Anda di halaman 1dari 36

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MALUKU HUSADA

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY.D DENGAN POST OP SECTIO CAESAREA
RIWAYAT GAMELI DIRUANG KIRANA
RUMAH SAKIT TK II PROF Dr. J.A LATUMETEN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
KONSEP SECTIO CAESAREA

DEFINISI
Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan pada dinding
abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dai
1000 garm atau umur kemamilan > 28 minggu (Manuaba, 2012).
Sectio caesarea merupakan tindakan melahirkan bayi melalui insisi
(membuat sayatan) didepan uterus.

Persalinan melalui sectio caesarea (SC) didefinisikan sebagai


pelahiran janin melalui insisi didinding abdomen (laparatomi) dan
dinding uterus (histerotomi) (Norman, 2012)
INDIKASI
Beberapa indikasi dilakukan tindakan sectio caesarea yaitu antara lain sebagai
berikut :
1. Faktor Janin Faktor janin merupakan tindakan operasi sesar yang dilakukan
karena kondisi janin tidak memungkinkan untuk dilakukan persalinan normal,
contohnya bayi yang terlalu besar dengan perkiraan berat lahir 4.000 gram. atau
lebih.
2. Letak Sungsang
3. Letak Lintang
4. Ancaman Gawat Janin (fetal distress) Keadaan gawat janin pada tahap
persalinan, memungkinkan dokter untuk memutuskan dilakukaknnya operasi.
5. Bayi Kembar Pada konsidi Bayi kembar akan di lahirkan secara operasi sesar
6. KPD (Ketuban Pecah Dini)
7. Faktor Ibu : 1) CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion ) dan 2) PEB (Pre-Eklamsi
Berat)
KLASIFIKASI

a. Insisi Abdominal
Pada dasarnya insisi ini adalah garis tengah subumbilikal
dan insisi abdominal transversa

b. Insisi Uterus
Jalan masuk ke dalam uterus dapat melalui insisi garis
tengah atau segmen bawah tranversa
PENANGANAN
Menurut Manuaba (2012), beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai penatalaksanaan pada
ibu post Sectio caesarea antara lain :
1. Pemberian cairan : Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka
pemberian cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak
terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya.
2. Diet : Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu
dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral.
3. Mobilisasi : Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi, Miring kanan dan kiri dapat
dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi, Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita
sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar.
4. Kateterisasi : Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan.
5. Pemberian obat-obatan  Antibiotik  Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja
saluran pencernaan  Obat-obatan lain
6. Perawatan luka : Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
berdarah harus dibuka dan diganti Perawatan rutin
KONSEP NIFAS
 DEFINISI

Post partum atau bisa disebut periode nifas merupakan masa yang dimulai
setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil) dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti semula sebelum
kehamilan dalam waktu 3 bulan. Batasan waktu nifas yang paling singkat tidak
ada batas waktunya,bahkan bisa jadi dalam waktu relative pendek darah sudah
keluar sedangkan batasan maksimumnya adalah 42 hari (Ari dan Esti,2010)
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
Perubahan yang terjadi selama masa nifas post sectio caesarea adalah
sebagai berikut Uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan
reaksi otot-ototnya. Fundus uteri 3 jari dibawah pusat. Ukuran uterus
mulai dua hari berikunnya akan mengecil hingga hari kesepuluh tidak
teraba dari luar. Involusi uterus terjadi karena masing-masing sel menjadi
kecil, yang disebabkan oleh proses antitoksis dimana zat protein dinsing
pecah, diabsorbsi dan di buang melalui air seni. Sedangkan endometrium
menjadi luka degan permukaan kasar, tidak rata kira-kira sebesar telapak
tangan. Luka ini akan mengecil hingga sembuh dengan pertumbuhan
endometrium baru bawah permukaan luka, mulai pinggir dan dasar luka
(Saleha, 2017)
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS

• Fase taking on
Fase ini adalah fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua paska
persalinan.Pada fase ini ibu berfokus perhatian terutama pada bayinya sendiri, sehingga ibu
cenderung pasif terhadap lingkungan sekitar.
 
• Fase taking hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari paska persalinan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan
ketidak mampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayinya. Selain itu perasaan yang
sensitive sehingga ibu akan mudah tersinggung, dengan pembicaraan.

• Fase letting go
Fase ini merupakan fase dimana ibu menerima tanggung jawab barunya yang berlangsug kira-kira
10 hari setelah melahirkan.Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Di
fase ini muncul keinginan untuk merawat diri dan bayinya semakin meningkat. Ibu akan merasa
lebih percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri.
PENANGANAN

1. Nutrisi dan Cairan


2. Ambulasi dini
3. Eliminasi
4. Kebersihan diri/perineum
5. Istirahat
6. Seksual
STUDI KASUS
PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien dan penanggung Jawab

Pasien Penanggung jawab


Nama : Ny.D Nama : Tn.A
Umur : 30 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Pol-Air
Alamat : Kate-kate Alamat : Kate-kate
Tanggal partus : Rabu, 09 Februari 2022
Post hari ke : Hari Ke-2
b. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi seperti ditusuk-tusuk dan pasien
mengatakan lemas serta sulit berjalan.
• Keluhan yang menyertai
Pasien mengatakan setelah operasi badan-badan pasien terasa gatal.
• Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan tidak ada penyakit-penyakit berat yang ia alami dimasa lalu
c. Riwayat Obstetri
P4 A 0

No Umur L/P BB Lahir Cara Lahir Penolong Ket. Nifas


Lalu

1. 10 Tahun L   - Normal Bidan Hidup

2.  5 Tahun P  -  normal  bidan  hidup


3. 2 hari P 2500 gram Sectio Dokter dan Hidup
      2300 gram Caesarea Asisten
d. Riwayat Kehamilan sekarang
• Gangguan pada hamil muda : pasien mengatakan mual muntah
• Tempat pemeriksaan kehamilan : dokter praktek dan puskesmas
• Obat yang dimunum : Volamil, tambah darah dan Calsium
• Nutrisi selama hamil : pasien mengatakan baik
e. Riwayat persalinan sekarang
• Jenis persalinan : Sectio Caesarea
• Lama persalinan : 2 jam
• Keadaan umum : Baik
f. Riwayat kontrasepsi
• Jadi akseptor : ya
• Jenis kontrasepsi : KB Suntik
• Lama : 3 bulan
• Keluhan selama menjadi akseptor : berat badan meningkat
g. Riwayat perkawinan
• Perkawinan : Sekali
• Dengan suami : Tn. A sudah 11 Tahun Perkawinan
• Umur pertama kali kawin : 19 Tahun
• Umur pertama kali melahirkan : 20 Tahun
h. Data Psikologi
• Empati terhadap riwayat bayi : Baik
• Respon ibu ketika bayi menangis : pasien mengatakan tidak terlalu takut karena ini adalah anak ke
3 dan ke 4
• Bagaimana presepsi ibu terhadap pengalaman melahirkan : pasien mengatakan sempat takut dan
kepikiran karena akan di operasi
• Apakah menerima peran baru sebagai seorang ibu : pasien mengatakan tidak karena ini bukanlah
anak yang pertama
• Bagaimana dukungan suami dan keluarga : pasien mengatakan baik dan selalu memberikan
semangat kepada pasien
i.Riwayat pola aktivitas sehari-hari
• Tidur dan istirahat
-Pasien mengatakan Tidak ada gangguan tidur
-Pasien mengatakan istirahat disiang hari tidak menentu
-Pasien mengatakan Hal yang mengganggu ketika tidur yakni terkadang terbangun dan tiba-tiba
menangis tanpa sebab.
• Personal Hygien
-Pasien mengatakan cara mandinya seperti biasa membersihkan badan dengan sabun, mencuci rambut, -
dan mengosok gigi
-Pasien mengatakan frekuensi mandi 2x sehari
-Pasien mengatakan frekuensi sikat gigi 2x sehari
-Pasien mengatakan ketika menstruasi selalu mengganti pembalut 2-3 x sehari dan selalu menjaga
pakaian dalam tetap kering

• Aktivitas
-Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam pergerakan
-Pasien mengatakan kegiatan sehari-hari memasak dan mengurus Anak
• Makan dan minuman
Pasien mengatakan selera makannya baisa saja
Pasien mengatakan makanan yang disukai yaitu buah-buahan
Pasien mengatakan minuman yang disukai semua jenis minum
Pasien mengatakan tidak ada pantangan makanan maupun minuman.
• Eliminasi
Buang Air Besar (BAB)
Pasien mengatakan Frekuensi 2 kali sehari dan terkadang 1 hari sekali, konsistensinya lunak, bau khas,
dan warna kadang kuning dan hijau kehitam-hitaman.
Buang Air Kecil (BAK)
Pasien mengatakan frekuensinya tidak menentu, baunya khas, warna jernih kekuningan, dan tidak ada
kesulitan BAK.

j. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital: Tekanan darah 110/70 mmHg
Nadi 88x/menit
Suhu 36,80C
Respirasi 22x/menit
• Mata
Konjungtiva tidak anemis
Sclera tidak ikterik
• Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe
• Dada/Mammae
Inspeksi: payudara kanan dan kiri tampak simetris, bersih, dan bentuk papilla menonjol.
Palpasi: tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
• Abdomen
TFU: 2 jari dibawa pusat
Luka sc : 10 cm
Tanda insfeksi: tidak ada
• Anggota gerak
Tidak ada oedema dan tidak ada varises
• Vulva dan perineum
Kebersihan tampak baik
Pengeluaran lokea : lokea rubra
Warna: merah
Bau: amis
Tampak tidak ada jahitan perineum
Pemeriksaan penunjang
Hari/tgl/bln/thn Jenis pemeriksaan hasil Nilai normal

Senin 07 februari Hematologi:    


2022 -Hb 12,2 P:11,0-15,0 g/dl
-golongan darah ‘A’  
-waktu pembekuan 7 1-14 menit
-Waktu perdarahan 5 1-7 menit
Parasitologi:    
- malaria Negative (-)  
-swab antigen Negative (-)
 

Therapy/pengobatan
Hari/tgl/bulan Therapy yang Dosis Rute
diberikan
Selasa, 08 februari metronidazole 500 mg IV 3x1
2022 ranitidine 10 mg IV 3x1
cefatoxime 1000 gr IV 2x1
Ketorolac 30 mg IV 3x1
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisa Data
Data Etiologi Problem
Data Subjektif: Agen pencedera fisik Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi seperti ditusuk- (luka insisi, post Sc)
tusuk
P: nyeri timbul bila bergerak
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri pada bagian luka
S:skla nyeri 5
T: tidak menentu
Data Objektif :
-pasien terlihat gelisah
-ekspresi wajah tampak menahan rasa nyeri
TTV: TD:110/70 mmHg
N :88x/menit
S: 36,80c
RR :22 x/menit
Data subjektif : - Agen injuri (luka post op) Resiko infeksi
Data Objektif :
-tampak adanya luka Post SC pada bagian
abdomen
TTV: TD:110/70 mmHg N :88x/menit
S: 36,80c RR :22 x/menit

Data Subjektif : Post Sc Hambatan mobilitas fisik


-pasien mengatakan sulit bangun dari tempat tidur
-pasien mengatakan tidak bisa beraktivitas sendiri
Data Objektif :
- pasien tampak lemas
-aktivitas pasien tampak dibantu keluarga seperti
berdiri dan mengganti baju
Diagnosa Keperawatan:

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (luka insisi,Post Sc)

2. Resiko infeksi b.d agen injuri (luka post Sc)

3. Hambatan mobilitas fisik b.d Post Sc


 
INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan Rasional
Keperawatan

1. Nyeri akut b.d Tujuan : Manajemen nyeri 1. Mengetahui tingkat nyeri yang
agen pencedera Setelah dilakukan tindakan Observasi : dirasakan sehingga dapat
fisik keperawatan selama 3x18 1. Identifikasi secara komperhensif membantu menentukan intervensi
(luka insisi post jam diharapakan masalah tentang nyeri (pqrst) yang tepat
Sc) nyeri dapat berkurang 2. Oberservasi Tanda-tanda vital. 2. Perubahan TTV terutama suhu dan
Dengan kriteria hasil: Terapeutik: nadi menandakan adanya indikasi
1. Klien dapat mengontrol nyeri Fasilitasi kenyamanan dan ketenangan peningkatan neyri yang dia alami
2. Skala nyeri berkurang lingkungan. pasien
menjadi 3 Edukasi : 3. Meningkatkan relaksasi dapat
3. Ekspresi wajah tenang Ajarkan manajemen nyeri seperti mengurangi nyeri
teknis napas dalam
Kolaborasi :
Kolaborasi dalam pemberian terapi
analgetik
 
2. Resiko infeksi Tujuan : Pencegahan infeksi 1. Untuk mengetahui adanya
b.d agen injuri Setelah dilakukan Observasi: tanda-tanda infeksi
(luka post Sc) tindakan keperawatan 1. Observasi tanda-tanda 2. Peningkatan suhu tubuh ,
selama 3x18 jam infeksi merupakan pengaruh dari
diharapakan tidak 2. Monitor suhu tubuh klien proses inflamasi
terjadi infeksi setiap 4 jam 3. Untuk mengurangi
Dengan kriteria hasil: Terapeutik: terpaparnya
1. Suhu dalam batas Lakukan perawatan luka mikroorganisme pada luka
normal Edukasi: 4. Untuk mencegah terjadinya
2. Tidak ada tanda-tanda Anjurkan klien untuk infeksi
infeksi menjaga kebersihan diri 5. Mencegah infeksi dengan
3. Pasien dapat Kolaborasi: penggunaan farmakologi.
menunjukan hygiene Lanjutkan pemberian obat
yang baik sesuai advis dokter
3. Hambatan Tujuan: Dukungan Mobilitas 1. Mengetahui tingkat kekuatan
mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan Observasi: motoric pasien
b.d Post Sc keperawatan selama 3x18 1. Mengidentifikasi kemampuan 2. Untuk mengetahui intervensi
jam diharapkan hambatan mobilitas pasien selanjutnya
mobilitas fisik dapat teratasi 2. Observasi tanda-tanda vital 3. Melatih pasien untuk memenuhi
Dengan kriteria hasil: Terapeutik: ADL mandiri secara perlahan
1. Memperlihatkan Membantu ADL dini 4. Keterlibatan keluarga membantu
peningkatan mobilitas klien Edukasi : pasien dalam penyembuhan.
seperti bisa berktivitas secara Ajarkan pasien mobilitas secara
perlahan bertahap dan mobilitas dini (miring
2. Pasien dapat berjalan dari kanan dan miring kiri)
tempat tidur ke kamar mandi Kolaborasi : kolaborasi dengan
keluarga untuk membantu ADL
pasien.seperti berdiri dari tempat
tidur dan berjalan .
 
IMPLEMENTASI
Diagnosa keperawatan Hari atau tgl Implementasi

Nyeri akut b.d agen pencedera Jumat, 11 Manajemen nyeri


fisik februari 2022 Mengobservasi :
(luka insisi post Sc)   1. mengidentifikasi secara komperhensif tentang nyeri (pqrst)
  Hasil:
08.30 wit P : Nyeri timbul bila bergerak
Q: Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R:Nyeri pada bagian luka post SC
S :Skala nyeri 5
T: nyeri hilang timbul
2. Mengoberservasi Tanda-tanda vital.
Hasil: TD: 110/70 mmHg, N:88x/m, S:36,80c, RR: 22x/m
Terapeutik:
Memfasilitasi kenyamanan dan ketenangan lingkungan.
Hasil: lingkungan tampak tenang dan pasien nyaman
Edukasi :
Mengajarkan manajemen nyeri seperti teknis napas dalam
Hasil: pasien mampu mengikuti arahan yang disampaikan perawat dan mampu mengaplikasi kembali ketika nyeri
datang.
Kolaborasi :
Melakukan pemberian terapi analgetik
Hasil : pemberian obat ranitidine, cefatoxime dan ketorolac melalui IV
 
Resiko infeksi b.d agen Jumat, 11 Pencegahan infeksi
injuri (luka post Sc) februari 2022 mengobservasi:
  1. mengobservasi tanda-tanda infeksi
  hasil: tampak tidak ada tanda-tanda infeksi
13.27 wit 2. Monitoring suhu tubuh klien setiap 4 jam
Hasil: suhu: 36,80c
Terapeutik:
melakukan perawatan luka
hasil: luka tampak bersih dan kering tidak ada tanda infeksi atau peradangan
Edukasi:
menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan diri
hasil: pasien memahami dan mampu menerapakan
Kolaborasi:
melanjutkan pemberian obat sesuai advis dokter
hasil: pemberian obat ranitidine, cefatoxime dan ketorolac melalui IV
 
Hambatan mobilitas fisik b.d Jumat, 11 Dukungan Mobilitas
Post Sc februari 2022 mengobservasi:
  1. Mengidentifikasi kemampuan mobilitas pasien
  Hasil : pasien tampak hanya bedret ditempat tidur
10.32 wit 2. Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil: TD: 110/70 mmHg, N: 88x/m, S:36,80c, RR: 22x/m
Terapeutik:
Membantu ADL dini
Hasil: membantu klien makan-minum, dan membantu klien menganti baju
Edukasi :
mengajarkan pasien mobilitas secara bertahap dan mobilitas dini (miring kanan dan miring
kiri)
hasil: klien mampu melakukan aktifitas miring kiri dan kanan
Kolaborasi :
kolaborasikan dengan keluarga untuk membantu ADL pasien.
Hasil: keluarga proaktif dalam membantu ADL pasien seperti bangun dari tempt tidur dan
berjalan secara perlahan
 
EVALUASI
Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik Subjektif: pasein mengatakan masih merasakan
(luka insisi post Sc) nyeri pada luka Sc
P : Nyeri timbul bila bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Nyeri pada bagian luka post Sc
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri hilang timbul
Objektif : wajah pasien tampak tenang,
TD: 110/70 mmHg, N: 88x/m, S: 36,80c, RR: 22
x/m
Assesment: Masalah teratasi
Plan : Hentikan intervensi
Resiko infeksi b.d agen injuri (luka Subjektif: -
post Sc) Objektif: keadaan luka pasien tampak
bersih, tidak ada rembesan darah
pada perban, iritasi luka tidak ada,
dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Pasien dapat menunjukan hygiene
yang baik.
Assement: Masalah teratasi
Plan: Intervensi dihentikan
Hambatan mobilitas fisik b.d Post Sc Subjektif :
- pasien mengatakan sudah bisa miring kanan
dan kiri
Pasien
- pasien mengatakan sudah bisa bangun dari
tempat tidur
- pasien cukup mampu menganti baju sendiri
Objektif : aktivitas pasien tampak masih dibantu
keluarga
TD: 110/70 mmHg, N: 88x/m, S: 36,80c, RR:
22x/m
Assesment: masalah teratasi sebagian
Plan : intervensi dilanjutkan
KESIMPULAN
dari materi yang sudah di paparka, kami kelompok 3 dapat menarik kesimpulan tentang
1. Sectio caesarea

Persalinan melalui sectio caesarea (SC) didefinisikan sebagai pelahiran janin melalui insisi didinding abdomen (laparatomi)
dan dinding uterus (histerotomi) (Norman, 2012)
2. Post partum
Post partum atau bisa disebut periode nifas merupakan masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Akan
tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti semula sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan.

Serta penanganan pada pasien sectio caesarea


2. Pemberian cairan : Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan perintavena harus cukup banyak dan
mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya.
3. Diet : Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral.
4. Mobilisasi : Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi, Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi, Latihan
pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah sadar.
5. Kateterisasi : Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan
menyebabkan perdarahan.
6. Pemberian obat-obatan  Antibiotik  Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan  Obat-obatan lain
7. Perawatan luka : Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan berdarah harus dibuka dan diganti Perawatan rutin
SARAN

Untuk mningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien post sectio caesarea dengan di
perlukan adanya suatu perubahan dan perbaikan diantarna
1. Bagi peneliti
Hasil penlitian yang di lakukan di harapkan dapat menjadi acuan dan menjadi bahan
pembanding pada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian pada kilen post
sectio caesarea
2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Dalam pengembangan ilmu keperawatan di harapkan dapat menambah keluasan i ilmu
keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada kilen degan post sectio
caesarea , dan juga memacu pada peneliti selanjutya dan nenjadi bahan pembandingan
dalam melakukan penelitian pada klien dengan post sectio caesarea .
SEKIAN TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai