Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

PERAN IBU POST PARTUM DALAM MANAJEMEN LAKTASI


UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN IBU DAN BAYI
DI BANGSAL ANGGREK RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas

Disusun oleh:
Siwi Aji Pramudhita

15/359157/KU/18380

Sofyan Adetya Perkasa

15/359159/KU/18348

Ghina Kusumawati

15/390684/KU/18390

Diva Viya Febriana

15/390672/KU/ 18384

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA

2016LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN MANAJEMEN LAKTASI


DI BANGSAL ANGGREK RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
A. LATAR BELAKANG
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama sehingga dapat mencapai
tumbuh kembang yang optimal (Perinasia, 2004). Pencapaian ASI Eksklusif
masihkurang, hal ini berdasarkan data hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2002 2003, pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2
bulan hanya 64%. Persentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 46 % pada
bayi berumur 2-3 bulan dan 14 % pada bayi berumur 4 5 bulan (KBI,2005).
Permasalahan yang utama adalah perilaku menyusui yang kurang mendukung, faktor
sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, gencarnya promosi susu formula,
pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung
PPASI, kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya dan ibu yang
bekerja (Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI). Pada ibu yang bekerja, salah satu
penyebabnya adalah singkatnya masa cuti hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum
masa pemberian ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja, hal ini
mengganggu upaya pemberian ASI eksklusif, yang menyebabkan penggunaan susu
botol/susu formula lebih dini (Dwi Sunar Prasetyo,2009).
Berdasarkan hasil obeservasi yang dilakukan di Bangsal Anggrek RSUP Dr
Soeradji Titrtonegoro Klaten, masih banyak ibu post partum yang belum mengetahui
bagamaimana pentingnya ASI eksklusif, bagaimana teknik menyusui yang tepat, dan
bagaimana perawatan payudara dilakukan. Selain itu ditemukan pula ibu post partum
yang sudah memberikan susu formula kepada bayi baru lahir karena ASInya belum
keluar, sehingga sangat perlu diadakan kegiatan pendidikan kesehatan atau penyuluhan
mengenai manajemen laktasi demi kesuksesan pelaksanaan ASI Eksklusif untuk bayi.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Ibu post partum mampu memahami manajemen laktasi
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Ibu dapat memahami pengertian manajemen laktasi
b. Ibu dapat memahami pentingnya ASI ekslusif
c. Ibu dapat memahami teknik perawatan payudara yang tepat

d. Ibu dapat memahami cara menyusui yang benar


e. Ibu dapat memahami manajemen penyimpanan ASI bagi ibu pekerja dan cara
pemberiannya
C. SASARAN DAN TARGET
1. Sasaran
Ibu post partum yang sudah dilakukan pijat oksitosin pada hari dilakukannya
penyuluhan di Bangsal Anggrek RSST Klaten.
2. Target
Terlaksananya kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai manajemen laktasi,
yang dihadiri oleh pasien yang berada di Bangsal Anggrek RSST Klaten.
D. PELAKSANA KEGIATAN
Mahasiswa Profesi Ners PSIK FK UGM (ners muda) dengan jumlah personil 4
mahasiswa.
E. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan kesehatan meliputi:
1. Penyampaian materi mengenai manajemen laktasi dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Simulasi cara menyusui yang benar
F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari, tanggal
: Rabu, 13 April 2016
Pukul
: 10.00 11.00
Tempat
: Ruang Tindakan Bangsal Anggrek RSST Klaten
Jumlah peserta
: 4 orang

G. PENGORGANISASIAN KEGIATAN
Pembawa Acara

: Ghina Kusumawati, S.Kep

Penyuluh

: Diva Viya F., S.Kep

Fasilitator

: Siwi Aji P., S.Kep

Observer

: Sofyan Adetya P., S.Kep

H. SUSUNAN ACARA
No. Waktu
1.
3 menit
10.00-10.03

Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Pembukaan
a. Membuka
kegiatan
dengana. Menjawab salam
b. Mendengarkan
dan
mengcapkan salam
b. Memperkenalkan diri
memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

2.

30 menit
10.03-10.33

3.

20 menit
10.33-10.53

4.

2 menit
10.53-10.55

d. Menyebutkan materi yang diberikan


Inti Kegiatan
a. Mendengarkan
Menyampaikan
materi
denganmemperhatikan
menggunakan media, diskusi dan Tanyab. Mengajukan
jawab:
pertanyaan
a. Pengertian manajemen laktasi
b. Pentingnya ASI ekslusif
c. Teknik perawatan payudara yang tepat
d. Cara menyusui yang benar
e. Manajemen penyimpanan ASI bagi
ibu pekerja dan cara pemberiannya

dan

Evaluasi
Menjawab pertanyaan
a. Menanyakan kepada peserta tentang
materi penyuluhan yang telah diberikan
b. Memberikan reinforcement positif
c. Simulasi
Terminasi
Menjawab salam
a. Mengucapkan terimakasih
b. Mengucapkan salam penutup

I. HASIL KEGIATAN
Sejak dimulainya kegiatan penyuluhan, semua anggota peserta memperhatikan
dengan baik dan berpartisipasi aktif dalam sesi ceramah terkait manajemen laktasi,
serta sesi tanya jawab dan diskusi. Dari materi yang disampaikan oleh penyaji,
pertanyaan yang diajukan oleh peserta dalam sesi tersebut, yaitu:
1. Saya kan bekerja shift dari jam 6 pagi hingga jam 3 sore, sementara saya ingin
memberikan ASI Eksklusif untuk anak saya. Kapan sebaiknya waktu yang tepat
untuk memerah asi dan cara menyimpannya sedangkan saya tidak memiliki
lemari pendingin?
J. EVALUASI PELAKSANAAN
STRENGTH:
WEAKNESS:
1. Antusiasme pasien cukup tinggi untukPeserta sedikit terdistraksi karena bayinya
mengikuti kegiatan penyuluhan
menangis, sehingga ada peserta yang harus
2. Letak ruangan yang strategis
bolak-balik untuk mengurus bayi, dan
3. Materi yang disampaikan menarik
akhirnya bayi dibawa ke tempat penyuluhan.
dengan menggunakan media lembar
Cuaca saat penyuluhan dilaksanakan hujan,
balik berisi gambar informative yang
sehingga suara pemateri terdistraksi sedikit
mudah dipahami peserta.
dengan suara hujan.
4. Hampir
semua
peserta
mampu
menjawab pertanyaan terkait materi
yang diberikan.

5. Adanya

pendampingan

dari

pembimbing klinik
OPPORTUNITIES:
THREAT:
Dukungan kuat dari pihak bangsal dan PKRS,baik dari perlengkapan penyuluhan serta
konsultasi materi.
K. HARAPAN
Tingginya antusiasme pasien untuk melakukan dan mencari tahun tentang
informasi manajemen laktasi, diharapkan kegiatan penyuluhan seperti ini dapat
rutin dilakukan. Melalui kegiatan penyuluhan manajemen laktasi ini, diharapkan
pasien dapat mengetahui pentingnya ASI eksklusif dan manajemen laktasi yang
tepat.
L. PENUTUP
Demikian laporan ini kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
menjadi landasan bagi pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Atas perhatian dan kerja
sama yang baik dengan berbagai pihak, kami ucapkan terimakasih.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PERAN IBU POST PARTUM DALAM MANAJEMEN LAKTASI
UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN IBU DAN BAYI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas

Disusun oleh:
Siwi Aji Pramudhita

15/359157/KU/18380

Sofyan Adetya Perkasa

15/359159/KU/18348

Ghina Kusumawati

15/390684/KU/18390

Diva Viya Febriana

15/390672/KU/ 18384

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN
Bidang Studi
Topik

: Ilmu Keperawatan Maternitas


: peran ibu post partum dalam manajemen laktasi untuk meningkatkan

Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu

kesejahteraan ibu dan bayi


: Ibu post partum di Ruang Anggrek RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro
: Ruang Tindakan
: Rabu, 13 April 2016
: 10.00 WIB

A. TUJUAN
3. Tujuan Instruksional Umum
Ibu post partum mampu memahami manajemen laktasi
4. Tujuan Instruksional Khusus

f.
g.
h.
i.
j.

Ibu dapat memahami pengertian manajemen laktasi


Ibu dapat memahami pentingnya ASI ekslusif
Ibu dapat memahami teknik perawatan payudara yang tepat
Ibu dapat memahami cara menyusui yang benar
Ibu dapat memahami manajemen penyimpanan ASI bagi ibu pekerja dan cara
pemberiannya

B. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab
C. MEDIA
1. Lembar balik
2. Leaflet
D. MATERI
4. Pengertian manajemen laktasi
5. Pentingnya ASI ekslusif
6. Teknik perawatan payudara yang tepat
7. Cara menyusui yang benar
8. Manajemen penyimpanan ASI bagi ibu pekerja dan cara pemberiannya
E. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu
1.
5 menit

2.

25 menit

3.

10 menit

4.

2 menit

Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Pembukaan
e. Membuka
kegiatan
denganc. Menjawab salam
d. Mendengarkan
dan
mengcapkan salam
f. Memperkenalkan diri
memperhatikan
g. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
h. Menyebutkan materi yang diberikan
Isi
c. Mendengarkan
dan
Menyampaikan
materi
denganmemperhatikan
menggunakan media, diskusi dan Tanyad. Mengajukan
jawab:
pertanyaan
f. Pengertian manajemen laktasi
g. Pentingnya ASI ekslusif
h. Teknik perawatan payudara yang tepat
i. Cara menyusui yang benar
j. Manajemen penyimpanan ASI bagi
ibu pekerja dan cara pemberiannya
Evaluasi
Menjawab pertanyaan
d. Menanyakan kepada peserta tentang
materi penyuluhan yang telah diberikan
e. Memberikan reinforcement positif
Terminasi:
Menjawab salam
c. Mengucapkan terimakasih
d. Mengucapkan salam penutup

F. PENGORGANISASIAN
1. Pembawa Acara : Ghina Kusumawati, S.Kep
2. Penyuluh
: Diva Viya F., S.Kep
3. Fasilitator
: Siwi Aji P., S.Kep
4. Observer
: Sofyan Adetya P., S.Kep
G. EVALUASI
a.

Evaluasi Struktur
1. Pasien/Ibu hadir di tempat penyuluhan.
2.

Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa PSIK FK UGM


bersama dengan pembimbing klinik yang mendampingi di ruang Anggrek RSUP
DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten

3. Pengorganisasian dilakukan sebelum pelaksanaan penyuluhan.


b.

Evaluasi Proses
1.

Pasien/Ibu antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh


pembicara.

c.

2.

Pasien/Ibu tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai

3.

Pasien/Ibu terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

Evaluasi Hasil
1. Pasien/Ibu mampu menyebutkan pentingnya ASI ekslusif, memahami teknik
perawatan payudara yang tepat, menyebutkan cara menyusui yang benar,
memahami anajemen penyimpanan ASI bagi ibu pekerja dan cara pemberiannya.
2. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri/penyuluh.

H. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


1. Pembawa acara
Uraian tugas :
a.

Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.

b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.


c.

Menutup acara penyuluhan.

2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a.

Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.

b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.

c.

Memotivasi peserta untuk bertanya.

3. Fasilitator
Uraian tugas :
a.

Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.

b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.


c.

Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.

d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi


peserta.
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.

Lampiran Materi
MANAJEMEN LAKTASI
Manajemen laktasi adalah suatu upaya agar proses laktasi atau menyusui dapat
berjalan dengan lancar dan baik. Manajemen laktasi meliputi perawatan payudara, praktek
menyusui yang benar, serta dikenalinya masalah laktasi dan cara mengatasinya.
ASI EKSKLUSIF
A. Pengertian
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi sejak usia 0 6 bulan,
tanpa penambahan apapun, air juga tidak, benar-benar hanya ASI. Karena lambung
bayi sangat kecil, dan ASI saja sudah memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi secara
sempurna
B. Manfaat ASI Eksklusif pada bayi
1. ASI Ekslusif mengandung kombinasi dan jumlah gizi yang dibutuhkan bayi secara
lengkap dan sempurna
2. Bayi yang baru lahir membutuhkan tingkat lemak yang lebih tinggi selama 6 bulan,
tubuh seorang ibu akan mengetahui hal itu dan menyesuaikannya dengan tepat
sehingga membantu memulai kehidupannya dengan baik
3. ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh ibu,
sehingga bayi memiliki kekebalan dan terhindar dari penyakit di awal
kehidupannya
4. Bayi menjadi cerdas karena ASI mengandung nutrisi yang mendukung
pertumbuhan pesat otak bayi yang sedang terjadi diperiode emas ini
5. Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa nyaman.
Hal ini dapat membantu menenangkan kolik, dan membantu membuat bayi tertidur
setelah menyusu, ini dibutuhkannya untuk bertumbuh
6. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena
gerakan mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu
7. Menyusui secara psikologis baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan ibu.
Ibu tetap bisa melakukan kegiatan sambil menyusui. Bayi tetap mendapat manfaat
dari kehangatan dan keamanan karena meringkuk ke tubuh ibu.
C. Manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan keluarga
1. Pelepasan hormon oksitosin ketika menyusui meningkatkan perasaan tenang,
nyaman, dan cinta untuk bayi
2. Bagus untuk kesehatan. Menyusui membantu uterus kembali ke ukuran normal
lebih cepat dan mencegah perdarahan. Wanita yang menyusui memiliki risiko lebih
sedikit terkena osteoporosis dan beberapa tipe kanker termasuk kanker payudara
dan kanker ovarium
3. ASI merupakan metode kontrasepsi yang alami

4. Ibu menjadi cantik dan ceria. Cara paling mudah untuk menurunkan berat badan!
Menyusui membakar ekstra kalori sebanyak 200-250 per hari. Biarkan wanita lain
berkeringat di tempat senam, semua yang perlu Anda lakukan adalah berpelukan
dengan bayi ibu
5. Ekonomis, karena menyusui itu gratis. Biaya untuk susu formula selama seminggu
bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Dan biaya selama setahun untuk susu formula
mencapai lebih dari jutaan rupiah . Dan lebih dari itu ibu harus membeli
perlengkapan seperti dot, botol dan peralatan sejenisnya kemudian Anda harus
menjaga barang-barang tersebut tetap bersih
6. Praktis karena ASI selalu siap tersedia. Tidak perlu mencampur susu formula atau
menunggu menghangatkan, sementara bayi menjerit tak bisa ditenangkan. Tidak
perlu khawatir kehabisan ketika tengah malam atau khawatir tidak cukup
membawa susu formula tersebut ketika sedang berpergian Memberi ASI
mendukung kelestarian lingkungan hidup
7. ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan disteril, bisa
mengurangi pemborosan bahan bakar.
D. Jenis ASI
Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan
pada hari pertama sampai hari ke-3. Kolostrum bisa dikatakan sebagai "imunisasi"
pertama yang diterima bayi karena banyak mengandung protein untuk daya tubuh yang
berfungsi sebagai pembunuh kuman dalam jumlah tinggi. Kadarnya 17 kali
dibandingkan dengan ASI.
ASI Transisi adalah air susu ibu yang di produksi setelah kolostrum antara hari
ke-4 sampai dengan hari ke-10. Dalam susu transisi ini terdapat Immunoglobulin,
protein dan laktosa dengan konsentrasi yang lebih rendah dari kolostrum tetapi
konsentrasi lemak dan jumlah kalori lebih tinggi, vitamin larut lemak berkurang,
vitamin larut air meningkat. Bentuk atau warna susu lebih putih dari kolostrum.
Susu Matur adalah susu yang keluar setelah hari ke-10. Berwarna putih kental.
Komposisi ASI yang keluar pada isapan-isapan pertama (foremilk) mengandung lemak
dan karbohidratnya lebih banyak dibandingkan hindmilk (ASI yang keluar pada
isapan-isapan terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu
pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum habis
agar bayi mendapat seluruh manfaat yang tersedia.
CARA MENYUSUI YANG BENAR
A. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (DepKes RI, 2005, p.31)

1.
2.
3.
4.
5.

Ibu duduk atau berbaring dengan santai


Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher

dan lengan bayi


6. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu.
B. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005, pp.26-32)
1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah (bentuk
C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk
gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
2. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
3. Tunggu samapi bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke bawah
4. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu belakang
bayi bukan bagian belakang kepala
5. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan dengan
hidung bayi
6. Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi
7. Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga puting
susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras (palatum durum) dan
langit- langit lunak (palatum molle)
8. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang
payudara
9. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi.
10. Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan
maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena hidung bayi
telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu.
11. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi
C. Langkah langkah Menyusui Yang Benar (DinKes, 2009)
1. Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya
2. Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar punggung
kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
3. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya
4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan
5. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara
6. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus

7. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola
8. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
9. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
10. Ibu menatap bayi saat menyusui
11. Pasca Menyusui
a) Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
b) Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya

PERAWATAN PAYUDARA
A. Pengertian Perawatan payudara post partum
Perawatan payudara setelah melahirkan (breast care) adalah perawatan
payudara yang di lakukan selama post natal agar kondisi payudara baik demi mencapai
keberhasilan menyusui.
B. Tujuan
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Memperbanyak/memperlancar produksi asi
3. Memperbaiki sirkulasi darah
4. Mengencangkan otot penyamgga payudara
5. Mencegah bendungan pada payudara/payudara bengkak
C. Kapan sebaiknya dilakukan
1. Pada hari kedua setelah melahirkan
2. Sebelum mandi/saat mau mandi
D. Persiapan alat dan bahan
1. Minyak kelapa/ baby oil pada tempatnya
2. Kapas pada tempat nya
3. Handuk 2 buah
4. Washlap 2 buah
5. 2 buah waskom masing-masing berisi air dingin dan hangat
6. Bengkok/kantong pelastik 1 buah
E. Langkah-langkah perawatan payudara
1. Mencuci tangan sebelum melakukan perawatan payudara
2. Kompres putting susu dengan menggunakan minyak ke;lapa/ baby oil kira-kira 2
menit bersihkan putting susu dan lamak susu dari lemak atau kotoran yang
menyumbat putting susu.
3. Tuangkan minyak ketangan secukupnya
4. Lakukan pemijatan :
a. Cara 1

1) Tempatkan kedua telapak tangan di antara kedua payudara, kemudian urut


ke arah atas, terus ke samping ,ke bawah , dan melenting sehingga tangan
menyangga payudara
2) Lepaskan tangan dari payudara
3) Lakukan sebanyak 3 kali berturut-turut
b. Cara 2
1) Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan
saling di rapatkan
2) Bagian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri dari pangkal
ke arah putting
3) Lakukan pada payudara yang lain
4) Lakukan sebanyak 30 kali berturut-turut
c. Cara 3
1) Telapak tangan kanan menopang payudara seperti cara 2
2) Jari-jari tangan kanan di kepalkan,kemudian buku-buku jari tangan kanan
mengurut payudara dari pangkal ke putting
3) Lakukan pada payudara yang lain
4) Lakukan sebanyak 30 kali berturut-turut
5. Untuk putting yang datar atau masuk ke dalam
a. Bersihkan putting dengan washlap basah yang bersih
b. Ambil spuit 10 cc, potong ujung bagian jarum
c. Lakukan keluarkan pendorong spuit dan masukkan kembali kebagian ujung
jarum yang telah dipotong (ratakan)
d. Tempelkan ujung spuit ke putting tarik pendorong,sampai putting tampak ke
luar ke dalam spuit.
e. Pertahankan beberapa menit, lalu lepaskan spuit dari putting
f. Tampung asi yang keluar ke dalam botol bersih
g. Lakukan beberapa kali setelah putting tampak menonjol
h. Anjurkan ibu untuk menyusui
6. Akhir dari massage rangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan air
dingin secara bergantian dengan di siram atau di kompres
7. Bersihkan putting susu dan sekitar nya dengan handuk kering dan bersih
8. Pakaikan bh ibu yang menopang payudara
9. Cuci tangan setelah selesai massase

MANAJEMEN PENYIMPANAN ASI BAGI IBU PEKERJA DAN CARA


PEMBERIANNYA
Cara menyimpan ASI harus mengikuti cara yang tepat, supaya ASI tidak rusak dan
aman untuk dikonsumsi bayi. Walaupun ASI lebih baik diberikan dalam kondisi segar dan

langsung dari tubuh ibu, terkadang dalam kondisi tertentu kita terpaksa menyimpan ASI
tersebut, misalnya untuk ibu yang bekerja di kantor.
Contoh lainnya adalah ibu yang terpaksa harus menjalani operasi sehingga tidak
dapat menyusui bayinya dalam waktu beberapa hari. Untuk itu, sebaiknya kita benar-benar
mengetahui cara menyimpan ASI yang baik.
A. Tempat menyimpan ASI
Tempat yang baik untuk menyimpan ASI adalah tempat berbahan beling atau
plastik dengan tutup yang kedap udara, misalnya botol susu ditutup rapat, atau kantong
khusus untuk ASI. Jangan gunakan kantong yang bukan khusus untuk ASI, karena dapat
pecah ketika dibekukan di dalam freezer.

B. Membersihkan tempat menyimpan ASI


Bersihkan botol atau wadah dengan air hangat dan sabun, kemudian bilas sampai
bersih dengan air hangat atau disterilisasi dengan merebusnya seperti halnya
mempersiapkan botol susu biasa, lalu biarkan kering secara alami. Berhati-hatilah untuk
merebus tempat berbahan plastik, karena hanya plastik berlabel BPA-freeyang aman bila
terkena panas
C. Langkah-langkah memereah ASI menggunakan tangan (menurut IDAI)
a. Cuci tangan sebelum memerah ASI
b. Sediakan mangkuk bersih bermulut lebar dan letakkan mangkuk di dekat payudara
c. Letakkan ibu jari dibatas atas areola, sedangkan jari lain di batas bawah areola.
d. Tekan kea rah dada
e. Tekan dengan sedikit mengurut kea rah putting sampai ASI memancar keluar dan
tertampung di dalam mangkuk
f. Ubah posisi jari ke jam 3 dan jam 9, kemudian mulai lagi memerah. Selain posisi
pukul 6-12 dan 3-9 ada juga posisi 2-8 dan 4-10
g. Jangan sampai terasa sakit
h. Perah satu payudara selama 3-5 menit, kemudian beralih ke payudara lainnya.

i. Demikian seterusnya bergantian sampai payudara terasa kosong (20-30 menit)

D. Cara menyimpan ASI


a. Bagi ASI perah dan simpan dalam jumlah yang lebih sedikit (60-120ml) sehingga
tidak perlu membuang ASI yang tidak dihabiskan
b. Jangan menyimpan ASI di botol hingga penuh, sisakan sedikit ruang. Karena pada
ASIP (ASI Perah) dibekukan akan memuai dan bias membuat wadah penyimpanan
pecah atau terbuka jika dipaksakan. Jangan mengisi ASI terlalu penuh pada
tempatnya, sisakan ruang kosong sekitar 2,5 cm dari atas.
c. Segera dinginkan ASI dalam waktu kurang dari 1 jam setelah dipompa dari
payudara di dalam lemari es atau kulkas.
d. Berilah label tanggal dan jam penyimpanan supaya mudah diingat.
e. Jangan mencampur ASI yang baru dengan ASI yang sudah didinginkan
sebelumnya.
f. Sebelum diberikan kepada bayi, kocok dengan lembut wadah yang berisi ASIP
sampai tercampur rata. Jangan mengocok terlalu keras karena akan mengakibatkan
terpisahnya kandungan dalam ASI saat proses penyimpanan sehingga tidak
homogen.
g. ASI yang disimpan dalam termos diisi es batu dapat bertahan 24 jam. Di lemari es
(tempat buah) dapat tahan 2x24 jam. ASI perah yang disimpan di lemari es (kulkas
tempat khusus untuk menyimpan ASI) dapat bertahan 2 minggu (usahakan
tempatnya terpisah dari bahan makanan lain) dan jangan dibuka-tutup. ASI bisa
tahan sampai 3 bulan jika disimpan dalam di freezer (Pumawati, 2007).
E. Suhu dan waktu penyimpanan

Pada dasarnya dengan cara menyimpan ASI yang tepat, ASI dapat tahan selama 68 jam bila suhu ruangan kurang dari 25C. Bila kurang dari suhu tersebut, ASI harus
disimpan di dalam kulkas atau freezer. Untuk ibu yang bekerja di kantor, ASI dapat
dipompa pada pagi hari lalu di simpan di dalam kulkas untuk kebutuhan selama bayi
ditinggal bekerja. Bila di simpan pada kulkas bersuhu 4C, ASI dapat disimpan
maksimum 5 hari.
ASI juga dapat dipompa ketika ibu berada di kantor lalu kemudian disimpan di
dalam kulkas kantor hingga waktunya pulang ke rumah. Gunakan termometer kulkas
untuk selalu memantau suhu kulkas atau freezer selama menyimpan ASI.Walaupun
sangat jarang terjadi, kadang kita butuh menyimpan ASI dalam jangka waktu yang lebih
lama. Bila dibekukan pada freezer bersuhu -15C, ASI dapat disimpan selama
maksimum 2 minggu.Selalu letakkan ASI pada bagian belakang kulkas atau freezer,
karena bagian ini memiliki suhu yang paling dingin. Bila waktu penyimpanan sudah
lewat, jangan gunakan lagi ASI tersebut.
Pengaruh penyimpanan pada suhu ruangan (suhuruang 25-28C) terhadap
penumnan kadar laktosa dan protein dalam A S I . Ada pengaruh penyimpanan pada
almari pendingin (suhu 2-8C) terhadap penunan kadar latosa danprotein dalam ASI.
Pengamh penyimpanan ASI pada almari pendingin lebih baik dibanding suhu ruangan
terhadap kadar laktosa dan protein ASI.
F. Menyajikan ASI yang sudah disimpan
Setelah dikeluarkan dari kulkas, cara yang paling tepat untuk memanaskannya
adalah dengan merendam botol atau tempat penyimpanan di dalam mangkuk berisi air
panas.Bila ASI tersebut tidak habis dalam sekali pakai, jangan digunakan kembali
setelah 24 jam. Jangan memanaskan ASI dengan microwave.
ASI yang beku dari freezer dapat dicairkan dengan cara :
1. Menaruhnya di dalam kulkas selama 4 jam, atau dengan cara ini : sirami tempat
penyimpanan (masih dalam kondisi tetap tertutup rapat) dengan air dingin yang
mengalir dari kran. Ketika ASI mulai mencair, gunakan air hangat dari kran sampai
seluruhnya mencair. Jangan mencairkan ASI beku dengan cara mendiamkannya
pada suhu ruangan.
2. Setelah ASI cair, rendam botol atau tempat penyimpanan di dalam mangkok atau
wadah yang diisi air panas
Lakukan cara menyimpan ASI sesuai panduan di atas, berhati-hatilah dalam setiap
langkah, karena ASI yang sudah rusak atau terkontaminasi dapat berbahaya bagi bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z., Indarto., Murwati.2009. Pengaruh Penyimpanan ASI Terhadap Kadar Laktosa
dan Protein Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas Jogonalan. Volume 2; Nomor 1;
Volume Z, Nomor 1. Poltekese Kesehatan Surakarta.
Destur. 2015. Satuan penyuluhan Breast Care. (perawatan payudara). Diakses melalui
www.senyumperawat.com
http://id.theasianparent.com/cara-menyimpan-asi/3/ diakses tanggal 10 April 2016 Pukul
21.00
Kemenkes RI. 2014. Lembar Balik Keluarga Sehat Idamanku Kota Sehat Kotaku. Diakses
melalui www.promkes.depkes.go.id
Tim Admin Grup Sharing ASI MP-ASI. 2015. Superbook For Supermom, Kupas Tuntas
Masalah Kehamilan, ASI, MP-ASI, Kesehatan Anak, Psikologi ibu dan Anak.Hal;
84-94.ISBN 979-006-539-6. Jakarta: FMedia.

DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

Anda mungkin juga menyukai