Anda di halaman 1dari 9

Komunikasi Terapeutik pada Lansia

Pendahuluan
2. Komunikasi
• Mengurangi ketidakpastian
• Mendapat informasi
• Menguatkan keyakinan
• Mengungkapkan perasaan
1. Masalah
• Kurang menguasai teknik komunikasi
• Adanya pandangan apriori
• Kurang menguasai teknik komunikasi
• Adanya pandangan apriori
• Emosi & suasana otoriter
• Egosentris
• Situasional: lingkungan
3. Perawat
Keterampilan komunikasi verbal & non verbal.
4. Lansia
• Perubahan fungsi fisiologis, psikologis, sosial, spiritual.
Lansia
Klasifikasi rentang usia lansia berdasarkan WHO:
• Usia pertengahan (middle age), kelompk usia 45-59 tahun.
• Usia lanjut (elderly), kelompok usia antara 60-70 tahun.
• Usia lanjut usia (old), kelompok usia antara 75-90 tahun.
• Usia tua (very old), kelompok usia > 90 tahun.
Perubahan = Adaptasi
Kognitif
Tingkat intelegensia, memori, kemampuan belajar, konsentrasi, motivasi
Emosi
Penolakan terhadap perubahan.
Fisik
Neurologis & sensoris (visual, pendengaran, etc)
Gangguan
Penerimaan & interpretasi informasi & komunikasi
“Lansia memiliki pengetahuan, pengalaman, sikap, dan ketrampilanyang menetap dan sukar untuk dirubah
dalam waktu singkat.”

PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK: LANSIA


1. Penyampaian langsung
Tanpa perantara, komunikasi timbal balik, kesinambungan, dinamis
2. Psychosocial development
Integrity vs Despair Wisdom (Virtue Value)
3. Memahami perubahan
Pengetahuan perawat ttg perubahan di semua aspek lansia.
4. Pendekatan khusus
Tidak mudah mengubah pengetahuan/ keyakinan lansia
5. Pengetahuan & sikap khas lansia
Perasaan, pikiran, kerja sama, kesempatan berbicara
6. Respect, trust, openness
Pendekatan Komunikasi Terapeutik: Lansia
1. Fisik
• Menyediakan informasi ttg kesehatan, kebutuhan lansia.
2. Psikologis
• Bersifat abstrak & mengarah pada perubahan perilaku waktu lama.
• Perawat : konselor, advokat, support system mendengarkan keluhan/cerita lansia.
3. Sosial
• Keterampilan interaksi di lingkungan
• Mengadakan sidkusi, tukar pikiran, bercerita, bermain, kegiatan kelompok.
4. Spiritual
• Kepuasan batin, khususnya saat sakit/ mendekati kematian.
• Fasilitasi kebutuhan spiritual lansia.
“Memberi motivasi dan memberdayakan pengetahuan/ pengalaman dan sikap yang sudahdimiliki adalah hal
yang pentinguntuk melakukan komunikasidengan lansia”

Teknik Suportif
”Saya yakin bapak/ibu lebihberpengalaman dari saya, untuk itu kami yakin bapak/ibu mampu
melaksanakan......... dan bila diperlukan kami siap membantu”
TEKNIK KOMUNIKASI
1. Sabar dan Ikhlas
Regresi sikap sabar dan menerima/ memahami perubahan tsb. (X) jengkel, marah dampak tidak terapeutik &
solutif.
2. Klarifikasi
Perubahan komunikasi tidak berjalan lancar. Ajukan pertanyaan ulang & beri penjelasan lebih dari 1x. Ex:
”Bapak/ibu bisa menerima apa yang saya sampaikan tadi? Bisa minta tolong bapak/ibu untuk menjelaskan
kembali apa yang saya sampaikan tadi?”.
Terapeutik Komunikasi di Masa Remaja
Strategi Pelaksanaan
1Komunikasi terbuka
“Bagaimana sekolahmu hari ini?; “Apa yang membuatmu senang hari ini di sekolah ?”
2Komunikasi dua arah
Perawat/Orang tua bergantian berbicara & mendengarkan, tidak mendominasi.
3Mendengar aktif Memahami & menghargai pendapat remaja. Terima & refleksikan emosi yang ditunjukkan
oleh remaja: “Saya tahu kamu merasa kesal karena diejek seperti itu
”.4 Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja Jika sedang tidak bisa, katakan dengan
jujur. Hindari: tidak fokus % memutus komunikasi. “Maaf Ira, hari ini Ners Kamila tidak bisa untuk menemani
Ira mengobrol, bagaimana kalau kita jadwalkan besok pagi ?”
5 Jangan memaksa untuk mengungkapkan sesuatu yang rahasia. Menyebabkan ketidaknyamanan dan
keengganan untuk berkomunikasi.
6 Sampaikan jika ada perilaku remaja yang kurang tepat.Jangan memarahi/membentak. Ex: “Saya merasa sangat
khawatir jika kamu masih merokok. Merokok akan berdampak buruk untuk kesehatan kamu”.
7 Dorong untuk mengatakan hal positif yang dimiliki.“Aku sedang berusaha menguasai Matematika” vs “Aku
payah dalam [elajaran Matematika”
8Perhatikan bahasa tubuh remaja
Memahami emosi remaja. Jika tidak yakin klarifikasi, refleksi, validasi
9 Hindari sindiran, meremehkan, ceramah panjang Berikan pujian jika remaja telah melakukan hal baik.
Komunikasi Terapeutik pada Anak
Rentang Usia Anak ?
Periode Usia Perkembangan (Hockenberry, Wilson, & Rodgers, 2017)
1. Masa bayi
Neonatus (lahir sampai 27/28 hari)
Masa bayi (1 hingga sekitar 12m)
2. Anak usia dini
Prasekolah (3-6th)
Balita (1-3 tahun)
3. Masa Kecil Tengah
6 hingga 11/12 tahun
4. Pertemuan berikutnya:
Anak Usia Lanjut (11-19 tahun)
pengantar
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi
dengan stres, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain
(Northouse & Northouse, 2007).
1. Komunikasi
Sejak dalam kandungan –lansia. Inti dimensi kehidupan sosial manusia dari hubungan antar manusia.
2. Cara komunikasi
Janin: pergerakan teratur, tendangan. Orang tua/saudara: komunikasi verbal, sentuhan, dll.
3. Tujuan
Membina hubungan dan stimulasi komunikasi sejak dini.
4. Komunikator >< Komunikan
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak >< menggunakan bahsa/isyarat yang dipahami orang
dewasa/ simbol.
Bentuk Komunikasi Pada Anak
1. Prapidato
Tangisan, Ocehan, Celotehan, Isyarat, Ungkapan emosional
2. Pidato
Mengucapkan kata, menyusun menjadi kalimat, menggunakan bahasa sederhana
Bentuk Komunikasi Pada Anak: Prespeech
1. Menangis
Pesan dari bayi kepada orang dewasa. Usia >6 bulan frekuensi menurun.
2. Ocehan ( bersuara)
Bunyi eksplosif awal karena adanya perubahan gerakan suara. Muncul di awal kehidupan. Ex: Menguap,
bersin, merengek, menjerit.
3. Celotehan (Bablbing)
Ocehan ÿ Celotehan. Usia 2-8 bulan. Indokator mekanisme perkembangan otot saraf bayi.
Nilai celotehan:
• Dasar perkembangan gerakan bicara • Mempercepat keterampilan bicara • Mendorrong keinginan
berkomunikasi ÿ bagian dari kelompok sosial.
4. Sinyal
Gerakan anggota badan yg berfungsi sbg pengganti atau pelengkap bicara
5. Jangan emosional
Perubahan ekspresi wajah & gerakan tubuh.
Berkomunikasi dengan Keluarga
Berkomunikasi dengan Orangtua
Hubungan perawat dengan anak sering dimediasi oleh orang tua, terutama dengan anak yang lebih kecil.
Anak-anak cukup dewasa untuk menjadi peserta aktif dalam perawatan kesehatan mereka sendiri, orang tua
menjadi kolaborator.
Informasi: observasi langsung-komunikasi dengan orang tua.
Blokir ke Komunikasi
Hambatan komunikasi (Perawat)
• Bersosialisasi
• Memberikan nasihat yang tidak dibatasi dan terkadang tidak diminta • Menawarkan terlalu dini atau tidak
pantas
kepastian
• Memberikan dorongan yang berlebihan • Mempertahankan situasi atau opini • Menggunakan komentar
stereotip atau klise • Membatasi ekspresi emosi dengan mengajukan pertanyaan terarah dan tertutup •
Menginterupsi dan menyelesaikan kalimat orang tersebut
• Berbicara lebih banyak daripada orang yang diwawancarai • Membentuk kesimpulan berprasangka • Sengaja
mengubah fokus
Tanda Overload Informasi (Pasien)
• Mata lebar dan ekspresi wajah tetap • Mencoba menjauh • Kebiasaan gugup (mis. menepuk, memainkan
rambut) • Tiba-tiba menyela (mis. meminta pergi ke kamar mandi) • Melihat sekeliling • Menguap, mata terkulai
• Sering melihat ke arah jam tangan atau jam • Mencoba mengubah topik pembicaraan
Berkomunikasi dengan Anak
• Dalam komunikasi dengan anak-anak dari segala usia, komponen nonverbal dari proses komunikasi
menyampaikan pesan yang paling signifikan.
Sulit untuk menyamarkan perasaan, sikap, dan kecemasan saat berhubungan dengan anak ÿ waspada terhadap
lingkungan sekitar dan melekatkan makna pada setiap isyarat dan gerak yang dilakukan; ini terutama berlaku
untuk anak-anak yang masih sangat kecil.
• Upaya aktif untuk berteman dengan anak sebelum mereka memiliki kesempatan untuk mengevaluasi orang
yang tidak dikenal cenderung meningkatkan kecemasan mereka ÿ terus berbicara dengan orang tua tetapi tidak
melibatkan anak secara langsung ÿ membiarkan anak mengamati dari posisi yang aman.
Jika anak memiliki mainan atau boneka khusus, “bicaralah” dengan boneka itu terlebih dahulu.Ajukan
pertanyaan sederhana, seperti"Apakah boneka beruangmu punya nama?" untuk memudahkan berbicara. anak

Anda mungkin juga menyukai