DISUSUN OLEH :
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Seminar Kasus Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Nutrisi Dengan Penyakit
Hepatitis Terhadap Pasien Tn. S di Ruang RPD A RSUD Jendral Ahmad Yani
Penulis
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun judul makalah ini “Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Nutrisi
Dengan Penyakit Hepatitis”.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat. Kami menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit hepatitis lazim di kenal dengan penyakit kuning, merupakan
peradangan organ hati yang dapat di sebabkan oleh inveksi virus, gangguan
metabolisme, obat obatan, alcohol dan parasite. Beberapa jenis hepatitis yang
banyak di keteahui hanya hepatitis A,B,C. padahal, selain ketiga jenis hepatitis
tersebut ada juga hepatitis D,E,F. ketujuh jenis hepatitis ini berasal dari virus yang
berbeda dan cara penularanya pun berbeda. Ada yang melaui makanan, minuman,
sumber air yang terkena feses, dan kontak darah.
Penyakit hepatitis B dan C bissa beerkembang menjadi sirosis, kangker, dan
berbagai komplikasi lainya yang dapat mengakibatkan kematian. Pengetahuan
akan hepatitis mutlak diperlukan bagi siapa saja walaupun mereka dalam keaadan
sehat sehingga dapat meningkatkan mawas diri dalam beraktivitas dan menjalani
hidup.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi
dengan pemasangan infus
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan masalah kebutuhan dasar
nutrisi
b. Mahasiswa dapat menganalisis data dengan masalah kebutuhan nutrisi
c. Mahasiswa dapat membuat rencana tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan
dasar nutrisi
d. Mahasiswa dapat memberikan tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan dasar
nutrisi
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi dengan pendekatan problem oriented record, yaitu dengan catatan
perkembangan (S, O, A, P)
f. Mahasiswa dapat melakukan dokumentasi asuhan pemenuhan kebutuhan dasar
nurisi
BAB II
Penyebab hepatitis bermacam-macam terkait dengan fungsi hati yang rumit dan
beragam pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi
hepatitis yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi virus
Sebagian besar kasus hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis yang dibedakan jenisnya
menurut abjad ya ini virus hepatitis a b c d e f dan G diantara ke-7 jenis hepatitis tersebut
hepatitis a b dan c merupakan jenis terbanyak yang sering dijumpai Adapun untuk kasus
hepatitis F masih jarang ditemukan para ahli pun masih memperdebatkan Apakah
hepatitis merupakan jenis hepatitis yang terpisah .
a. Hepatitis A
hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling ringan titik Hal ini disebabkan oleh
virus hepatitis A VHA umumnya tidak sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati
mereka yang terinfeksi oleh virus ini 99% dapat pulih sepenuhnya hepatitis A menular
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh HVA.
b. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan tipe hepatitis yang berbahaya Penyakit ini lebih sering
menular dibandingkan hepatitis jenis lainnya Hepatitis B menular melalui kontak darah
atau cairan tubuh yang mengandung virus hepatitis B seorang dapat juga mengidap HIV
tetapi tidak disertai dengan gejala klinik ataupun tidak tampak adanya kelainan dan
gangguan kesehatan orang tersebut merupakan pembawa atau sering disebut carrier.
Carrier dapat terjadi karena individu tersebut mempunyai pertahanan tubuh yang baik
atau karena VHB yang mengalami perubahan yang mengalami perubahan sifat menjadi
tidak aktif yang tidak aktif menyebabkan mekanisme pertahanan tubuh tidak dapat
mengendalikannya sebagai musuh sehingga sistem imun tidak mengadakan perlawanan
suatu saat jika pertahanan tubuh individu tersebut melemah atau berubah sifat menjadi
aktif kembali maka individu tersebut akan menunjukkan gejala klinik hepatitis virus
hepatitis B 100 kali lebih infeksius yakni lebih berpotensi menyebabkan infeksi
dibandingkan virus HIV karena masa tunasnya cukup pendek yaitu sekitar 3 bulan virus
ini ditemukan di dalam darah air ludah air susu ibu cairan sperma atau vagina penderita
penularan Hepatitis B terjadi melalui kontak dengan darah cairan tubuh ataupun material
yang lain yang terinfeksi seperti jarum suntik alat-alat bedah Alat alat dokter gigi jarum
akupuntur jarum tato maupun jarum tindik telinga yang tidak steril demikian juga
penggunaan bersama alat-alat yang dapat menimbulkan luka atau lecet milik individu
yang terinfeksi seperti pisau cukur gunting kuku atau sikat gigi dapat menjadi media
penularan Hepatitis B penularan Hepatitis B juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan
dari ibu yang memiliki penyakit Hepatitis B mengingat Hepatitis B ditemukan pada
cairan sperma vagina maka penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual maupun
pada saat proses persalinan.
c. Hepatitis C
Hepatitis C juga menyebabkan peradangan hati yang cukup berat diperkirakan 80%
menjadi hepatitis kronis atau menahun dan dapat berkembang menjadi sirosis. Hepatitis C
menular melalui darah Biasanya karena transfusi atau jarum suntik yang terkontaminasi
virus hepatitis C.
d. Hepatitis D
e. Hepatitis E
f. Hepatitis G
Hepatitis G mempunyai sifat dan model penularan yang hampir sama dengan hepatitis
C ya ini melalui kontak dengan darah penularan Hepatitis B paling banyak terjadi melalui
transfusi darah tetapi tidak menutup kemungkinan alat-alat dapat melukai kulit yang
dapat menjadi mediator penyebab virus hepatitis B hepatitis C umumnya berlangsung
kronis tetapi sampai saat ini tidak memberikan efek yang serius. (Sari wening, indrawati
lili. 2008. Care your self hepatitis. Penebar plus. Jakarta)
Pada awal hepatitis penderita belum merasakan gejala yang spesifik keluhan yang
dirasakan antara lain mual, muntah, dan tidak nafsu makan Badan terasa lemas dan
mudah lelah nafsu makan yang jelek dijumpai pada hepatitis akut atau jika telah terjadi
sirosis. kelelahan merupakan keluhan yang sering terjadi pada penderita hepatitis rasa
mudah lelah terutama terjadi setelah beraktivitas. akibatnya stamina tubuh menurun
merasa tidak bertenaga kebutuhan tubuh akan tidur meningkat dan merasa lemas. keluhan
keluhan kelelahan ini sifatnya hilang timbul dengan waktu dengan tingkat Kelelahan yang
bervariasi dari waktu ke waktu.
pada pemeriksaan fisik penderita terlihat warna kuning pada kulit, bola mata, bagian
putih, dan kuku. jika diraba perut bagian atas kanan membesar karena terjadi pembesaran
hati ataupun terasa adanya tegangan di daerah hati. Selain itu dapat terjadi penurunan
berat badan ringan sebanyak 2 sampai 5 kg. pemeriksaan laboratorium darah dilakukan
untuk konfirmasi diagnosis dan juga menilai kerusakan jaringan
a. Kelelahan gejala ini sering tampak dan merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan
pada awal penderita penyakit hepatitiis
b. gangguan makan gangguan makan yang terjadi diantara nya nafsu makan sangat
menurun mual dan muntah gejala ini biasanya diikuti dengan penurunan berat badan 3
pembesaran hati
c. gatal .gatal-gatal diseluruh kulit tubuh disebabkan produksi empedu meningkat dan
tertimbun di kulit
d. bagian tubuh tertentu berwarna kuning kulit kuku dan bagian bola mata berwarna
kuning Hal ini disebabkan kadar bilirubin meningkat
e. asites merupakan penumpukan cairan di rongga abdomen sehingga perut terlihat
membuncit
f. edema gejala ini menyebabkan penumpukan cairan pada kaki sehingga kaki terlihat
bengkak.
(Sari wening, indrawati lili. 2008. Care your self hepatitis. Penebar plus. Jakarta)
4. Penatalaksanaan
a. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang baik cukup di lakukan kontrolyang
teratur, istirahat yang cukup, susunan diet tinggi kalori dan protein lemak
secukupnya..
Keaadaan fisiologis
a) keadaan perlu dikaji mengenai persepsi klien tentang diet postur tubuhnya
konsep diri yang terkait dengan bentuk tubuh respon terhadap stress Apakah
banyak makan atau malas makan
b) aspek sosial
c) sosiokultural kultur nilai-nilai yang dianut terhadap makanan praktik budaya
yang terkait dengan makanan aspek spiritual hal ini perlu dikaji misalnya
Adakah keyakinan yang dianut klien terhadap makanan serta Bagaimana
keyakinan tersebut mempengaruhi kebutuhan nutrisinya.
1. Perencanaan tindakan
Baca atau lihat perencanaan tindakan atau program medik pemasangan infus
IV meliputi :Jeni , cairan, infus, lama pemberian, kecepatan tetesan, dan obat
infus jika ada.
Persiapan pasien alat atau bahan praktikan dan lingkungan
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien. Dengan komunikasi
teraupetik mengucapkan salam terapeutik ,dan menjabat tangan pasien,
keluhan pasien, dan mendengarkan dengan penuh perhatian serta memberi
respon penuh .
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan lakukan
persetujuan kontrak tindakan yang akan dilakukan
2. Persiapan alat
cairan infus sesuai program
set infus dan standar infus
aboket sesuai ukuran
kapas alkohol atau tempatnya
tourniquet atau pembebat
plester dan gunting
bak instrumen
pengalas dengan Zil
bengkok
sarung tangan disposible
jam dan pena
betadin 10%
kasa steril
3. Mempersiapkan alat atau bahan dengan membaca membaca label dan batas
kadaluarsa
4. Menyiapkan potongan plester yang tepat
5. Melakukan cuci tangan dengan 6 langkah benar, menggunakan sabun dan air
mengalir
6. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ,atau jendela, atau memasang
sampiran dan mengatur pencahayaan ruangan dalam keadaan cukup terang.
7. Bila belum ditemukan tetesan infus dalam program medik Menghitung tetesan
infus dengan benar
8. Pelaksanaan satu sambungkan set infus ke dalam botol cairan infus dengan
menggunakan teknik steril dan mengaturnya dengan cara gantungan cairan
infus ke dalam standar infus membuka set infus kemudian mengunci klem
selang infus dengan tepat
9. Desinfeksi karet tempat penusukan infus dan menyambungkan penusukan
selang infus ke botol infus dengan memperhatikan teknik steril
10. Isi Chamber atau ruang tetesan infus dengan cairan infus 1 per 2 atau 1 per 3
bagian
11. Aliran cairan infus dengan membuka klem sampai ke ujung selang terapkan
Hukum bejana berhubungan
12. Keluarkan udara di selang infus jika ada tanpa membuang atau mengalirkan
cairan infus
13. klem di selang infus dan melindungi ujungnya buka kurung dengan ujung tetap
terpasang jarum suntik untuk mencegah kontaminasi atau cairan lain
14. pasang pengalas di bawah area Vena yang dipilih untuk di insersi
15. pilih mengkaji kondisi Vena mulai bagian distal pastikan tidak ada hematom
bekas Tunjukkan sebelumnya di atas pena memilih Vena dengan salah satu
yang beberapa cara di bawah ini dengan tepat
Ayunkan di bagian distal ekstremitas ke proksimal dengan tangan pasien
menggenggam
Pukul ringan pada bagian Vena
Tutup dan membuka telapak tangan atau jika diperlukan dengan memasang
kulit dengan kain hangat 18 pakai sarung tangan disposible
16. Pasang torniket 5 sampai 15 cm diatas pernah sampai Vena terlihat dan pasien
diminta untuk mengepalkan tangan perhatikan pencahayaan terang
17. Bersih Ih kan kulit mengidentifikasi secara sirkuler 2 inci atau 5 cm di area
Vena yang di insersi atau ditusuk sedikitnya 30 detik dengan kapas alkohol
tunggu sampai kering
18. Buka aboket atau kanulasi IV pegang tangan dengan dominan dengan tangan
non dominan dilakukan sedikit penekanan atau meregangkan kulit Vena yang
akan diisi 2 sampai 3 cm di bawah pena tersebut
19. Tusukan jarum infus perlahan-lahan dengan lubang jarum menghadap ke atas
sudut sekitar 15 sampai 30 derajat dengan menerapkan teknik steril
20. Pastikan bahwa jarum sudah masuk ke dalam Vena dengan tanda terlihat aliran
darah pada lubang atau sedikit menarik jarum sampai keluar darah
21. Kurangi turunkan sudut sampai hampir sejajar dengan kulit masukkan kanula
lebih dalam beberapa milimeter sekitar 1 sampai 1 cm secara perlahan
kemudian tarik jarum aboket atau kanula sampai setengahnya sehingga terlihat
aliran darah ke Sepanjang kanula
22. Masukkan sisa kanula atau kateter IV secara perlahan-lahan sampai pangkalnya
dengan memperlihatkan arah Vena kemudian tarik jarum secara perlahan
dengan memperhatikan teknik steril
23. Buka torniket kemudian melepaskan jarum di ujung selang infus dan
menghubungkan segera selang infus dengan kateter atau infus yang telah
terpasang ke Vena
24. Buka klem selang infus dan pastikan tetesan infus mengalir lancar
25. Faksi atau memplester infus silang dan meletakkan balutan kasa steril yang
dibasahi betadin di atas tempat penusukan Vena perhatikan teknik asepsis dan
steril anjurkan fiksasi atau plaster sehingga infus merekat paten
26. Hitung tetesan infus dengan seksama sesuai program
27. Beri label meliputi tanggal, jam, dan jumlah tetesan, pada infus tanggal plester,
di atas aboket di atas plester balutan, dan di selang infus. rapikan alat-alat dan
atur posisi pasien dengan nyaman.
A. Pengkajian Data
Pengkajian dilaksanakan tanggal 19 agustus 2019. Pasien masuk tanggal 18 agustus 2019
pukul 22.00 WIB. Dengan diagnosis medis HEPATITIS
DATA SUBYEKTIF
a. Biodata Pasien
Nama initial : Tn. S
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Suku/bangsa : WNI
Alamat : Batang hari
c. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Mual muntah
b. Riwayat kessehatan sekarang
Pasien dating pada tanggal 18-08-2019 dengan keluhan yang di rasakan mual muntah
sakit di hulu hati, pasien lesu dan tidak nafsu makan, sakit kepala pasienya kesusahan
untuk tidur
c. Riwayat kesehatan sebelumnya
10 thn yang lalu pasien di rawat dengan penyakit hepatitis
3 bln yang lalu pasien di rawat dengan penyakit tipes
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu paseien mempunyai penyakit hepatitis dan diabetes meilitus
c. Pola eliminasi
BAB sebelum sakit setelah sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi lembek lembek
Warna kuning kuning
Bau khas feces khas feces
Kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan
BAK
Frekuensi 5-6 kali sehari 5-6 kali sehari
Konsistensi cair cair
Warna kuning jernih kuning kecoklatan
Bau khas khas
Kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan
d. Personal hygiene
Mandi sebelum sakit setelah sakit
Frekuensi 2x sehari(pagi-sore) 1x sehari(pagi)
Pengguanaan sabun menggunakan sabun sabun
Kesulitan tidak ada pasien mandi di bantu ibu
e. Data Psikososial
a. Persepsi pasien tentang sakit : menurut pasien sakit adalah keadaan yang mengganggu
aktifitas dan membuat tidak nyaman.
b. Harapan tentang penyembuhan : pasien berharap ingin cepat sembuh dan kembali
beraktifitas.
c. Apa yang dipikirkan pasien saat ini : paien berpikiran saat ini agar cepat sembuh dan
kembali berkumpul bersama keluarga.
d. Kebiasaan merokok : pasien mengatakan bahwa ia merokok sehari 1 bungkus
e. Kebiaaan minum alkohol : pasien mengatakn bahwa tidak pernah minum alkohol.
f. Ketergantungan obat : pasien mengatakan bahwa tidak ketergantungan obat.
f. Data Spiritual
a. Kemampuan beribadah : pasien mengatakan rajin untuk melaksanakan ibadah wajib.
b. Keyakinan tentang sehat-sakit : pasien mengatakan sakit adalah keadaan yang
diberikan oleh Allah SWT kepada umat-Nya.
c. Keyakinan tentang penyembuhan : pasien mengatakan bahwa ia pasi akan sembuh
kembali.
d. Kebutuhan dibimbing oleh ahli agama (ustadz) : pasein mengatakan bahwa tidak perlu
bimbingan dengan ahli agama (ustadz).
DATA OBYEKTIF
Palpasi
Kelembapan : kulit lembab
Turgor : elastis
Edema : tidak terdapat edema
Suhu : 34,9oC
Tekstur : lentur
2) Rambut
Inspeksi
Warna : hitam
Distributif : rata
Kuantitas : lebat
3) Kuku
Inspeksi
Warna : merah muda
Sudut kuku : normal
Palpasi
2. mata
inspeksi
bentuk mata : simetris
ketajaman mata : dapat melihat dengan baik
gerakan otot : dapat belihat ke kiri dan kekanan dengan baik
kelopak mata : tidak terdapat odem
konjungtiva :merah muda
sklera : kuning/ icterik
pupil : isokor
reflek pupil : normal terdapat cahaya
3. telinga
inspeksi
aurikel : simetris
tragus : tidak ada nyeri tekan
mastoid : tidak ada nyeri tekan
kanal telinga : bersih
fungsi : dapat mendengar dengan baik
4. hidung
H.ekrternal : simetris
Mukosa hidung : merah muda
Fungsi : berfungsi dengan baik
5. mulut
bibir : lembab
mukosa oral : merah muda
gigi geligi : tidak terdapat gigi berlubang
gusi : merah muda
lidah : bersih
faring : merah muda
6. leher
inspeksi
otot leher : dapat di gerakan dengan baik
nodus limfe : tidak ada pembengkakan
kelenjar teroid : tidak ada pembesaran
8. dada
inspeksi
bentuk dada : simetris
tulang belakang : tidak ada luka/ benjolan
auskultasi paru
auskultasi jantung
9. perut
inspeksi
warna : sawo matang
bentuk abdomen :simetris
massa :tidak teraba massa
bising usus : normal 10x menit
palpasi
hepar : terdapat pembengkaan hepar
ginjal : tidak teraba pembesaran
limpa : tidak teraba pembesaran
kandung kemih : kantung kemih kosong
asites : tidak ada asites
palpasi
adema : tidak ada odem
keterbatasan gerak : tidak ada keterbatasan gerak
akral : hangat
CRT : normal < 3 detik
Kekuatan otot :5
palpasi
edema : tidak ada pembengkakan
keterbatsan gerak : tidak ada keterbatasan gerak
akral : hangat
CRT : normal < 3 detik
Perkusi
Reflek patella :+
Kekuatan otot :5
j. Pemeriksaan khusus dan penunjang
a. hasil pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rukukan
Lekosit 7,79 103/µl 5-10
Eritosit H 5.72 103/µl 4,37-5,63
Hemoglobin 16,2 g/dL 14-18
Hematrokit 46,9 % 41-54
MCV 82,0 fL 80-92
MCH 28,3 pg 27-31
MCHC 34,5 g/dL 32-36
Trombosit 294 103/µl 150-450
RDW 14,3 % 12,4-14,4
MPV H 99 fL 7,3-9
Kimia klinik
SGOT H 46.0 U/L ≤35
SGPT H 46.0 U/L ≤41
Glukosa darah sewaktu 99,0 Mg/dL ≤140
- Ondansentron/ 1 ampul/ iv
- IVFD RL /20 tetes/menit
- Omeprazole/1 vial/ iv
- Amlodipin/ 10 mg/ oral
B. Identifikasi masalah
DS
1. Susah tidur
DO Ganguan pola tidur
1. Sering terbangun
f. Rencana tindakan
1) infus
2) bed rest total
g. Penatalaksanaan dan Evaluasi) / Catatan Perkembangan
A
Nyeri
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas
P
Lanjutkan intervensi
Pemasangan infus
dextrose 30 tetes/menit
Memberi diet MLDH
- Omeprazole
1vial/iv
- Ondansterom 1
ampul/iv
- Amlodipine
10mg// oral
Menyarankan pasien
bed rest total
Sari wening, indrawati lili. 2008. Care your self hepatitis. Penebar plus. jakarta
Asmadi. 2008. Teknik prosuderal keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.
Salemba medika. Jakarta