Anda di halaman 1dari 46

PSIKOLOGI ANAK:

PERUBAHAN PERAN ORANGTUA DALAM PROSES PENGASUHAN

Peran orangtua dalam pengasuhan dan psikologi anak kerap mengalami

perubahan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan psikologi

anak. Itulah sebabnya, orangtua diharapkan mampu memahami tugas tugas perkembangan psikologi
anak dalam setiap tahap tumbuh

kembangnya, Untuk menciptakan kondisi psikologi anak yang cerdas,

orangtua terlebih dahulu harus memahami apa yang dimaksud dengan

kecerdasan dan kemudian memahami perkembangan kognitif pada anak.

Sehingga orangtua, khususnya Ayah, juga dapat diharapkan menjadi

fasilitator perkembangan psikologi anak. Menurut pakar psikologi anak

perkembangan terkenal asal Swiss, Jean Piaget, dalam psikologi anak, si

kecil perlu melakukan aksi tertentu atas lingkungannya untuk dapat

mengembangkan cara pandang yang kompleks dan cerdas atas setiap

pengalamannya sehingga psikologi anak semakin bertumbuh dengan

baik. Sudah menjadi tugas orangtua untuk memberi anak pengalaman

yang dIbutuhkannya agar mereka bisa mengembangkan kecerdasan,

terutama perkembangan psikologi anak.

PERAN AYAH DAN IBU YANG BERBEDA DALAM PENGASUHAN

PENGARUHI PSIKOLOGI ANAK?

Berbicara tentang psikologi anak peran jenis kelamin turut memengaruhi

pola pengasuhan. Pertanyaannya kemudian adalah, apakah Ayah dan Ibu

memiliki peran-peran yang berbeda dalam pengasuhan dalam kaitannya

dengan perkembangan psikologi anak?

Secara umum, Ayah dan Ibu memilki peran yang sama dalam

pengasuhan dan psikologi anak seperti yang sudah dibahas sebelumnya,

dalam subjudul ”peran orangtua”. Namun ada sedikit perbedaan

sentuhan dari apa yang ditampilkan oleh Ayah dan Ibu bagi

perkembangan psikologi anak lebih lanjut.


1
Peran Ayah Bagi Psikologi Anak

Peran Ibu Bagi Psikologi Anak

Psikologi anak tumbuh ditandai

dengan timbulnya perasaan

percaya diri dan kompeten pada

anak melalui kegiatan bermain

yang lebih keras dan melibatkan

fisik baik di dalam maupun di

luar ruang.

Psikologi anak tumbuh ditandai

dengan timbulnya perasaan

mencintai dan mengasihi pada

anak melalui interaksi yang

jauh lebih melibatkan sentuhan

fisik dan kasih sayang.

Psikologi anak ditumbuhkan

dengan

menumbuhkan

kebutuhan akan hasrat berprestasi

pada anak melalui kegiatan

mengenalkan anak tentang berbagai jenis pekerjaan dan

berbagai kisah tentang cita-cita.

Psikologi anak ditumbuhkan


dengan menumbuhkan kemampuan berbahasa pada anak

melalui kegiatan-2 ber-cerita

dan mendongeng, serta melalui

kegiatan yang lebih intim, yakni

berbicara pada anak.

Mengajarkan tentang peran

jenis kelamin laki-laki, tentang

bagaimana harus bertindak

sebagai laki-laki, dan apa yang

diharapkan oleh lingkungan

sosial dari laki-laki untuk

perkembangan psikologi anak.

Mengajarkan ttg peran jenis

kelamin perempuan, bagaimana

harus bertindak sebagai perem

puan, dan apa yang diharapkan

oleh lingkungan sosial dari

seorang

perempuan

untuk

perkembangan psikologi anak.

A. Anak Cerdas Seperti Einstein; Penerapan Dalam Psikologi Anak

Hingga saat ini, sulit untuk menguraikan apa yang dimaksud dengan

kecerdasan karena termnya begitu kompleks. Kecerdasan tak sebatas

hanya kecerdasan di sekolah yang terukur dari kemampuan anak dalam


2
belajar membaca, berhitung, atau menggambar. Lebih dari itu.

Kecerdasan adalah kemampuan berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi,

yang mencakup; pembentukan konsep, pemecahan masalah, kreativitas,

memori, persepsi, dan masih banyak lagi.

Ada sejumlah kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir yang

menggambarkan kecerdasan psikologi anak, antara lain: kemampuan

untuk mengelompokkan pola, kemampuan memodifikasi perilaku agar

lebih adaptif, kemampuan melakukan penalaran deduktif, kemampuan

melakukan penalaran induktif, kemampuan mengembangkan konsep, dan

kemampuan untuk memahami atau melihat keterkaitan pada sejumlah

informasi. Semuanya ini sangat berguna untuk membangun psikologi

anak yang semakin baik sesuai tumbuh kembangnya.

Dalam perkembangan psikologi anak, salah satu kemampuan yang

sangat dikenal luas oleh orangtua adalah kemampuan melakukan

penalaran berpikir secara matematis, seperti yang dimiliki oleh Albert

Einstein. Kecerdasan psikologi anak pada area ini dipercaya dapat

mewakili kecerdasan psikologi anak pada area yang lain.

Mengembangkan kecerdasan psikologi anak dalam melakukan

kemampuan berpkir logis akan meningkatkan kecerdasan psikologi anak

secara umum, meski sesungguhnya orangtua dapat mengembangkan

berbagai kemampuan logika berpikir lain yang ada anak, seperti logika

berpikir dalam menganalisis masalah dalam sebuah cerita, dalam sebuah

gambar atau balok, dalam sebuah gerakan tari atau senam, dalam

sebuah irama lagu, dan masih banyak lagi.

Kecerdasan psikologi anak merupakan kemampuan berpikir yang lebih

advance. Untuk dapat meningkatkan kecerdasan psikologi anak, Ayah

pun perlu turut belajar memahami tahap perkembangan psikologi anak

dan kemampuan berpikir pada setiap tahap usia anak.


B. Psikologi Anak Dan Peran Ayah Agar Anak Secerdas Einstein

Setiap orangtua memiliki peranan yang besar bagi anak terutama bagi

psikologi anak. Selama ini yang diketahui orangtua pada umumnya

3
adalah peran mereka sebatas membesarkan dan melindungi anak agar

kelak menjadi individu yang mandiri dan kompeten. Namun seperti apa

proses membesarkan anak terutama perkembangan psikologi anak,

kerap menjadi tanda tanya.

Maklum, setiap orangtua membawa sejumlah kualitas-kualitas pribadi dan

berbagai kebutuhan yang kompleks dalam peranannya sebagai orangtua

dalam membangun psikologi anak. Sama halnya seperti anak, orangtua

juga memiliki jenis kelamin dan temperamen yang berbeda, sehingga

turut memberikan cara-cara yang berbeda dalam pengasuhan yang

secara tidak langsung berpengaruh pada psikologi anak.

Hal lain yang mempengaruhi psikologi anak, orangtua turut membawa

pengalaman masa lalunya terdahulu saat diasuh oleh orangtuanya di

masa kecil dan sejumlah nilai-nilai budaya yang membentuk apa yang

mereka lakukan saat ini. Selain itu, orangtua juga memiliki pola-pola

kehidupan sosial yang dapat mempengaruhi psikologi anak seperti,

hubungan bersama pasangan, keluarga besar, dan dunia kerja.

Oleh karena itu, orangtua perlu melakukan sejumlah penyesuaian agar

sejumlah kualitas-kualitas pribadi yang mereka bawa ke dalam

pengasuhan anak, mampu memenuhi sejumlah kebutuhan-kebutuhan

psikologi anak. Dengan berkembangnya psikologi anak, akan terpenuhi

berbagai tuntutan perkembangannya, baik secara fisik dan motorik,

kognitif alias kemampuan berpikir dan kecerdasan, kebutuhan emosi dan

sosial, hingga kebutuhan akan berbagai nilai dan norma.

STATUS PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK, PERAN AYAH DALAM

PENGEMBANGAN DAN PENGARUHNYA PADA PSIKOLOGI ANAK

Jean Piaget merumuskan tentang tahap perkembangan kemampuan

kognitif pada anak. Menurutnya, kemampuan berpikir pada anak berubah


untuk setiap tahap tumbuh kembang dan memiliki penekanan pada

kemampuan tertentu.

4
Usia

SensoriMotor 0-2 th

Tahap

berefleks

Perilaku

Anak memersepsi dan bertindak

Melatih refleks yang sudah ada, misalnya:

menghisap

0-1 bln

Mengulang tindakan. Misalnya:membuka dan

menutup tangan

Tahap reaksi

Menggunakan dua penginderaan

1-4 bln

primer

Misalnya:lihat dan dengar

sekaligus.

Mengulang tindakan untuk melihat perubahan

Tahap reaksi

4-8 bln lingkungan.

Misalnya:

menendang
mainan

Sekunder

gantung untuk melihatnya bergerak menjauh

8-12

bulan

Memberikan

respon

untuk

menyelesaikan

masalah. Misalnya: memindahkan penutup untuk

mengambil mainan

12Tahap reaksi

18

tertier

bulan

Tertarik pada karakter sebuah mainan untuk

melihat bagimana mainan bisa berfungsi. Bayi

sudah bisa meniru lebih akurat.

Awal berpikir 18-24

Anak mulai mengunakan bahasa dan simbol

Periode Preopreational
Anak mulai menghadirkan obyek atau orang

dengan menggunakan simbol (misalnya: bahasa)

Tahap

koordinasi

2-7 th

5
2-4 th

Menghadirkan setiap pengalamannya secara

mental dengan menggunakan bahasa, lebih

imajinatif dalam bermain.

Tahap intuisi 4-7 th

Mulai merespon secara intuitif namun lebih

menaruh perhatian pada tampilan sebuah obyek,

seperti gelas yang lebih tinggi akan menyimpan

air lebih banyak daripada gelas yang pendek

Tahap prekonseptual

Berdasarkan status perkembangan kognitif anak seperti yang diuraikan di

atas, Ayah dapat menyelami kemampuan seperti apa yang sedang

berkembang pada anaknya di usia tertentu. Sehingga Ayah dapat

menentukan permainan dan kegiatan seperti apa yang dapat merangsang

perkembangan kemampuan berpikir anak agar kecerdasannya optimal.

Berdasarkan status perkembangan kognitif anak seperti yang diuraikan di

atas, Ayah dapat menyelami kemampuan psikologi anak seperti apa yang

sedang berkembang pada anaknya di usia tertentu. Sehingga Ayah dapat

menentukan permainan dan kegiatan seperti apa yang dapat merangsang

perkembangan psikologi anak dan kemampuan berpikir anak agar

kecerdasannya optimal.

CARA MENGEMBANGKAN SIKAP POSITIF PADA ANAK YANG

DILANSIR BOLDSKY
Sebagai orangtua, kita perlu mendidik anak secara baik agar tumbuh

menjadi aktif, cerdas, dan memiliki masa depan cemerlang. Karena itu,

Anda perlu simak pemaparan berikut ini guna membantu anak agar lebih

aktif, penuh perhatian, bertanggung jawab, dan lebih terorganisir.

1. Mintalah bantuan kepadanya

Sesekali, Anda perlu memberi kesempatan kepada anak untuk membantu

atau membiarkan dia membereskan mainannya sendiri. Hal ini dapat

meningkatkan rasa tanggung jawab pada diri anak.

6
2. Ajak anak fokus pada satu hal

Ketika minta anak untuk membereskan mainan yang berantakan, Anda

perlu mematikan televisi terlebih dulu. Hal ini bermanfaat membuat anak

fokus pada satu pekerjaan.

3. Disiplin pada kebersihan

Anda perlu mengajak anak menyikat gigi dua kali dalam satu hari. Anda

harus melakukan hal ini secara rutin agar kelak anak terbiasa.

4. Bermain bersama anak

Anda bisa mengisi hari libur dengan bermain bersama anak. Selain

bermain, Anda juga bisa mengajak anak untuk olahraga bersama.

5. Hindari keluhan dan amarah

Sebagai orangtua, Anda perlu bersikap lebih tegas kepada anak. Selain

itu, jadilah orangtua yang menyenangkan agar anak mau mendengarkan

nasihat Anda.

Sekedar tambahan, cara membangun sikap positif pada diri anak adalah

dengan menghargai anak itu sebagai seorang pribadi. Cara ini dapat

memperkuat tingkah lakunya yang baik. Anak-anak memerlukan lebih

banyak dorongan untuk melakukan perbuatan positif, bukan kritikan

terhadap perbuatan yang negatif. Anak-anak perlu ditolong supaya tahu

apa yang benar, jika melakukan kesalahan (kenakalan anak) kita

tunjukkan bagaimana seharusnya yang benar untuk dilakukan. Pujian dan

dukungan semangat sangat efektif dalam mendorong anak- anak untuk

melakukan apa yang benar.

KREATIFITAS

Sebagai orang tua kadang jengkel dan kesal dengan kenakalan anak.

Sebenarnya kenakalan anak itu sendiri sedikit banyak merupakan efek

dari proses pembelajaran anak wujud dari kepribadian dan kreatifitas

anak. Artikel ini saya kutip dari situs KPAI.go.id, berikut kutipannya
LASKAR PELANGI, Seru! Film ini tidak mengajak penonton untuk

menangisi kemiskinan. Sebaliknya, mengajak kita untuk memandang

kemiskinan dengan cara lain. Tepatnya melihat sisi lain dari kondisi

kekurangan yang mampu melahirkan kreativitas-kreativitas tak terduga.

7
Keterbatasan-keterbatasan yang dialami nyatanya menumbuhkan

anggota Laskar Pelangi menjadi karakter-karakter yang unik.

Kenakalan-kenakalan kecil bercampur dengan kepolosan yang cerdas,

menghadirkan satu adonan menakjubkan tentang bagaimana masa kecil

dipersepsi dan dijalani oleh anak-anak yang luar biasa ini. Mereka

menjadi luar biasa karena hidup dalam keterbatasan, luar biasa karena

dibesarkan dengan idealisme pendidikan yang terasa naif di jaman

sekarang, sekaligus luar biasa karena garis nasib menuntun mereka

menjadi sosok-sosok yang tidak pernah terduga oleh siapapun.

Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat

primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah

pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang

masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya.

Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional

sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka

dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya.

Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode kritik yang berarti

bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan harmonis maka

akan timbul gejala-gejala yang menunjukkan misalnya keterlambatan,

ketegangan, kesulitan penyesuaian diri kepribadian yang terganggu

bahkan menjadi gagal sama sekali dalam tugas sebagai makhluk sosial

untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik

untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya.

Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi

menepati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu

keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi

kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap

kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan
memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada

anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan

8
suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak

terperosok atau tersesat jalannya.

Keluarga mempunyai peranan di dalam pertumbuhan dan

perkembangan pribadi seorang anak. Sebab keluarga merupakan

lingkungan pertama dari tempat kehadirannya dan mempunyai fungsi

untuk menerima, merawat dan mendidik seorang anak. Jelaslah keluarga

menjadi tempat pendidikan pertama yang dibutuhkan seorang anak. Dan

cara bagaimana pendidikan itu diberikan akan menentukan. Sebab

pendidikan itu pula pada prinsipnya adalah untuk meletakkan dasar dan

arah bagi seorang anak.

Pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan

pribadi anak tersebut. Anak itu menjadi seorang yang mandiri, penuh

tangung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama

manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya. Sebaliknya pendidikan

yang salah dapat membawa akibat yang tidak baik bagi perkembangan

pribadi anak. Salah satu pendidikan yang salah adalah

memanjakan anak.

A. Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Orang Tua Memanjakan

Anaknya Yaitu :

1. Orang tua anak tersebut dimanjakan oleh orang tuanya pula sehingga

pengalaman itu diwariskan kepada anaknya.

2. Orang tua mempunyai konsep kebahagiaan yang kurang tepat.

Misalnya kebahagiaan diidentik dengan menyenangkan hati anakanaknya dengan menuruti semua
permintaan mereka dengan

memberi barang-barang lux, uang.

3. Sikap memanjakan dapat disebabkan juga karena orang tua dahulu

mempunyai pengalaman hidup yang pahit dan miskin sehingga


mereka ingin menghindari anak-anak mereka dari situasi yang serba

sulit.

4. Orang tua yang banyak kegiatan dan bisnis sehingga tidak mempunyai

waktu senggang yang cukup bagi anak-anaknya. Kegiatan overaktif ini

dapat menimbulkan rasa bersalah bagi orang tua tersebut sehingga

9
mereka menuruti semua permintaan atau memberikan barang-barang

berharga sebagai substitusi kasih sayang mereka.

5. Kecendrungan orang tua yang kadang-kadang membedakan anakanak mereka. Sikap membedakan
biasanya dilatarbelakangi oleh faktor

pandangan/kebudayaan tertentu misalnya rasa bangga terhadap anak

laki-laki. Keadilan orang tua yang tidak merata terhadap anak dapat

berupa perbedaan dalam pemberian fasilitas terhadap anak maupun

perbedaan kasih sayang. Bagi anak yang merasa diperlakukan tidak

adil dapat menyebabkan kekecewaan anak pada orang taunya dan

akan merasa iri hati dengan saudara kandungnya. Dalam hubungan ini

biasanya anak melakukan protes terhadap orang tuanya yang

diwujudkan dalam berbagai bentuk kenakalan.

Jelaslah bahwa kenakalan Anak sangat dipengaruhi oleh peranan

keluarga walaupun faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Faktor

keluarga sangatlah penting karena merupakan lingkungan pertama,

lingkungan primer. Apabila lingkungan keluarga tidak harmonis yaitu

menglami hal-hal yang telah disebutkan diatas seperti keluarga broken

home yang disebabkan perceraian, kebudayaan bisu, dan perang dingin

serta kesalahan pendidikan akan berpengaruh kepada anak yang dapat

menimbulkan kenakalan Anak. Bagaimanapun kenakalan Anak harus

dilakukan pengendalian karena apabila berkelanjutan akan

menyebabkan kerusakan pada kehidupannya pada masa yang akan

datang. Selain dari pihak keluarga pengendalian kenakalan Anak juga

harus dilakukan dari lingkungan Anak tersebut.

B. Peran Guru Dan Psikologi Penangkal Kenakalan Anak

Peran seorang Guru dalam membentuk kepribadian dan kreatifitas

Anak sangat berkaitan erat, setidaknya dalam hidupnya sejak dari taman

kanak-kanak hingga kuliah di Perguruan Tinggi, seorang anak akan

berhubungan langsung dengan para guru selama belasan bahkan


puluhan tahun lamanya. Jadi bagaimana mungkin peran seorang guru

tidak menjadi sesuatu hal yang mendapatkan prioritas lebih dari

masyarakat untuk dapat menangkal kenakalan Anak yang semakin hari

semakin meresahkan kita. Untuk menahan lajunya angka kasus-kasus

10
kenakalan Anak maka peran aktif para guru harus dioptimalkan.

setidaknya dalam kehidupannya setiap hari, seperempat atau

setengahnya (5 – 8 jam) waktu seorang Anak akan dihabiskannya

bersama dengan para gurunya di sekolah, bahkan ada dan bahkan

banyak keakraban antara Anak dan gurunya berlanjut positif sampai ke

luar lingkungan sekolah.

Seperti terjadi dalam tetralogi laskar pelangi, bagaimana perjuangan

seorang guru, hubungan sosialnya dengan para muridnya telah

membentuk para murid menjadi para anak tangguh, berbudi, dan

memiliki cita-cita tinggi, yang bahkan “kenakalan anak“ adalah sesuatu

hal yang bahkan tidak pernah terlintas dalam benak mereka,

“kenakalan anak” yang indah,“kenakalan anak” karena layaknya

mobilitas seorang anak, “Kenakalan anak“ karena tingginya kreativitas

seorang anak, “kenakalan anak” yang berdiri di atas jembatan yang

benar dan lurus, “kenakalan anak” yang terarah,“kenakalan

anak” yang tidak melampaui batas, “kenakalan anak” yang bahkan

telah menjadi inspirasi bagi ratusan juta anak lainnya, “kenakalan

anak” yang bukan “kenakalan anak“.

Kenakalan Anak merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik

seperti norma hukum maupun norma sosial. Menurut Paul Moedikdo, SH

kenakalan Anak adalah :

1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan

bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh

hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.

2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk

menimbulkan keonaran dalam masyarakat.

3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi

sosial.
C. Adapun Gejala-Gejala Yang Dapat Memperlihatkan Hal-Hal

Yang Mengarah Kepada Kenakalan Anak :

1. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak

tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan

kegoncangan emosi.

11
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di

rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab

biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada

mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari

kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.

3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka

mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari

permasalahannya. Anak seperti ini sering terbawa kepada

kegoncangan emosi.

4. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas

yang berbeda dengan ketakutan anal-anak normal.

5. Anak-anak yang suka berbohong.

6. Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di

sekolah atau di rumah.

7. Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak

baik terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.

8. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.

Kenakalan Anak dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa

kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukkan

diri sedangkan kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih

diabaikan. Akibatnya anak menjadi terlantar dalam kesendirian dan

kebisuannya. Ternyata perhatian orangtua dengan memberikan

kesenangan materiil belum mampu menyentuh kemanusiaan anak. Dialog

tidak dpt digantikan kedudukannya dgn benda mahal dan bagus. Menggantinya berarti melemparkan
anak ke dalam sekumpulan benda mati.

D. Pengendalian Terhadap Kenakalan Anak

Dalam mengatasi kenakalan Anak yang paling dominan mengendalikan

adalah dari keluarga, karena merupakan lingkungan yang paling pertama

ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak


orang tua kehendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu :

1. Sikap/cara yang bersifat preventif

Yaitu perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk

menjauhkan si anak daripada perbuatan buruk atau dari lingkungan

12
pergaulan yang buruk. Dalam hat sikap yang bersifat preventif, pihak

orang tua dapat memberikan/mengadakan tindakan sebagai berikut :

 menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.

 memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.

 pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.

 menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim

dalam satu ikatan keluarga.

Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :

 Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan

berguna.

 Penyaluran bakat si anak ke arab pekerjaan yang berguna dan

produktif, supaya kepribadian dan kreatifitas anak terasah.

 Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.

 Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.

2. Sikap/cara yang bersifat represif

Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan

sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak

seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut

serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah perlindungan anakanak. Selain itu pihak orang tua
terhadap anak yang bersangkutan dalam

perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :

 Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah

diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam

kenakalan anak.

 Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah

kenakalan yang menimpa anaknya.

 Meminta bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam

mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.

 Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari.


E. Cara Mengatasi Kenakalan Anak

Adapun berikut ini kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh orang tua atau

pendidik untuk mengembangkan kepribadian dan kretivitas anak dalam

mengatasi kenakalan anak, yaitu :

13
1. Bentuklah pengalaman belajar sesuai rasa ingin tahu alamiah anak,

dengan menghadapkan masalah-masalah yang relevan dengan

kebutuhan, tujuan dan minat anak.

2. Perkenenkanlah anak untuk ikut serta dalam menyusun dan

merencanakan kegiatan belajar.

3. Berikanlah pengalaman dari kehidupan nyata yang menuntut peran

serta secara aktif pada anak dan kembangkanlah kemampuan yang

perlu untuk itu.

4. Usahakan agar program belajar cukup luwes untuk mendorong siswa

atau anak didik melakukan penyelidikan, percobaan (eksperimental)

dan penemuan sendiri.

5. Bertindaklah lebih sebagai sumber belajar dari pada sebagai

penyampai informasi, serta jangan paksakan pengetahuan yang belum

siap diterima anak.

6. Dorong dan hargailah inisiatif dan rasa ingin tahu anak terhadap

sesuatu.

7. Biarkan anak belajar dari kesalahannya dan menerima akibatnya.

Tentu saja selama tidak berbahaya dan membahayakan.

8. Hendaklah tidak lupa menghargai/memuji usaha-usaha baik dari anak.

Penerapan cara-cara tersebut tentu saja akan dirasakan sangat penting,

apabila kita dapat memahami dunia anak yang diwujudkan oleh anak

melalui kenakalan anak pada dasarnya hanya untuk menunjukkan

kepribadian dan pengembangan kreativitas anak sebagai bentuk

perhatrian dan imajinasinya.

F. Keluarga Sebagai Wadah Pendidikan Pertama

Keluarga merupakan benih akal penyusunan kematangan individu dan

struktur kepribadian. Anak-anak mengikuti orang tua dan berbagai

kebiasaan dan perilaku dengan demikian keluarga adalah elemen


pendidikan lain yang paling nyata, tepat dan amat besar. Keluarga adalah

salah satu elemen pokok pembangunan entitas-entitas pendidikan,

menciptakan proses naturalisasi social, membentuk kepribadiankepribadian serta memberi berbagai


kebiasaan baik pada anak-anak yang

akan terus bertahan lama.

14
Keluarga memiliki damapak yang besar dalam pembentukan perilaku

individu serta pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anakanak karena melalui keluarga
anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai,

serta kecenderungan mereka.

Keluarga bertanggungjawab mendidik anak-anak dengan benar dalam

kriteria yang benar, jauh dari penyimpangan. Untuk itu dalam keluarga

memiliki sejumlah tugas dan tanggungjawab. Tugas dan kewajiban

keluarga adalah bertanggungjawab menyelamatkan faktor-faktor cinta

kasih serta kedamaian dalam rumah, menghilangkan kekerasan, keluarga

harus mengawasi proses-proses pendidikan, orang tua harus menerapkan

langkah-langkah sebagai tugas mereka.

Menurut Fuad Ihsan fungsi lembaga pendidikan keluarga, yaitu keluarga

merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak, pendidikan di

lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk

tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga akan tumbuh sikap

tolong menolong, tenggang rasa sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga

yang damai dan sejahtera, keluarga berperan dalam meletakkan dasar

pendidikan agama dan sosial. (Fuad Ihsan, 2001 : 18)

Orang tua harus bisa menciptakan suasana keluarga yang damai dan

tentram dan mencurahkan kasih sayang yang penuh terhadap anakanaknya, meluangkan waktunya
untuk sering berkumpul dengan

keluarga, mengawasi proses-proses pendidikan anak dan melakukan

tugas masing-masing ayah dan ibu.

Agar keluarga itu bisa dikatakan sehat dan bahagia, harus memiliki enam

skriteria yang amat penting bagi pertumbuhan seorang anak, yaitu

Kehidupan beragama dalam keluarga, mempunyai waktu untuk bersama,

mempunyai pola konsumsi yang baik bagi sesama anggota keluarga,

saling menghargai satu dengan yang lainnya, masing-masing anggota

merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai kelompok bila terjadi


sesuatu permasalahan dalam keluarga mampu menyelesaikan secara

positif konstruktif. (Dadang Hawari, 1997 : 215)

15
Dari beberapa paparan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa

pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena

pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan

keluarga dan dididik oleh orang tua. Sehingga pengalaman masa anakanak merupakan faktor yang
sangat penting bagi perkembangan

selanjutnya, keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan

menjadi wahana pendidikan moral bagi anak, membentuk anak sebagai

makhluk sosial, religius, untuk menciptakan kondisi yang dapat

menumbuh kembangkan inisiatif dan kreativitas anak.

G. Tips Mencegah Anak Dari Video Porno (Tips Untuk Orang Tua)

Peredaran video porno sangat berbahaya buat kesehatan akhlak

masyarakat. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sudah

33 anak diperkosa gara-gara video Ariel.Video porno tersebut telah

menimbulkan kejahatan perkosaan terhadap anak-anak usia 12-14 th

oleh para pelaku yang berusia sekitar 16-18 th. fenomena tersebut

merupakan salah satu penyakit Remaja dan Pornografi Internet.

Bagi orang tua, hal yang dikhawatirkan bagi anak-anaknya saat

mengakses internet adalah untuk mengakses hal-hal yang tidak benar,

seperti video atau gambar-gambar jorok. Apalagi belakangan ini sedang

ramai dibicarakan ttg video mirip artis terkenal tsb. Orang tua sebaiknya

aktif membentengi anaknya dari hal-hal yang tidak baik sejak dini.

H. Tips Mencegah Anak Dari Video Porno (Tips Untuk Orang Tua)

 Mengenalkan pendidikan seks kepada anak. Sekarang ini sudah

banyak buku tentang seks buat anak-anak yang penuh gambar,

seperti komik dan buku-buku yang lain. Dengan cara ini orang tua

dapat membentengi anak dari pengaruh pornografi, terutama ketika

lima anaknya mulai beranjak remaja.

 Orang tua sudah selayaknya memberikan pengertian bahwa

mengakses video atau gambar tidak pantas merupakan hal yang


dilarang oleh agama, apalagi melakukan sendiri perbuatan tersebut.

 Memberikan pengarahan bahwa melakukan perbuatan asulisa atau

berhubungan suami istri diluar nikah dapat mengakibatkan

16
penyebaran penyakin yang berbahaya seperti HIV atau aids, bahkan

merusak harga diri.

 Memberikan pengertian kepada anak untuk tidak mencontoh hal buruk

seperti yang pernah dilihat meskipun itu dilakukan oleh artis idolanya.

Mencontohlah hal yang baik, bukan mencontoh hal yang buruk.

 Sebaiknya orang tua juga membentengi anak dengan ilmu agama

yang kuat sejak dini.

Menurut psikolog sekaligus direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini,

orangtua dan lingkungan harus turut mengawasi supaya anak-anak tidak

mengakses konten pornografi. Salah satu cara yang harus dilakukan

ialah, membangun komunikasi dengan buah hatinya. Dengan membuka

dialog komunikasi dengan anak. Kalau anak sudah sempat melihat video

mesum, maka orangtua dan anak harus berdialog mencari

kesimpulannya. Yaitu dengan membahas apa sisi jeleknya, dan efeknya.

Kalau anak belum sempat menyaksikan konten pornografi, orangtua

harus memberikan edukasi tentang pornografi itu tidak bagus.

EMOSI

Sebagai seorang anak dewasa, orang tua menantikan tonggak penting

seperti belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masingmasing merupakan bagian dari
proses perkembangan fisik. Proses

pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan

tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya.

Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka

belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di

mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar

berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia,

sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.

A. Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini

1. Pengembangan Keterampilan
Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang.

Karena ini terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan

17
tindakan yang semakin kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik

muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua.

Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka

mengembangkan keterampilan-keterampilan pada tingkat normal.

Sebagaimana disebutkan di atas, harga mungkin agak berbeda. Namun,

hampir semua anak-anak.

Ada dua jenis keterampilan motorik:

 Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot

yang lebih besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang

membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari,

keseimbangan dan koordinasi. Ketika mengevaluasi keterampilan

motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan, otot,

kualitas gerakan dan berbagai gerakan.

 Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di

jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan

keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit, seperti

menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan

penangkapan.

2. Pertumbuhan Fisik

Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:

 Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh

dalam inti, kaki dan tangan berkembang sebelum mereka di jari dan.

Anak-anak belajar bagaimana melakukan bruto (atau besar)

keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka belajar untuk

melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti

menggambar.

 Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di

inti tubuh menjadi lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari
yang di kaki dan tangan.

 Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari

kaki. Inilah sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala

mereka sebelum mereka belajar cara merangkak.

18
B. Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden

years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk

menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak

berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak

secara individual.

Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis

yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini

juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan

kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama

dan moral.

Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini :

1.

Aspek Perkembangan Kognitif

Tahapan Perkembangan Kognitif sesuai dengan teori Piaget adalah: (1)

Tahap sensorimotor, usia 0 – 2 tahun. Pada masa ini kemampuan anak

terbatas pada gerak-gerak refleks, bahas awal, waktu sekarang dan

ruang yang dekat saja; (2) Tahap pra-operasional, usia 2 – 7 tahun. Masa

ini kemampuan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai

berkembang kemampuan bahasanya, walaupun pemikirannya masih

statis dan belum dapat berpikir abstrak, persepsi waktu dan tempat

masih terbatas; (3) Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun.

Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas

menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan

membagi; (4) Tahap formal operasional, usia 11 – 15 tahun. Pada masa

ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak.
2.

Aspek Perkembangan Fisik

Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian

gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot

terkoordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas

keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus. Keterampilan

motorik anak usia 4-5 tahun lebih banyak berkembang pada motorik

kasar, setelah usia 5 tahun baru.terjadi perkembangan motorik halus.

19
Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan sederhana seperti

berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, hanya demi

kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah berani mengambil resiko.

Walaupun mereka sudah dapat memanjat tangga dengan satu kaki pada

setiap tiang anak tangga untuk beberapa lama, mereka baru saja mulai

dapat turun dengan cara yang sama.

Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani mengambil resiko

dibandingkan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya diri

melakukan ketangkasan yang mengerikan seperti memanjat suatu obyek,

berlari kencang dan suka berlomba dengan teman sebayanya bahkan

orangtuanya (Santrock,1995: 225)

3.

Aspek Perkembangan Bahasa

Hart & Risley (Morrow, 1993) mengatakan umur 2 tahun, anak-anak

memproduksi rata-rata dari 338 ucapan yang dapat dimengerti dalam

setiap jam, cakupan lebih luas adalah antara rentangan 42 sampai 672. 2

tahun lebih tua anak-anak dapat mengunakan kira-kira 134 kata-kata

pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 untuk 286.

Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa

membaca dan menulis, anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak

memahami kalimat. Dengan membaca anak juga semakin banyak

menambah kosakata. Anak dapat belajar bahasa melalaui membaca buku

cerita dengan nyaring. Hal ini dilakukan untuk mengajarkan anak tentang

bunyi bahasa.

4.

Aspek Perkembangan Sosio-Emosional

Masa TK merupakan masa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang

terlihat pada masa kanak-kanak awal, seperti yang diungkap oleh Hurlock
(1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan

penerimaan sosial, simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap

tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan.

Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang ahli

psikoanalisis mengidentifikasi perkembangan sosial anak: (1) Tahap 1:

Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), usia 0-2 tahun.Dalam tahap

20
ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat pengalaman yang

menyenamgkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya pengalaman

yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga; (2) Tahap 2

: Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), usia 2-3 tahun. Anak

sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh

otot-otot tubuhnya.

Anak pada masa ini bila sudah merasa mampu menguasai anggota

tubuhnya dapat meimbulkan rasa otonomi, sebaliknya bila lingkungan

tidak memberi kepercayaan atau terlalu banyak bertindak untuk anak

akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs

Guilt (berinisiatif vs bersalah), usia 4-5 tahun.

Pada masa ini anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan

orang tua, anak dapat bergerak bebas dan ber interaksi dengan

lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua menimbulkan rasa untuk

berinisiatif, sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 :

industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), usia 6 tahun –

pubertas. Anak telah dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan

untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu memiliki suatu

keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan

tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak

menguasai, menimbulkan rasa rendah diri.

DEPRESI

Orang tua mana yang tidak merasa khawatir ketika anak susah

makan? Sedangkan makanan bagi anak adalah hal terpenting karena

dalam masa pertumbuhan tubuh. Sedangkan makan bagi anak memiliki

tiga fungsi yang baik, yaitu pemenuhan kebutuhan gizi dan 21actor,

edukasi, dan entertainment.

A. Penyebab Anak Susah Makan


Memang, masalah anak susah makan ini harus segera diatasi, tetapi tidak

dengan memaksa anak untuk menghabiskan makanan dengan porsi

21
berlebihan. Cari dulu penyebab anak jadi susah makan.

sebenarnya apa sih yang membuat anak susah makan?

Nah

Dari segi psikologis anak susah makan, penyebabnya adalah:

1. Cemas

Rasa cemas ini paling sering dialami anak batita. Contoh, cemas berpisah

dari orangtua karena berpikir akan terjadi sesuatu yang buruk menimpa

orangtuanya; cemas berada di lingkungan baru, semisal ketika mulai

bersekolah, dan sebagainya. Kecemasan yang timbul sering kali disertai

gejala-gejala fisiologis maupun perilaku seperti gelisah, berkeringat

dingin, berdebar-debar, sulit konsentrasi, susah tidur, dan sebagainya.

Kondisi-kondisi ini berpengaruh pada pola makan anak, termasuk

membuat anak jadi susah makan.

2. Depresi

Anak yang depresi bisa mengalami dua masalah makan, yaitu makan

berlebihan/tidak terkendali sehingga membuatnya obesitas atau ia

menjadi sulit makan. Depresi banyak dialami anak usia sekolah.

Penyebabnya

bermacam-macam.

Ada

yang

karena

menjadi

korban bully seperti diejek, digoda, mendapatkan kekerasan, dan

sebagainya.
3. Pola relasi yang tak bagus dengan orangtua.

Ketika anak makan dan rewel, lalu direspons orangtua dengan tidak

sabar dan memaksa anak, maka peristiwa makan menjadi hal yang tidak

menyenangkan. Akibatnya, anak pun jadi susah makan. Dalam hal pola

asuh, orangtua tidak mengajari anak untuk mengonsumsi makanan yang

bervariasi alias hanya menyediakan makanan yang itu-itu saja. Ini

membuat anak tidak belajar mengen

Anda mungkin juga menyukai