OLEH :
KELOMPOK 19 & 23
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan laporan ini dengan baik, tepat pada waktunya yang berjudul “Laporan
Timbang Terima Pasien di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Bali Jimbaran”. Adapun
pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas stase Manajemen
Keperawatan.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan
beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa terwujud. Oleh karena itu, melalui
media ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
dapat memotivasi kami agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoritis..............................................................................................3
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................5
2.1 Pengertian Timbang Terima.......................................................................................5
2.2 Tujuan Timbang Terima............................................................................................5
2.3 Manfaat Timbang Terima..........................................................................................6
2.4 Prosedur dalam Timbang Terima...............................................................................6
2.5 Tahapan Timbang Terima..........................................................................................8
2.6 Tipe-Tipe Timbang Terima........................................................................................8
2.7 Metode dalam Timbang Terima.................................................................................9
2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbang Terima............................................10
2.9 Hal-Hal Yang Perlu diperhatikan dalam Timbang Terima......................................11
2.10 Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga..................................................................11
2.11 Dokumentasi dalam Timbang Terima......................................................................12
2.12 Skema Timbang Terima...........................................................................................13
2.13 Evaluasi dalam Timbang Terima.............................................................................14
BAB III HASIL & PEMBAHASAN............................................................................15
3.1 Pelaksanaan Kegiatan..............................................................................................15
3.2 Pengorganisasian......................................................................................................15
3.3 Metode dan Media...................................................................................................15
3.4 Alur Timbang Terima..............................................................................................16
3.5 Instrumen Timbang Terima.....................................................................................16
3.6 Prosedur Timbang Terima.......................................................................................16
3.7 Evaluasi Timbang Terima........................................................................................19
BAB IV PENUTUP........................................................................................................20
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................20
4.2 Saran.........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
komunikasi antar perawat dan tim medis lainnya melalui handover (serah terima)
yang dilakukan perawat secara rutin berisi informasi tentang kondisi pasien,
perencanaan keperawatan, pengobatan dan lainnya sehingga harus dicatat dengan
benar (Suryani, & Maria, 2014).
Timbang terima merupakan salah satu bentuk komunikasi perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima merupakan teknik
atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan pasien (Nursalam, 2009). Tujuan timbang terima adalah untuk
memberikan informasi tentang pasien terkait dengan kondisi atau keadaan secara
umum pasien, menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya, tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya sehingga terjadi
kesinambungan perawatan serta memberikan kesempatan kepada seluruh perawat
dan pasien untuk belajar (Nursalam, 2012). Melihat pentingnya pelaksanaan
timbang terima, maka perawat perlu memperhatikan pedoman dan prosedur tahapan
timbang terima.
Pelaksanaan timbang terima di rumah sakit terkadang masih belum sesuai
dengan prosedur. Alim (2015) menjelaskan beberapa hal yang dijumpai dalam
pelayanan keperawatan di rumah sakit terkait dengan kegiatan timbang terima
adalah komunikasi yang salah saat timbang terima sehingga berdampak salah
persepsi, waktu yang lama, isi (content) komunikasi yang tidak fokus tentang
masalah pasien, informasi tidak lengkap sehingga perawat harus menanyakan ulang
kepada perawat yang bertugas sebelumnya. Kesalahan akibat penyampaian timbang
terima akan berakibat pada menurunnya kualitas pelayanan keperawatan. Fabre
(dalam Manopo, 2013) menyebutkan bahwa kesalahan pada timbang terima
menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan asuhan keperawatan bahkan
berdampak terhadap keselamatan pasien (patient safety) suatu rumah sakit.
Pelaksanaan timbang terima yang optimal akan meningkatkan kualitas dari
timbang terima itu sendiri. Blouin (2012) menjelaskan beberapa solusi untuk
meningkatkan timbang terima, yaitu dengan menstandarkan isi (content) timbang
terima yang penting, meningkatkan teknologi informasi, memperkuat
kepemimpinan serta dengan pendidikan dan pelatihan. Selain itu, dalam menunjang
pelaksanaan timbang terima perlu diperhatikan hal-hal berikut yaitu, proses timbang
2
terima, waktu yang cukup, tepat pasien dan timbang terima harus memiliki
kepemimpinan yang jelas (Davey & Cole, 2015). Berdasarkan uraian diatas maka
kelompok ingin menganalisis pelaksanaan timbang terima pasien di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Bali Jimbaran.
3
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan pasien tentang pelayanan asuhan keperawatan
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja optimal.
b. Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat
c. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien dan keluarganya.
d. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
e. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
f. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
g. Meningkatkan citra profesi perawat sebagai suatu profesi yang profesional
di mata profesi lain.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) keperawatan oleh pihak manajemen
Rumah Sakit bali Jimbaran
b. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan timbang terima oleh perawat
pelaksana sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan.
d. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap masyarakat sebagai
rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
profesional.
e. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara
komprehensif.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
3. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
4. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
5. Menyusun kerja untuk dinas berikutnya.
6
a) Jumlah Pasien
b) Identitas pasien dan diagnosa medis.
c) Data (keluhan/subjektif dan objektif).
d) Masalah keperawatan yang masih muncul. Intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan (secara umum).
e) Intervensi kolaborasi dan independen.
f) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan lain-lain).
2. Pelaksanaan
a. Kedua kelompok dinas sudah siap (shif jaga).
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
c. Kepala ruangan membuka acara operan.
d. Perawat yang melakukan acara operan dapat melakukan klarifikasi.
e. Tanya jawab dan melakukan validari terhadap hal-hal yang telah di operkan
dan berhak menanyakan mengenai di hal-hal yang kurang jelas.
f. Kepala ruangan atau PP menanyakan kebutuhan dasar pasien.
g. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
h. Perawat yang melaksanakan operan mengkaji secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainnya selama masa perawatan.
i. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
j. Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari lima menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
3. Post Timbang Terima (handover)
a. Diskusi.
b. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format operan yang
ditanda tangani oleh pp yang jaga saat itu dan pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh Kepala Ruang.
7
c. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format operan yang
ditanda tangani oleh pp yang jaga saat itu dan pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh Kepala Ruang.
d. Ditutup oleh Karu.
(Nursalam, 2012).
8
timbang terima yang ditujukan pada perpindahan pasien dari perawatan kritikal
ke perawatan medical.
4. Nursing shift merupakan bentuk timbang terima yang berhubungan dengan
pergantian shift dalam pelayanan keperawatan seperti pergantian dari dinas pagi
ke dinas sore.
5. Other transition in care yang merupakan perpindahan dalam kegiatan pelayanan
yang bersifat sementara seperti ke pemeriksaan radiologi, fisiotherapy atau
ruang operasi dikutip dari penelitian (Hidayaturrahman, 2016).
9
b. Mengingatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus
Bedside Handover juga tetap diperhatikan aspek kerahasian pasien jika
ada informasi yang ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
3. Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya :
a. Menggunakan tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan saat
jaga selanjutnya datang. Metode itu berupa one way communication
(komunikasi satu arah). Menggunakan komunikasi oral atau spoken (lisan).
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
b. Menggunakan komunikasi tertulis
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record
(rekam medis) saja atau media tertulis lain. Berbagai metode yang digunakan
tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit
menggunakan ketiga metode untuk dikombinasikan.
10
2. Faktor pendukung terdiri dari enak elemen utama yaitu :
a. Ketrampilan komunikasi
b. Strategi/standar timbang terima
c. Penggunaan teknologi
d. Dukungan lingkungan
e. Pendidikan dan pelatihan
f. Keterlibatan staf serta kepemimpinan
11
yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari.Sementara pada saat itu
bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari
lingkungan masyarakat.
2. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
3. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
4. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al, melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi
terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata jumlah
kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift
malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi
selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam (Adiwardana,
2011).
12
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain :
1. Identitas pasien.
2. Dokter yang menangani
3. Kondisi umum pasien saat ini
4. Masalah keperawatan.
5. Intervensi yang sudah dilakukan
6. Intervensi yang belum dilakukan
7. Tindakan kolaborasi
8. Rencana umum dan persiapan lain
9. Tanda tangan kedua belah pihak dan nama terang.
13
2.13 Evaluasi dalam Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur
Timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain: Catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang terima.
Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada
shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat
primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan
mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian
ke bed pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup
jumlah pasien, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan
yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada. Setiap pasien dilakukan
timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien.Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.
(Nursalam, 2012)
14
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3.2 Pengorganisasian
PP (Pagi) : Gusti Ayu Indah Puspa Ranni
PA (Pagi) : Ni Wayan Epy Nuryanti
PP (Sore) :-
PA (Sore) : Ketut Any Dewijayanti
15
3.4 Alur Timbang Terima
16
pada PP berikutnya, hal yang
perlu disampaikan dalam timbang
terima:
a. Jumlah pasien.
b. Identitas pasien dan diagnosis
medis.
c. Data (keluhan/subjektif dan
objektif).
d. Masalah keperawatan yang
masih muncul.
e. Intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum).
f. Intervensi kolaboratif dan
dependen.
g. Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan
lain-lain).
Pelaksanaan 1. Kedua kelompok dinas sudah 20 menit Ners PP dan PA
siap (Shift jaga). Station
2. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
3. Perawat yang melakukan
timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab, dan
melakukan validasi terhadap hal-
hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas.
17
4. PP menanyakan kebutuhan dasar Ruang
pasien. perawatan
5. Menyampaian yang jelas, singkat
dan padat.
6. Perawat yang melaksanakan
timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah
keperawatan kebutuhan dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya selama masa
perawatan.
7. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincihan yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserah
terimakan kepada petugas
berikunya.
8. Lama timbang terima untuk tiap
pasien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan
memerlukan keterangan yang
rumit.
1. Duskusi 5 menit Ners PP dan PA
2. Pelaporan untuk timbang terima Station
dituliskan secara langsung pada
Post
format timbang terima yang
Timbang
ditanda tangani oleh PP yang aga
Terima
saat itu dan PP yan jaga
berikutnya diketahui oleh kepala
ruangan.
18
3.7 Evaluasi Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain : Catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang terima.
Kegiatan timbang terima pada shift malam ke pagi dipimpin oleh perawat primer
atau perawat assosiate yang bertugas saat itu.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun
yang akan mengganti shift. Perawat primer malam mengoperkan ke perawat
primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station kemudian ke bed pasien dan kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus
bila ada. Setiap pasien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke pasien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik.
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima merupakan kegiatan
yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat
disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang
telah atau belum dilaksanakan. Timbang terima bertujuan untuk kesinambungan
informasi mengenai keadaan pasien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan
keperawatan yang optimal.
Pelaksanaan timbang terima pada hari Rabu, 16 September 2020 terhadap
seluruh pasien kelolaan di ruang Perinatologi Rumah Sakit Bali Jimbaran.
Pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai perencanaan dan semua personal
dapat melaksanakan kegiatan sesuai peran masing-masing.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu :
1. Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan komunikasi terapeutik
perawat terhadap pasien, meningkatkan Pendidikan kesehatan terhadap pasien
dan keluarga, serta dapat meningkatkan penerapan SOP dalam setiap pemberian
asuhan keperawatan.
2. Pelaksanaan MAKP disarankan menggunakan MAKP Primer dengaan kelebihan
diantaranya bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan
akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri.
Adapun persyaratan yang digunakan dalam MAKP Primer adalah semua
anggota menempuh jenjang pendidikan minimal S1 Ners.
3. Bagi Mahasiswa Profesi Ners semoga dapat memberikan gambaran tentang
manajemen keperawatan di Rumah Sakit sehingga dapat diterapkan dalam setiap
pemberian asuhan keperawatan serta dapat diwujudkan nantinya dalam dunia
kerja.
20
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Viera., Wijaya, Arif., & Habibi Y.Y. (2014). Nurse Knowledge With
Acceptance Weigh Implementation‟, Nursing Journal of STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang, vol.08 no.002, h.2.
Davey N & Cole A. (2015). Safe Communication Design, Implement And Measure: A
Guide To Improving Transfers Of Care And Handover. Quality Improvement
Clinic Ltd. (1-60)
D.F.A, Lestari., Suryani., & Maria M.W. (2014). Pengaruh Operan dengan Metode
SBAR Terhadap Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi Asuhan
Keperawatan‟, Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
Friesen, M.A.White,V.S & Byers F.J. (2008). Handsoffs : Implication For Nurse.
Http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2649/. Di unduh 18 September 2020.
Kassean, H. K., & Jagoo, Z. (2012). Managing Change In The Nursing Handover From
Traditional To Bedside Handover – A Case Study From Mauritius. Mauritius:
BMC Nurcing.
Mastini, I GST.A.A. Putri. (2013). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Beban Kerja
dengan Kelengkapan Pendokumentasi Asuhan Keperawatan IRNA Dirumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, tesis Mkes, Universitas Udayana,
Denpasar, hh.41-42.
Nursalam. (2009). Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik. Salemba
Medika : Jakarta
21
Putra, A.A., Rejeki, Sri., Kristina, T.N. (2016). Hubungan Persepsi Perawat Tentang
Karakteristik Pekerjaan dengan Kepatuhan Dalam Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan, tesis Mkes, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Semarang, h.3.
22