Anda di halaman 1dari 10

Keperawatan memberikan pelayanan di rumah sakit selama 24 jam sehari, serta

mempunyai kontak dengan pasien oleh karena itu, pelayanan keperawatan di rumah
sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dan memberikan konstribusi
yang sangat menentukan kualitas pelayanan rumah sakit. Analisis kebutuhan tenaga
perawat bermanfaat bagi rumah sakit untuk perencanaan tenaga perawat terutama
dalam menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat. Metode WISN adalah metode
perhitungan kebutuhan SDM keseluruhan berdasarkan pada beban kerja nyata yang
dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas
pelayanan kesehatan (Depkes 2004).
Workload Indicators of staffing need (WISN), langkah perhitungan
kebutuhan tenaga berdasarkan WISN meliputi 5 langkah yaitu:
 Menetapkan waktu kerja tersedia
 Menetapkan unit kerja dan kategori SDM yang dihitung
 Menyusun standar beban kerja
 Menyusun standar kelonggaran
 Mengitung kebutuhan tenaga perunit kerja
Adapun rumus waktu kerja tersedia yaitu:
Waktu kerja tersedia = ( A-(B+C+D+E) x F
A = Hari kerja (6 hari kerja/minggu)
B = Cuti tahunan 12
C = Pendidikan dan pelatihan 6
D = Hari libur nasional
E = Ketidakhadiran kerja (sesuai data rata-rata ketidakhadiran kerja selama kurun waktu
satu tahun karena alasan sakit, tidak masuk kerja dengan atau tanpa pemberitahuan
atau izin)
F = Waktu kerja (waktu kerja dalam satu hari adalah 7-8 jam)
Beban kerja masing-masing kategori SDM di unit kerja rumah sakit meliputi:

 Kegiatan pokok yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori tenaga


 Rata-rata waktu yang di butuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok
 Standar beban kerja per satu tahun masing-masing kategori SDM
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan sangat ditunjang
oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi perawat yang
memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan yang strategis dan
sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan. Dan perencanaan yang baik
mempertimbangkan: klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan, metode
pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta
perhitungan jumlah tenaga keperawatan. Untuk itu dip erlukan kontribusi dari manager
keperawatan dalam menganalisis dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di
suatu unit rumah sakit.
Dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan
beberapa faktor yang terkait beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut:
a. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit
b. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
c. Rata-rata hari perawatan klien
d. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
e. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan
f. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung
g. Pemberian cuti
1. Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Menurut Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) membagi klasifikasi
klien berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan standar sebagai
berikut :
Kategori I: self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b. Makanan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan pengawasan
d. Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
e. Pengobatan minimal dengan status psikologi stabil
f. Perawatan luka sederhana.

Kategori II: Intermediate care/perawatan partial,waktu 3-4 jam/hari


1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu
4) Pengobatan dengan injeksi
5) Klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
6) Klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.
Kategori III: Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari
1) Semua kebutuhan klien dibantu
2) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
3) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
4) Makan dan minum melalui selang lambung
5) Pengobatan intravena “perdrip”
6) Dilakukan suction
7) Gelisah / disorientasi
8) Perawatan luka kompleks
2. Metode Penugasan
Prinsip pemilihan metode penugasan adalah: jumlah tenaga, kualifikasi staf dan
klasifikasi pasien. Adapun jenis-jenis metode penugasan yang berkembang saat ini
adalah sebagai berikut :
a. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka
kepada semua pasien di bangsal.
Kelebihan:
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas
dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat
pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau belum berpengalaman.
Kelemahan:
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja
b. Metode Perawatan Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat professional
memimpin sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep
kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992)
Tujuan Metode Tim:
1) Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
2) Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
3) Menyatuhkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Konsep Metode Tim:
1) Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
jika didukung oleh kepala ruang.
Kelebihan:
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan:
1) Komunikasi antara tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-
waktu sibuk (memerlukan waktu)
2) Perawat yang belum terampil dan kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu.
3) Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim kabur
Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien

Gambar 2: Sistem pemberian asuhan keperawatan “Team Nursing”


(Marquis dan Huston, 1998)
c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
perencanaan asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
Konsep dasar metode primer:
1) Ada tanggungjawab dan tanggunggugat
2) Ada otonomi
3) Ketertiban pasien dan keluarga
Kelebihannya:
1) Model praktek profesional
2) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
3) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
4) Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
Kelemahannya:
1) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai
dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai
disiplin.
2) Biaya lebih besar

Kepala Ruang

Perawat Primer

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Evening Night Jika Diperlukan Days

Gambar 3: Diagram sistem asuhan keperawatan “Primary Nursing“(Marquis dan


Huston, 1998)
d. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan
untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.
Kelebihan:
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangan:
1) Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggungjawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama

Kepala Ruang

Perawat Perawat Perawat

Pasien Pasien Pasien

Gambar 4: Sistem asuhan keperawatan “Case Method Nursing” (Marquis


dan Huston, 1998)
3. Cara Perhitungan Jumlah dan Kategori TenagaKeperawatan
a. Metode Depkes
1) Standar perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut Depkes, di Rawat
Inap adalah:
No Jenis Rata- Rata/rata Jam Jlh Jam
/Kategori rata perawatan/hari Perawatan/hari
Pasien
1 P. Dalam 10 3,5 35
2 Bedah 8 4 32
3 Gawat 1 10 10
4 Anak 3 4,5 13,5
5 Kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 23 93
 Rumus jemlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan:
Jumlah Jam perawatan pasien/hari
Jam kerja efektif/shift
Contoh: 93 = 13
7

 Hari Libur/Cuti/Hari Besar (Loss Day)


Jumlah hari minggu+ cuti+hari besar dalam 1 tahun xjlh perawat
Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Contoh: 52+12+14=78 x 13 = 3,5
7
 Faktor Koreksi 25% (mengerjakan tugas-tugas non keperawatan
Jlh perawat+ loss day x 25
100
Contoh: 13+3,5+ x 25 = 4,1
100
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan = 13+3,5+4,1 = 20,6
2) Standar perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut Depkes, di Ruang
Kamar Operasi dan Ruang Pulih:
Dasar perhitungan:
 Jumlah dan jenis operasi
 Jumlah kamar operasi
 Pemakaian kamar operasi (6 jam/hari)
 Tugas perawat dikamar operasi: instrument, asisten, sirkuler
 Ketergantungan pasien: operasi besar: 5 jam/ 1 operasi, operasi sedang 2 jam/ 1
operasi, operasi kecil 1 jam/ 1 operasi
 Rumus:
(Jlh jam perawatan/harix jlh operasi)x jlh perawat dalam tim
Jumlah kerja efektif/hari
Contohnya:
Jumlah pasien operasi/hari= 10 (4 besar, 4 sedang, 2 kecil)
((4x5)+(4x2)+(2x1)x 2 = 9 perawat
7
 Ditambah Loss day dan factor koreksi 25%
3) Standar perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut Depkes, di Ruang
Gawat Darurat:
Dasar perhitungan:
 Rata-rata jumlah pasien/hari
 Jumlah jam perawatan/hari
 Jam kerja efektif perawat/hari
 Contohnya: jumlah pasien/hari= 50, jam perawatan/hari=4 jam, jam kerja= 7 jam
 Rumus:
(Jlh pasien/hari)x jam perawatan/hari tiap pasien
Jumlah kerja efektif/hari
Contohnya:
Jumlah pasien operasi/hari= 10 (4 besar, 4 sedang, 2 kecil)
50 x 4 = 35,7 perawat
7
 Ditambah Loss day dan factor koreksi 25%
4) Standar perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut Depkes, di Ruang ICU:
Dasar perhitungan:
 Rata-rata jumlah pasien/hari
 Jumlah jam perawatan/hari
 Jam kerja efektif perawat/hari
 Contohnya: jumlah pasien/hari= 10, jam perawatan/hari=12 jam, jam kerja= 7
jam
 Rumus: (Jlh pasien/hari)x jam perawatan/hari tiap pasien
Jumlah kerja efektif/hari
Contohnya:
10 x 12 = 18 perawat
7
 Ditambah Loss day dan factor koreksi 25%
5) Standar perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut Depkes, di Ruang
Rawat Jalan:
 Rata-rata jumlah pasien/hari
 Jumlah jam perawatan/hari
 Jam kerja efektif perawat/hari
 Contohnya: jumlah pasien/hari= 100, jam perawatan/hari=15 menit, jam kerja= 7
jam
 Rumus: (Jlh pasien/hari)x jam perawatan/hari tiap pasien
Jumlah kerja efektif/hari
Contohnya:
100 x 15 = 4 perawat
7x60
 Ditambah Loss day dan factor koreksi 25%
6) Standar perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut Depkes, di Ruang
Kamar Bersalin:
 Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan kala I s/d kala IV = 4 jam
 Jumlah pasien/hari = 10 pasien
 Jam kerja efektif bidan/hari = 7 jam
 Contohnya: jumlah pasien/hari= 10, jam perawatan/hari=12 jam, jam kerja= 7
jam
 Rumus: (Jlh pasien/hari)x jam perawatan/hari tiap pasien
Jumlah kerja efektif/hari
 Contohnya: 10 x 4 = 5,7 = 6 bidan
7
 Ditambah Loss day dan factor koreksi 25%

Anda mungkin juga menyukai