangi fungsi hati dengan baik

14
pemantauan fungsi hati berhubungan dengan gangguan pencernaan pada hati

Manajemen energy
• Identifikasi gangguan fungsi hati
• Monitor aktivitas fisik yang teratur
• Manajemen stress yang efektif
• Makan makanan yang sehat dan bergizi
• Anjurkan penggunaan sumber energi alternatif
• Anjurkan pantau dan evaluasi respons tubuh
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

3.6 Evaluasi keperawatan


Tabel 3.4 Evaluasi Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI


Nutrisi kurang dari kebutuhan S klien sudah tidak mengeluh mual dan lemas
berhubungan dengan pasien yang mual O : frekuensi nadi 85x/mnt
dan lemas A :masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
pemantauan fungsi hati berhubungan S :
dengan gangguan pencernaan pada hati O:
A :masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

15
BAB 1V
REVIEW JURNAL

No Judul Popolation Intervention Comparati Outcome Time


penelitian on
1 Pengetahuan Pasien Untuk Tidak ada Penelitian ini 29/03/
berhubungan hepatitis b mengetahui perbandin menggunaka 2022
dengan yang tidak hubungan gan dalam n rancangan
kebutuhan patuh pengetahuan jurnal ini cross
pasien menkomsums dengan sentional.
hepatitis b i kepatuhan Jumlah
dalam senyawaobat pasien dalam sempel
menjalani alami yang menjalani penelitian ini
hepatoprotekt mengandung terapi adalah pasien
or hepatoprotekt hepatoprotekto hepatitis b
if akan r di poliklinik sebanyak 98
merasakan penyakit responden.
penurunan dalam
kesehatan,
rendahnya
aktivitas
antivirus,
antioksida
dan bagi
tubuh yang
mengakibatk
an
komplikasi
penyakit
lainnya.
2 Serovrevalen Hepatitis B untuk Tidak ada Pemilihan Vol 5
si hepatitis b merupakan mengetahui: ooerbandi sampel No. 2
pada infeksi Virus (1) tingkat ngan menggunaka Februa
pemulung Hepatitis B infeksi dalam n teknik ri 2020
sampah atau Hepatitis virus Hepatitis jurnal ini Purposive
B virus B pada Sampling
(HBV) yang pemulung yang
dapat sampah yang melibatkan
menyerang bekerja di sampel
hati dan beberapa TPS pemulung
menyebabkan di kota sampah di
penyakit akut Palangka Palangka
dan kronis. Raya, Raya
Kelompok dan (2) faktor sebanyak 32
yang paling resiko infeksi orang.
rentan virus Hepatitis Pemeriksaan
terhadap B pada skrining

16
penularan pemulung hepatitis B
hepatitis B sampah yang melalui tes
adalah bekerja di HbsAg
pemulung beberapaTPS kepada
sampah di kota sampel darah
Palangka pemulung
Raya. sampah
menggunaka
n metode
Rapid Test.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
tingkat
infeksi
hepatitis B
berdasarkan
pemeriksaan
HBsAg
positif yaitu
sebanyak
3,1%
responden (1
orang).
3 Hubungan Infeksi Untuk Tidak ada Tingkat 09-05-
pengetahuan hepatitis B mengetahui perbandig pengetahuan 2020
dengan sikap merupakan hubungan an dalam ibu tentang
ibu tentang problem antara tingkat jurnal ini imunisasi
imunisasi kesehatan pengetahuan hepatitis B
hepatitis B masyarakat ibu tentang behubungan
pada bayi didunia. Di imunisasi dengan sikap
indonesia hepatitis b mengimunisa
setiap tahun dengan sikap sikan bayinya
ada 36% bayi ibu di wilayah
yang belum mengimunisa kerja
mendapatkan sikan bayi puskesmas
imunisasi nya di kecamatan
hepatitis b. wilayah kerja panumbanga
Banyak faktor puskesmas n
yang panumbanga
menyebabkan n kecamatan
masyarat panumbanga
enggan n.
mengimunisasi
bayinya salah
satunya adalah
predisposisi
yaitu
pengetahuan

17
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Hepatitis Virus akut masih merupakan penyakit endemis di Indonesia. Hepatitis akut
yang berkembang menjadi kronis ialah hepatitis virus B dan C. Pada pengidap hepatitis
kronis perlu dilakukan tindakan-tindakan yang mencegah progresi ke arah sirosis hati, bahkan
kanker hati. Untuk itu diperlukan penatalaksanaan yang baik dan terapi yang adekuat bagi
mereka yang memerl ukannya.
Sampai saat ini abat-abat yang beredar di pasaran pill1 belum mampu mengatasi
masalah hepatitis secara maksimal. Kendala yang dihadapi antaranya banyak penderita yang
berpenghasilan rendah, harga obat-obatan mahal dan hasilnya belum tentu maksimaI.
Dengan adanya pengetahuan yang berkembang, diadakan penelitian terhadap
Jombang (Taraxacum officinale Weber et Wiggers) Tumbuhan Asli obat Indonesia yang
mempunyai khasiat dapat mengurangi kerusakkan akibat radikal bebas karena sifatnya
sebagai anti oksida.
5.2 Saran
Diharapkan agar masyarakat Indonesia memahami baI1aya dari penyakit hepatitis terutama
hepatitis B dan C karena dapat menjadi hepatitis kronis, dan kegunaan Herba Jambang
(Taraxacum officinale Weber et Wiggers) sebagai obat alternatif untuk mengatasi hepatitis
virus karena sifatnya sebagai anti oksida.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arifah septiane mukti ( 29-032022) Pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan pasien


hepatitis b dalam menjalani hepatoprotektor: Ciamis

Fara Santika (2020) Serovrevalensi hepatitis b pada pemulung sampah : Palangkaraya,


Kalimantan tengan, Indonesia ( Vol 5 No. 2)
Oktavia septia ( 09-05-2020) Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentangimunissi
hepatitis B Pada bayi: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai