Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN INDIVIDU

UPAYA PELAKSANAAN DAN EVALUASI


DISKUSI REFLEKSI KASUS DAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT
DI RUANG MELATI 1,3 RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
TANGGAL 7 MARET 26 MARET 2016

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu


Praktik Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan

Oleh:
Amalia Choirunnisa, S.Kep
15/390666/KU/18378

Kerjasama:
Ruang Melati 1,3 Instalasi Kesehatan Anak RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta dengan
Ners Muda Stase Manajemen Keperawatan Program Profesi PSIK UGM
RSUP Dr Sardjito
2016

LAPORAN INDIVIDU
UPAYA PELAKSANAAN DAN EVALUASI
DISKUSI REFLEKSI KASUS DAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT
DI RUANG MELATI 1,3 RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
TANGGAL 7 MARET 26 MARET 2016

Oleh:
1. Sunarti, S.ST
2. Wiwik Herawati, S. ST
3. Amalia Choirunnisa, S.Kep.

Kerjasama:
Ruang Melati 1,3 Instalasi Kesehatan Anak RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta dengan
Ners Muda Stase Manajemen Keperawatan Program Profesi PSIK UGM
RSUP Dr Sardjito
2016

ii

LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN DAN EVALUASI DISKUSI REFLEKSI KASUS DAN CONTINUING
PROFESSIONAL DEVELOPMENT DI RUANG MELATI 1,3 RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
TANGGAL 7 MARET 26 MARET 2016

Disahkan pada hari dan tanggal..............................................


Oleh:

Kepala Ruang Melati 1,3

Wiwik Herawati, S,ST


NIP 196401271985032005

Ketua KFK Anak

Sunarti, S.ST
NIP.19650201 1991032001

Pembimbing I

Ners Muda

Amalia Choirunnisa, S.Kep


NIM.15/390666/KU/18378

Pembimbing II

Totok Harjanto, S. Kep., Ns.,M.Kes

Nuryandari, SKM., M. Kes

iii

LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN DAN EVALUASI DISKUSI REFLEKSI KASUS DAN CONTINUING
PROFESSIONAL DEVELOPMENT DI RUANG MELATI 1,3 RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
TANGGAL 7 MARET 26 MARET 2016

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu


Praktik Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan
AMALIA CHOIRUNNISA, S.Kep.
15/390666/KU/18378
Disahkan pada tanggal

vdgggssdg

Oleh :
Kepala Ruang Melati 1,3

Wiwik Herawati, S.ST


NIP 196401271985032005
Pembimbing I

Pembimbing II

Totok Harjanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes

iv

Nuryandari, SKM., M. Kes

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Praktek Profesi Stase Manajemen
Keperawatan di Ruang Melati 1,3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Tugas ini disusun untuk
memenuhi tugas individu Profesi Stase Manajemen Keperawatan di Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Dalam penyusunan tugas ini, penulis mendapatkan banyak tantangan, hambatan dan
ujian. Namun berkat usaha, doa dan arahan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis
dapat menyelesaikannya. Untuk itu, dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat Bapak/Ibu:
1. Dr. Mochammad Syafak Hanung, SP.A selaku Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito
2. Endri Astuti, S.Kep.,Ns.,MPH selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta
3. Patricia.S.Lasmani,S.Kep,Ns.,MPH., Ketua Komite Keperawatan RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan memfasilitasi praktek profesi stase
manajemen keperawatan.
4. Nuryandari, SKM., M.Kes, selaku dan Pembimbing Akademik, yang memberikan bantuan
dan bimbingan dalam pelaksanaan praktek profesi stase manajemen keperawatan.
5. Totok Harjanto, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik stase manajemen
keperawatan yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.
6. Wiwik Herawati, S.ST selaku Kepala Ruang Melati 1,3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang
telah memberikan bantuan, bimbingan dan menyediakan fasilitas.
7. Sunarti, S.ST. selaku Ketua Kelompok Fungsional (KFK) Anak RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan memfasiliasi praktek profesi stase
manajemen keperawatan.
8. Seluruh staf Ruang Melati 1,3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta atas bantuan dan
kerjasamanya.
9. Teman-teman kelompok stase manajemen keperawatan atas bantuan dan kerjasamanya
selama ini.
v

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya untuk kelancaran proses praktek dan
pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca
pada umumnya.

Yogyakarta, 26 Maret 2016

Penulis

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................ vii


DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Program Kegiatan ............................................................................................3
C. Tujuan Kegiatan ..............................................................................................3
BAB II. KAJIAN TEORI ......................................................................................5
A. Continuing Professional Development (CPD) ................................................5
B. Diskusi Refleksi Kasus (DRK) ........................................................................6
BAB III. PELAKSANAAN DAN EVALUASI ..................................................13
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................22
A. Kesimpulan...................................................................................................22
B. Saran ..............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ..................................................................................................................

Tabel 2 ..................................................................................................................

ii

Tabel 3 ..................................................................................................................

iii

Tabel 4 ..................................................................................................................

Tabel 4 ..................................................................................................................

vi

Tabel 4 ..................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................

viii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ruang Melati 1dan 3 secara khusus memberikan pelayanan kesehatan pada anak
dari umur 1 bulan sampai 18 tahun. Dalam setiap kegiatan selalu memprogramkan
pencapaian kualitas yang disesuaikan dengan tuntutan kepuasan pengguna jasa. Dalam
pelaksanaanya selalu berpedoman pada visi dan misi yang ada. Ruang Melati 1dan 3 juga
merupakan salah satu pemberi fasilitas pelayanan kesehatan dengan kasus disamping
kasus penyakit anak juga melayani pasien dengan kasus bedah anak ,bedah mulut dan
THT anak. Kegiatan pelayanan yang dilaksanakan mengutamakan kepada pelayanan
kesehatan anak secara paripurna, promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, bermutu dan
terjangkau. Sasaran pasar yang dicapai adalah seluruh lapisan masyarakat baik dalam
maupun luar negeri. Ruang Melati 1dan 3 adalah terdiri dari ruang VIP dan kelas 1 ,kelas
2 dengan tidak menghilangkan fungsi sosial dan sebagai bagian dari rumah sakit
pendidikan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter, perawat, dan tenaga kesehatan
lain kepada pasien memerlukan aturan yang baku, seragam untuk seluruh rumah sakit dan
berdasarkan standard an keilmuan yang ada, yang biasa kita kenal dengan istilah protap
(prosedur tetap). Prosedur tetap adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama
lainnya yang menunjukan adanya tahapan secara jelas dan pasti, serta cara-cara yang
harus ditempuh dalam rangka penyelesaian tugas. Adanya pedoman tetap diharapkan
dapat terjadi peningkatan kinerja pada setiap pelayanan yang diberikan oleh perawat yang
akhirnya dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan penerima layanan,
karena peningkatan kualitas kinerja yang berimplikasi terhadap kepuasan dari masyarakat
merupakan tujuan utama dibuatnya Standar Prosedur Operasional (SPO) / Standart
Operating Procedure (SOP). RSUP Dr. Sardjito memiliki banyak protap, baik protap
pelayanan, protap asuhan keperawatan dan protap kolaborasi. Protap kolaborasi dokterperawat/ bidan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta salah satunya adalah protap Diskusi
Refleksi Kasus (DRK) yang diterbitkan pada tanggal 10 Mei 2010.

Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa selama ini belum pernah melakukan
DRK secara rutin yang merupakan diskusi intern antar perawat. Berdasarkan

studi

dokumentasi

oleh

diperoleh

bahwa

DRK

telah

dilakukan pada

tahun

2013

mahasiswa profesi ners PSIK FK UGM bekerja sama dengan ruang Melati 1,3.
Belum terlaksananya DRK secara rutin di ruang Melati 1,3 antara lain karena DRK
belum tersosialisasi dengan baik kepada staf medis maupun keperawatan di ruangan
Melati 1,3. Mereka tidak mengetahui tata cara pelaksanaannya. Sosialisasi yang masih
kurang menyebabkan pelaksanaan DRK belum dilaksanakan secara rutin karena kepala
ruangan, perawat dan dokter belum memahami tentang pelaksanaan, tujuan serta manfaat
dari DRK tersebut.
Faktor lain yang menjadi penyebab belum dilaksanakannya DRK secara rutin
karena beban kerja perawat sangat tinggi. Pada umumnya, DRK dilaksanakan pada pagi
hari sementara beban kerja perawat jaga pagi yang tinggi membuat perawat kesulitan
untuk mengatur waktu kegiatan yang lain, sehingga perawat tidak bisa menyempatkan
waktu untuk mengikuti DRK. DRK merupakan suatu sarana untuk komunikasi antar
perawat, dimana perawat dapat saling berbagi ilmu dalam dunia keperawatan atau
memecahkan masalah yang timbul dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
dam keluarga. Apabila masalah ini tidak teratasi maka dapat berdampak pada buruknya
hubungan professional antara perawat atau terhadap kualitas pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien dan keluarga. Kualitas pelayanan juga dapat ditingkatkan
melalui pengembangan keilmuan dan keterampilan perawat, salah satu kegiatan untuk
merefresh ilmu dan keterampilan perawat adalah melalui Continuing Professional
Development (CPD).
Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa belum pernah dilakukan CPD atau
dulu masih disebut dengan Continuing Nursing Education. Hal ini disebabkan karena
CPD belum diagendakan pada waktu khusus. Faktor penunjang belum terlaksananya
CPD dan DRK di ruang Melati 1,3 adalah beban kerja perawat yang tinggi. Perawat di
ruang Melati 1,3 sudah memenuhi kebutuhan tenaga perawat di ruangan namun ada
beberapa perawat yang sakit dan cuti melahirkan sehingga tenaga perawat terkadang
kurang di setiap shift jaga yang menyebabkan beban kerja perawat tinggi. Beban kerja
perawat yang tinggi membuat perawat kesulitan untuk mengatur waktu untuk kegiatan
2

yang lain. Selain itu, perawat juga mengalami keterbatasan dalam memperbarui ilmu
tentang dunia kesehatan, khususnya tentang keperawatan dan adanya kendala bahasa
dimana tidak semua perawat lancar berbahasa Inggris.
Pelaksanaan CPD yang tidak berkelanjutan dapat menyebabkan terhentinya
proses pembelajaran perawat sehingga perawat akan cenderung stagnan dengan taraf
keilmuan dan ketrampilannya saat ini. Selain itu, tanpa adanya pengembangan
pengetahuan dan sharing permasalahan perawat akan kesulitan dalam memahami
kebutuhan pasien dan keluarga. Selain itu apabila CPD tidak dilaksanakan akan
berdampak pada kualitas asuhan keperawatan itu sendiri. Perlunya transfer, refreshing
ilmu dan update konsep keilmuan dan teori yang terbaru akan meningkatkan performa
pelayananan perawat sebagai suatu profesi.

B. PROGRAM KEGIATAN
Program yang dilakukan adalah pelaksanaan Continuing Professional Development
(CPD) Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) dan Diskusi Refleksi Kasus (DRK) di Ruang
Melati 1,3 RSUP Dr. Sardjito.

C. TUJUAN
1. Apakah dengan melakukan koordinasi dengan Kepala Ruang tentang rencana
pelaksanaaan DRK, melakukan studi literature, melaksanakan dan mengevaluasi
DRK yang dilakukan oleh ners muda kepada 8 perawat di ruang Melati 1,3 yang
dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 dapat terlaksana DRK satu kali dengan
kualitas 80% dari hasil penilaian?
2. Apakah dengan melakukan studi literature, menyusun materi CPD, koordinasi dan
konsultasi dengan pembimbing akademik, Kepala Ruang Melati 1,3 dan ketua KFK
anak dan melaksanakan refreshing materi Askep Gangguan Pemenuhan Nutrisi yang
dilakukan oleh Ners Muda, pembimbing akademik, kepala ruang dan KFK anak pada
tanggal 21 Maret 2016 di Ruang Nuri kepada 39 perawat INSKA dan 22 mahasiswa
stase manajemen dapat memperoleh apresiasi dari perawat anak terhadap CPD
dengan topik Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada

Anak dengan absensi kehadiran peserta minimal 80%, terlaksana CPD 1x di INSKA,
tersusun TOR CPD hingga 100%?
3. Apakah dengan melakukan studi literature, menyusun materi soal pre test dan post
test, koordinasi dengan pembimbing akademik, Ketua KFK dan melaksanakan pre
test dan post test pada acara CPD dapat menjadi bahan untuk mengevaluasi manfaat
kegiatan CPD dalam meningkatkan pengetahuan perawat sebesar 80% ?

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD)


1. Pengertian
a) CPD adalah suatu program yang merupakan persiapan dasar yang didesain untuk
meningkatkan dan memperkaya pengetahuan, menyempurnakan dan memperbaiki
ketrampilan dan mengembangkan sikap dan perilaku untuk mengembangkan praktek
keperawatan yang akan meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
b) Bagi individu, merupakan suatu pengembangan profesional yang berarti suatu proses
partisipasi

aktif

dalam

aktivitas

pembelajaran

sepanjang

waktu

untuk

mengembangkan praktek dan keahlian. Partisipasi dalam CPD merupakan setengah


tanda dari seorang profesional. Sebagai suatu proses, CPD terdiri dari aktivitas
pembelajaran yang bertujuan untuk membangun berdasarkan pendidikan dan
pengalaman profesional untuk meningkatkan dan mengembangkan praktek,
pendidikan, administrasi, penelitian atau pengembangan teori yang pada akhirnya
bermanfaat untuk klien dalam menerima pelayanan yang profesional.
c) Pendidikan keperawatan mengacu pada pembelajaran formal dan pelatihan ilmu
pengetahuan di bidang keperawatan. Termasuk fungsi dan tugas dalam memberikan
pelayananan fisik pada pasien dan kombinasi dari beberapa disiplin ilmu yang
berbeda yang semuanya berakselerasi dalam mengembalikan kesehatan pasien dan
mempertahankannya.
2. Long distance learning
Siswa perawat dapat mendapatkan pendidikan dari berbagai belahan dunia mana saja,
meningkatkan kompetensi dan tekanan pada kualitas pengajaran. Internet menyediakan
informasi yang luas, tersedia lebih cepat dari sebelumnya, sejalan dengan kurikulum
pilihan, dengan clinical practice based pada siswa di komunitas.
3. Implikasi profesional
a) Perawat pada semua level diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
yang tentu saja membutuhkan biaya dalam pengembangannya
5

b) Pendidikan keperawatan harus cepat dalam melakukan inovasi dan mempersiapkan


siswa menjadi seorang yang dapat berpikir kritis dan mempu menyelesaikan masalah.
c) Perawat profesional harus mampu mencari solusi baru, lebih proaktif dan
enterpreunership.
d) Guru harus mampu mempersiapkan perawat untuk bekerja di lingkungan dengan
teknologi yang canggih, menguasai komputer, terorganisasi dan diarahkan pada
pengembangan diri sendiri.
4. Akreditasi CPD
Dalam perubahan sisterm pelayanan kesehatan dewasa ini, perawat dengan sendirinya
akan terlibat sebagai partisipan dalam CPD untuk mempertahankan sertifikasi mereka atau
untuk keperluan lisensi yang baru.
Akreditasi diperlukan untuk :
a) Meningkatkan kredibilitas program CPD
b) Mendemonstrasikan standar performa yang tinggi sesuai dengan standar tujuan
nasional
c) Meningkatkan visibilitas organisasi diantara perawat teregistrasi
d) Mengkomunikasikan suatu komitmen untuk memberikan kualitas pendidikan
perawat yang tinggi.
e) Meningkatkan standar profesional yang tinggi untuk perawat.

B. DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)


1. Pengertian
Diskusi refleksi kasus (DRK) adalah suatu metode pembelajaran dalam merefleksikan
pengalaman tenaga keperawatan yang aktual dan menarik dalam memberikan dan mengelola
asuhan keperawatan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada
pemahaman standar yang ditetapkan.
2. Tujuan
a. Mengembangkan profesionalisme perawat
b. Salah satu wahana untuk menyelesaikan maslah dengan mengacu pada standar
keperawatan yang telah ditetapkan
3. Manfaat
6

Diskusi Refleksi Kasus (DRK) mempunyai manfaat sebagai berikut:


a. Meningkatkan aktualisasi diri perawat
b. Membangkitkan motivasi belajar perawat
c. Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar dan meningkatkan kerjasama
d. Memberikan kesempatan individu untuk mengeluarkan pendapat tanpa merasa
tertekan
e. Memberikan masukan kepada pimpinan untuk:
1) Penambahan dan peningkatan SDM perawat (pelatihan, pendidikan berkelanjutan
dan magang)
2) Penyempurnaan SOP
3) Pengadaan alat
4. Langkah-Langkah Kegiatan
a. Memilih / menetapkan kasus yang akan didiskusikan.Topik-topik bahasan yang
diterapkan untuk didiskusikan dalam DRK antara lain:
1) Pengalaman pribadi perawat yang aktual dan menarik dalam menangani kasus / pasien
di lahan klinis
2) Pengalaman dalam mengelola pelayanan keperawatan dan isu-isu stategis
3) Pengalaman yang masih relevan untuk dibahas dan akan memberikan informasi
berharga untuk meningkatkan mutu pelayanan
Proses diskusi akan memberikan ruang dan waktu bagi setiap peserta untuk
merefleksikan pengalaman, pengetahuan serta kemampuannya dan mengarahkan maupun
meningkatkan pemahaman perawat terhadap standar yang akan mengacu mereka untuk
melakukan kinerja yang bermutu tinggi.
b. Menyusun jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan DRK adalah daftar kegiatan yang harus dilaksanakan dalam
waktu kurun waktu yang telah ditetapkan dan disepakati. Kegiatan DRK disepakati dalam
kelompok kerja. Kegiatan DRK dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan dan
sebaiknya jadwal disusun untuk kegiatan satu tahun. Dengan demikian para peserta yang
telah ditetapkan akan mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkannya.
Setiap

bulan

ditetapkan

dua

orang

yang

bertugas

sebagai

penyaji

dan

fasilitator/moderator selebihnya sebagai peserta demikian seterusnya, sehingga seluruh


7

anggota kelompok akan mempunyai kesempatan yang sama. Peserta dalam kelompok
diupayakan antara 5-8 orang.
c. Waktu pelaksanaan DRK
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut minimal 60 menit
dengan perincian sebagai berikut:
1) Pembukaan

: 5 menit

2) Penyajian

: 15 menit

3) Tanya jawab

: 30 menit

4) Penutup/kesimpulan

: 10 menit

d. Peran masing-masing dalam DRK


Dalam Diskusi Refleksi Kasus ditetapkan suatu aturan main yang harus dipatuhi
oleh semua peserta agar diskusi tersebut dapat terlaksana dengan tertib. Ada 3 peran
yang telah disepakati dan dipahami dalam melaksanakan DRK yaitu:
1) Peran penyaji
a) Menyiapkan kasus klinis keperawatan yang pernah dialami ataupun pernah
terlibat di dalamnya yang merupakan kasus yang menarik bagi kasus yang lalu
maupun kasus-kasus saat ini. Selain kasus klinis dapat pula dipilih kasus
management dan pengalaman keberhasilan dalam pelayanan.
b) Menjelaskan menjelaskan kasus yang telah disiapkan. Alokasi waktu 15 menit
c) Menyimak pertanyaan yang disampaikan peserta
d) Memberikan jawaban sesuai dengan pengetahuan dan pegalamannya yang telah
dilakukan dan merujuk pada standar yang relevan atau SOP yang berlaku
e) Mencatat hal-hal penting selama proses DRK
2) Peran moderator:
a) Mempersiapkan ruangan diskusi dengan mengatur posisi tempat duduk dalam
bentuk lingkaran sehingga peserta dapat saling bertatapan muka dengan leluasa.
b) Membuka pertemuan
o Mengucapkan selamat datang
o Menyampaikan tujuan pertemuan
o Membuat komitmen bersama dengan seluruh anggota diskusi tentang lamanya
waktu diskusi atau kontrak waktu
8

o Menyampaikan tata tertib diskusi


Selama penyajian kasus tidak boleh ada interupsi
Yang berbicara hanya satu orang dalam satu saat
Peserta boleh bertanya tanpa memojokkan / menyalahkan satu sama lain
Tidak ada yang mendominasi dalam diskusi
c) Mempersilahkan penyaji untuk menyampaikan kasusnya selama 15 menit
d) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan secara
bergilir selama 30 menit
e) Mengatur lalu lintas pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan klarifikassi jika
ada yang kurang jelas
f) Merangkum hasil diskusi
g) Melakukan refleksi terhadap proses diskusi dengan meminta peserta untuk
menyampaikan pendapat dan komentarnya tentang diskusi tersebut
h) Membuat kesimpulan hasil refleksi dn menyampaikan isu-isu yang muncul
i) Meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan berikutnya
j) Menutup pertemuan dengan memberikan penghargaan kepada seluruh peserta dan
berjabat tangan
k) Membuat laporan hasil diskusi sesuai format dan menyimpan laporan DRK pada
arsip yang telah ditentukan bersama
3) Peran peserta
a) Mengikuti kegiatan sampai selesai diakhiri dengan mengisi daftar hadir
b) Memberikan perhatian penuh selama kegiatan
c) Mempunyai hak untuk mengajukan pertanyaan/pernyataan minimal satu
pertanyaan dengan alokasi waktu seluruhnya 30 menit,
d) Dalam mengajukan pertanyaan agar merujuk pada standar
e) Tidak dibenarkan untuk mengajukan pertanyaan / pernyataan yang sifatnya
memojokkan / menyalahkan
f) Tidak dibenarkan untuk mendominasi pertanyaan
g) Pertanyaan berupa klarifikasi dan tidak bersifat menggurui
e. Penyusunan Laporan

Setelah melakukan kegiatan, langkah berikutnya adalah menyusun laporan DRK.


Agar kegiatan DRK dapat diketahui dan dibaca oleh pimpinan, anggota kelompok atau
teman sejawat lainnya maka kegiatan tersebut harus dicatat/didokumentasikan sebagai
laporan. Bentuk laporan dikemas dengan menggunakan suatu format yang antara lain
berisikan:
1) Nama peserta yang hadir
2) Tanggal, waktu dan tempat pelaksanaan
3) Isu-isu atau masalah yang muncul selama diskusi
4) Rencana tindak lanjut berdasarkan masalah
Lampiran laporan menyertakan daftar hadir yang ditandatangiani oleh semua peserta.
Contoh format laporan Diskusi Refleksi Kasus
Nama ruang perawatan

Tanggal

Topik

Masalah/isu yang muncul :


Rencana tindak lanjut

No

Kegiatan

Indikator

1.

Pelatihan management
terapi cairan

ada
proposal
pelatihan
management terapi cairan
dilatih 100% perawat di ruang X

2.

Dst

Dst

f. Evaluasi
Komponen evaluasi meliputi:
1)

Hal yang dievaluasi

2)

Subyek yang dievaluasi

3)

Evaluator

4)

Sample/peserta

5)

Instrumen evaluasi

6)

Metode evaluasi

7)

Tempat

8)

Kriteria evaluas
10

Tabel 1
Format Instrumen Observasi Penilaian Pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus
Petunjuk pengisian: berikan tanda () untuk jawaban ya dan (0) untuk tidak (n=1)
No

Aspek yang dinilai

1. A. Persiapan
1. Alat tulis
2. Menentukan penyaji (dokter, perawat/tenaga kesehatan lain)
3. Laporan kasus yang akan didiskusikan
4. Menentukan fasilitator
5. Mengundang peserta
6. Mempersiapkan tempat diskusi
2.

B. Pelaksanaan
1. Fasilitator membuka diskusi dengan doa
2. Menyampaikan aturan dan tujuan diskusi
3. Melakukan kontrak waktu
4. Penyaji menyampaikan kasus diskusi
5. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
mengajukan pertanyaan
6. Fasilitator mengatur jalannya diskusi

C. Evaluasi
1. Fasilitator bertanya kepada peserta tentang manfaat yang
diperoleh dari diskusi
2. Memberikan reinforcement positif kepada penyaji dan
peserta
3. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik
5. Membuat laporan hasil DRK dengan dilampiri undangan dan
daftar hadir
6. Menyimpan laporan DRK dilampiri dengan undangan dan
daftar hadir
7. Fasilitator menutup diskusi dengan doa bersama dan saling
berjabat tangan
11

Hasil

Ket.

Total
Nilai (%)
Observer

Tabel 2
Format Evaluasi Pelaksanaan Refleksi Kasus
Item Evaluasi

Hasil Sebelumnya Hasil Instrumen


Observasi

Nilai Hasil Penilaian

12

Target

Ket

BAB III
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan
1. Langkah-langkah kegiatan
Tabel 3
Langkah-Langkah Kegiatan
No

Kegiatan

A
1.

Persiapan
Melakukan
koordinasi
dengan Karu
tentang kasus,
jadwal kegiatan,
dan pelaksanaan
DRK

2.

Pelaksana

Sasaran

Tujuan

Waktu

Tempat

Ners
muda

Mendapat
kasus dan
terjadwalnya
DRK

Persetujuan Karu 17-18 Maret Ruang Melati


terhadap kasus
2016
1,3 RSUP Dr.
dan pelaksanaan
Sardjito
DRK

Menyiapkan
materi DRK

Ners
Muda

Tersusunnya
materi DRK

3.

Koordinasi
dengan KFK
mengenai CPD di
INSKA

Ners
Muda

TOR CPD
di INSKA

Memiliki
persiapan materi
DRK
Tersusun materi
dan TOR CPD di
INSKA

4.

Melakukan
koordinasi
dengan KFK
tentang materi
CPD, jadwal
kegiatan, dan soal
pretest & posttest

Ners
muda

Materi dan
jadwal CPD

B.
5.

Pelaksanaan
Melaksanakan
diskusi refleksi
kasus (DRK)

KaRu
Melati
1,3

KaRu, PN,
AN

6.

Pelaksanaan
Continuing

Perawat
INSKA,
Ners

Perawat
INSKA,
Ners Muda

18-21 Maret Ruang Melati


1,3 RSUP Dr.
2016
Sardjito
14 Maret
Instalasi
2016
Kesehatan
Anak
(INSKA)
RSUP Dr.
Sardjito
Persetujuan KFK 14-18 Maret Instalasi
terhadap materi
2016
Kesehatan
dan jadwal CPD
Anak
(INSKA)
RSUP Dr.
Sardjito

Diskusi refleksi
kasus (DRK)
dapat
dilaksanakan
sesuai protap
Pelaksanaan
CPD untuk
beberapa
13

22 Maret
2016

Ruang Melati
1,3 RSUP Dr.
Sardjito

21 Maret
2016

Ruang
Pertemuan
Nuri,

Professional
Development
(CPD)
C
7.

Evaluasi
Evaluasi
pelaksanaan
Diskusi Refleksi
Kasus

8.

Evaluasi
pelaksanaan
Continuing
Professional
Development
(CPD)

Muda

perawat di
INSKA

Ners
KaRu, PN
muda dan dan AN
KaRu
Melati 1,3
Melati
1,3

Terlaksananya
Diskusi Refleksi
Kasus (DRK)
sesuai protap,
antusiasme
peserta dan
kehadiran
Pelaksanaan
CPD untuk
beberapa
perawat di
INSKA

Ners
Muda

Perawat
INSKA,
Ners Muda

INSKA,
RSUP Dr.
Sardjito
22 Maret
2016

Ruang Melati
1,3 RSUP Dr.
Sardjito

21 Maret
2016

Ruang
Pertemuan
Nuri,
INSKA,
RSUP Dr.
Sardjito

2. Jadwal Kegiatan
Tabel 4
Jadwal Kegiatan
No

Kegiatan

Tanggal 5 17 Juli 2013


14

A
1

Persiapan
Melakukan koordinasi dengan Karu
tentang kasus, jadwal kegiatan, dan
pelaksanaan DRK
Menyiapkan materi DRK

Koordinasi dengan KFK mengenai


CPD di INSKA

Melakukan koordinasi dengan KFK


tentang materi CPD, jadwal
kegiatan, dan soal pretest & posttest

Pelaksanaan

Melaksanakan Diskusi Refleksi


Kasus (DRK)

16

B.

15

17

18

19

20

21

22

14

23

Pelaksanaan Continuing
Professional Development (CPD)

Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan Diskusi


Refleksi Kasus

Evaluasi pelaksanaan CPD dan


evaluasi hasil pretest & posttest
Keterangan :
X

: Perencanaan

: Pelaksanaan

3. Anggaran Biaya

No.

Tabel 5
Anggaran Biaya Kegiatan Continuing Professional Development (CPD)
Jenis
Jumlah
Rupiah

1.

Konsumsi

2.

Pengadaan materi

3.

Lain-lain
Jumlah

61 x 10.000

610.000

35 x 2000

7.000

20.000

20.000
637.000

B. Evaluasi
1. Ketentuan Evaluasi

No

2
3

Tabel 6
Diskusi Refleksi Kasus dan Continuing Professional Development
CPD
Komponen
DRK
Pretest &
Evaluasi
TOR
Presentasi
Posttest
Pengetahuan
Hal yang
Kepatuhan
Kehadiran,
TOR CPD
perawat
dievaluasi terhadap aturan
antusiasme peserta
tentang materi
Subyek
Perawat Melati Dokumen TOR Pembicara/pemberi
yang
Peserta
1,3
CPD
materi
dievaluasi
Evaluator
Ners Muda,
Ners Muda
Ners muda,
Ners Muda
15

Sample

Instrument
evaluasi

Metode
evaluasi

Waktu

Tempat

Kriteria
evaluasi

KaRu Melati
1,3
12 orang yang
hadir
Instrument
observasi
penilaian
Diskusi
Refleksi Kasus
(DRK),
Presensi
kehadiran dan
antusiasme

moderator
Dokumen TOR
CPD

61 undangan

25 perawat

Checklist

Presensi kehadiran,
forum diskusi

Soal pretest
dan posttest

Observasi, Tanya
jawab, ceramah
Senin, 21 Maret
2016
Ruang Nuri,
INSKA
Kehadiran 80% dan
ada diskusi dan
Tanya jawab
setelah presentasi
CPD

Studi
dokumentasi
Senin, 21
Maret 2016

Observasi

Observasi

Selasa, 22
Maret 2016
Ruang Melati
1,3

Rabu, 16
Maret 2016

Terlaksana 1
kali dengan
hasil penilaian
80%

INSKA

TOR CPD
tersusun 100%

INSKA
Hasil nilai post
test lebih baik
dari nilai pre
test minimal
80%

2. Hasil Evaluasi
a. Continuing Professional Education (CPD)
Tabel 7
Evaluasi Pelaksanaan Continuing Professional Development (CPD)
Di INSKA RSUP dr Sardjito Yogyakarta
.Item
Jumlah
Jumlah peserta
Target
Keterangan
Evaluasi
Undangan
hadir
Jumlah
Kehadiran

61

49

Hasil Observasi 21 Maret 2016

16

80,00%

Tercapai

Rata-rata Hasil Pre-Post test


100
80
60
40
20
0

Pre-test

Post-test

Rata-rata Hasil Pre-Post test


Sumber: pre-post CPD, Maret 2016

b.

Diskusi Refleksi Kasus

Hari

: Selasa

Tanggal

: 22 Maret 2016

Waktu

: 08.00 09.00 WIB

Tempat

: Ruang Melati 1,3

Kasus

: Post Conference

Penyaji

: Wiwik Herawati, S.ST

Fasilitator

: Amalia Choirunnsia

Jumlah peserta

: 12 orang
Tabel 7

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN PELAKSANAAN DISKUSI REFLEKSI


KASUS (n=1)
Petunjuk pengisian: berikan tanda () untuk jawaban ya dan (0) untuk tidak
No

Aspek yang dinilai

1.

A. Persiapan

Hasil

1) Alat tulis

2) Menentukan penyaji (dokter,


perawat/tenaga kesehatan lain)
3) Laporan kasus yang akan didiskusikan

4) Menentukan fasilitator

5) Mengundang peserta

1
17

Keterangan

6) Mempersiapkan tempat diskusi


2.

B. Pelaksanaan
1) Fasilitator membuka diskusi dengan doa

2) Menyampaikan aturan dan tujuan diskusi

3) Melakukan kontrak waktu

4) Penyaji menyampaikan kasus diskusi

5) Fasilitator memberikan kesempatan kepada


peserta untuk mengajukan pertanyaan
6) Fasilitator mengatur jalannya diskusi

1
1

C. Evaluasi
1. Fasilitator bertanya kepada peserta tentang
manfaat yang diperoleh dari diskusi

2).Memberikan reinforcement positif kepada


penyaji dan peserta

3).Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

4.)Mengakhiri kegiatan dengan baik

5).Membuat laporan hasil DRK dengan dilampiri


undangan dan daftar hadir

6).Menyimpan laporan DRK dilampiri dengan


undangan dan daftar hadir

7).Fasilitator menutup diskusi dengan doa bersama


dan saling berjabat tangan

Total

17

Nilai (%)
Observer

89,47%
: Amalia Choirunnisa

Sumber: Hasil observasi tanggal 22 Maret 2016

18

Tabel 6
Evaluasi Pelaksanaan Protap Refleksi Kasus Keperawatan
Di Ruang Melati 1,3 RSUP Dr. Sardjito
Tanggal 22 Maret 2016
Item Evaluasi
Nilai Hasil Penilaian

3.

Hasil
Sebelumnya
0%

Hasil Instrumen
Observasi
89,47%

Target

Keterangan

80%

Tercapai

Analisa dan Pembahasan


Menurut Wursanto (1991) prosedur tetap adalah metode yang telah menjadi

rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang
merupakan suatu kebulatan. Sedangkan menurut Horby AS (1995) adalah serangkaian
kegiatan yang berurutan yang harus memperoleh atau mencapai sesuatu. Dari pernyataan
tersebut pengertian mengenai prosedur diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah
cara memecahkan suatu masalah yang dilakukan langkah demi langkah
Adanya pedoman baku diharapkan terjadi peningkatan kinerja pada setiap
pelayanan yang diberikan oleh perawat yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan dan
memberikan kepuasan penerima layanan, karena peningkatan kualitas kinerja yang
berimplikasi terhadap kepuasan dari masyarakat merupakan tujuan utama dibuatnya
Pedoman Prosedur Tetap / Standart Operating Procedure (SOP).
DRK merupakan suatu metode pembelajaran bagi tenaga keperawatan dalam
merefleksikan pengalaman yang aktual dan menarik/potensial dalam mengelola asuhan
keperawatan di tatanan klinis melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada
pemahaman standar yang ditetapkan. DRK ini memiliki tujuan untuk mengembangkan
profesionalisme tenaga keperawatan dan merupakan salah satu wahana untuk
menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar keperawatan yang telah
ditetapkan. Para perawat di ruang Melati 1,3 belum familiar mendengar istilah DRK dan
masih memiliki pengetahuan yang minim tentang cara pelaksanaan DRK. Perawat di
Melati 1,3 juga jarang melakukan DRK dikarenakan terkendala oleh waktu. DRK
dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2016. Hal ini dapat dijadikan motivasi untuk
melaksanakan kembali diskusi refleksi kasus yang dapat diprogramkan satu bulan sekali.

19

Program Continuing Nursing Education (CPD) didasarkan pada keyakinan bahwa


belajar adalah seumur hidup, proses mengarahkan diri yang meliputi aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif. CPD sangat penting untuk memastikan praktek keperawatan
yang aman dan berkualitas tinggi.
CPD dengan tema Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi pada Pasien Anak diikuti oleh beberapa perawat di INSKA. Antusiasnya cukup
baik dan banyak pertanyaan yang muncul terhadap materi yang diberikan. Evaluasi
kehadiran dan TOR dari pelaksanaan CPD telah mencapai 80% dan terlaksana sesuai
dengan targer harapan. Namun dikarenakan kegiatannya terlalu mendadak, sehingga tidak
terlaksana secara maksimal. Sebelum dilakukan kegiatan CPD dilakukan pre-test untuk
para peserta. Setelah peserta melakukan pengisian daftar hadir peserta diberikan lembar
soal yang berisi 5 soal, sebelum acara pemberian materi pertama dilakukan Ners muda
mengumpulkan lembar jawab peserta. Post-test dilakukan setelah acara pemberian acara
selesai, para peserta yang terdiri dari PN dan AN mengerjakan soal post test. Penanggung
jawab CPD kemudian melakukan penilaian rata-rata pretest dan posttest untuk
mengetahui adanya perbedaan rata-rata hasil kedua tes.
Berdasarkan hasil penilaian pretest rata-ratanya adalah 52,22%, sedangkan setelah
dilakukan CPD terjadi kenaikan hasil rata rata posttest 29,31% menjadi sebesar 81,5%.
Dari hasil pretest dan posttest maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan CPD mampu
meningkatkan pengetahuan perawat terkait asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
nutrisi pada anak.

4. Faktor Pendukung dan Kendala


a. Faktor Pendukung :
1) Adanya proses bimbingan mahasiswa yang berkelanjutan dari pembimbing akademik
maupun klinik.
2) Adanya kesempatan kepercayaan dan dukungan dari Kepala Ruang dan perawat di
ruang Melati 1,3 untuk pelaksanaan dan evaluasi DRK oleh mahasiswa.
3) Adanya dukungan dari Penanggungjawab Pelayanan SDM dan Administrasi INSKA
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
4) Dukungan dan bantuan dalam penetapan materi dan penyaji CPD oleh ketua KFK
20

Anak dan Kepala Ruang Melati 1,3


5) Bantuan dan kerjasama teman-teman mahasiswa profesi stase manajemen di INSKA

b. Faktor Kendala
1) Upaya pelaksanaan DRK (Diskusi Refleksi Kasus) sulit dilakukan secara teratur pada
tanggal yang sama, karena terkendala oleh waktu dan kesibukan yang ada di ruang
Melati 1,3.
2) Persiapan pelaksanaan CPD mendadak sehingga tidak dapat secara maksimal. Selain
itu dikarenakan kendala waktu, sehingga CPD tidak dapat dilaksanakan secara
maksimal.
5. Kesinambungan
a. Kepala Ruangan membuat program DRK tahun 2016 dan tahun berikutnya untuk perawat
di Melati 1,3. DRK direncanakan akan diadakan sebulan sekali dengan tujuan untuk
menciptakan penyelesaian masalah dengan mengacu pada standar keperawatan yang telah
ditetapkan sehingga dapat mengembangkan profesionalisme keperawatan.
b. CPD akan dilaksanakan secara rutin dan nantinya akan diwajibkan bagi semua perawat di
RSUP Dr Sardjito untuk mengikuti CPD. KFK merencanakan akan menyusun kurikulum
materi CPD maksimal 30 jam. Perawat yang mengikuti CPD dan sudah memenuhi waktu
30 jam akan mendapatkan sertifikat.
6.

Refleksi
Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh Ners muda adalah gaya kepemimpinan
demokratis dan konsultatif. Gaya kepemimpinan demokratis digunakan saat pelaksanaan
kegiatan kelompok. Sedangkan gaya kepemimpinan konsultatif digunakan saat konsultasi
dengan Karu, PN, dan dosen pembimbing akademik dalam pada kegiatan penyusunan
materi edukasi.
Dalam kegiatan kelompok digunakan gaya kepemimpinan demokratis, hal ini
karena dalam pelaksanaan kegiatan kelompok saling berdiskusi dan memberikan saran
serta dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan. Situasi yang ada memungkinkan untuk
dilakukan diskusi bersama terlebih dahulu. Dalam gaya kepemimpinan demokratis

21

pemimpin memberikan informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya
dalam melakukan pelaksanaan kegiatan.
Gaya kepemimpinan konsultatif digunakan dalam kegiatan penyusunan materi
edukasi yang membutuhkan bimbingan dan diskusi baik dengan Karu, PN dan
pembimbing akademik. Gaya kepemimpinan konsultatif ditandai dengan tinggi tugas dan
tinggi hubungan, komunikasi dua arah, dan peran pemimpin dalam pemecahan masalah
serta pengambilan keputusan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi
masukan, dan menampung keluhan. Kemudian dilanjutkan dengan mengajak perawat di
Melati 1, 3 untuk mengikuti kegiatan ini, serta ikut berpartisipasi dalam proses pelaksanaan
kegiatan. Strategi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan cara membacakan
kasus kemudian memdisukusikannya bersama-sama, disertai dengan menciptakan
komunikasi yang asertif dan tidak lupa memberikan reinsforcement positif kepada para
peserta diskusi atas partisipasi dan keaktifiannya dalam mengikuti proses diskusi.

22

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus (DRK) tercapai dengan penilaian 89,47%
2. Pelaksanaan CPD tercapai hingga 80% kehadiran.
3. Pelaksanaan CPD mampu meningkatkan pengetahuan perawat terkait asuhan keperawatan
pasien dengan gangguan nutrisi pada anak, hasil pretest adalah 52,22% sedangkan setelah
dilakukan CPD menjadi sebesar 81,5%.

B. Saran
1. Kepala Ruang perlu membuat jadwal secara bergilir untuk penyaji dan fasilitator dalam
pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus (DRK) sehingga semua perawat dapat aktif berperan.
2. CPD perlu dilakukan secara rutin oleh KFK bagi perawat di Melati 1,3 maupun perawat di
Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP dr Sardjito.
3. Program CPD bisa disusun oleh KFK dengan TOR per bulannya.

23

DAFTAR PUSTAKA

Hennesy, D. 2001. Handout Reflective Case Discussion. disampaikan pada tutorial SPMKK di
Yogyakarta tahun 2006.
Nilawati, E.A. 2010. Pelaksanaan Continuing Nursing Education (CPD) perawatan kanker
pada anak (Suatu tinjauan pustaka). Laporan Tugas Manajemen. PSIK UGM.
Yogyakarta
Purborini, Nurul. 2010. Pelaksanaan Continuing Nursing Education (CPD) handling
complain (Suatu tinjauan pustaka). Laporan Tugas Manajemen. PSIK UGM. Yogyakarta
http://www.nursecredentialing.org/Accreditation/ResourcesServices/AccredOverviewBrochure.a
spx
http://www.enotes.com/nursing-encyclopedia/nursing-education
http://www.bne.state.tx.us/nursingeducation/ceu.html
http://www.aalnc.org/images/pdfs/ChaptLeaders/CEfaq.pd

24

LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai