Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN MATERNITAS

Dosen : Nana Astriana Hasibuan, Ns, M.Kes


Disusun Oleh :

Siska Annisa

2110913320002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Banjarbaru, 9 Januari 2023

Mengetahui

Dosen

Nana Astriana Hasibuan, Ns, M.Kes

Satuan Acara Penyuluhan


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan berkat-
Nya serta sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, saya dapat menyelesaikan laporan praktikum keperawatan maternitas dengan
tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Keperawatan Maternitas. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Keperawatan Maternitas” Penulis mampu
mengetahui tentang pendidikan kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu
masa nifas.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada dosen mata
kuliah Keperawatan Maternitas yang telah memberikan tugas dan mengarahkan
selama proses teknis pengerjaan. Diharapkan hasil laporan praktikum ini bisa
memberikan wawasan kepada adik angkatan dan menambah pengetahuan.
Penulis juga menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan selama proses pengerjaan tugas.
Mengingat hasil laporan praktikum yang saya buat masih banyak kekurangan dan
tidak sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan
untuk evaluasi dan perbaikan diri untuk laporan yang akan datang.

Banjarbaru, 9 Januari 2023

Satuan Acara Penyuluhan


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PEMENUHAN NUTRISI DAN GIZI PADA BAYI DAN IBU HAMIL
SEBAGAI PENCEGAHAN STUNTING

Disusun Oleh: Kelompok 2

Ahmad Miftahurrizky 2110913210027 Muhammad Lathif Alghifari 2110913310003


Anggi Noordwi Apriati 2110913320018 Muhammad Rizqan Alfitri Akbar 2110913110009
Apipah 2110913220016 Mutiara Eka Putri 2110913220003
Ayu Dwihamsari Nitomo 2110913320020 Muziati Hidayah 2110913220018
Ayu Nisa Suman 2110913720001 Nadhea Puteri Rieskita 2110913220015
Cintya Putri Anugrahni 2110913320012 Noor Annisa 2110913220028
Deka Trie Arlina 2110913120010 Norhaliza Rahmah 2110913120016
Dessy Damayanti 2110913220025 Nur Hikmah 2110913320024
Eka Putri Damaiyanti 2110913120006 Nurul Husna 2110913220029
Farida Santi 2110913220023 Prio Yoga Pratama 2110913310006
Farokhijatul Noor Azizah 2110913220030 Qorilya Qoyyum Qotama 2110913320001
Febriyanti Ludiana Maharani 2110913720003 Rahmidawati 2110913120020
Fitriati Noor 2110913120001 Rasyidatul Ilma 2110913220026
Gusti Nabila Nurul Islam 2110913320016 Resa Mustika Christian 2110913320013
Intan Dewi Masitah 2110913320017 Ririn Noor Aisyah 2110913120014
Jannatul Rahmah 2110913220024 Risna Hafizah 2110913120022
Kharisma Yogi Lutfiantari 2110913320005 Siska Annisa 2110913320002
Maya 2110913220008 Stevani Claudia Sawen 2110913720002
Muhammad Aulia Rahman 2110913210022 St. Rahmah 2110913220010

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022

Satuan Acara Penyuluhan


LEMBAR PENGESAHAN

Banjarbaru, 24 Desember 2022

Nana Astriana Hasibuan, S. Kep., Ns., M. Kes

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Pendidikan Kesehatan Keperawatan Maternitas
Pemenuhan Nutrisi dan Gizi Pada Bayi dan Ibu Hamil
Sebagai Pencegahan Stunting

A. Judul : Pemenuhan Nutrisi dan Gizi Pada Bayi dan Ibu


Hamil Sebagai Pencegahan Stunting

B. Topik : Nutrisi dan Gizi Pada Bayi dan Ibu Hamil

C. Sub Topik : Pentingnya Pemenuhan Nutrisi dan Gizi Pada


Bayi dan Ibu Hamil Sebagai Pencegahan
Stunting

D. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat memahami tentang pentingnya pemenuhan nutrisi dan
gizi pada bayi dan ibu hamil sebagai pencegahan stunting

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat:
a. Mengetahui dan memahami pengertian stunting pada anak dan bayi.
b. Mengetahui faktor penyebab stunting pada anak dan bayi.
c. Mengetahui dan memahami memahami tanda dan gejala stunting pada
anak dan bayi
d. Mengetahui dan memahami cara pencegahan dan antisipasi stunting pada
anak dan bayi.

E. Perencanaan Penyuluhan
Waktu : 11.00-11.30
Hari/Tanggal : Kamis, 10 November 2022
Tempat : Aula desa
Sasaran : Ibu hamil, Para ibu muda dengan bayi, calon ibu
hamil, dan Para suami

Satuan Acara Penyuluhan


Metode : Ceramah, diskusi ( Tanya Jawab)
Media : PPT dan Leaflet

F. Setting Tempat

PERINCIAN TUGAS

a. Moderator : Mutiara Eka Putri

b. Penyuluh : ST rahmah dan Ririn Noor AIsyah

c. Observer : Rahmidawati dan Febriati Ludiana Marani

d. Fasilitator : Muhammad Rizqan Alfitri Akbar,


Dessy Damayanti, dan Stevani Claudia Sawen

e. Peserta

Satuan Acara Penyuluhan


G. Kegiatan Penyuluhan.

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media Waktu


1. Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab a. Ceramah Tatap 5
2. Memperkenalkan diri salam muka menit
3. Meningkatkan rasa
ingin tahu peserta 2. Mendengarkan
tentang pemenuhan
3. Mendengarkan
nutrisi dan gizipada ibu
hamil dan bayi sebagai 4. Mendengarkan
pencegahan stunting.
4. Menyampaikan 5. Menyetujui
kontrakwaktu
5. Menanyakan 6. Mendengarkan
persetujuanpeserta
6. Menyampaikan TIU
danTIK
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan a. Ceramah PPT 15
stunting pada anak dan 2. Mendengarkan a. Diskusi dan menit
bayi. 3. Mendengarkan b. Tanya Leaflet
2. Menjelaskan faktor 4. Mendengarkan jawab
penyebab stunting pada 5.Mengajukan
anakdan bayi. pertanyaan
3. Menjelaskan tanda
dan gejala stunting
pada anakdan bayi
4. Menjelaskan cara
pencegahan dan
antisipasi stunting pada
anak dan bayi.
5. Memberikan
kesempatankepada
peserta untuk
bertanya
3. Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab a. Ceramah Tatap 10
peserta mengenai 2. Menjawab b. Tanya Muka menit
pengertian 3. Menjawab Jawab
stunting. 4. Menjawab
2. Menanyakan peserta 5. Menjawab
apasaja penyebab 6. Menerima
stunting. hadiah
3. Menanyakan peserta
apasaja tanda dan
gejala stunting.
4. Menanyakan bagaimana
carapencegahan dan
antisipasi stunting.
5. Salam penutup
6. Memberikan hadiah

Satuan Acara Penyuluhan


H. Materi Penyuluhan ( Terlampir )
1. Pengertian stunting pada anak dan bayi.
2. Faktor penyebab stunting pada anak dan bayi.
3. Tanda dan gejala stunting pada anak dan bayi
4. Cara pencegahan dan antisipasi stunting pada anak dan bayi.
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Peserta penyuluhan siap di tempat 10 menit sebelum penyuluhan
b. Tempat pelaksanaan siap 30 menit sebelum penyuluh
c. Media penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab.
b. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memperhatikan materi penyuluhan yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi
penyuluhan yaitu peserta yang menjawab pertanyaan mampu
menjelaskan dengan minimal 70% jawaban benar.

Satuan Acara Penyuluhan


J. Lampiran
1. Pengertian Stunting Pada Anak dan Bayi
Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan
dengan ketidakcukupan zat gizi masa lalu sehingga termasuk dalam
masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting berpotensi memperlambat
perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa
keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko
serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi. Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat
gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai
(WHO, 2015). Faktor penyebab stunting dapat dikelompokan menjadi
penyebab langsung dan tidak langsung. Praktik pemberian kolostrum dan
ASI eksklusif, pola konsumsi anak, dan penyakit infeksi yang diderita anak
menjadi faktor penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi anak
dan bisa berdampak pada stunting. Sedangkan penyebab tidak
langsungnya adalah akses dan ketersediaan bahan makanan serta sanitasi
dan kesehatan lingkungan (Rosha et al., 2020) dalam Ruswati 2021).

2. Faktor penyebab stunting pada anak dan bayi.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting.


Diantaranya seperti, faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan
perawakan pendek antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam
proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak,
kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan
seorang anak. Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan oleh faktor
genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek
disebabkan oleh malnutrisi.
Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan
memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting
jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi
kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat
mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta

Satuan Acara Penyuluhan


prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi
obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner,
hipertensi, dan osteoporosis
3. Tanda dan gejala stunting pada anak dan bayi

Ada juga yang dinamakan dengan 1000 hari pertama kehidupan


merupakan periode kritis terjadinya Stunting.

Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan


nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai
sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Permasalahan stunting terjadi
mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah
menginjak usia dua tahun. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun
(periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis
terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek. Gejala
stunting pada anak diantaranya :

● Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya


● Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil
untuk usianya
● Berat badan rendah untuk anak seusianya
● Pertumbuhan tulang tertunda
4. Cara pencegahan dan antisipasi stunting pada anak dan bayi.

Untuk mencegah stunting , konsumsi protein sangat mempengaruhi


pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan. Anak yang
mendapat asupan protein 15 persen dari total asupan kalori yang
dibutuhkan terbukti memiliki badan lebih tinggi dibanding anak dengan
asupan protein 7,5 persen dari total asupan kalori. Anak usia 6 sampai 12
bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat
badan. Sementara anak usia 1–3 tahun membutuhkan protein harian
sebesar 1,05 g/kg berat badan.
Antisipasi stunting pada anak dengan cara :

1. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.

Satuan Acara Penyuluhan


2. Menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang
baik selama masakehamilan antara lain dengan menu
sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium
yang cukup.

3. Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau


pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:
● setiap bulan ketika anak anda berusia 0 sampai 12 bulan
● setiap 3 bulan ketika anak anda berusia 1 sampai 3 tahun
● setiap 6 bulan ketika anak anda berusia 3 sampai 6 tahun
● setiap tahun ketika anak anda berusia 6 sampai 18 tahun
4. Mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar.

5. Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan


pemberian MPASI yang memadai.

Satuan Acara Penyuluhan


Referensi
Sutarto, Mayasari, D., & Indriyani, R. 2018. Stunting, Faktor Resiko dan
Pencegahannya. Jurnal : Agromedicine, Vol.5, No.1, Hal. 540-544.
Alamsyah, D., et al. 2017. Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang dan Gizi Buruk
pada Balita 12-59 Bulan (Studi Kasus di Kota Pontianak). Jurnal
Epidemiologi Kesehatan Komunitas, Vol. 2 (1), 2017, 54-62.
Ruswati, et al. 2021. Risiko Penyebab Kejadian Stunting pada Anak. Jurnal
Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Vol. 1, No. 2, Hal. 34-38

Satuan Acara Penyuluhan


Lampiran Media
Isi Laporan 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN MATERNITAS

THERAPY MUSIC SEBAGAI ALTERNATIF MENURUNKAN NYERI PADA


PERSALINAN

Dosen: Fitri Ayatul Azlina, Ns., M.Kep & Rieh Firdausi, Ns., M.Kep

Disusun Oleh: Kelompok 2

Eka Putri Damaiyanti 2110913120006


Fadhilah 2110913220014
Gina Fathia 2110913320007
Jannatul Rahmah 2110913220024
Kharisma Yogi Lutfiantari 2110913320005
Maya 2110913220008
Muhammad Rizqan Alfitri Akbar 2110913110009
Mutiara Eka Putri 2110913220003
Nabila Rasyidah Fitriyana 2110913220011
Nadhea Puteri Rieskita 2110913220015
Nafa Puspita Rani 2110913220009
Norwaqi'ah 2110913120011
Nur Azizah 2110913120019
Nur Hikmah 2110913320024
Nur Pathiati 2110913220005
Rahmidawati 2110913120020
Refky Hidayatullah 2110913310019
Savana Nora Yudiaputri 2110913220004
Siska Annisa 2110913320002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022

Satuan Acara Penyuluhan


LEMBAR PENGESAHAN

Banjarbaru, 2 Desember 2022

Fitri Ayatul Azlina, Ns., M.Kep & Rieh Firdausi, Ns., M.Kep

Satuan Acara Penyuluhan


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEPERAWATAN MATERNITAS
THERAPY MUSIC SEBAGAI ALTERNATIF MENURUNKAN
NYERI PADA PERSALINAN

A. Judul : Metode Alternatif Menurunkan Nyeri Pada Persalinan


B. Topik : Pendidikan dan Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil
C. Sub Topik : Therapy Music Sebagai Alternatif Menurunkan Nyeri Pada
Persalinan

D. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 40 menit di harapkan ibu hamil
dapat memahami dan mengaplikasikan Therapy Music sebagai metode alternatif
dalam menurunkan nyeri persalinan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit di harapkan ibu hamil dapat
memahami tentang :
a. Pengertian nyeri persalinan
b. Pengertian terapi musik
c. Manfaat terapi musik
d. Langkah-langkah melakukan terapi musik
e. Kapan terapi musik diterapkan

E. Perencanaan Penyuluhan
Waktu : 14.45-15.30 WITA
Hari/Tanggal : Jumat, 2 Desember 2022
Tempat : RKB III-B
Sasaran : Ibu Hamil dan Suami
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Power Point dan Video

Satuan Acara Penyuluhan


Anggota Penyuluhan : 1. Pemateri
Mutiara Eka Putri
Norwaqi’ah
2. Moderator
Jannatul Rahmah
3. Notulensi
Nur Pathiati
Rahmidawati
4. Observer
Refky Hidayatullah
Savana Nora Yudiaputri
Siska Annisa
5. Fasilitator
Eka Putri Damaiyanti
Fadhilah
Gina Fathia
Kharisma Yogi Lutfiantari
Maya
Muhammad Rizqan Alfitri Akbar
Nabila Rasyidah Fitriyana
Nadhea Puteri Rieskita
Nafa Puspita Rani
Nur Azizah
Nur Hikmah

Satuan Acara Penyuluhan


F. Setting Tempat

Keterangan:
: Pemateri

: Peserta
: Observer

: Fasilitator

Satuan Acara Penyuluhan


G. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media Waktu


1. Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab Ceramah - 5 menit
2. Memperkenalkan diri salam
3. Meningkatkan rasa ingin 2. Mendengarkan
tahu peserta tentang 3. Mendengarkan
Therapy Music Sebagai 4. Mendengarkan
Alternatif Menurunkan 5. Menyetujui
Nyeri Pada Persalinan 6. Mendengarkan
4. Menyampaikan Kontrak
waktu
5. Menanyakan persetujuan
peserta
6. Menyampaikan TIU dan
TIK
2. Pelaksanaan 1. Menanyakan apa yang 1. Menjawab a. Ceramah Power 30
diketahui peserta 2. Mendengarkan b. Tanya Point & menit
mengenai nyeri persalinan 3. Mendengarkan jawab Video
dan terapi musik 4. Menonton
2. Menjelaskan pengetian video
nyeri persalinan dan terapi 5. Memberikan
musik. pertanyaan
3. Menjelaskan manfaat
terapi musik sebagai
metode alternatif dalam
menurunkan nyeri pada
persalinan.
4. Menjelaskan langkah-
langkah untuk melakukan
terapi musik dan kapan

Satuan Acara Penyuluhan


terapi musik dapat
diterapkan.
5. Menampilkan video dan
menjelaskan mengenai
jenis musik yang sesuai
untuk digunakan dalam
terapi musik sebagai
metode alternatif
menurunkan nyeri pada
persalinan.
6. Memberikan kesempatan
peserta untuk bertanya
3. Penutup 1. Menanyakan mengenai 1. Menjawab Tanya - 10
pengertian terapi musik 2. Menjawab Jawab menit
pada persalinan 3. Menjawab
2. Menanyakan manfaat terapi 4. Menerima
musik saat persalinan hadiah
3. Menanyakan jenis musik 5. Mendengarkan
yang sesuai untuk 6. Menjawab
digunakan dalam terapi salam
musik sebagai metode
alternatif menurunkan nyeri
pada persalinan.
4. Memberikan hadiah bagi
peserta yang mampu
menjawab
5. Memberikan reinforcement
yang positif
6. Salam penutup

Satuan Acara Penyuluhan


H. Materi Penyuluhan (Terlampir)

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Peserta penyuluhan siap di tempat 10 menit sebelum penyuluhan.
b. Tempat pelaksanaan siap 30 menit sebelum penyuluhan.
c. Media penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan.

2. Evaluasi proses
a. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab.
b. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami dan memerhatikan materi penyuluhan yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 100% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.

3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan yaitu
peserta yang menjawab pertanyaan mampu menjelaskan dengan minimal 80%
jawaban benar.

Satuan Acara Penyuluhan


Lampiran (Materi)

A. Pengertian Nyeri Persalinan


Persalinan merupakan proses suatu rangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, kemudian disusul
dengan pengeluaran plasenta dari tubuh ibu. Kontraksi uterus menyebabkan keluhan
nyeri persalinan yang dapat menimbulkan kecemasan dan kelelahan ibu dalam
persalinan serta membawa pengaruh negatif pada kemajuan persalinan dan
kesejahteraan janin. Lebih dari 91,9% wanita mengalami nyeri yang hebat dalam
proses kelahiran. Proses persalinan ini bisa menimbulkan pengalaman yang negatif
kepada wanita sehingga bidan dan wanita perlu mengenal dan memahami nyeri dalam
proses persalinan (Oktapianti & Triyanti, 2022).

B. Pengertian Terapi Musik


Terapi musik merupakan suatu usaha atau proses terencana dengan menggunakan
media musik dalam upaya penyembuhan individu, menumbuhkan kemauan daya
kreasi dan konsentrasi individu yang mengalami gangguan atau hambatan baik fisik,
psikologis, sosial, emosional dan mental intelegensi. Dengan terapi musik,
diharapkan individu dapat merangsang dan menarik pikiran dan fokusnya untuk
mengikuti alur irama musik, dan didapatkannya dampak positif dari musik tersebut
(Angraini, 2021).
Terapi musik bekerja dengan memberikan stimulasi sensoris yang memicu respon
tubuh salah satunya pelepasan endorfin. Terapi musik baik yang didengar secara pasif
atau bersama dengan imajinasi terbimbing, berdampak tidak hanya pada indera, tetapi
juga pada persepsi, khususnya persepsi rasa nyeri. Musik menjadi sumber konsentrasi
bagi individu yang mengalami berbagai jenis rasa sakit (Hanser, 2020). Pada ibu
hamil, nyeri persalinan mungkin menjadi hal utama yang dikhawatirkan, terlebih pada
ibu primipara. (Taghinejad et al., 2010).
Kekhawatiran yang dirasakan serta rasa nyeri persalinan tentu berkaitan. Rasa
cemas merangsang sistem saraf simpatis dan melepaskan stres terkait hormon seperti
noradrenalin, kortisol, dan adrenalin, yang akibatnya meningkatkan keparahan nyeri
persalinan (Lowe & Corwin, 2011). Diperlukannya penanganan yang baik dan tepat

Satuan Acara Penyuluhan


untuk mengatasi nyeri persalinan dengan efek samping minimun agar tidak
menyebabkan komplikasi pada saat persalinan. Untuk itu, penanganan nyeri pada ibu
saat persalinan terutama ibu primipara sangat penting. Cara untuk mengurangi nyeri
persalinan terbagi menjadi dua, farmakologis dan non farmakologis, tentu non
farmakologis cukup mudah dilakukan dan tanpa atau memberikan efek samping yang
minimal. Berbagai jenis manajemen nyeri non farmakologis seperti akupuntur, teknik
pernafasan dan akupresure, terapi musik, terapi pijat dan hydrotherapy.
Mendengarkan musik saat persalinan, akan membuat ibu hamil tidak konsentrasi
dengan rasa sakit yang ia rasakan, sehingga akan mengurangi rasa nyeri saat
persalinan (Taghinejad et al., 2010). Adapun metode yang dapat dilakukan untuk
mengurangi nyeri saat persalinan dan bersifat non farmakologis yaitu terapi musik.
Terapi musik merupakan metode distraksi, dimaksud distraksi yaitu dapat
mengalihkan perhatian yang berguna untuk mengurangi nyeri fisiologi, cemas, stres
dan lainnya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arikhman, 2010, terapi musik instrumental
dikatakan efektif dalam menurunkan persepsi intensitas nyeri pada fase aktif kala I,
terapi musik memberikan efek distraksi sehingga mengalihkan pikiran ibu multipara
dari rasa nyeri persalinan.

C. Manfaat Terapi Musik


1) Bagi janin:
 Merangsang keseimbangan hormonal dan metabolisme pada janin sehingga
dapat mempengaruhi pertumbuhan sel-sel dalam tubuh janin.
 Pertumbuhan IQ dan EQ yang optimal
Pentingnya stimulus, khususnya musik, akan menyeimbangkan IQ dan EQ
sang janin, bahkan berpengaruh besar pada kehidupannya kelak.
Keseimbangan ini terlihat pada fungsi otak kanan dan otak kiri manusia. Otak
kiri berkaitan dengan kemampuan berbicara, mengingat dengan tata bahasa,
berfikir secara sistematis, mengendalikan emosi, memandang hidup dengan
serius, bekerja dengan fakta, kemampuan menganalisa, berfikir logis, tugas-

Satuan Acara Penyuluhan


tugas praktis, kegiatan terpola, daya ingat (nama, waktu, peristiwa) dan
organisasi.
 Melancarkan peredaran darah dari ibu ke plasenta.
 Mengurangi stress pada janin.
2) Bagi Ibu:
 Mengurangi kerja berat jantung.
 Meningkatkan peredaran darah dari ibu ke janin.
 Memperlancar persalinan.
 Menyeimbangkan antara kesehatan jasmani, pikiran, dan emosi.

D. Langkah-Langkah Melakukan Terapi Musik


1. Saat mendengarkan musik, ambil posisi sekitar setengah meter dari tape atau
dapat menggunakan walkman.
2. Usahakan volume suaranya jangan terlalu keras ataupun lemah, tetapi sedang-
sedang saja. Intinya, volume tersebut dapat menyamankan dan membuat ibu bisa
berkonsentrasi penuh.
3. Jika menggunakan earphone, sesekali tempelkan earphone ke perut ibu agar janin
bisa ikut mendengar.

E. Kapan Terapi Musik Diterapkan


Terapi musik diterapkan saat seorang ibu hamil mengalami nyeri persalinan pada
kala 1 yaitu pada fase laten dan fase aktif. Pada kala 1 seorang ibu hamil mengalami
dan merasakan nyeri yg hebat karena adanya pembukaan serviks khususnya pada fase
laten yang berlangsung sangat lambat dari 0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu
8 jam. Nyeri berasal dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks (Yanti, 2009).
Selama persalinan, ibu akan mengalami nyeri dengan intensitas tinggi akibat
adanya kontraksi uterus. Efek dari nyeri tersebut dapat menimbulkan dtres dan akan
mempengaruhi kondisi ibu dan janin. Oleh karena itu, ibu bersalin sangat
membutuhkan dukungan, empati dan rasa nyaman selama persalinan yang bisa
didapatkan dari tenaga kesehatan maupun sumi sebagai pendamping persalinan.
Kualitas dukungan yang diberikan juga akan mempengaruhi kepuasan ibu selama

Satuan Acara Penyuluhan


proses kelahiran. Untuk hasil yang optimal, terapi musik bagi janin harus
dilakukansecara terprogram atau tidak sembarangan.

Link video yang ditampilkan saat pendidikan kesehatan kepada ibu hamil mengenai
Therapy Music Sebagai Alternatif Menurunkan Nyeri Pada Persalinan
1. https://youtu.be/ey3RpY-Xoiw
2. https://youtu.be/hvz1xxnclY0
3. https://youtu.be/i2uYb6bMKyI

Satuan Acara Penyuluhan


Lampiran media

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan
Referensi

Oktapianti, R., & Triyanti, D. (2022). Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil


Tentang Cara Mengatasi Nyeri Saat Persalinan Melalui Penyuluhan
Kesehatan. Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(2), 119-124.

Satuan Acara Penyuluhan


Isi Laporan 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEPERAWATAN MATERNITAS
PENTINGNYA PERAN AYAH DALAM PERAWATAN BAYI

Disusun oleh : Kelompok 2

Ahmad Miftahurrizky 2110913210027 Muhammad Lathif Alghifari 2110913310003


Anggi Noordwi Apriati 2110913320018 Muhammad Rizqan Alfitri 2110913110009
Akbar
Apipah 2110913220016 Mutiara Eka Putri 2110913220003
Ayu Dwihamsari Nitomo 2110913320020 Muziati Hidayah 2110913220018
Ayu Nisa Suman 2110913720001 Nadhea Puteri Rieskita 2110913220015
Cintya Putri Anugrahni 2110913320012 Noor Annisa 2110913220028
Deka Trie Arlina 2110913120010 Norhaliza Rahmah 2110913120016
Dessy Damayanti 2110913220025 Nur Hikmah 2110913320024
Eka Putri Damaiyanti 2110913120006 Nurul Husna 2110913220029
Farida Santi 2110913220023 Prio Yoga Pratama 2110913310006
Farokhijatul Noor Azizah 2110913220030 Qorilya Qoyyum Qotama 2110913320001
Febriyanti Ludiana 2110913720003 Rahmidawati 2110913120020
Maharani
Fitriati Noor 2110913120001 Rasyidatul Ilma 2110913220026
Gusti Nabila Nurul Islam 2110913320016 Resa Mustika Christian 2110913320013
Intan Dewi Masitah 2110913320017 Ririn Noor Aisyah 2110913120014
Jannatul Rahmah 2110913220024 Risna Hafizah 2110913120022
Kharisma Yogi Lutfiantari 2110913320005 Siska Annisa 2110913320002
Maya 2110913220008 Stevani Claudia Sawen 2110913720002
Muhammad Aulia Rahman 2110913210022 St. Rahmah 2110913220010

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022

Satuan Acara Penyuluhan


LEMBAR PENGESAHAN
PENTINGYA PERAN AYAH DALAM PERAWATAN
BAYI

Banjarbaru, 15 Desember 2022


Rieh Firdausi, S. Kep., Ns., M. Kep

Satuan Acara Penyuluhan


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEPERAWATAN MATERNITAS
THERAPY MUSIC SEBAGAI ALTERNATIF
MENURUNKAN NYERI PADA PERSALINAN

A. Judul : Pentingnya Peran Ayah dalam Perawatan Bayi


B. Topik : Peran Ayah dalam Perawatan Bayi
C. Sub Topik : Pentingnya Peran Ayah dalam Perawatan Bayi
D. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat mengetahui tentang pentingnya peran ayah dalam
perawatan bayi
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan peserta
penyuluhan dapat:
a. Mengetahui dan memahami tentang peran ayah dalam perawatan
bayi
b. Mengetahui dan memahami manfaat keterlibatan ayah dalam
pengasuhan bayi
c. Mengetahui dan memahami hal-hal yang dapat dilakukan ayah agar
terlibat dalam pengasuhan bayi
d. Mengetahui dan mampu menerapkan peran ayah dalam pengasuhan
bayi
E. Perencanaan Penyuluhan

Waktu : 10.00 – 10.15 WITA


Hari/tanggal : Kamis/15 Desember 2022
Tempat : Aula Desa
Sasaran : Calon atau orang tua (Ayah) baru
Metode : Ceramah, tanya-jawab
Media : PPT dan Leaflet

Satuan Acara Penyuluhan


F. Setting Tempat

PERINCIAN TUGAS

a. Moderator : Farida Santi

b. Penyuluh : Cintya Putri Anugrahni dan Stevani Claudia


Sawen

c. Observer : Apipah dan Nadhea Puteri Rieskita

d. Fasilitator : Siska Annisa, Muziati Hidayah, Kharisma Yogi


Lutfiantari

e. Peserta

Satuan Acara Penyuluhan


G. Kegiatan

No. Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media Waktu

1. Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam Ceramah - 3 menit


2. Memperkenalkan
diri
2. Mendengarkan
3. Meningkatkan rasa
ingin tahu peserta
3. Mendengarkan
tentang peran ayah
dalam perawatan 4. Mendengarkan
bayi
4. Menyampaikan 5. Menyetujui
Kontrak waktu
6. Mendengarkan
5. Menanyakan
persetujuan peserta
6. Menyampaikan
TIU dan TIK

2. Pelaksanaan 1. Menanyakan apa 1. Menjawab Ceramah, Leaflet 15


yang diketahui diskusi, dan PPT menit
2. Mendengarkan tanya jawab
peserta tentang
peran ayah
3. Mendengarkan
dalam perawatan
bayi 4. Mendengarkan

2. Menjelaskan 5. Mengajukan
pengertian peran pertanyaan
ayah dalam
perawatan bayi

3. Menjelaskan
manfaat
keterlibatan ayah
dalam pengasuhan

Satuan Acara Penyuluhan


4. Menjelaskan hal-
hal yang dapat
dilakukan ayah
untuk terlibat
pengasuhan

5. Memberikan
kesempatan
peserta untuk
bertanya

Satuan Acara Penyuluhan


3. Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab Ceramah, Leaflet 2 menit
pengertian peran Tanya Dan PPT
ayah dalam Jawab
perawatan bayi

2. Menanyakan 2. Menjawab
manfaat
keterlibatan ayah
dalam pengasuhan

3. Menanyakan hal-
3. Menjawab
hal yang dapat
dilakukan ayah agar
terlibat dalam
pengasuhan

4. Memberikan 4. Mendengarkan
reinforcement

positif

5. Memberikan 5. Menerima reward


reward bagi peserta
yang mampu
menjawab
pertanyaan
6. Salam penutup 6. Menjawab salam

Satuan Acara Penyuluhan


H. Materi Penyuluhan (Terlampir)
Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Peserta penyuluhan siap di tempat 10 menit sebelum penyuluhan
b. Tempat pelaksanaan siap 30 menit sebelum penyuluhan
c. Media penyuluhan siap 30 menit sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
b. Minimal peserta mampu menjawab 2 pertanyaan dengan benar
c. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar
dan peserta penyuluhan memahami dan
memperhatikan materi penyuluhan yang diberikan.
d. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi
interaksi antara penyuluh dan sasaran.
e. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada
peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang
materi penyuluhan yaitu peserta yang menjawab
pertanyaan mampu menjelaskan dengan minimal 80%
jawaban benar.

Satuan Acara Penyuluhan


Lampiran
1. Peran Ayah
Peran ayah dalam keluarga adalah sebagai pencari nafkah dan
pelindung keluarga. Peran ayah juga terpengaruhi oleh budaya tempat ayah
berasal atau tinggal. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan sering hanya
dianggap sebatas pendukung ibu, padahal ayah juga dapat melakukan
pengasuhan yang sama baiknya dengan ibu. Ayah bisa sama baiknya dengan
ibu dalam mengenali dan merespon kebutuhan-kebutuhan bayi dan anak yang
lebih besar. Ayah juga berperan sebagai guru, panutan, atau penasehat. Hanya
ayah yang dapat bermain sebagai seorang ayah. Pengalaman anak bermain
bersama ayah akan menjadi pengalaman yang penting bagi si anak yang terkait
dengan keterampilan sosial anak di kemudian hari. Ayah yang ikut serta
mengasuh bayi dan anaknya dapat membuat anak cerdas di sekolah dan
mempunyai nilai-nilai akademis yang bagus. Sebaliknya, ayah yang tidak
peduli dan tidak mau terlibat dapat membuat anak memiliki masalah seperti
kenakalan dan depresi di kemudian hari.
2. Manfaat keterlibatan ayah dalam pengasuhan
Ayah memiliki peranan yang sangat penting dalan keluarga,
keterlibatan ayah memiliki dampak positif terhadap:
1) Perkembangan kognitif
a) Anak lebih cerdas, ayah yang bermain dan berinteraksi dengan
bayinya, akan membuat bayi lebih cerdas di usia 6 bulan dan 1 tahun,
serta memiliki angka kecerdasan yang lebih tinggi saat diukur pada
usia 3 tahun.
b) Memperbanyak kosa kata anak, dibandingkan dengan ibu, ayah
berbicara lebih banyak menggunakan kata tanya “apa”, “dimana”, dan
lain-lain, yang dapat melatih anak untuk berkomunikasi. Nantinya
akan berguna untuk memperbanyak perbendaharaan kata anak.
c) Anak lebih terampil, di usia sekolah, anak dapat memiliki nilai
pelajaran lebih bagus karena memiliki keterampilan bahasa dan
berhitung.

Satuan Acara Penyuluhan


d) Prestasi di sekolah lebih baik, ayah dapat merangsang anak untuk
berpikir, sehingga anak memiliki motivasi yang kuat untuk belajar,
merasa bahwa pendidikan itu penting dan dapat meraih prestasi di
sekolah.
e) Perilaku buruk berkurang, masalah perilaku buruk (merengek,
memaksa, dan lainlain) pada anak cenderung berkurang.
f) Anak lebih aktif, anak akan menyukai sekolah, dan lebih
berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler.
g) Peluang karir lebih baik, setelah lulus sekolah, anak akan meraih
pekerjaan dan karir yang baik, penghasilan yang baik, dan memiliki
keadaan psikologis yang lebih baik pula.
h) Risiko kenakalan remaja lebih rendah, keterlibatan ayah sejak anak
usia dini dapat membuat anak lebih terlindungi dari kondisi yang
penuh risiko seperti kenakalan, pergaulan bebas, dan penggunaan
narkoba.
2) Perkembangan sosial emosional
a) Anak merasa aman, ayah yang terlibat dalam merawat anak akan
membuat anak merasa aman dan memiliki ikatan yang kuat dengan
anak.
b) Anak tidak mudah stres, anak lebih mudah mengatasi kesulitan, lebih
ingin tahu akan sesuatu hal yang baru, lebih matang, dan lebih
bahagia.
c) Anak mudah berdaptasi, anak cenderung lebih mudah beradaptasi
dengan lingkungannya, lebih memiliki inisiatif, mampu
mengendalikan diri, senang mencoba hal-hal yang baru, dan anak
memiliki harga diri yang cenderung lebih tinggi.
d) Anak sehat secara mental, anak secara mental lebih sehat, dan masalah
perilaku cenderung berkurang atau kecil.
e) Anak berperilaku pro-sosial, anak akan lebih memiliki perilaku yang
pro-sosial antara lain: mudah bergaul, menyesuaikan diri dengan
lingkungan, mudah menolong orang lain.

Satuan Acara Penyuluhan


f) Anak mudah bergaul, anak lebih mudah bergaul dan disukai oleh
teman-temannya.
g) Anak terhindar dari konflik, anak cenderung lebih sedikit memiliki
konflik dengan orang lain, dan saat remaja lebih sedikit memiliki
masalah-masalah sosial yang negatif, dan menjadi lebih menghargai
orang lain.
h) Kehidupan dewasanya lebih baik, di usia dewasa, lebih mudah
bersahabat, lebih hangat, memiliki hubungan yang lebih sehat, dan
memiliki pernikahan yang sukses.
i) Anak memiliki empati, anak lebih mudah merasakan kesedihan
oranglain.
j) Anak matang secara moral, lebih patuh pada peraturan, dan lebih
memiliki perilaku moral yang positif.
3) Perkembangan fisik
a) Risiko masalah kelahiran lebih sedikit, ketika ayah mendukung ibu
saat melahirkan maka ibu akan lebih sehat mentalnya, ibu akan
memiliki masalah kehamilan yang cenderung lebih sedikit.
b) Risiko penyakit dan kecelakaan rendah, jika dibandingkan dengan
anak yang tinggal bersama kedua orang tuanya, anak yang tinggal
dengan orang tua tiri atau orang tua tunggal lebih cenderung
mengalami kecelakaan seperti: jatuh, menderita penyakit, obesitas,
dan lain-lain.
c) Anak lebih sehat, secara keseluruhan, anak yang tinggal dengan ayah
merasa lebih cenderung sedikit mengalami masalah-masalah
kesehatan. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan memberikan dampak
yang positif bagi perkembangan anak.

Satuan Acara Penyuluhan


3. Hal-Hal yang dapat dilakukan ayah agar terlibat dalam pengasuhan
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan seorang ayah agar terlibat
dalam pengasuhan anak, sebagai berikut :
1) Mendampingi kehamilan
Ayah ikut mendampingi ibu dalam pemeriksaan kandungan dan persiapan
kehamilan. Kehadiran ayah mempengaruhi kondisi emosi ibu yang baik
dan dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin.
2) Turut merawat bayi
Dukungan ayah akan berdampak pada kesabaran dan semangat ibu untuk
menyusui bayinya, seperti ayah ikut mengganti popok, memandikan,
menggendong, dan memberi makan. Interaksi yang dilakukan sejak awal
akan membantu anak merasakan kehadiran ayah. Halini dapat membantu
pendekatan emosi antara ayah dengan anak, selain ituayah juga dapat
mendukung ibu untukmemberikan ASI.

Satuan Acara Penyuluhan


DAFTAR PUSTAKA

Sulistyowati D. Keterlibatan Ayah Dalam Pemberian Stimulasi Tumbuh Kembang


Pada Anak Prasekolah. JKEP. 2019 May 31;4(1):1-1.

Satuan Acara Penyuluhan


Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai