HEPATITIS A
MAKALAH
Oleh:
KELOMPOK IV (Empat)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam memahami makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok IV
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1...............................................................................................................Latar Belakang
1.2..........................................................................................................Rumusan Masalah
1.3...........................................................................................................Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum.........................................................................................................
1.3.2. Tujuan Khusus........................................................................................................
1.4........................................................................................................ Manfaat Penulisan
1.4.1. Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga.........................................................................
1.4.2. Manfaat Bagi Perawat dan Instansi rumah sakit.....................................................
1.4.3. Manfaat Bagi Instansi Pendidikan .........................................................................
BAB II : TINJAUAN TEORI ............................................................................................
2.1. Definisi.........................................................................................................................
2.2. Anatomi Fisiologi........................................................................................................
2.3. Etiologi ........................................................................................................................
2.4. Manifestasi Klinis........................................................................................................
2.5. Patofisiologi.................................................................................................................
2.6. Komplikasi...................................................................................................................
2.7. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................
2.8. Penatalaksanaan..........................................................................................................
2.9. Discharge Planning......................................................................................................
BAB III : KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN : HEPATITIS A................................
3.1. Pengkajian Keperawatan..............................................................................................
3.2. Diagnosa Keperawatan................................................................................................
3.3. Intervensi Keperawatan...............................................................................................
BAB IV : PENUTUP..........................................................................................................
4.1. Kesimpulan .................................................................................................................
4.2. Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi hepar Sumber: www. Gambar anatomi hepar.com
BAB I
PENDAHULUAN
Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes simplex
Virus Varicella-zoster
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
Hepatitis adalah peradangan hati yang bisa berkembang menjadi fibrosis (jaringan
parut), sirosis atau kanker hati. Hepatitis disebabkan oleh berbagai faktor seperti
infeksi virus, zat beracun (misalnya alkohol, obat-obatan tertentu), dan penyakit
autoimun (Kemenkes, 2017).
Hepatitis adalah proses peradangan difus pada sel hati. Hepatitis A adalah hepatitis
yang disebabkan oleh infeksi Hepatitis A Virus. Infeksi virus hepatitis A dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi, diantaranya adalah hepatitis fulminant,
autoimun hepatitis, kolestatik hepatitis, hepatitis relaps, dan sindroma pasca hepatitis
(sindroma kelelahan kronik). Hepatitis A tidak pernah menyebabkan penyakit hati
kronik. (yuliana Elin.,2009)
Hepatitis A adalah virus yang hampir selalu ditularkan melalui rute fekal – oral. Virus
ini menimbulkan hepatitis akut tanpa keadaan kronik atau menetap seperti yang
ditunjukan oleh virus hepatitis darah. Pada anak,penyakit ini sering tidak dikenali atau
tampak dengan keluhan tidak parah. Gejala lebih terlihat pada orang dewasa dan
dapat berupa kelemahan sampai dengan demam, ikterik, mual dan muntah. Penyakit
ini baisanya berlangung 1 sampai 3 minggu. Pasien jarang membutuhkan perawatan
di rumah sakit dan pada saat gejala timbul, sangat kecil kemungkinan menular pada
orang lain. Karena dapat ditularkan dengan makanan dan air yang terkontaminasi,
hepatitis A dapat menjadi potensi epidemic di Negara dengan penanganan yang
buruk. Petugas penyiapan makanan yang terinfeksi mempunyai potensi penularan
penyakit pada orang lain jika kebersihan diri tidak dilakukan dengan baik. Tes
antibodi hepatitis A yang tersedia mendeteksi IgM yang menunjukan infeksi akut atau
yang baru terjadi.atau IgG yang menunjukan infeksi yang sudah sembuh. (yuliana
Elin.,2009).
2.2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Hati merupakan sistem utama yang terlibat dalam pengaturan fungsi hati. Hati adalah
salah satu organ tubuh terbesar dalam tubuh, yang terletak dibagian teratas dalam
rongga abdomen disebelah kanan dibawah diafragma dan hati secara luas dilindungi
oleh iga-iga, berat hati rata-rata sekitar 1500 gr 2,5% dari berat tubuh pada orang
deawa normal, hati dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus kanan sekitar 3/4 hati, lobus
kiri 3/10 hati, sisanya 1/10 ditempati oleh ke 2 lobus caudatus dan quadatus. Lobus
hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu
sendiri dan membagi masa hati menjadi unit-unit yang kecil dan unit-unit kecil itu
disebut lobulus (Pearce, 2006).
Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan vena porta. Arteri
hepatica keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati, darah ini mempunyai
kejenuhan 95–100% masuk ke hati akan akhirnya keluar sebagai vena hepatica.
Sedangkan vena porta terbentuk dari lienalis dan vena mensentrika superior
menghantarkan 4/5 darahnya ke hati darah ini mempunyai kejenuhan 70% darah ini
membawa zat makanan kehati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus.
Cabang vena porta arteri hepatica dan saluran membentuk saluran porta (Syaifuddin,
2003).
Hati dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan
elastis yang disebut kapsul glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar
mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti
spons yang terdiri dari sel-sel yang disusun di dalam lempengan-lempengan atau plate
dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler. Di bagian tepi di antara
lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis yang
mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, duktus biliaris. Cabang dari
vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid
setelah banyak percabangan. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam
intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, air keluar dari saluran
empedu menuju kandung empedu (FKUI, 2006).
b. Fisiologi
Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, sirkulasi vena porta yang
menyuplai 75% dari suplai asinus memang peranan penting dalam fisiologis hati,
mengalirkan darah yang kaya akan nutrisi dari traktus gastrointestinal. Bagian lain
suplai darah tersebut masuk dalam hati lewat arteri hepatika dan banyak
mengandung oksigen. Vena porta yang terbentuk dari vena linealis dan vena
mesenterika superior, mengantarkan 4/5 darahnya kehati darah ini mempunyai
kejenuhan oksigen hanya 70% sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limpa
dan usus. Darah ini membawa kepada hati zat makanan yang telah di absorbs oleh
mukosa usus halus. Vena hepatika mengembalikan darah dari hati ke vena kava
inferior. Terdapat empat pembuluh darah utama yang menjelajahi keseluruh hati,
dua yang masuk yaitu arteri hepatika dan vena porta, dan dua yang keluar yaitu
vena hepatika dan saluran empedu. Sinusoia mengosongkan isinya kedalam
venulel yang berada pada bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan
dinamakan vena sentralis, vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang
merupakan drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya kedalam vena
kava inferior didekat diafragma jadi terdapat dua sumber yang mengalirkan darah
masuk kedalam hati dan hanya terdapat satu lintasan keluar (FKUI,
2006).
Selain merupakan organ parenkim yang berukuran terbesar, hati juga sangat
penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada setiap metabolik tubuh.
Adapun fungsi hati menurut (Pearce, 2006) sebagai berikut:
1) Fungsi vaskuler untuk menyimpan dan filtrasi darah. Aliran darah melalui hati
sekitar 1100 ml darah mengalir dari vena porta kesinosoid hati tiap menit, dan
tambahan sekitar 350 ml lagi mengalir kesinosoid dari arteri hepatica, dengan
total rata-rata 1450 ml/menit.
2) Fungsi metabolisme yang berhubungan dengan sebagian besar system
metabolisme tubuh. Hepar melakukan fungsi spesifik dalam metabolisme
karbohidat, mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
gluconeogenesis membentuk banyak senyawa kimia penting dan hasil
perantara metabolisme karbohidrat serta menyimpan glikogen.
3) Fungsi sekresi dan ekskresi yang berperan membentuk empedu yang mengalir
melalui saluran empedu ke saluran pencernaan.
4) Tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
5) Tempat sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah.
6) Tempat menyimpan beberapa vitamin (vitamin A, D, E, K), mineral (termasuk
zat besi).
7) Mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol.
8) Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan
menyerap zat gizi penting.
9) Menetralkan dan menghancurkan substansi beracun (detoksikasi) serta
memetabolisme alkohol.
10) Membantu menghambat infeksi
2.3. Etiologi
Penyebab hepatitis menurut Wening Sari (2008) meliputi:
1) Obat-obatan, bahan kimia, dan racun. Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga
sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
2) Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus hepatitis.
3) Infeksi virus.
PATHWAY (WOC)
2.6. Komplikasi
Komplikasi hepatitis menurut FKUI (2006) adalah:
1) Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati
hepatik.
2) Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis,
penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
3) Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan
diganti oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras
jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
2.8. Penatalaksanaan
1) Medis
Penatalaksanaan medis untuk pasien hepatitis A yang tergolong akut yaitu dengan
melakukan Transplantasi Hati
2) Keperawatan
Penatalaksanaan hepatitis A virus sebagian besar adalah terapi suportif, yang terdiri
dari bed rest sampai dengan ikterus mereda, diet tinggi kalori, penghentian dari
pengobatan yang beresiko hepatotoxic, dan pembatasan dari konsumsi alkohol
Penderita dengan gejala menunjukan hepatitis A di anjurkan untuk tidak banyak
beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul. Dapat diberikan pengobatan
simptomatik seperti antipiretik dan anlgesik serta vitamin untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual
dan muntah. (Nanda,jilid 2. 2016).
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
HEPATITIS A
3.1. Pengkajian (yuliana Elin.,2009).
1) Data Dasar
a. Identitas Klien
b. Keluhan Utama
keluhan tidak nafsu makan, malaise, demam (lebih sering pada HVA). Rasa pegal
linu dan sakit kepala
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, malaise, demam (lebih sering pada HVA).
Rasa pegal linu dan sakit kepala . Dan akhirnya di larikan ke rumah sakit,
kemudian diberikan tindakan keperawatan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
e. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
2) Pengkajian fisik
a. Aktifitas
Kelemahan, kelelahan, dan malaise.
b. Sirkulasi
Hipertermi , Bradikardi, ikterik pada sclera kulit, dan membran mukosa.
c. Eliminasi
urine gelap dan diare feses warna tanah liat.
d. Makanan dan cairan
Anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah, peningkatan oedem dan
ansietas.
e. Neurosensori
Peka terhadap rangsang, cenderung tidur, alergi, dan asteriksis.
f. Nyeri atau kenyamana Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan, sakit
kepala dan gatal.
3) Pemeriksaan dianostik pada pasien hepatitis yang perlu dikaji menurut Doengoes
(2002):
a. Test fungsi hati: Abnormal (4-10 kali normal) untuk membedakan hepatitis
virus dari non virus.
b. SGOT/SGPT: Awalnya meningkat (dapat meningkat 1-2 minggu sebelum
ikterik kemudian tampak menurun.
c. Darah lengkap: Sel darah merah (SDM) menurun karena penurunan masa
hidup SDM (gangguan fungsi hati).
d. Difersnsual darah lengkap: Ekositosis, monositosis dan sel plasma.
e. Alkali fostatase: Agak meningkat.
f. Feses: Warna tanah liat, dan diare feses warna tanah liat.
g. Gula darah: Hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).
h. Anti-HAV IgM: Positif pada tipe A.
i. HbsAg: Dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A).
j. Catatan: merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.Masa protrombin:
Mungkin memanjang (disfungsi hati).
k. Bilirubin serum: Di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml, prognosis
buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).
l. Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.
m. Biopsi hati: Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.
n. Scan hati: Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim
4) Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1 Ds : Hipertermia invasi agent dalam
Pasien mengeluh sering demam, sirkulasi darah
rasa pegal linu dan sakit kepala sekunder terhadap
Do: inflamasi hepar
a. Anti-HAV IgM: Positif
pada tipe A.
b. Gula darah: Hiperglikemia
transien/hipoglikemia
(gangguan fungsi hati).
c. Feses: Warna tanah liat, dan
diare feses warna tanah liat.
d. TTV:
TD: 130/80
S : 38,50C
RR: 23X/Menit
N: 70x.menit
2 Ds : Ketidakseimbangan Gangguan absorbs,
Pasien mengeluh tidak nafsu makan nutrisi kurang dari dan metabolisme
, malaise kebutuhan tubuh pencernaan makanan,
Do: Anoreksia, berat badan kegagalan masukan
menurun, mual dan muntah, untuk memenuhi
peningkatan oedem dan ansietas. kebutuhan metabolic
a. Anti-HAV IgM: Positif karena anoreksia,
pada tipe A. mual, dan muntah.
b. Gula darah: Hiperglikemia
transien/hipoglikemia
(gangguan fungsi hati).
c. BB: menurun
Ds: Nyeri akut Pembengkakan hepar
Pasien mengeluh nyeri pada untuk mengalami
abdomen kuadran kanan bawah inflamasi hati dan
Do: bendungan vena porta
a. Anti-HAV IgM: Positif
pada tipe A.
b. Gula darah: Hiperglikemia
transien/hipoglikemia
(gangguan fungsi hati).
c. Nyeri atau kenyamana
Kram abdomen, nyeri tekan
pada kuadran kanan, sakit
kepala
3 Nyeri akut b.d Pembengkakan hepar Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
untuk mengalami inflamasi hati dan 1x24 jam di harapkan nyeri pasien dapat teratasi komprehensif termasuk lokasi,
dengan K/H: karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
bendungan vena porta.
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu dan factor presipitasi
penyebab nyeri, mampu 2. Ajarkan pasien tentang teknik
menggunakan teknik nonfarmakologi dalam mengurangi
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
nyeri, mencari bantuan) 3. Control lingkungan yang dapat
b. Melaporkan bahwa nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu
berkurang dengan menggunakan ruangan, pencahayaan dan kebisingan
manajemen nyeri 4. Gunakan teknik komunikasi teraupetik
c. Mampu mengenali nyeri (skala, untuk mengetahui pengalaman nyeri
intensitas, frekuensi dan tanda 5. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri) ketidaknyamanan
d. Menyatakan rasa nyaman setelah 6. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri berkurang. nyeri
7. Kolaborasi dengan dokter jika ada
keluhan atau tindakan nyeri tidak
berhasil.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan.
4.2. Saran
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.