Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

DENGAN PENYAKIT HEPATITIS TERHADAP PASIEN Tn. S

DI RUANG RPD A RSUD JENDRAL AHMAD YANI METRO

DISUSUN OLEH :

OLVA FERINA 1815471005


ANGGREANI INKA PUTRI 1815471006
DIANA ANGGRAINI 1815471019
DEVI ASTRI YANI 1815471029
REZA MEITASARI 1815471032
SALTYA ADEVA NURHALISA 1815471039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN METRO

TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Seminar Kasus Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Nutrisi Dengan Penyakit
Hepatitis Terhadap Pasien Tn. S di Ruang RPD A RSUD Jendral Ahmad Yani

Penulis

Diterima dan disahkan oleh Dosen Pembimbing Akademik Politeknik Kesehatan


Tanjungkarang Program Studi DIII Kebidanan Metro dan Pembimbing Klinik RSUD
Jendaral Ahmad Yani Metro.

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Sumiyati, S.Pd, M.pd Ns. Bambang HirawanS.kep


NIP.196503051986032002 NIP.197312181995021001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun judul makalah ini “Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Nutrisi
Dengan Penyakit Hepatitis”.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat. Kami menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Metro, agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

A. Teori Penyakit Hepatitis ......................................................................................... 2


1. Pengertian Penyakit hepatitits ........................................................................... 2
2. Penyebab penyakit hepatitis ............................................................................. 2
3. Tanda dan gejala penyakit hepatitis ................................................................. 3
4. Panatalaksanaan penyakit hepatitits .................................................................. ..5

B. Teori Kebutuhan Dasar Manusia ............................................................................ 5


1. Konsep Kebutuhan Dasar Nutrisi .................................................................... 5
2. ……………….…………………………………………………………………..8
3. ……………………………………………………………………………………9

BAB III ASUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PASIEN

A. Pengkajian Data ...................................................................................................... 12


B. Identifikasi Masalah/Analisis Data ......................................................................... 20
C. Rencana Tindakan ................................................................................................... 20
D. Penatalaksanaan Dan Evaluasi/Catatan Perkembangan .......................................... 20

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit hepatitis lazim di kenal dengan penyakit kuning, merupakan
peradangan organ hati yang dapat di sebabkan oleh inveksi virus, gangguan
metabolisme, obat obatan, alcohol dan parasite. Beberapa jenis hepatitis yang
banyak di keteahui hanya hepatitis A,B,C. padahal, selain ketiga jenis hepatitis
tersebut ada juga hepatitis D,E,F. ketujuh jenis hepatitis ini berasal dari virus yang
berbeda dan cara penularanya pun berbeda. Ada yang melaui makanan, minuman,
sumber air yang terkena feses, dan kontak darah.
Penyakit hepatitis B dan C bissa beerkembang menjadi sirosis, kangker, dan
berbagai komplikasi lainya yang dapat mengakibatkan kematian. Pengetahuan
akan hepatitis mutlak diperlukan bagi siapa saja walaupun mereka dalam keaadan
sehat sehingga dapat meningkatkan mawas diri dalam beraktivitas dan menjalani
hidup.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi
dengan pemasangan infus

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan masalah kebutuhan dasar
nutrisi
b. Mahasiswa dapat menganalisis data dengan masalah kebutuhan nutrisi
c. Mahasiswa dapat membuat rencana tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan
dasar nutrisi
d. Mahasiswa dapat memberikan tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan dasar
nutrisi
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi dengan pendekatan problem oriented record, yaitu dengan catatan
perkembangan (S, O, A, P)
f. Mahasiswa dapat melakukan dokumentasi asuhan pemenuhan kebutuhan dasar
nurisi
BAB II

LANDASAN TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

A. Teori Penyakit Hepatitis


1. Pengertian Penyakit hepatitis
Umumnya masyarakat sering menganggap bahwa sakit kuning adalah sakit hepatitis
karena timbulnya warna kuning pada kulit kuku dan bagian putih bola mata kondisi ini
hanyalah Salah satu gejala dari Hepatitis istilah hepatitis itu sendiri dalam bahasa Latin
adalah peradangan hati peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan sel-sel jaringan
bahkan semua bagian organ hati hepatitis dapat terjadi karena penyakit yang menyerang
sel-sel atau penyakit yang lain yang menyebabkan komplikasi pada hati pemahaman
hepatitis dapat lebih mudah jika kita mengenal lebih dulu mengenai organ hati. hepatitis
adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena
infeksi virus penyakit ini disertai anoreksia demam rasa mual dan muntah serta warna
kuning hepatitis dapat bersifat akut atau kronis. (Misnadiarly.2016.mengenal,
menanggulangi, mencegah dan mengobati penyakit hati. Yayasan pustaka obor
Indonesia. Jakarta.)

2. Penyebab penyakit hepatitis

Penyebab hepatitis bermacam-macam terkait dengan fungsi hati yang rumit dan
beragam pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi
hepatitis yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi virus
Sebagian besar kasus hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis yang dibedakan jenisnya
menurut abjad ya ini virus hepatitis a b c d e f dan G diantara ke-7 jenis hepatitis tersebut
hepatitis a b dan c merupakan jenis terbanyak yang sering dijumpai Adapun untuk kasus
hepatitis F masih jarang ditemukan para ahli pun masih memperdebatkan Apakah
hepatitis merupakan jenis hepatitis yang terpisah .

a. Hepatitis A

hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling ringan titik Hal ini disebabkan oleh
virus hepatitis A VHA umumnya tidak sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati
mereka yang terinfeksi oleh virus ini 99% dapat pulih sepenuhnya hepatitis A menular
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh HVA.

b. Hepatitis B

Hepatitis B merupakan tipe hepatitis yang berbahaya Penyakit ini lebih sering
menular dibandingkan hepatitis jenis lainnya Hepatitis B menular melalui kontak darah
atau cairan tubuh yang mengandung virus hepatitis B seorang dapat juga mengidap HIV
tetapi tidak disertai dengan gejala klinik ataupun tidak tampak adanya kelainan dan
gangguan kesehatan orang tersebut merupakan pembawa atau sering disebut carrier.
Carrier dapat terjadi karena individu tersebut mempunyai pertahanan tubuh yang baik
atau karena VHB yang mengalami perubahan yang mengalami perubahan sifat menjadi
tidak aktif yang tidak aktif menyebabkan mekanisme pertahanan tubuh tidak dapat
mengendalikannya sebagai musuh sehingga sistem imun tidak mengadakan perlawanan
suatu saat jika pertahanan tubuh individu tersebut melemah atau berubah sifat menjadi
aktif kembali maka individu tersebut akan menunjukkan gejala klinik hepatitis virus
hepatitis B 100 kali lebih infeksius yakni lebih berpotensi menyebabkan infeksi
dibandingkan virus HIV karena masa tunasnya cukup pendek yaitu sekitar 3 bulan virus
ini ditemukan di dalam darah air ludah air susu ibu cairan sperma atau vagina penderita
penularan Hepatitis B terjadi melalui kontak dengan darah cairan tubuh ataupun material
yang lain yang terinfeksi seperti jarum suntik alat-alat bedah Alat alat dokter gigi jarum
akupuntur jarum tato maupun jarum tindik telinga yang tidak steril demikian juga
penggunaan bersama alat-alat yang dapat menimbulkan luka atau lecet milik individu
yang terinfeksi seperti pisau cukur gunting kuku atau sikat gigi dapat menjadi media
penularan Hepatitis B penularan Hepatitis B juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan
dari ibu yang memiliki penyakit Hepatitis B mengingat Hepatitis B ditemukan pada
cairan sperma vagina maka penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual maupun
pada saat proses persalinan.

c. Hepatitis C

Hepatitis C juga menyebabkan peradangan hati yang cukup berat diperkirakan 80%
menjadi hepatitis kronis atau menahun dan dapat berkembang menjadi sirosis. Hepatitis C
menular melalui darah Biasanya karena transfusi atau jarum suntik yang terkontaminasi
virus hepatitis C.
d. Hepatitis D

Hepatitis D sering dijumpai pada penderita hepatitis B penyebabnya adalah virus


hepatitis Delta virus hepatitis D merupakan jenis virus yang ukurannya sangat kecil dan
sangat tergantung pada Hepatitis B Hal ini disebabkan oleh virus hepatitis D
membutuhkan selubung Hepatitis B untuk dapat mengidentifikasi sel-sel hati penularan
hepatitis D menyerupai penularan pada Hepatitis B ya ini melalui kontak darah atau
cairan tubuh yang mengandung Hepatitis B pemakaian bersama jarum suntik pada
pengguna narkoba transfusi darah alat-alat kedokteran yang tidak steril atau melalui
hubungan seksual merupakan sumber penularan Hepatitis B yang paling utama seseorang
dapat saja terjangkit Hepatitis B akut dan Hepatitis D dalam waktu yang bersamaan
Sebagian besar kasus tersebut dapat sembuh dan bebas dari virus hepatitis B dan D seperti
umumnya penderita hepatitis B akut saja yang terinfeksi Hepatitis B mengingat Shiva
penyakit virus yang dapat sembuh sendiri pasien yang mengidap Hepatitis B kronik dapat
juga terkena Hepatitis D yang akut biasanya hepatitis D berupa menjadi kronik pada
akhirnya hati pasien tersebut hampir selalu berkembang menjadi sirosis dalam waktu
yang singkat .

e. Hepatitis E

Hepatitis E mempunyai sifat menyerupai hepatitis A demikian juga untuk model


penularannya tetapi dengan tingkat keparahan yang lebih ringan penyebabnya adalah
hepatitis E (VHE). Hepatitis E juga dikenal dengan hepatitis epidemika non A atau non B
yang artinya virus hepatitis tersebut tidak menyerupai hepatitis A maupun B seperti
hepatitis A hepatitis E sering bersifat akut dengan masa kesakitan singkat tetapi terkadang
dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati hepatitis A menyebar melalui makanan atau
minuman yang tercemar feses yang mengandung hepatitis A hepatitis e biasa menjadi
tempat dengan sumber air yang bercampur dengan mandi cuci kakus MCK.

f. Hepatitis G

Hepatitis G mempunyai sifat dan model penularan yang hampir sama dengan hepatitis
C ya ini melalui kontak dengan darah penularan Hepatitis B paling banyak terjadi melalui
transfusi darah tetapi tidak menutup kemungkinan alat-alat dapat melukai kulit yang
dapat menjadi mediator penyebab virus hepatitis B hepatitis C umumnya berlangsung
kronis tetapi sampai saat ini tidak memberikan efek yang serius. (Sari wening, indrawati
lili. 2008. Care your self hepatitis. Penebar plus. Jakarta)

3. Tanda dan gejala hepatitis

Pada awal hepatitis penderita belum merasakan gejala yang spesifik keluhan yang
dirasakan antara lain mual, muntah, dan tidak nafsu makan Badan terasa lemas dan
mudah lelah nafsu makan yang jelek dijumpai pada hepatitis akut atau jika telah terjadi
sirosis. kelelahan merupakan keluhan yang sering terjadi pada penderita hepatitis rasa
mudah lelah terutama terjadi setelah beraktivitas. akibatnya stamina tubuh menurun
merasa tidak bertenaga kebutuhan tubuh akan tidur meningkat dan merasa lemas. keluhan
keluhan kelelahan ini sifatnya hilang timbul dengan waktu dengan tingkat Kelelahan yang
bervariasi dari waktu ke waktu.

pada pemeriksaan fisik penderita terlihat warna kuning pada kulit, bola mata, bagian
putih, dan kuku. jika diraba perut bagian atas kanan membesar karena terjadi pembesaran
hati ataupun terasa adanya tegangan di daerah hati. Selain itu dapat terjadi penurunan
berat badan ringan sebanyak 2 sampai 5 kg. pemeriksaan laboratorium darah dilakukan
untuk konfirmasi diagnosis dan juga menilai kerusakan jaringan

a. Kelelahan gejala ini sering tampak dan merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan
pada awal penderita penyakit hepatitiis
b. gangguan makan gangguan makan yang terjadi diantara nya nafsu makan sangat
menurun mual dan muntah gejala ini biasanya diikuti dengan penurunan berat badan 3
pembesaran hati
c. gatal .gatal-gatal diseluruh kulit tubuh disebabkan produksi empedu meningkat dan
tertimbun di kulit
d. bagian tubuh tertentu berwarna kuning kulit kuku dan bagian bola mata berwarna
kuning Hal ini disebabkan kadar bilirubin meningkat
e. asites merupakan penumpukan cairan di rongga abdomen sehingga perut terlihat
membuncit
f. edema gejala ini menyebabkan penumpukan cairan pada kaki sehingga kaki terlihat
bengkak.
(Sari wening, indrawati lili. 2008. Care your self hepatitis. Penebar plus. Jakarta)

4. Penatalaksanaan
a. Pasien dalam keadaan kompensasi hati yang baik cukup di lakukan kontrolyang
teratur, istirahat yang cukup, susunan diet tinggi kalori dan protein lemak
secukupnya..

b. Pasien hepatitis dengan penyebab yang di ketahui seperti


1) alkohol dan obat-obatan lain dilanjutkan menghentikan penggunaannya alkohol
akan mengurangi pemasukan protein dalam tubuh dengan diet tinggi kalori 300
kalori kandungan protein makanan sekitar 70 -90 GR sehari untuk menghambat
perkembangan kalor jenis dapat dicoba dengan pemberian D. penisilin dan
colchicine
2) Hemokromatosis di hentikan pemakaian preparat yang mengandung besi atau
terapi kelasi dilakukan Vena seksi 2 kali per minggu sebanyak 500 cc selama
setahun
3) Pada hepatitis kronik autonium di berikan kortokosteroid

c. Terapi terhadap komplikasi yang timbul


1) untuk asites diberikan diet rendah garam 0,5 GR per hari ditambah cairan 1,5,
liter/hari. sip spironolactone dimulai dengan dosis awal 4 * 25 mg per hari
dinaikkan sampai total dosis 800 mg sehari efek optimal terjadi setelah pemberian
3 hari idealnya penggunaan berat badan dengan pemberian diuretik ini adalah 1 kg
per hari Bila perlu dikombinasikan dengan furosemide (bekerja pada tubulus
proksimal)
2) Pendarahan varies esofagus (hemetemis, hemetemis dengan melena atau melena
saja)
a) Melakukan pemasangan tube tube untuk mengetahui Apakah pendarahan
berasal dari saluran sama disamping dilakukan aspirasi cairan lambung yang
berisi darah untuk mengetahui apakah perdarahan sudah berhenti atau masih
berlangsung
b) bila pendarahan banyak tekanan sistolik dibawah 100 mmhg nadi di atas 100
kali per menit atau HB dibawah 99% dilakukan pemberian IV dengan
pemberian DT Rossa atau salin dan transfusi darah secukupnya
c) diberikan vasopresin 2 ampul 0,1 GR dalam 500 cc cairan DS persen atau
salin pemberian selama 4 jam dapat diulang 3 kali
d) dilakukan pemasangan SB Untuk menghentikan pendarahan serius
e) dapat dilakukan terapi sesudah dilakukan endoskopi kalau ternyata pendarahan
berasal dari pecahnya varises
f) untuk mencegah refleksi dapat diberikan propranolol

5. tiga untuk ensefalopati


a. dilakukan koreksi faktor pencetus seperti pemberian KCL pada hipokalemia
b. mengurangi pemasukan protein makanan dengan memberi diet sesuai c.
c. aspirasi cairan lambung bagi pasien yang mengalami pendarahan pada varies
d. klisma untuk mengurangi absorbsi bahan nitrogen
e. pemberian:
 duphalac2 x 2 sendok makan
 neomisin per oral untuk sterilisasi usus
 antibiotik ampisilin atau sefalosporin pada keadaan infeksi sistemik
 transplantasi hati

6. perititonitis bakterial spontan


diberikan antibiotik pilihan seperti vaksin 29 atau 85 IV amoxilin aminoglikosida

7. sindrom hepatorenal/ refnopati hepatic Keseimbangan cairan dan garam diatur


dengan ketat atasi infeksi dengan pemberian antibiotic

(Misnadiarly.2016.mengenal, menanggulangi, mencegah dan mengobati penyakit


hati. Yayasan pustaka obor Indonesia. Jakarta)

B. Teori Kebutuhan Dasar Manusia


1. Konsep Kebutuhan Dasar Nutrisi
a. Pengertian Nutrisi
pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa
lapar melainkan mempunyai banyak fungsi.Adapun fungsi umum dari nutrisi
diantaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel-
sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. oleh karena itu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya nutrien merupakan
zat kimia organik maupun non organik yang ditemukan dalam makanan dan diperlukan
agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. nutrien tersebut diabsorpsi
disalurkan pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-sel tubuh di dalam tubuh.
nutrien digunakan untuk proses fungsional sel-sel tersebut sumber energi dan sistesis
protein.
untuk itu, maka intake nutrisi ke dalam tubuh harus adekuat. artinya, nutrisi yang
kita makan harus mengandung nutrien esensial tertentu yang seimbang. nutrisi esensial
tersebut meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. makanan yang
masuk ke dalam tubuh sampai dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk sampah
metabolisme terjadi melalui proses pencernaan. gangguan proses pencernaan dapat
menyebabkan individu mengalami gangguan nutrisi. (Mangunkusumo cipto. 2006.
Penuntun diet. Granmedia pustaka umum. Jakarta.)

b. Anatomi Sistem Pernapasan

c. Tujuan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi,


Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien , knutrisi bagi manusia sangat pebting
karena merupakan kebutuhan vital bagi semua makluk hidup. Nutrisi itu sendiri
sangat bermanfat bagi saluran tubuh kita apabila tidak ada nutrisi itu sendiri sangat
bermanfaat bagi tubuh kita apalagi tidak ada nutrisi maka tidak aka nada gizi dalam
tubuh kita. Sehingga itu kita harus memperbanyak nutrisi untuk tubuh kita
(Mangunkusumo cipto. 2006. Penuntun diet. Granmedia pustaka umum. Jakarta)

d. Kebutuhan Dasar Manusia


1) pemberian nutrisi melalui oral
tindakan ini merupakan tindakan dilakukan pada klien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhanan nutris per oral maupun secara mandiri.

2) Pemberian nutrisi melalui pipa lambung


Tindakan pemberian nutrisi melalui pipa lambung lebih dahulu kemudian dapat di
lakukan pemberian nutrisi.

3) Pemberian nutrisi melalui infus


Tindakan keperawatan ini di lakukan pada pasien yang memerlukan nutrisi dan
cairan melalui intravena.
(Asmadi. 2008. Teknik prosuderal keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan
dasar klien. Salemba medika. Jakarta)

e. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia


1) Rendahnya pengetahuan tentang makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makanan hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
2) Pransangka
prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan yang bernilai gizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
3) kebiasaan adanya kebiasaan yang merugikan atau tantangan terhadap makanan
tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi
4) Kesukaan
adanya kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kekurangan variasi makanan sehingga status gizi berkurang.
5) Ekonomi
status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi penyediaan makanan
bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga status ekonomi rendah
akan memiliki gizi yang kurang baik. (Asmadi. 2008. Teknik prosuderal
keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Salemba medika. Jakarta)
2. Konsep Asuhan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a. Pengkajian Kebutuhan Nutrisi
Aspek biologis antara lain meliputi :
1) Umur umur pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien tingkat kebutuhan
nutrisi salah satu tu dipengaruhi oleh faktor usia pada masa pertumbuhan kebutuhan
nutrisi sangat besar dibandingkan dengan masa lansia
2) Dua jenis kelamin hal yang perlu dikaji antara lain tingkat bmr antara laki-laki
dengan wanita berbeda begitu pula persentase lemak dalam tubuh dan lain-lain
3) Tinggi badan dan berat badan pengkajian ini dilakukan salah satunya untuk
mengetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan Apakah ideal atau tidak
4) Pengukuran antropometri pengukuran antropometri ini berguna untuk
mengidentifikasi masalah nutrisi klien riwayat kesehatan dan diet riwayat kesehatan
misalnya Adakah alergi terhadap jenis makanan tertentu gangguan pencernaan yang
sering dialami dan lain-lain.
Pemeriksaan fisik
a) keadaan umum kelemahan tingkat kesadaran tanda-tanda vital dan lain-lain
b) keadaan kulit kasar kering bersisik kehilangan lemak pada subkutan dan lain-
lain
c) keadaan kepala rambut hipopigmentasi mudah dicabut sklera kuning hidung
sering mimisan gigi karies dan lain-lain
d) keadaan dada hipertensi frekuensi nafas cepat dan lain-lain
e) perut permukaan perut adanya garis Vena peristaltik usus pembesaran hati atau
limpa dan lain-lain
f) dan ekstremitas edema pergerakan tubuh penurunan

Keaadaan fisiologis
a) keadaan perlu dikaji mengenai persepsi klien tentang diet postur tubuhnya
konsep diri yang terkait dengan bentuk tubuh respon terhadap stress Apakah
banyak makan atau malas makan
b) aspek sosial
c) sosiokultural kultur nilai-nilai yang dianut terhadap makanan praktik budaya
yang terkait dengan makanan aspek spiritual hal ini perlu dikaji misalnya
Adakah keyakinan yang dianut klien terhadap makanan serta Bagaimana
keyakinan tersebut mempengaruhi kebutuhan nutrisinya.

b. Diagnosis KDM nutrisi


1) Perubahan nutrisi Bisa berkurang atau lebih dari kebutuhan tubuh penyebab
perubahan nutrisi yang berkurang dari kebutuhan tubuh antara lain
berhubungan dengan meningkatkan laju metabolisme asupan nutrisi yang
tidak adekuat peningkatan kehilangan nutrisi peningkatan kehilangan nutrisi
akibat penurunan nafsu makan dan sebagainya penyebab perubahan
keberadaan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh antara lain berhubungan dengan
asupan nutrisi yang berlebihan kebutuhan nutrisi yang meningkat dan
sebagainya
2) Intoleransi terhadap aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan
3) Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan perubahan postur tubuh

c. Prosuder tindakan kebutuhan dasar nutrisi


1. Pemberian infus pemberian cairan intravena yaitu memasukkan cairan atau
obat langsung ke dalam pembuluh darah dalam jumlah dan waktu tertentu
dengan menggunakan infus set.

2. Tujuan pemberian infus


a) Tujuannya memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
b) Infus pengobatan dan pemberian nutrisi
c) Pemenuhan kebutuhan nutrisi

(Asmadi. 2008. Teknik prosuderal keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan


dasar klien. Salemba medika. Jakarta)

Prosudur pemberian infus

1. Perencanaan tindakan
 Baca atau lihat perencanaan tindakan atau program medik pemasangan infus
IV meliputi :Jeni , cairan, infus, lama pemberian, kecepatan tetesan, dan obat
infus jika ada.
 Persiapan pasien alat atau bahan praktikan dan lingkungan
 Jelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien. Dengan komunikasi
teraupetik mengucapkan salam terapeutik ,dan menjabat tangan pasien,
keluhan pasien, dan mendengarkan dengan penuh perhatian serta memberi
respon penuh .
 Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan lakukan
persetujuan kontrak tindakan yang akan dilakukan

2. Persiapan alat
 cairan infus sesuai program
 set infus dan standar infus
 aboket sesuai ukuran
 kapas alkohol atau tempatnya
 tourniquet atau pembebat
 plester dan gunting
 bak instrumen
 pengalas dengan Zil
 bengkok
 sarung tangan disposible
 jam dan pena
 betadin 10%
 kasa steril

3. Mempersiapkan alat atau bahan dengan membaca membaca label dan batas
kadaluarsa
4. Menyiapkan potongan plester yang tepat
5. Melakukan cuci tangan dengan 6 langkah benar, menggunakan sabun dan air
mengalir
6. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ,atau jendela, atau memasang
sampiran dan mengatur pencahayaan ruangan dalam keadaan cukup terang.
7. Bila belum ditemukan tetesan infus dalam program medik Menghitung tetesan
infus dengan benar
8. Pelaksanaan satu sambungkan set infus ke dalam botol cairan infus dengan
menggunakan teknik steril dan mengaturnya dengan cara gantungan cairan
infus ke dalam standar infus membuka set infus kemudian mengunci klem
selang infus dengan tepat
9. Desinfeksi karet tempat penusukan infus dan menyambungkan penusukan
selang infus ke botol infus dengan memperhatikan teknik steril
10. Isi Chamber atau ruang tetesan infus dengan cairan infus 1 per 2 atau 1 per 3
bagian
11. Aliran cairan infus dengan membuka klem sampai ke ujung selang terapkan
Hukum bejana berhubungan
12. Keluarkan udara di selang infus jika ada tanpa membuang atau mengalirkan
cairan infus
13. klem di selang infus dan melindungi ujungnya buka kurung dengan ujung tetap
terpasang jarum suntik untuk mencegah kontaminasi atau cairan lain
14. pasang pengalas di bawah area Vena yang dipilih untuk di insersi
15. pilih mengkaji kondisi Vena mulai bagian distal pastikan tidak ada hematom
bekas Tunjukkan sebelumnya di atas pena memilih Vena dengan salah satu
yang beberapa cara di bawah ini dengan tepat
 Ayunkan di bagian distal ekstremitas ke proksimal dengan tangan pasien
menggenggam
 Pukul ringan pada bagian Vena
 Tutup dan membuka telapak tangan atau jika diperlukan dengan memasang
kulit dengan kain hangat 18 pakai sarung tangan disposible
16. Pasang torniket 5 sampai 15 cm diatas pernah sampai Vena terlihat dan pasien
diminta untuk mengepalkan tangan perhatikan pencahayaan terang
17. Bersih Ih kan kulit mengidentifikasi secara sirkuler 2 inci atau 5 cm di area
Vena yang di insersi atau ditusuk sedikitnya 30 detik dengan kapas alkohol
tunggu sampai kering
18. Buka aboket atau kanulasi IV pegang tangan dengan dominan dengan tangan
non dominan dilakukan sedikit penekanan atau meregangkan kulit Vena yang
akan diisi 2 sampai 3 cm di bawah pena tersebut
19. Tusukan jarum infus perlahan-lahan dengan lubang jarum menghadap ke atas
sudut sekitar 15 sampai 30 derajat dengan menerapkan teknik steril
20. Pastikan bahwa jarum sudah masuk ke dalam Vena dengan tanda terlihat aliran
darah pada lubang atau sedikit menarik jarum sampai keluar darah
21. Kurangi turunkan sudut sampai hampir sejajar dengan kulit masukkan kanula
lebih dalam beberapa milimeter sekitar 1 sampai 1 cm secara perlahan
kemudian tarik jarum aboket atau kanula sampai setengahnya sehingga terlihat
aliran darah ke Sepanjang kanula
22. Masukkan sisa kanula atau kateter IV secara perlahan-lahan sampai pangkalnya
dengan memperlihatkan arah Vena kemudian tarik jarum secara perlahan
dengan memperhatikan teknik steril
23. Buka torniket kemudian melepaskan jarum di ujung selang infus dan
menghubungkan segera selang infus dengan kateter atau infus yang telah
terpasang ke Vena
24. Buka klem selang infus dan pastikan tetesan infus mengalir lancar
25. Faksi atau memplester infus silang dan meletakkan balutan kasa steril yang
dibasahi betadin di atas tempat penusukan Vena perhatikan teknik asepsis dan
steril anjurkan fiksasi atau plaster sehingga infus merekat paten
26. Hitung tetesan infus dengan seksama sesuai program
27. Beri label meliputi tanggal, jam, dan jumlah tetesan, pada infus tanggal plester,
di atas aboket di atas plester balutan, dan di selang infus. rapikan alat-alat dan
atur posisi pasien dengan nyaman.

(log book penuntutan pembelajaran pencapaian keterampilan pkk I rs keterampilan


dasar klinik kebidanan)
BAB III

ASUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PASIEN

A. Pengkajian Data

Pengkajian dilaksanakan tanggal 19 agustus 2019. Pasien masuk tanggal 18 agustus 2019
pukul 22.00 WIB. Dengan diagnosis medis HEPATITIS

DATA SUBYEKTIF

a. Biodata Pasien
Nama initial : Tn. S
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Suku/bangsa : WNI
Alamat : Batang hari

b. Biodata Penanggung Jawab


Nama initial : Ny. W
Umur : 56 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan :SLTA
Suku/bangsa : WNI
Alamat : Batang hari

c. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Mual muntah
b. Riwayat kessehatan sekarang
Pasien dating pada tanggal 18-08-2019 dengan keluhan yang di rasakan mual muntah
sakit di hulu hati, pasien lesu dan tidak nafsu makan, sakit kepala pasienya kesusahan
untuk tidur
c. Riwayat kesehatan sebelumnya
10 thn yang lalu pasien di rawat dengan penyakit hepatitis
3 bln yang lalu pasien di rawat dengan penyakit tipes
d. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu paseien mempunyai penyakit hepatitis dan diabetes meilitus

d. Data pola kebiasaan pasien sebelum akit dan saat sakit


a. Pola makan dan minum sebelum sakit setelah sakit
Makan
Frekuensi 3x sehari 2x sehari
Jenis nasi, lauk, sayur nasi, lauk, sayur
Jumlah 1 porsi ½ porsi
Kesulitan tidak ada pasien merasa mual
Minum
Frekuensi 7-8x sehari 5-6x sehari
Jenis air putih air putih
Jumlah 1600 cc 1000cc
Kesulitan tidak ada pasien merasa mual

b. Pola Istirahat Tidur


Istirahat Siang sebelum sakit setelah sakit
Waktu istirahat tidur teratur tidak teratur
Jumlah jam 1 jam (13-12) 1-3 jam(13-15)
Kesulitan tidak ada kesulitan pasien sering terbangun
Istirahat malam
Waktu istirahat tidur teratur tidak teratur
Jumlah jam 7-8 jam(22.05) 8-9 jam(21-05)
Kesulitan tidak ada kesulitan pasien sering terbangun

c. Pola eliminasi
BAB sebelum sakit setelah sakit
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi lembek lembek
Warna kuning kuning
Bau khas feces khas feces
Kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan

BAK
Frekuensi 5-6 kali sehari 5-6 kali sehari
Konsistensi cair cair
Warna kuning jernih kuning kecoklatan
Bau khas khas
Kesulitan tidak ada kesulitan tidak ada kesulitan

d. Personal hygiene
Mandi sebelum sakit setelah sakit
Frekuensi 2x sehari(pagi-sore) 1x sehari(pagi)
Pengguanaan sabun menggunakan sabun sabun
Kesulitan tidak ada pasien mandi di bantu ibu

Gigi sebelum sakit setelah sakit


Frekuensi sikat gigi 2x sehari 2x sehari
Pasta gigi pasta gigi pasta gigi
Kebersihan sedang sedang
Kesulitan tidakada kesulitan tidak ada kesulitan
Rambut sebelum sakit setelah sakit
Frekuensi 1x sehari(pagi) 1x sehari(pagi)
Kebersihan bersih bersih
Kesulitan tidak ada di bantu ibu pasien
Kuku sebelum sakit setelah sakit
Frekuesi 1 minggu sekali 1 minggu sekali
Kebersihan bersih bersih
Kesulitan tidak ada tidak ada

e. Data Psikososial
a. Persepsi pasien tentang sakit : menurut pasien sakit adalah keadaan yang mengganggu
aktifitas dan membuat tidak nyaman.
b. Harapan tentang penyembuhan : pasien berharap ingin cepat sembuh dan kembali
beraktifitas.
c. Apa yang dipikirkan pasien saat ini : paien berpikiran saat ini agar cepat sembuh dan
kembali berkumpul bersama keluarga.
d. Kebiasaan merokok : pasien mengatakan bahwa ia merokok sehari 1 bungkus
e. Kebiaaan minum alkohol : pasien mengatakn bahwa tidak pernah minum alkohol.
f. Ketergantungan obat : pasien mengatakan bahwa tidak ketergantungan obat.

f. Data Spiritual
a. Kemampuan beribadah : pasien mengatakan rajin untuk melaksanakan ibadah wajib.
b. Keyakinan tentang sehat-sakit : pasien mengatakan sakit adalah keadaan yang
diberikan oleh Allah SWT kepada umat-Nya.
c. Keyakinan tentang penyembuhan : pasien mengatakan bahwa ia pasi akan sembuh
kembali.
d. Kebutuhan dibimbing oleh ahli agama (ustadz) : pasein mengatakan bahwa tidak perlu
bimbingan dengan ahli agama (ustadz).

DATA OBYEKTIF

g. Pemeriksaan fisik umum


a. Tingkat kesadaran : compos mentis
b. Keadaan umum : lemah
c. Mobilitas : berbaring di tempat tidur
d. BB : 80 kg
e. TB : 168 cm
f. LILA : 31 cm

h. Pemeriksaan tanda-tanda vital


a. Suhu : 34,9oC
b. Denyut nadi : 80 x /menit
c. Tekanan darah : 120/80x/menit
d. Pernafasan : 18 x/menit

i. Pemeriksaan fisik head to too


a. Kulit, rambut, dan kuku
1) Kulit
Inspeksi
Warna : sawo matang
Lesi : tidak terdapat lesi

Palpasi
Kelembapan : kulit lembab
Turgor : elastis
Edema : tidak terdapat edema
Suhu : 34,9oC
Tekstur : lentur

2) Rambut
Inspeksi
Warna : hitam
Distributif : rata
Kuantitas : lebat

3) Kuku
Inspeksi
Warna : merah muda
Sudut kuku : normal

Palpasi

Insufiensi sirkulasi :normal < 3 detik

b. kepala dan leher


1. kepala
inspeksi
bentuk kepala : oval dan simetris
lesi : tidak ada lesi

2. mata
inspeksi
bentuk mata : simetris
ketajaman mata : dapat melihat dengan baik
gerakan otot : dapat belihat ke kiri dan kekanan dengan baik
kelopak mata : tidak terdapat odem
konjungtiva :merah muda
sklera : kuning/ icterik
pupil : isokor
reflek pupil : normal terdapat cahaya

3. telinga
inspeksi
aurikel : simetris
tragus : tidak ada nyeri tekan
mastoid : tidak ada nyeri tekan
kanal telinga : bersih
fungsi : dapat mendengar dengan baik
4. hidung
H.ekrternal : simetris
Mukosa hidung : merah muda
Fungsi : berfungsi dengan baik

5. mulut
bibir : lembab
mukosa oral : merah muda
gigi geligi : tidak terdapat gigi berlubang
gusi : merah muda
lidah : bersih
faring : merah muda

6. leher
inspeksi
otot leher : dapat di gerakan dengan baik
nodus limfe : tidak ada pembengkakan
kelenjar teroid : tidak ada pembesaran

7. palpasi kelenjar teroid : tidak ada pembesaran

8. dada
inspeksi
bentuk dada : simetris
tulang belakang : tidak ada luka/ benjolan

auskultasi paru

- paru paru : vestikuler

auskultasi jantung

- bunyi jantung 1/11 : bunyi jantung l lab di mld clavicula ics 5


bunyi jantung ll dub di ics 2 samping sternum
- bunyi tambahan : tidak ada

9. perut
inspeksi
warna : sawo matang
bentuk abdomen :simetris
massa :tidak teraba massa
bising usus : normal 10x menit

palpasi
hepar : terdapat pembengkaan hepar
ginjal : tidak teraba pembesaran
limpa : tidak teraba pembesaran
kandung kemih : kantung kemih kosong
asites : tidak ada asites

10. ekstremitas atas


inspeksi
pengecilan otot : tidak ada pengecilan otot
kesulitan gerak : tidak ada kesulitan gerak
deformitas : tidak ada deformitas
pembengkakakan : tidak ada pembengkaan

palpasi
adema : tidak ada odem
keterbatasan gerak : tidak ada keterbatasan gerak
akral : hangat
CRT : normal < 3 detik
Kekuatan otot :5

11. ekstermitas bawah


inspeksi
pengecilan otot :tidak ada pengecilan otot
kesulitan gerak : tidak ada kesulitan gerak
pembengkakan : tidak ada pembengkaan

palpasi
edema : tidak ada pembengkakan
keterbatsan gerak : tidak ada keterbatasan gerak
akral : hangat
CRT : normal < 3 detik

Perkusi
Reflek patella :+
Kekuatan otot :5
j. Pemeriksaan khusus dan penunjang
a. hasil pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rukukan
Lekosit 7,79 103/µl 5-10
Eritosit H 5.72 103/µl 4,37-5,63
Hemoglobin 16,2 g/dL 14-18
Hematrokit 46,9 % 41-54
MCV 82,0 fL 80-92
MCH 28,3 pg 27-31
MCHC 34,5 g/dL 32-36
Trombosit 294 103/µl 150-450
RDW 14,3 % 12,4-14,4
MPV H 99 fL 7,3-9

Kimia klinik
SGOT H 46.0 U/L ≤35
SGPT H 46.0 U/L ≤41
Glukosa darah sewaktu 99,0 Mg/dL ≤140

Imunilogi Non reaktif Non reaktif

b. hasil pemeriksaan USG


tidak tampak kelainan pada hepar, VF, lien, pancreas, kedua rend an VU.

11. program pengobatan

- Ondansentron/ 1 ampul/ iv
- IVFD RL /20 tetes/menit
- Omeprazole/1 vial/ iv
- Amlodipin/ 10 mg/ oral
B. Identifikasi masalah

Data senjang Masalah


DS
1. Paien mengatakan mual
2. Pasien nafsu makan kurang
3. Pasien terlihat lemah
DO
1. muntah Gaganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. menghabiskan makan an ½ porsi
3. bb menurun setelah sakit78 kg.
sebe;um sakit 80 kg
4. Skala nyeri 2
5. Minum hanya 1 liter

DS
1. Susah tidur
DO Ganguan pola tidur
1. Sering terbangun

f. Rencana tindakan
1) infus
2) bed rest total
g. Penatalaksanaan dan Evaluasi) / Catatan Perkembangan

Hari ke, tanggal Jam Implementan


Evaluasi/catatan
Pertama 19 agustus 10.00 - Pemasangan infus dextrose 30 S
2019 tetes/menit Rasa perih di perut,
- Omeprazole 1vial/iv mual berambah
- Ondansterom 1 ampul/iv O
- Amlodipine 10mg// oral Muntah berkurang,
- Memberi diet MLDH lemah
- Menyarankan pasien bed rest Nadi :66 x/menit
total Suhu : 36,7
Td : 110/90 mmHg
RR : 18 x/menit
Infus dextrose 30
tetes/ menit
- Omeprazole
1vial/iv
- Ondansterom 1
ampul/iv
- Amlodipine
10mg// oral
Makan ½ porsi

A
Nyeri
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas
P
Lanjutkan intervensi
Pemasangan infus
dextrose 30 tetes/menit
Memberi diet MLDH
- Omeprazole
1vial/iv
- Ondansterom 1
ampul/iv
- Amlodipine
10mg// oral
Menyarankan pasien
bed rest total

20 agustus 2019 10.00 Pemasangan infus dextrose 30 S


tetes/menit Mual
- Omeprazole 1vial/iv Rasa perih di perut
- Ondansterom 1 ampul/iv berkurang sehabis
- Amlodipine 10mg// oral makan
Memberi diet MLDH O
Menyarankan pasien bed rest total Td : 120/ 80 mmHg
Hr :20 x/menit
Rr :20x /menit
S :36,7
Spo: 99 %
Akral :hangat
Infus dextrose 30 tetes/
menit
- Omeprazole
1vial/iv
- Ondansterom 1
ampul/iv
- Amlodipine
10mg// oral
A
Nyeri teratur
Resti nutrisi teratas
P
Lanjutkan intervensi
Pemasangan infus
dextrose 30 tetes/menit
- Omeprazole
1vial/iv
- Ondansterom 1
ampul/iv
- Amlodipine
10mg// oral
Memberi diet MLDH
Menyarankan pasien
bed rest total
Pemasangan infus
dextrose 30 tetes/menit
Memberi diet MLDH
Menyarankan pasien
bed rest total, di
lakukan pemeriksaan
laboraturium
21 agustus 2019 10.00 Pemasangan infus dextrose 30 S
tetes/menit Mual berkurang setelah
- Omeprazole 1vial/iv makan
- Ondansterom 1 ampul/iv O
- Amlodipine 10mg// oral 1. BAK kuning
Memberi diet MLDH kecoklatan
Menyarankan pasien bed rest menjadi kunig
total, di lakukan pemeriksaan muda
laboraturium. 2. Td :120/ 80
Pasien pulang atas ijin dokter. mmHg
S :36,4
HR :75x/ menit
RR : 20x/ menit
Akral : hangat
- Omeprazole
1vial/iv
- Ondansterom 1
ampul/iv
- Amlodipine
10mg// oral
A
Diet hati
Bentuk makanan : biasa
Peranah MB DH
P
Lanjutan intervensi
dengan kolabrasi dokter
pasien pulang.
Ketetapan diet
Fisik klinik
Lab
DAFTAR PUSTAKA

Misnadiarly.2016.mengenal, menanggulangi, mencegah dan mengobati penyakit hati.


Yayasan pustaka obor Indonesia. Jakarta

Sari wening, indrawati lili. 2008. Care your self hepatitis. Penebar plus. jakarta

Mangunkusumo cipto. 2006. Penuntun diet. Granmedia pustaka umum. Jakarta

Asmadi. 2008. Teknik prosuderal keperawatan konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien.
Salemba medika. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai