Anda di halaman 1dari 38

MENYUSUN

AKTIVITAS HARIAN
ABK DI RUMAH
Arum Widinugraheni,M.Psi.,Psikolog
Arum Widingraheni, M.Psi., Psikolog Klinis

Psikolog Klinis RSJ PROF DR SOEROJO

Psikolog Klinis RS HARAPAN

Narasumber
untuk berbagai seminar, pelatihan, dan media massa

Penulis Buku
Terminologi, dengan banyak definisi:

“ABK" adalah sebuah istilah relatif baru


di Indonesia yang meliputi serangkaian
permasalahan tumbuh kembang anak

Mulai dari mental retardasi ringan – berat,


ketidakmampuan-gangguan belajar;
makanan- penyakit terminal, atau serangan
panik sesaat- gangguan psikiatrik yang serius.
Anak “Berkebutuhan Khusus"?
Banyak pemahaman dan de6inisi

kesulitan belajar yang ringan  mental retardasi


berat. alergi makanan tertentu  menderita sakit parah
developmental delay  gangguan perkembangangan yang relatif
menetap / menetap
serangan panik yang mendadak, masalah emosi temporer 
masalah psikiatrik serius, dll
 Sebenarnya memiliki ragam perasaan
seperti anak normal
 Keterbatasan dalam mengenali dan
memahami emosi sendiri atau orang lain
 Ekspresi emosi seringkali tidak sesuai.
 Ekspresi emosi bisa tertunda,
dalam situasi yang tidak tepat.
 Manifestasinya sangat individual
 Dibutuhkan kepekaan dan kedekatan
dengan anak untuk mengenali emosinya. EMOSI AB
Reaksi yangumum terjadi ketika
Ortu memahami kekurangan
anaknya
 Penyangkalan  Kebingungan

 Kemarahan  Ketidakberdayaan
 Ketakutan  Kekecewaan

 Rasa bersalah  Penolakan


 Tetapi,
sebenarnya tidak
jarang
ditemukan bahwa
suatu kekurangan
sebenarnya disertai
dengan “kekuatan”
atau “kelebihan “ yang
tak terduga.
Aspek Dasar Perkembangan Anak :

• Perkembangan emosi
• Perkembangan kognitif
• Perkembangan motorik (kasar dan halus )
• Perkembangan sosial
• Perkembangan bahasa
Perkembangan Optimal
Perkembangan yang optimal terjadi
apabila potensi yang ada pada diri anak
dapat dikembangkan dan dibina sehingga
tercapai suatu kemampuan tertinggi yang
dapat dicapai sesuai dengan taraf,
ragam potensi dan usia masing-­‐masing
individu.
Anak adalah individu yang unik
Bukan orang dewasa dalam bentuk kecil
Yang penting adalah proses, bukan hasil akhir, karena anak
masih dalam tahap berkembang dan belajar
Hargai segala bentuk usaha anak, kekeliruan/masalah
adalah hal yang biasa terjadi
 Hindari kontrol yang ketat
 Hargai usaha anak, bukan hasil akhir
 Toleransi terhadap sesuatu yang “ diluar kebiasaan “
 Menyediakan iklim penuh penerimaan, dorong “eksplorasi”
 Menawarkan sesuatu tetapi tidak menekan
 Biasakan membuat “perencanaan” dan “memecahkan suatu
masalah”
 Kebersamaan kreatif dalam keluarga
Anak menerima stimulasi dari lingkungan melalui indera dan dipahami,
diendapkan, diucapkan / dilakukan
diulang kembali menjadi kebiasaan (Pola Pikir & Perilaku)

NGKUNGA Rasa
NI N P U Pemahama Pola Pikir &
T Anak n Emosi Perilaku
DER
Kognitif
A
Motorik
Sosial
Bahasa

LONGITUDINA
L
 Lingkungan fisik
 Lingkungan psikis
 Lingkungan sosial
 Lingkungan
spiritual
Stimulasi yang dibutuhkan oleh
anak :
Stimulasi Kognitif

Stimulasi Emosi

Stimulasi Motorik

Stimulasi Bahasa

Stimulasi Sosial
Stimulasi,… dimana ??
 Di sekolah ??
 Di rumah ??
 Di masyarakat ??
F.W Frobel & Montesori :

Pentingnya bermain
Bermain sambil belajar
Belajar sambil
bermain

Konvensi Hak Anak


( PBB, 1989 )
Zone of Proximal Development
( Teori Vygotsky )

Anak membutuhkan pendampingan dari orang dewasa


atau sebayanya yang lebih mampu

Bimbingan yang suportif bagaikan tangga untuk anak


dalam mencapai kemampuan yang lebih tinggi
Arus globalisasi ??
Tuntutan ekonomi
Budaya instan
Kesibukan orang tua
Tuntutan berprestasi
tinggi ??
Terapis, pendidik dan orang tua adalah orang-orang terpilih
Penting
- Interaksi orang tua – anak : kontak mata, kehangatan,
ketergantungan, saling bersentuhan
- Komunikasi nonverbal : tatapan mata, intonasi, bahasa tubuh,
penggunaan dan penekanan kata, gaya bahasa, pola interaksi, pola
bermain, pola menghadapi masalah,
Perhatikan usia anak
Pahami perasaan anak
Suasana / atmosphere
Tempat yang tenang, menyenangkan dan menenangkan
Arti dan peran stimulus, permainan
Kooperatif
Acuh tak acuh, masa bodoh, terpaksa  banyak berkata tidak
tahu atau lupa
Tidak memperhatikan,gelisah,bergerak menjauh atau
mendekat, anak takut?

Merasa bahwa dia bermasalah.


 Mencegah selalu lebih baik dari pada mengubah
 Bersikap tenang
 Tidak terburu buru
 Mencoba untuk berpikr dan merasakan seperti
anak
 Gunakan kehangatan dan hadiah
Rules -­‐ Aturan yang jelas

Be Clear, Concrete and Consistent – Jelas,


konkret dan konsisiten

Structured and Predictable – terstruktur dan


dapat diperkirakan oleh anak

Warm and Enjoyable – hangat dan


menyenangkan

Firm but Gentle – Tegas namun


lembut
Bermain sebagai sebuah pendekatan
 Simbolisasi dari berbagai aspek kehidupan
 Merefleksikan dan mengekspresikan konflik pada kehidupan nyata
 Sesuai dengan dunia anak
 Menyenangkan
Bermain,… adalah bermain, tidak memberikan
konsultasi atau menasehati,.. Tapi dapat membawa
pada suatu perubahan.
Enter into children’s play and you will
find he place where their minds, hearts, and
ouls meet.”
Virginia Axline-
Pendekatan dengan Bermain

1. Membantu anak menyadari perasaannya


2. Membuat anak merasa nyaman dalam proses eksplorasi.
3. Membantu anak mengekpresikan dan menata perasannya
4. Membantu anak menghilangkan atau meminimalkan trauma atau
perasaan negatif
5. Meningkatkan kemampuan kontrol diri anak, konsep diri dan
efikasi diri.
6. Media belajar dan berlatih untuk mengontrol diri dan
mengembangkan perilaku alternatif.
7. Membantu anak untuk menjalin hubungan yang positif dan penuh
kepercayaan dengan orang dewasa
5 tahap dalam pendekatan melalui bermain
 Relating (berhubungan)
 Releasing (melegakan)
 Re-­‐creating (menciptakan kembali)
 Re-­‐experiencing (mengalami kembali)
 Resolving (memecahkan)
Bentuk Permainan
 Manipulative Play

 Explorative Play

 Functional Play

 Symbolic Play
ng “Perlu” dan “Jangan” dilakukan

erlu
Siapkan arena bermain.
Biarkan anak memulai dan mengarahkan permainan.
Amati dan ikuti perilaku anak  sesuaikan dengan tujuan terapi.
Beri penghargaan/ pujian pada usaha dan apa yang dicapai oleh anak
Aktif secara verbal dan berekspresi yang tepat
ang “Perlu” dan “Jangan” dilakukan
Jangan
 Mengkritik perilaku anak dan menilai
anak.
 Menginterupsi ditengah-­‐tengah
proses.
 Terlalu banyak mengomentari.
 Memulai/ mengganti
permainan baru.
 Pasif atau diam.

Anda mungkin juga menyukai