Anda di halaman 1dari 22

Strategi Komunikasi Terapeutik

Sesuai Dengan Masalah Dan Kondisi Perkembangan Lanjut Usia


By ;
Ns. La Syam Abidin, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Pendahuluan

• Komunikasi adalah salah satu ketrampilan yang harus dimiliki perawat


• Berkomunikasi secara efektif bertujuan untuk mengumpulkan dan berbagi
informasi serta membangun hubungan dengan pasien dan keluarga mereka.
Defenisi

• Istilah komunikasi berasal dari kata Latin "commune", yang berarti "berpegang teguh pada
kesamaan".
• Komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan lebih dari satu orang.
• Komunikasi adalah proses atau sarana dimana seorang individu menghubungkan
pengalaman, ide, pengetahuan, dan perasaan kepada orang lain.
• Komunikasi adalah proses timbal balik yang melibatkan minimal dua orang, pengirim dan
penerima.
• Komunikasi yang efektif tergantung pada kemampuan keduanya untuk terlibat dalam
proses berbagi tidak hanya kata-kata, tetapi juga konsep, emosi, dan pikiran.
▪ Mengirim, menerima, dan Fisiologis Komunikasi
menafsirkan informasi
▪ Pusat kognitif di otak
▪ Dasar untuk menyimpan memori, Pusat
mengembangkan emosi, Bahasa adalah penggunaan simbol
membentuk penilaian, dan
Kognisi atau gerakan yang umum untuk
menciptakan pengetahuan kelompok dan berfungsi sebagai
sarana untuk berbagi pikiran, ide, dan
emosi.

Penden
Bahasa
garan

Mendengar kata-kata dan Bahasa dari ▪ Seiring bertambahnya usia, kita tidak hanya
lingkungan akan tersimpan di pusat belajar berbicara, tetapi juga membaca dan
kognisi dan menambahkan menulis simbol-simbol yang terkait dengan
kemampuan dalam berbahasa dan Bicara bahasa utama kita
berbicara ▪ Pusat bicara di otak (area broca)
▪ Struktur penting dari bicara adalah
diafragma, otot interkostal, laring, pita suara,
lidah, dan otot-otot mulut dan wajah
Jenis Komunikasi

▪ Penyampaian dalam bentuk kata-


Verbal kata
▪ Contoh : Makan, Minum dsb

Contoh : Mengucapkan kata “STOP” dan membuat Gerakan 5 jari ke depan


Komunikasi
▪ Perilaku atau gerak tubuh yang
menyampaikan pesan tanpa
menggunakan bahasa verbal
Non Verbal ▪ Contoh: gerakan wajah, postur
tubuh, kontak mata, dan sentuhan
sebagai sarana komunikasi.

Sangat berarti bagi lansia


Komunikasi Terapeutik Dengan Lansia

• Berkomunikasi dengan lansia memiliki tantangan baik bagi pengirim


maupun penerima.
• Perubahan fisiologis yang terkait dengan penuaan atau sekunder dari
penyakit kronis dan penyakit dapat menjadi penghalang komunikasi.
• Perubahan fisiologis umum yang terkait dengan penuaan yang
mengganggu komunikasi termasuk gangguan pendengaran frekuensi
tinggi, kehilangan gigi, penurunan fungsi motorik mulut.
Defenisi Komunikasi Terapeutik

• Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara


sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien
• Komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang
terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran
perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain.
Proses Komunikasi Terapeutik

Tahap persiapan
Tahap perkenalan
atau tahap pra- Tahap kerja Tahap terminasi
atau orientasi,
interaksi
Tahap Pra-interaksi

• Perawat sebagai komunikator yang melaksanakan komunikasi terapeutik


mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan klien atau pasien.
• Sebelum bertemu pasien, perawat haruslah mengetahui beberapa informasi
mengenai pasien, baik berupa nama, umur, jenis kelamin, keluhan penyakit, dan
sebagainya.
• Apabila perawat telah dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum bertemu
dengan pasien, maka ia akan bisa menyesuaikan cara yang paling tepat dalam
menyampaikan komunikasi terapeutik kepada pasien, sehingga pasien dapat
dengan nyaman berkonsultasi dengan perawat
Tahap Orientasi

• Perawat dan pasien terjadi kontak dan pada tahap ini penampilan fisik
begitu penting karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati.
• Kualitas-kualitas lain seperti sifat bersahabat, kehangatan,keterbukaan
dan dinamisme juga terungkap.
Tahap Kerja

• Tahap kerja atau sering disebut sebagai tahap lanjutan


• Adalah tahap pengenalan lebih jauh, dilakukan untuk meningkatkan sikap
penerimaan satu sama lain untuk mengatasi kecemasan, melanjutkan pengkajian
dan evaluasi masalah yang ada
• Pada tahap ini termasuk pada tahap persahabatan yang menghendaki agar kedua
pihak harus merasa mempunyai kedudukan yang sama, dalam artian ada
keseimbangan dan kesejajaran kedudukan.
• Secara psikologis komunikasi yang bersifat terapeutik akan membuat pasien lebih
tenang, dan tidak gelisah.
Tahap Terminasi

• Pada tahap ini terjadi pengikatan antar pribadi yang lebih jauh
• Merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan tentang
kesimpulan perawatan yang didapat dan mempertahankan batas hubungan yang
ditentukan
• Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan antara perawat dengan klien.
• Tahap terminasi dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.
• Terminasi sementara adalah akhir dari setiap pertemuan, pada terminasi ini klien
akan bertemu kembali pada waktu yang telah ditentukan, sedangkan terminasi
akhir terjadi jika klien selesai menjalani pengobatannya.
STRATEGI KOMUNIKASI DEGAN LANSIA
STRATEGI KOMUNIKASI DEGAN LANSIA
Tantangan dalam Berkomunikasi dengan
Lansia

Defisit atau
Defisit Memori Gangguan
Gangguan
atau Kognitif Penglihatan
Bicara (Afasia)

Gangguan
Pendengaran
Strategi Komunikasi terhadap lansia dengan Defisit
Memori atau Kognitif
▪ Duduk berhadapan dengan lansia
▪ Pertahankan kontak mata
▪ Duduklah dengan tenang bersama lansia dan sentuh tangannya dengan lembut.
▪ Tunjukkan kepedulian
▪ Hormati barang-barang milik pasien. Kadang-kadang pasien bisa menjadi sangat marah ketika orang luar menyentuh
barang-barang mereka
▪ Mintalah izin sebelum memindahkan benda.
▪ Mulailah dengan topik yang akrab (membicarakan masa lalu, lalu melalui percakapan membawa lansia kembali ke
keadaan saat ini)
▪ Bicara tentang orang atau peristiwa yang diketahui lansia
▪ Kenangan masa lalu adalah sumber kenyamanan sehingga dapat digunakan
▪ Pertanyaan orientasi dapat membingungkan dan membuat frustrasi lansia, “Tanggal berapa hari ini?” ganti dengan, “Di
mana kalendernya? Ayo temukan tanggal hari ini dan tandai agar kita dapat menemukannya nanti.”
▪ Ajukan pertanyaan satu per satu.
▪ Jika lansia menjadi kesal atau gelisah, tenangkan diri dan gunakan gangguan untuk berubah topik
▪ Jangan menertawakan tanggapan, tidak peduli seberapa anehnya.
Strategi Komunikasi terhadap lansia dengan Defisit atau
Gangguan Bicara (Afasia)
• Posisikan diri Anda berhadapan dengan lansia sehingga mereka dapat melihat
wajah Anda dan Anda dapat melihat wajah mereka.
▪ Bicaralah perlahan menggunakan kata-kata dan kalimat sederhana.
▪ Gunakan gerakan sederhana untuk melengkapi pesan Anda
▪ Infokan perubahan topik dan tunggu beberapa menit sebelum melanjutkan
• Sediakan waktu bagi lansia untuk berbicara.
▪ Jika Anda tidak mengerti, minta mereka untuk menjelaskan kata tersebut,
gunakan kata lain, ucapkan atau tulis huruf pertama, arahkan selanjutnya, atau
jelaskan konteks penggunaannya.
▪ Jika lansia tersebut dapat menulis, mintalah mereka untuk menulis kata tersebut
atau gunakan papan kata untuk mengeja kata tersebut.
Strategi Komunikasi terhadap lansia dengan Gangguan
Penglihatan
▪ Panggil lansia dengan lembut saat memasuki ruangan dan kenali diri Anda dan
siapa pun yang bersama Anda di ruangan itu.
▪ Berdiri/ duduk di tempat lansia dapat melihat Anda
▪ Minimalkan gangguan.
▪ Jelaskan lingkungan di mana Anda berada dalam kaitannya dengan lansia tersebut.
▪ Jelaskan apa yang Anda lakukan, terutama ketika Anda bergerak dan menciptakan
suara di dalam ruangan (misalnya, menyimpan perlengkapan rias di lemari,
menyiapkan peralatan untukmengambil darah, dll).
▪ Pastikan untuk tidak memindahkan benda yang sering digunakan.
▪ Peringatkan lansia ketika Anda akan menyentuhnya
▪ Komunikasi lisan dengan sentuhan lebih penting daripada gerakan nonverbal yang
tidak dapat mereka lihat; menggunakan nada suara yang sesuai.
Strategi Komunikasi terhadap lansia dengan Gangguan
Pendengaran

▪ Berdiri berhadapan dan pertahankan kontak mata


▪ Jaga jarak yang disukai adalah 1-2 meter
▪ Saat berbicara, hadapi lansia secara langsung sehingga lansia dapat melihat bibir dan ekspresi wajah Anda.
▪ Untuk mendapatkan perhatian lansia, sentuh dengan lembut, lambaikan tangan, atau gunakan tanda fisik lainnya.
▪ Simpan alat bantu spt alat bantu dengar, buku catatan, dan pena dalam jangkauan lansia
▪ Jika lansia menggunakan alat bantu dengar, periksa untuk memastikan apakah lansia memakainya dan apakah alat itu dihidupkan.
▪ Minimalkan kebisingan lingkungan (matikan radio atau TV dan tutup pintu untuk meminimalkan gangguan).
▪ Berbicara dengan jelas dengan suara bernada rendah; hindari berteriak atau melebih-lebihkan gerakan berbicara karena tidak akan
membantu.
▪ Gunakan kalimat pendek
▪ Hindari mengunyah, makan, atau merokok saat Anda berbicara; lansia akan sulit memahami
▪ Jauhkan benda-benda (misalnya, syal, tangan) dari wajah Anda saat berbicara
▪ Biarkan individu tersebut terlibat dalam pengambilan keputusan—jangan berasumsi
▪ Sediakan waktu bagi lansia untuk berbicara. Ajukan pertanyaan untuk memperjelas pesan; jika perlu, mintalah lansia tersebut menulis
tanggapannya
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai