Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

APLIKASI UNIT HOMECARE WARNA WARNI ONLINE DI


CIMAHI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Home Care Maternitas

Disusun Oleh :

1. Achmad Syahroni J.0105.19.001


2. Aisyah Hermawati J.0105.19.002
3. Anton Wahyudi J.0105.19.005
4. Ardila Abdul J.0105.19.006
5. Citra Harum Sari L J.0105.19.007
6. Desi Anggraeni J.0105.19.009
7. Dini Apriliani J.0105.19.012
8. Ismi Apriliani J.0105.19.057
9. M Sugiwa J.0105.19.0

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hikmah dan hidayah-Nya atas terselesaikannya penulisan makalah

proposal ini yang berjudul “Aplikasi Unit HomeCare Warna Warni Online di

Cimahi”

Penulis dalam penyusunan tugas ini, mendapatkan banyak pengarahan

dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak

lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ns. Wulan N.,M.Kep selaku Pembimbing Akademik Pendidikan Ners

Stikes Budiluhur cimahi .

2. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Pendidikan Ners Tahap Profesi

angkatan 10 Stikes Budiluhur cimahi tahun 2020 dan seluruh pihak

yang tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-

baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan.

Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran dari semua pihak untuk menyempurnakannya.

Cimahi, Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 5

A. Latar Belakang .................................................................................. 5

B. Tujuan ............................................................................................... 6

1. Tujuan Umum ............................................................................. 6

2. Tujuan Khusus............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................... 7

A. Konsep HomeCare ........................................................................... 7


1. Defenisi ...................................................................................... 7
2. Tujuan Home Care ...................................................................... 7
3. Prinsip Home Care ...................................................................... 8
4. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah ( Home Care ) .... 8
5. Bentuk – Bentuk Layanan Home Care ......................................... 9
6. Perawatan yang Memerlukan Tindakan Homecare keperawatan
maternitas .................................................................................. 11
7. Homecare yang Bisa Diberikan pada Perawatan Maternitas ...... 12
B. Konsep Kehamilan............................................................................. 14
1. Definisi Kehamilan ...................................................................... 14
2. Tanda Bahaya Kehamilan ........................................................... 14
3. Standar Pelayanan Antenatal .................................................... 14
4. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil ........................................................... 18
5. Macam-macam Risiko Tinggi ...................................................... 21
6. Kehamilan usia muda .................................................................. 22
7. Risiko Usia Ibu Terlalu Muda (<20 Tahun) .................................. 22
8. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
bayi pada kehamilan di usia sangat muda. .................................. 24
C. Teori Model Keperawatan ................................................................ 25
BAB III RENCANA APLIKASI ONLINE ...................................................... 28

A. Aplikasi Hallobumil ........................................................................... 28


B. Skema Menejemen Kasus ................................................................ 31

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 32

A. Kesimpulan ...................................................................................... 32
B. Saran ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang
didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat
masa konsepsi hingga lahirnya janin dan lamanya kehamilan dimulai dari
masa ovulasi hingga partus yang diperkirakan 40 minggu dan tidak melebihi
43 minggu (kuswati, 2010).
Jumlah kehamilan di indonesia pada tahun 2017 tercatat sekitar
5.324.562 jiwa (Depkes RI 2018). Kondisi kesehatan calon ibu pada awal
kehamilan akan mempengaruhi tingkat kebeehasilan kehamilan serta kondisi
status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim maupun sudah lahir,
sehingga disarankan calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan
menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada
masa kehamilan (jhonson, 2016)
Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan
normal juga dapat berubah menjadi kehamilan patologis (walyani, 2015).
Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit
yang menyertai ibu saat kondisi hamil (sukarni & wahyu, 2013).
Kematian ibu sebanyak 696 orang terjadi pada ibu hamil 183 orang
(26,29%). World Health Organization(WHO) memperkirakan di seluruh Dunia
lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Prioritas
penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), kehamilan risiko
tinggi (24%), infeksi (11%), abortus (5%) dan partus lama (5%). Pendarahan
menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu, anemia dan
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama
terjadinya perdarahan dan infeksi (Damayanti, 2016).
Di Indonesia (2015) kelompok kehamilan risiko tinggi sekitar 34%.
Kategori dengan risiko tinggi mencapai 22,4%, dengan rincian umur ibu 34
tahun 3 sebesar 3,8%, jarak kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah
anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4%(Helmi, 2015).
Penyebab risiko tinggi dalam kehamilan adalah usia <20 tahun
atau>35 tahun, anak lebih dari 4 jarak persalinan terakhir dan kehamilan
sekarang kurang dari 2 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, riwayat
keluarga menderita penyakit diabetes, hipertensi serta kelainan bentuk tubuh,
seperti kelainan tulang belakang atau panggul merupakan kasus faktor risiko
tinggi yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi (Syafrudin,
2009).
Risiko tinggi adalah bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan
maupun persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil normal
(Indiarti,2014 ). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan risiko
tinggi adalah umur, pengetahuan, sikap, pendidikan, kurangnya informasi dari
tenaga kesehatan, kemampuan ekonomi keluarga rendah, kedudukan sosial
budaya yang tidak mendukung (Elverawati, 2015).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan dibuatnya proposal ini adalah untuk menerapkan aplikasi online
hallo bumil yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil
yang berusia muda
2. Tujuan khusus
1) Mengetahui dan memahami konsep home care
2) Mengetahui dan memahami konsep kehamilan di usia muda
3) Mengetahui dan memahami model teori keperawatan Martha E
Roger
4) Mengetahui dan memahami aplikasi online hallo bumil
5) Mengetahui dan memahami skema manajemen aplikasi online hallo
bumil yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan ibu
hamil yang berusia muda.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP HOME CARE


1. Definisi
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian
dan meminimalkan akibat dari penyakit (Depkes, 2002). 
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992
pelayanan kesehatan di rumah (home care) adalah perpaduan perawatan
kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat
spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi,
perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah.
Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang
bukan merupakan bagian dari sebuah rumah sakit, menyediakan layanan
antenatal komprehensif, intrapartum, dan layanan nifas untuk wanita
dengan kehamilan tanpa komplikasi. Fasilitas ini harus ditempatkan
berdekatan dan berhubungan dengan rumah sakit yang dapat mengelola
kedaan darurat obstetrik dan neonatal.
2. Tujuan Home Care
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga
b. Tujuan Khusus
1) Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara
mandiri
2) Meningkatan kemandirian keluarga dalam pemeliharan
kesehatan
3) Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan
dirumah
3. Prinsip Home Care
Agar  pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka
perlu diperhatikan beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home
care. Prinsip – prinsip tersebut diantaranya : 
a. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
b. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang
ada (dokter, bidan, perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan
tenaga profesi yang lain).
c. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
d. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif,
promotif dan rehabilitaif.
e. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui
manajemen.
f. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
g. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
h. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di
home care.
4. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah ( Home Care )
a. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan  pelayanan,
dengan fungsi :
1) Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
2) Menyusun rencana pelayanan
3) Mengkoordinir akifitas tim
4) Memantau kualitas pelayanan
b. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi
pelayanan dengan fungsi :
1) Melakukan pengkajian komprehensif
2) Menyusun rencana keperawatan
3) Melakukan tindakan keperawatan
4) Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
5) Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang
efektif
6) Melibatkan keluarga dalam pelayanan
7) Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan
kesehatan
8) Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
9) Mendikumentasikan asuhan keperawatan.
5. Bentuk – Bentuk Layanan Home Care
a. Berdasarkan fokus masalah kesehatan
Berdasarkan jenis  masalah kesehatan yang dialami oleh pasien,
pelayanan keperawatan di rumah (home care) di bagi tiga kategori
yaitu :
1) Layanan perawatan pasien sakit
Keperawatan pasien yang sakit di rumah merupakan jenis
yang paling banyak dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di
rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di rawat di rumah.
Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan
sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit.
2) Layanan berbasis promotif dan preventif
Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang
fokusnya pada promosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup
mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah
melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak,
mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta
tentag diet mereka.
3) Pelayanan atau asuhan spesialistik
Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup
pelayanan pada penyakit-penyakit terminal misalnya kanker,
penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hipertensi,
masalah-masalah kejiwaan dan asuhan pada anak. 
b. Berdasarkan institusi penyelenggara
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan
layanan Home Care (HC), antara lain :
1) Institusi Pemerintah
Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama
berlangsung dilakukan adalah dalam bentuk perawatan
kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia)
yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas
(digaji oleh pemerintah). Pasien yang dilayani oleh puskesmas
biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal
ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)
2) Institusi Sosial
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC)
dengan sukarela dan tidak memungut biaya. Biasanya di lakukan
oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan penyandang
dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang
melakukan kunjungan rumah kepada keluarga yang
membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.
3) Institusi Swasta
Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC)
dalam bentuk praktik mandiri baik perorangan maupun kelompok
yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima
imbalan jasa baik secara langsung dari pasien maupun
pembayaran melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana
layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak
berorientasi “not for profit service”
4) Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home
Care)
Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah
dirawat dirumah sakit, karena masih memerlukan bantuan
layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan
munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan
dalam alasan Home Care (HC) diatas, adalah :
a) Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat,
sehingga kesempatan untuk melakukan pendidikan kesehatan
sangat kurang (misalnya ibu post partum normal hanya
dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana
cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, dll)
belum dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian
ibu masih kurang.
b) Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada
pasien yang dirawat dirumah sakit.
c) Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS
tentu memerlukan biaya yang besar
d) Perlunya kesinambungan perawatan pasien dari rumah sakit
ke rumah, sehingga akan meningkatkan kepuasan pasien
maupun perawat.
c. Berdasarkan pemberi layanan
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis
tenaga, yaitu :
1) Tenaga informal
Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang
memberikan layanan kepada pasien tanpa dibayar. Diperkirakan
75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender
& Spradley, 2001)
2) Tenaga formal
Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja
bersama keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan,
sehingga harus memperhatikan semua aspek kehidupan
keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk
mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus
seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat dapat
memberikan layanan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
6. Perawatan yang Memerlukan Tindakan Homecare keperawatan
maternitas
Beberapa perawatan yang memerlukan tindakan homecare adalah :
a. Prenatal: Childbirth and parenting education, antenatal care, senam
hamil, dan antenatal education (deteksi kesejahteraan janin), senam
kegel, dan lain-lain.
b. Intranatal: homebirth.
c. Postnatal: early discharge follow up, maternal assessment, senam
nifas, postnatal education.
d. Neonatus: perawatan bayi baru lahir (memandikan, memberi
makan, massage), follow up post operative, resusitasi neonatus.
e. Gangguan reproduktif: kanker serviks, mamae, dan lain-lain.
f. Kontrasepsi, dan lain-lain.
7. Homecare yang Bisa Diberikan pada Perawatan Maternitas
a. Ibu Hamil
Pada saat kehamilan berikan informasi kepada keluarga dan si ibu
terkait:
1) Cara memanajemen nutrisi selama kehamilan dengan minum
sebanyak 8-10 gelas air, tidak meminum alkohol, tidak merokok,
batasi minum teh, soda, dan kopi
2) Istriahat teratur
3) Hindari bekerja dengan mudah terpapar bahan kimia dan inhaling
aerosol (deodoran)
4) Orientasikan obat yang dianjurkan oleh dokter kepaa ibu
5) Ajarkan kepada ibu bagaimana merasakan dan waktu kontraksi
dengan cara:
a) Kosongkan kandung kemih
b) minum 2-3 air putih, jus atau susu
c) Letakkan ujung-ujung jari di bagian atas abdomen. Jika ditekan
terasa lembut berarti belum berkontraksi namun jika terasa
keras berarti ada kontraksi.
d) Jika 4 atau lebih kontraksi terhitung langsung panggil dokter
6) Kenali tanda-tanda bahaya kehamilan, jika ditemukan tanda
tersebut segera hubungi dokter atau perawat
b. Ibu Persalinan
Ajarkan tanda-tanda true labor dan false labor. Jika true labor
atau ragu segera hubungi dokter namun jika false labor, biarkan saja
bisa jadi itu tanda braxton hicks.
Differences False Labor True Labor
Timing Kontraksi terjadi pada interval Interval kontraksi
yang tidak teratur dan jaraknya berdekatan
jauh
Change Kontraksi biasanya berhenti Kontraksi
ketika berjalan atau berubah berkelanjutan dan
posisi semakin memberat
ketika berpindah
Location Biasanya terasa di perut Biasanya terasa dari
bagian bawah dan paha atas belakang dan ke
depan

c. Ibu Post Partum


1) Jadwal Kunjungan Rumah pada Masa Nifas
Kunjungan pada masa nifas dilakukan minimal 4 x. Adapun
tujuan kunjungan rumah untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru
lahir serta mencegah, mendeteksi dan menangani komplikasi
pada masa nifas. Jadwal kunjungan rumah pada masa nifas
sesuai dengan program pemerintah meliputi:
2) Asuhan Lanjutan Masa Nifas di Rumah
a. Prinsip pemberian asuhan lanjutan pada masa nifas di rumah
b. Merencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat
serta perlengkapan yang digunakan.
c. Memikirkan cara untuk menciptakan dan mengembangkan
hubungan baik dengan keluarga.
3) Pelaksanaan Asuhan Masa Nifas di Rumah
a. Ibu baru pulang dari rumah sakit
b. Kunjungan postnatal rutin.
B. KONSEP KEHAMILAN
1. Definisi Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan ke empat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
bulan ke tujuh sampai 9 bulan. (Saifuddin, 2013 : 89)
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari
ibu serta perubahan sosial dari keluarga. Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat
cukup bulan melalui jalan lahir maupun kadang-kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan
akan menjadi masalah oleh karena itu pelayanan asuhan antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. (Saifuddin,
2013 : 89).
2. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Perdarahan Pervaginam
b. Sakit kepala hebat
c. Penglihatan/pandangan kabur
d. Bengkak pada muka dan tangan
e. Nyeri perut hebat
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
3. Standar Pelayanan Antenatal
Kebijakan program pelayanan antenatal menurut Departemen
Kesehatan RI tahun 2009 menetapkan frekuensi kunjungan antenatal
sebaiknya minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Minimal 1 kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14
minggu. Tujuannya adalah :
1) Penapisan dan pengobatan anemia
2) Perencanaan persalinan
3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b. Minimal 1 kali pada trimester kedua (K2) yaitu 14 – 28 minggu.
Tujuannya adalah :
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan preeklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan
saluran perkemihan
3) Mengulang perencanaan persalinan.
c. Minimal 2 kali trimester ketiga (K3 dan K4) yaitu 29-36 minggu dan
setelah 36 minggu sampai akhir. Tujuannya adalah :
1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III
2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi
3) Memantapkan rencana persalinan
4) Mengenali tanda-tanda persalinan.
Pelayanan antenatal yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga
kesehatan yang dikenal dengan 10 T atau asuhan standar minimal 10 T
adalah sebagai berikut :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Bila tinggi badan <145 cm, maka faktor risiko panggul sempit
kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Sejak bulan ke-4
pertambahan BB paling sedikit 1 kg/ bulan (Kementrian Kesehatan RI,
2017).
Tabel 2.1 Standar Pertambahan Berat Badan Selama Masa
Kehamilan
IMT sebelum hamil Total Pertambahan Berat Badan (Kg)
Kurang (<18,5) 12,5 – 18
Normal (18,5 – 24,9) 11,5 – 16
Overweight (25,0 - 29,9) 7 – 11,5
Obesitas (>30,0) 5-9
(Institute of Medicine and National Research Council, 2009 dalam
Maghfiroh 2016).

b. Pengukuran tekanan darah (tensi)


Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor risiko hipertensi
(tekanan darah tinggi) dalam kehamilan (Kementrian Kesehatan RI,
2017).
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Bila <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) (Kementrian Kesehatan RI, 2017).
d. Pengukuran tinggi rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan
janin apakah sesuai dengan usia kehamilan (Kementrian Kesehatan
RI, 2017).
Tabel 2.2 Tinggi Fundus Uteri Normal
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
1
12 minggu /3 di atas sympisis
1
16 minggu /2 sympisis-pusat
2
20 minggu /3 di atas sympisis
24 minggu Setinggi pusat
1
28 minggu /3 di atas pusat
1
34 minggu /2 pusat- posessus xifoideus
36 minggu Setinggi posessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah posessus xifoideus
(Manuaba, 2010 : 100)

e. Penentuan letak janin (presentasi janin dan penghitungan denyut


jantung janin)
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau
ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit
atau lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin
segera rujuk (Kementrian Kesehatan RI,2017).
f. Penentuan status imunisasi Tetanus Toksosi (TT)
Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan
mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas
kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi (Kementrian
Kesehatan RI, 2017).
Tabel 2.3 Pemberian Imunisasi TT
Lama Presentase
Antigen Interval Pemberian
Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan ANC Tidak ada -
pertama perlindungan
TT 2 4 Minggu setelah TT 3 tahun 80
pertama
TT 3 6 bulan setelah TT 5 tahun 95
kedua
TT 4 1 tahun setelah TT ke 3 10 tahun 99
TT 5 1 Tahun setelah TT 4 25 tahun 99
atau seumur
hidup
( Saifuddin, 2013 : 91)
g. Pemberian tablet tambah darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah
setiap hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk
mengurangi rasa mual (Kementrian Kesehatan RI, 2017).
h. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan.
2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia).
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing)
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara
pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis.
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).
i. Konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
Keluarga Berencana (KB) dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini
diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil
(Kementrian Kesehatan RI, 2017).
j. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

4. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


Penelitian yang di lakukan oleh Aay (2010) mengenai kebutuan
nutrisi pada ibu hamil menyatakan bahwa asupan gizi sangat
menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae),
volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin
sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar
11-13 kg.
Penambahan kebutuhan gizi selama hamil meliputi :
a. Energi
Tambahan energi selain untuk ibu, janin juga perlu untuk
tumbuh kembang. Banyaknya energi yang dibutuhkan hingga
melahirkan sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan 300
Kkal sehari dari kebutuhan kalori sebelum hamil.
b. Protein
Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan
pertumbuhan janinnya. Kebutuhan protein pada trimester I hingga
trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya, sedangkan pada
trimester III sekitar 10 gram tiap harinya.
c. Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan
janin selama dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak
merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan
plasenta.
d. Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan
selama kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
adalah karbohidrat seperti roti, serelia, nasi dan pasta. Karbohidrat
kompleks mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan
asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
e. Vitamin
1) Asam Folat
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan
penting dalam perkembangan embrio. Asam folat juga
membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak
dan tulang belakang. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan kehamilan prematur, anemia, cacat bawaan, bayi
dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan pertumbuhan janin
terganggu. Kebutuhan asam folat sekitar 600 - 800 mg.
2) Vitamin A
Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas,
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Sumber vitamin A
antara lain buah - buahan, sayuran warna hijau atau kuning,
mentega, susu, kuning telur dan lainnya.
3) Vitamin B
Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang
dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6
dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel – sel darah
merah.
4) Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan
dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta
menghantarkan sinyal ke otak. Ibu hamil disarankan
mengkonsumsi 85 mg per hari.
5) Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu
penyerapan kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta
mencegah osteomalacia pada ibu.
6) Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan
serta integrasi sel darah merah. Selama kehamilan wanita hamil
dianjurkan mengkonsumsi 2 mg per hari.
7) Vitamin K
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan
perdarahan pada bayi.
f. Mineral
1) Zat Besi
Kebutuhan zat besi akan meningkat 200 - 300 mg dan
selama kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 mg. Zat besi
dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel
darah merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan
tubuh.
2) Zat Seng
Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung
syaraf tulang belakang. Risiko kekurangan seng menyebabkan
kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah.
3) Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan
tulang dan gigi, membantu pembuluh darah berkontraksi dan
berdilatasi, serta mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan
sekresi hormon. Kebutuhan kalsium ibu hamil sekitar 1000 mg
perhari.
4) Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200
mg dalam bentuk garam beryodium. Kekurangan yodium dapat
menyebabkan hipotirodisme yang berkelanjutan menjadi
kretinisme.
5) Fosfor
Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin
serta kenaikan metabolisme kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan
menyebabkan kram pada tungkai.

6) Fluor
Fluor diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Kekurangan fluor menyebabkan pembentukan gigi tidak
sempurna. Fluor terdapat dalam air minum.
7) Natrium
Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat
mengikatkan cairan dalam jaringan sehingga mempengaruhi
keseimbangan cairan tubuh pada ibu hamil. Kebutuhan natrium
meningkat seiring dengan meningkatnya kerja ginjal. Kebutuhan
natrium ibu hamil sekitar 3,3 gram per minggu. Kebutuhan energi
untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira - kira 84.000
kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu tambahan
ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil.
5. Macam-macam Risiko Tinggi
a. Primipara muda berusia kurang dari 19 tahun
b. Tinggi badan kurang dari 145
c. Primipara tua berusia lebih dari 35 tahun
d. Berat badan ibu terlalu berlebih atau juga terlalu kurang
e. Telah memiliki anak lebih dari 4
f. Terdapat riwayat proses persalinan yang kurang baik. Hal ini
mencakup riwayat seperti mengalami keguguran lebih dari 2 kali,
mengalami persalinan prematur lebih dari 2 kali, pernah mengalami
kematian janin di dalam perut atau disebut dengan kematian
perinatal, mengalami perdarahan hebat setelah melahirkan, terjadi
kehamilan mola, pernah dibantu dengan cara obstetric operatif,
mengalami preeklampsia dan eklampsia, terdapat riwayat inersia
uteri dan operasi ginekologik serta hal-hal berisiko tinggi lainnya.
g. Ibu menderita penyakit anemia
h. Ibu menderita penyakit hipertensi
i. Ibu mengalami perdarahan berlebihan dimasa kehamilan
j. Terdapat sakit kepala yang hebat
k. Munculnya bengkak pada tungkai ibu
l. Terdapat kelainan pada janin
m. Bentuk panggul ibu tidak normal
n. Terdapat riwayat penyakit kronis misalnya diabetes dan lain-lain.
(Manuaba, 2010)
6. Kehamilan usia muda
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang
terjadi pada remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat
disebabkan oleh karena hubungan seksual (hubungan intim) dengan
pacar, dengan suami, pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang
menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim perempuan
tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi remaja untuk
menikah di usia muda, yang selanjutnya akan hamil dan melahirkan di
usia muda antara lain : Tingkat pendidikan, ekonomi, pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi, hukum atau peraturan, adat istiadat atau
pandangan masyarakat, dorongan biologis, kepatuhan terhadap orang
tua, adanya kesempatan melakukan hubungan seks pra nikah,
pandangan terhadap konsep cinta (Friska , 2018) Kehamilan
membutuhkan kesiapan secara fisik dan mental. Kehamilan di usia
terlalu muda atau terlalu tua dapat membawa dampak buruk bagi
kesehatan ibu dan bayi.
7. Risiko Usia Ibu Terlalu Muda (<20 Tahun)
Hamil di usia remaja dapat meningkatkan risiko kesehatan pada
ibu dan bayi. Hal ini karena sebenarnya tubuh belum siap untuk hamil
dan melahirkan. Usia yang masih sangat muda masih mengalami
pertumbuhan dan perkembangan, sehingga jika Anda hamil, ini dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan ibu. Risiko Kesehatan
yang Bisa Dialami Jika Hamil di Usia Remaja.
a. Tekanan darah tinggi
Hamil di usia remaja berisiko tinggi memicu tekanan darah
tinggi. Selain itu, Anda juga berisiko menderita preeklampsia, yang
ditandai dengan tekanan darah tinggi, adanya protein dalam urine,
dan tanda kerusakan organ lainnya. Pengobatan harus dilakukan
untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah komplikasi, tetapi
hal ini juga dapat mengganggu pertumbuhan bayi dalam
kandungan.
b. Anemia
Hamil di usia remaja juga dapat mengakibatkan anemia saat
kehamilan. Anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi yang
diasup oleh ibu hamil. Oleh karena itu, untuk mencegah hal ini, ibu
hamil dianjurkan untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah
setidaknya 90 tablet selama kehamilan.
Anemia saat hamil dapat meningkatkan risiko bayi lahir
prematur dan kesulitan saat melahirkan. Anemia yang sangat parah
saat kehamilan juga dapat berdampak pada perkembangan bayi
dalam kandungan.
c. Bayi lahir prematur dan BBLR
Kejadian bayi lahir prematur meningkat pada kehamilan di
usia sangat muda. Bayi prematur ini pada umumnya mempunyai
berat badan lahir yang rendah karena sebenarnya ia belum siap
untuk dilahirkan (di usia kurang dari 37 minggu kehamilan). Bayi
prematur meningkatkan risikonya untuk menderita gangguan pada
sistem pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif, dan masalah
lainnya.
d. Depresi postpartum
Depresi postpartum adalah depresi yang terjadi setelah bayi
lahir, dapat terjadi kapan saja di tahun pertama setelah kelahiran.
Berbeda dengan baby blues, depresi postpartum adalah kondisi
yang jauh lebih serius.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics
menemukan bahwa wanita yang hamil di usia 15-19 tahun dua kali
lebih berisiko mengalami depresi postpartum dibandingkan wanita
yang hamil di usia di atas 25 tahun. Menurut Amanda dkk, 2017
menjadi ibu di usia remaja akan memicu stres di level yang sangat
tinggi sehingga berpotensi menjadi gangguan mental. Selain
depresi, wanita yang sudah hamil dan menjadi ibu di usia remaja
lebih rentan memiliki keinginan bunuh diri saat mengalami depresi,
dibandingkan remaja lain yang belum menjadi seorang ibu.
e. Ketidakstabilan ekonomi
Menurut penelitian tentang konsekuensi sosioekonomi akibat
kehamilan yang tidak diinginkan, yang diterbitkan dalam Iranian
Journal of Public Health, kehamilan di usia muda atau bahkan
kehamilan yang terjadi saat pasangan belum siap memiliki anak,
cenderung menurunkan kesejahteraan ekonomi pasangan.
Kehamilan di masa remaja juga berisiko menghambat
kelanjutan pendidikan sang ibu dan ayah, dan memperkecil
kemungkinan mereka untuk mendapatkan status pekerjaan yang
lebih tinggi. Orangtua muda yang harus segera mencari sumber
penghasilan akibat kehamilan yang tak diduga, juga cenderung
menerima pekerjaan dengan pendapatan yang lebih rendah.
Kondisi ini ditambah lagi dengan pengeluaran yang akan meningkat
saat bayi sudah lahir.
8. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
bayi pada kehamilan di usia sangat muda.
a. Rutin periksa kehamilan. Pemeriksaan kehamilan secara rutin dapat
memantau kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan, sehingga
kondisi penyakit tertentu saat hamil dapat dicegah.
b. Lakukan tes penyakit menular seksual. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ibu remaja mempunyai penyakit menular
seksual, jika iya, maka dapat diobati sejak dini.
c. Makan makanan dengan gizi seimbang. Selama kehamilan, ibu
remaja membutuhkan asam folat, kalsium, zat besi, protein, dan zat
gizi penting lainnya untuk memenuhi kebutuhannya dan bayinya. Ibu
remaja sangat membutuhkan tambahan kalsium dan fosfor karena
pertumbuhan tulangnya masih berlangsung. Konsumsi suplemen
prenatal mungkin diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya yang
tinggi.
d. Olahraga teratur. Melakukan olahraga secara teratur dapat
yang
membantu mengurangi atau bahkan mencegah keluhan
dirasakan saat hamil, meningkatkan energi, dan meningkatkan
kesehatan secara keseluruhan. Dengan aktif bergerak, juga dapat
membantu mempersiapkan kelahiran.
e. Jaga kenaikan berat badan yang sesuai. Kenaikan berat badan yang
sesuai dapat meningkatkan kesehatan bayi dan hal ini juga dapat
membantu untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan.
f. Hindari rokok, alkohol, dan obat-obatan lainnya. Ini dapat
membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
g. Cari dukungan dari orang terdekat. Dukungan emosional sangat
Anda butuhkan pada saat ini. Dukungan ini dapat membantu
meningkatkan kesehatan Anda.
h. Ambil kelas khusus ibu hamil jika perlu. Kelas ini dapat membantu
Anda mengetahui tentang kehamilan, kelahiran, menyusui, dan
menjadi orangtua.

C. Teori Model Keperawatan


Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari
Martha E. Rogers tentang “Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam
teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan individu yang holistik,
saling memberikan timbal balik dengan individu yang lain dan lingkungan
disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam paradigma
keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya. Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan
seyogyanya mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif,
disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun
lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut.
Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa
asumsi yang terdiri dari lima bagian, yaitu :
1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari
proses yang utuh dari dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di
beberapa bagian dan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya..
2. Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk
energi keduanya. Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi
dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan
lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan
merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.
Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi
seperti yang diharapkan semula.
4. Pattern and organization identify the human field.
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan
suatu bentuk kesatuan yang inovatif
5. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought,
sensation and emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di
dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia

Adapun hubungan teori keperawatan dengan permasalahan yang


kami bahas yaitu, pada dasarnya perempuan yang memutuskan untuk
menikah lalu berencana atau bahkan sedang dalam proses mengandung
padahal usianya relatif masih muda pasti sebelumnya telah memikirkan
banyak hal atau bahkan minim pengetahuan karena keputusan yang diambil
tersebut. Padahal banyak resiko yang akan terjadi khususnya pada ibu hamil
di usia dini salah satunya kematian pada ibu ataupun janin. Namun terlebih
hal tersebut jika kita melihat atau bertanya pasti ada beberapa faktor yang
menyebabkan perempuan untuk memutuskan menikah atau memiliki anak
diusia dini. Berdasarkan 4 komponen dalam teori model tersebut yang
pertama manusia dalam hal ini mungkin perempuan itu sendiri memang
bebas memutuskan hal apapun yang akan dijalani atau dipilihnya,
sedangkan untuk lingkungan dalam hal ini mungkin lingkungan klien seperti
adat, budaya, pergaulan, ataupun keluarga yang mempengaruhi klien untuk
memiliki anak diusia yang masih muda, lalu kesehatan klien sendiri setelah
memutuskan dan memilih hal - hal tersebut diharapkan kesehatan klien tetap
baik dan resiko tinggi yang muncul dapat diatasi sehingga pada saat klien
merasa sakit pun kondisi klien tidak memburuk bahkan tidak sampai
menyebabkan kematian, dan tentunya peran keperawatan yaitu khususnya
perawat homecare membantu meminimalisir resiko buruk pada klien tersebut
dengan cara memberi promotif, preventiv, kuratif, dan rehabilitatif pada ibu
ataupun bayi tersebut.
BAB III
RENCANA APLIKASI ONLINE

A. Aplikasi Hallobumil
Aplikasi Hallobumil adalah aplikas pendamping bunda dalam melewati
masa persiapan kehamilan, kehamilan dan tumbuh kembang anak. Aplikasi
Hallobumil ini memiliki tujuh keunggulan yaitu :
1. Tampilan yang cantik

Tampilan Hellobumil dominan dengan warna pastel yang


memanjakan mata, warna dasarnya perpaduan dari warna peach,
salmon dan coral dengan sentuhan warna hijau tua. Hallobumil ini
juga userfriendly juga, mudah digunakan dengan menggunakan
bahasa indonesia.
2. Membantu memperkirakan usia janin dan tanggal kelahiran
Di awal membuka aplikasi Hallobumil, kita akan diberi
beberapa pertanyaan untuk memastikan kehamilan kita, setelah kita
sudah positif dinyatakan hamil oleh dokter Hallobumil meminta kita
memasukan tanggal menstruasi terakhir kita untuk perkiraan
tanggal kelahiran bayi sekaligus melakukan countdown sampai tiba
waktu perkiraan kelahirann bayi.

3. Memberikan informasi detail pertumbuhan janin

Sesuai dengan perkiraan usia janin, disediakan ilustrasi


yang berbeda-beda setiap minggunya tentang perkembangan janin
di dalam kandungan.

4. Merekam informasi kontrol kehamilan.

Cukup dengan memasukan data berat badan kita setiap


minggunya, aplikasi Hallobumil juga bisa membantu memantau
perkembangan janin dan juga memberikan gambaran dan informasi
apakah penambahan berat badan kita normal atau tidak setiap
minggu kehamilan.

5. Memberikan artikel menarik seputar kehamilan.

Di dalam aplikasi Hellobumil juga terdapat banyak artikel-


artikel menarik. Artikel ini membahas tentang mitos-mitos kehamilan
dan juga mengenai nutrisi-nutrisi yang penting bagi bumil dapat
selama masa kehamilan. Ada juga artikel yang dikatagorikan
disetiap minggu kehamilan, arikel-artikelnya udah dirangkum
sedemikian rupa sehingga cocok dibaca pada usia kehamilan kita.

6. Membantu menyimpan foto kehamilan

Pada aplikasi hellobumil ini juga tersedia album yang bisa


menyimpan foto-foto kehamilan. Udah disediain tempatnya sendiri
bahkan untuk foto mingguan atau kalo mau foto ganungan yang
nunjukinperut kita yang makin lama makin besar bisa dibagian
gabungan foto.
7. Menyediakan konsultasi kehamilan via telepon.

Pada Hallobumil ini ada notifikasi yang meminta izin agar


aplikasi Hallobumil ini bisa membuat panggilan di handphone dan
pihak aplikasi akan menghubungi kita sesekali untuk menanyakan
seputar kehamilan kita.

B. Skema Menejemen Kasus

Dukungan
Tenaga medis :
keluarga
Dokter spesialis obgyn
Bidan

Informasi tambahan
saat dirumah MANAJER KASUS
dengan (perawat)
menggunakan
aplikasi Hallo bumil Pelayanan
PASIEN
kesehatan :

- Rumah sakit
- Puskesmas
- Posyandu
- Klinik bidan
Pemeriksaan rutin
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan
dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit. Kehamilan merupakan suatu kondisi
fisiologis, namun kehamilan normal juga dapat berubah menjadi kehamilan
patologis. Hamil di usia remaja dapat meningkatkan risiko kesehatan pada
ibu dan bayi. Hal ini karena sebenarnya tubuh belum siap untuk hamil dan
melahirkan. Usia yang masih sangat muda masih mengalami pertumbuhan
dan perkembangan, hal ini dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan ibu maupun janin. Di zaman modern seperti banyak teknologi
yang mampu membantu pekerjaan manusia dalam melakukan aktivitas
sehari – hari. Penggunaaan aplikasi berbasis online seperti halnya yang
kami gunakan yaitu “HalloBumil” diharapkan mampu menjadi sumber
informasi yang mudah dipahami dan membantu perawat homecare dalam
memberikan edukasi yang efisien dan mudah dipahami sehingga dapat
meminimalisir resiko buruk pada ibu maupun janin

B. Saran
Diharapkan ada banyak cara yang variatif dan mudah dipahami
sehingga dapat diaplikasikan dalam pelayanan home care dan dalam hal ini
di ruang lingkup maternitas, sehingga kehamilan diusia dini dapat
diminimalisir guna mencegah resiko berat yang akan mempengaruhi
kesehatan ibu ataupun janin tersebut.

Anda mungkin juga menyukai