HEPATITIS A
Oleh :
Pembimbing :
1
KATA PENGANTAR
penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, maka tidak lupa
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini baik
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul........................................................................................... 1
Kata Pengantar .......................................................................................... 2
Daftar Isi.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
4
Tidak seperti hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak menyebabkan
penyakit hati kronis dan jarang berakibat fatal, tetapi dapat menyebabkan
gejala yang berat dan hepatitis fulminan (gagal hati akut), yang
berhubungan dengan kematian yang tinggi. 1
Perbaikan dalam kebersihan, kebijakan kesehatan masyarakat, dan
sanitasi telah memiliki dampak terbesar pada hepatitis A. Vaksinasi dan
imunisasi pasif telah berhasil menimbulkan beberapa penurunan penyakit
pada kelompok berisiko tinggi. 5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat didunia
termasuk di Indonesia, yang terdiri dari Hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis A
dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal oral dan
biasa nya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan
dapat sembuh dengan baik. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap
tahunnya karna hepatitis.
Hepatitis virus merupakan fenomena gunung es, dimana penderita yang
tercatat atau yang datang ke layanan kesehatan lebih sedikit dari jumlah penderita
sesungguhnya. Menurut hasil RISKESDES tahun 2013 bahwa jumlah orang yang
didiagnosis Hepatitis difasilitas pelayanan kesehatan berdasarka gejala-gejala
yang ada, menunjukkan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dari data
tahun 2007.
Pada tahun 2013 terdapat 13 provinsi yang memiliki angka prevalensi
kejadian hepatitis diatas rata-rata nasional yaitu Nusa Tenggara Timur, Papua,
Sulawesi Tengah, Maluku, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Aceh, Nusa
Tenggara Barat, Maluku Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan
Kalimantan Selatan. Serta karakteristik prevalensi Hepatitis tertinggi terdapat
pada kelompok umum 45-54 dan 65-74 (1,4%).
6
Jenis pekerjaan juga mempengaruhi prevalensi hepatitis, penderita
hepatitis terbanyak ditemukan pada petani/ nelayan/ buruh dibandingkan jenis
pekerjaan lain. Selain itu pada tahun 2014 terdapat kejadian luar biasa hepatitis di
Indonesia yaitu Bengkulu, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur.7
2.3 TRANSMISI
2.4 ETIOLOGI
7
Tabel 2.1 Tatanama Hepatitis
No. Hepatitis Antigen Antibodi
Teridentifikasi
1. A HAV Anti-HAV*
2. B HBsAg* Anti-HBsAg*
HBcAg Anti-HBcAg*
IgM-anti-HBcAg*
HBeAg* Anti-HBeAg*
3. C - Anti-HCV
4. D - AntiHDV
5. E - Anti-HEV
* Assay tersedia secara komersial
Keterangan :
HAV = virus hepatitis A; HbsAg = Antigen hepatitis B permukaan; HbcAg =
Antigen hepatitis B core; HbeAg = Antigen hepatitis B e IgM = immunoglobulin
M; HCV = virus hepatitis C; HDV = virus hepatitis D; HEV = virus hepatitis E.
2.5 VIROLOGI
HAV merupakan enterovirus RNA. Setelah tertelan, virus masuk
melalui orofaring atau usus bagian atas dan mencapai hati. Replikasi
terbatas didalam hati. Virus bersifat sitopatik namun respons imun yang
dimediasi oleh penjamu juga berperan dalam kerusakan hepatoseluler akut.
Biopsi hati menunjukkan gambaran nonspesifik (nekrosis fokal, inflamasi
porta, ballooning/ pembengkakan, badan asidofilik) dan tidak dapat
membedakan secara akurat antara HAV dengan tipe hepatitis virus akut
lainnya. Hepatitis berat dapat berhubungan dengan nekrosis masif.2
8
Berikut ini akan di perlihatkan gambar virus hepatitis A dibawah mikroskop
elektron :
2.6 PATOLOGI
9
ini dapat menyebabkan hepatitis A yang berat dan mungkin hepatitis A
fulminan. 5
Respon akut hati terhadap HAV serupa dengan respon akut empat
virus hepatitis yang lain. Seluruh hati terlibat nekrosis, paing mencolok pada
daerah senrilobuler, dan bertambah selularitas, yang adalah domian pada
daerah porta. Arsitektur lobularnya tetap utuh, walaupun terjadi
degeneralisasi balon dan nekrosis sel parenkim pada mulanya. Perubahan
lemak jarang. Reaksi radang sel molekuler difus menyebabkan perluasan
dalam saluran porta; sering ada proliferasi duktus, tetapi cedera saluran
empedu tidak sering ditemukan. Hiperplasia sel Kupfer difus ada dalam
sinusoid bersama dengan infiltrasi leukosit polimorfonulkear dan eosinofil.
Neonatus berespon terhadap cedera hati dengan mebentuk sel raksasa. Pada
hepatitis fulminan terjadi destruksi total parenkim, hanya membiarkan
jaringan pengikat sehat. Pada 3 bulan sesudah mulai hepatitis akut akibat
HAV, hati biasanya secara morfologis normal. 4
Sistem organ lain yang dapat terkena selama infeksi HAV. Limfonodi
regional dan limpa mungkin membesar. Sumsum tulang mungkin
hipoplastik sedang, dan telah dilaporkan ada anemia aplastik. Jaringan usus
halus mungkin menunjukkan perubahan pada struktur villi, dan ulserasi
saluran cerna dapat terjadi; terutama pada kasus yang mematikan.
Pankreatitis dan miokarditis akut jarang dilaporkan, dan keterlibatan ginjal,
sendi, dan kulit bisa terjadi akibat dari kompleks imun dalam sirkulasi. 3
10
2.7 PATOFISIOLOGI
11
berkorelasi dengan luasnya nekrosis hepatoseluler dan nilaiprognostik
kecil. Pada beberapa kasus, penurunan kadar aminotransferase dapat
meramalkanhasil yang jelek jika penurunan terjadi bersama dengan
kenaikan bilirubin dan waktuprotrombin yang memanjang (prothrombine
time/PT). Kombinasi temuan ini menunjukkanbahwa cedera hati masif
telah terjadi, menyebabkan sedikit berfungsinya hepatosit. Enzimlain,
laktat dehidrogenase bahkan kurang spesifik terhadap hati daripada AST
dan biasanyatidak membantu dalam evaluasi cedera hati.
Hepatitis virus juga disertai dengan ikterus kolestatik, dimana kadar
bilirubin direkmaupun indirek naik. Ikterus akibat obstruksi aliran saluran
empedu dan cedera terhadaphepatosit. Kenaikan alkali fosfatase serum, 5'-
nukleotidase, -glutamil ɣ transpeptidase, danurobilinogen semua dapat
merefleksikan cedera terhadap sistem biliaris. Kelainan sintesisprotein oleh
hepatosit digambarkan oleh kenaikan PT. Karena protein ini waktu
paruhnyapendek, PT adalah indikator cedera pada hati yang sensitif.
Albumin serum adalah proteinserum lain yang dibuat-hati, tetapi waktu
paruhnya yang panjang membatasi relevansinyauntuk pemantauan cedera
hati akut. Kolestasis menyebabkan penurunan kumpulan asamempedu usus
dan pengurangan penyerapan vitamin larut-lemak. Cedera hati dapat
jugamenyebabkan perubahan pada karbohidrat, ammonia dan metabolisme
obat.6
Patogenesis hepatitis A akan di jelaskan pada gambar dibawah ini 6
12
2.8 MANIFESTASI KLINIS
1. Hepatitis A Klasik
Penyakit timbul secara mendadak didahului gejala
prodormal sekitar 1 minggu sebelum jaundice. Sekitar 80% dari
penderita simptomatis mengalami jenis klasik ini. IgG anti-HAV
pada bentuk ini mempunyai aktivitas yang tinggi, dan dapat
memisahkan IgA dari kompleks igA-HAV, sehingga dapat
dieliminasi oleh sistem imun, untuk mencegah terjadinya relaps
13
2. Hepatitis A Relaps.
Terjadi pada 4,5-20% penderita simptomatis. Kemunculan
kembali gejala dan abnormalitas tes hati setelah beberapa
minggu sampai beberapa bulan setelah perbaikan atau
penyembuhan.1 Kebanyakan terjadi pada umur 20-40 tahun.
Gejala klinis laboratorium dari serangan pertama biasanya sudah
hilang atau masih ada sebagian sebelum timbul relaps. Gejala
relaps lebih ringan daripada bentuk pertama.4
3. Hepatitis A Kolestatik
Terjadi 10% penderita simptomatis. Ditandai dengan
kuning sangat menonjol dan menetap selama beberapa bulan
sebelum terjadinya perbaikan yang komplit. Disertai panas,
gatal-gatal, dan jaundice. Pada saat ini kadar AST, ALT,dan
ALP secara perlahan turun ke arah normal tetapi kadar bilirubin
serum tetap tinggi, prognosis baik dengan resolusi yang
komplit.1
Penderita berusia tua yang menderita penyakit hati kronis (HBV dan
HCV) beresiko tinggi untuk terjadinya hepatitis fulminan ini.
14
terjadi selama beberapa bulan. Hepatitis fulminan yang menyebabkan
kematian jarang, dan infeksi kronis tidak terjadi.6
2.9 DIAGNOSIS
15
2.10 DIAGNOSIS BANDING
2.12 KOMPLIKASI
1. Hepatik :
- hepatitis fulminan
- hepatitis kolestatik
- hepatitis relaps
2. Ekstrahepatik :
16
Hepatitis fulminant terjadi pada 0,1% kasus dengan angka fatalitas
20%; angka ini meningkat sesuai dengan usia. Ikterus kolestatik
merupakan masalah yang sering terjadi namun selalu pulih dan
tetap jinak. Relaps pada 1-4 bulan setelah pemulihan yang
berkaitan dengan kembalinya hepatits jarang terjadi.4
2.13 TATALAKSANA
2.14 PENCEGAHAN
Pencegahan penularan hepatitis A dapat dilakukan dalam beberapa
cara, yaitu pemberian imunoprofilaksis, dan kondisi higenis yang baik,
seperti cuci tangan sebelum makan dan desinfeksi.
Sampai saat ini pemberian imunoprofilaksis merupakan cara utama
untuk mencegah infeksi virus hepatistis A pada individu yang rentan dengan
paparan, imunisasi ini sangat bermanfaat untuk orang yang berpergian ,
pekerja militer, bahkan sebagai profilaksis pasca paparan virus hepatitis A
Pencegan dengan imunoprofilaksis :
a. Vaksin HAV yang dilemahkan
Efektivitas tinggi (Angka proteksi tinggi 94-100%)
Antibodi protektif terbentuk dalam 15 hari pada 80-90% subjek
Aman, toleransi baik
Efek samping utama adalah nyeri ditempat penyuntikan
17
b. Dosis dan jadwal vaksis HAV
>19 tahun. 2 dosis of HAVRIX (1440 unitelisa) dengan interval 6-12
bulan
c. Indikasi vaksin HAV
Pengunjung kedaerah resiko tinggi
Homoseksual dan biseksual
Dewasa muda pada daerah yan mengalami kejadian luar biasa
Abak pada daerah diman angka kejadian HAV lebih tinggi dari angka
nasional
Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik
Petugas laboratorium yang menangani HAV
Pramusaji
Pekerja pada bagian pembuangan air
Imunoprofilaksis pasca paparan :
- Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas
- Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata tetapi tidak sempurna
- Dosis dan jadwal pemberian imunoglobuli
Dosis 0,02ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera
mungkin setelah paparan
Toleransi baik, nyeri pada bagian suntikan
Indikasi : kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan
infeksi HAV akut.1
2.15 RUJUKAN
18
19
BAB III
KESIMPULAN
20
transmisi virus karena virus hepatitis A dapat bertahan dampai dengan 4 jam
di ujung jari. Masak air dan makanan sampai matang benar. 5˒ 6
21
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pribadi
Nama : Irwansyah
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :
Anamnesa Penyakit
Telaah :
Pasien datang ke Rumah Sakit Haji Medan dengan keluhan Nyeri Ulu Hati
yang sudah di rasakan sejak ±5 hari yang lalu, Nyeri seperti tertusuk, nyeri tidak
menjalar, nyeri bertambah berat ketika pasien melakukan banyak aktivitas dan
berkurang saat pasien istirahat. Pasien juga mengeluhkan adanya demam yang
hilang timbul dan matanya berubah kekuningan. Sakit daerah mata disangkal.
Pasien juga mengeluhkan adanya muntah sejak ±3 hari yang lalu. Muntah
dialami pasien ±2 kali dalam sehari dengan volume ½ aqua gelas. Muntahan berisi
minuman dan makanan yang dimakan pasien. Muntah darah (-). Muntah selalu
didahului dengan rasa mual. Pusing (+)
Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas dan nafsu makannya
menurun. Pasien juga mengatakan buang air kecilnya berwarna pekat seperti teh.
Nyeri saat berkemih disangkal. BAK darah (-)
Anamnesa Umum
1. Cor
- Dyspneu d’effort : Tidak - Cyanosis : Tidak
- Dyspnea d’repos : Tidak - Angina pectoris : Tidak
- Oedema : Tidak - Palpitasi cordis : Tidak
- Nokturia : Tidak - Asma Cardiale : Tidak
2. Sirkulasi perifer
- Claudicatio intermitten : Tidak - Gangguan tropis : Tidak
- Sakit waktu istirahat : Tidak - Kebas- kebas : Tidak
- Rasa mati Ujung jari : Tidak
3. Traktus respiratorius
- Batuk : Tidak - Stidor : Tidak
- Berdahak : Tidak - Sesak nafas : Tidak
- Haemoptoe : Tidak - cuping hidung : Tidak
7. Tulang
- Sakit : Tidak - Fraktur spontan : Tidak
- Bengkak : Tidak - Deformasi : Tidak
8. Otot
- Sakit : Tidak - Kejang-kejang : Tidak
- Kebas-kebas : Tidak - Atrofi : Tidak
9. Darah
- Sakit dimulut dan lidah : Tidak - Muka pucat : Tidak
- Mata berkunang-kunang : Tidak - Bengkak : Tidak
- Pembengkakan kelenjar : Tidak - Penyakit darah : Tidak
- Merah dikulit : Tidak - Perdarahan subkutan : Tidak
10. Endokrin
- Polidipsi : Tidak - Pruritus : Tidak
- Polifagi : Tidak - Pyorrhea : Tidak
- Poliuri : Tidak
11. Fungsi genital
- Menarche :- - Ereksi :-
- Siklus Haid :- -Libido sexual :-
- Menopause :- - Coitus :-
- G/P/A :-
12. Susunan syaraf
- Hipoastesia : Tidak - Sakit kepala : Tidak
- Parastesia : Tidak - Gerakan tics : Tidak
- Spasme : Tidak - Paralisis : Tidak
Tidak Ada
Anamnesa Intoksikasi
Tidak ada
Anamnesa Makanan
Keadaan Umum
BB : 50 Kg
TB : 165 cm
𝐵𝐵 50
RBW : 𝑇𝐵−100 = 165−100 X 100% = 76,92 %
Kesan : underweight
𝐵𝐵 50
IMT : 𝑇𝐵 = 165 = 18,37 kg/m²
( )² ( )²
100 100
Kesan : underweight
1. Kepala
- Pertumbuhan rambut : Normal
- Sakit kalau dipegang : Tidak
- Perubahan lokal : Tidak
a. Muka
- Sembab : Tidak Parese : Tidak
- Pucat : Tidak gangguan lokal : Tidak
- Kuning : Ya
b. Mata
- Stand Mata : Normal - Ikterus : Ya
- Gerakan : Kesegala arah - Anemia : Tidak
- Reaksi pupil : +/+, isokor - Eksoftalmos : Tidak
- Ptosis : Tidak - Gangguan lokal : Tidak
c. Telinga
- Sekret : Tidak - Bentuk :Normal
- Radang : Tidak - Atrofi :Tidak
d. Hidung
- Sekret : Tidak - Benjolan-benjolan : Tidak
- Bentuk : Normal
e. Bibir
- Sianosis : Tidak - Kering : Tidak
- Pucat : Tidak - Radang : Tidak
f. Gigi
- Karies : Tidak
- Jumlah : Tidak di hitung
- Pertumbuhan : Normal
- Pyorroe alveolaris : Tidak
Palpasi
3. Torax depan
Inspeksi
a. Lokasi : -
b. Kuat angkat : -
Perkusi
- Batas Jantung :
A. Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
B. Kanan : ICS IV linea sternalis dextra
C. Kiri : ICS V 2cm medial linea Midclavicularis sinistra
- Batas paru hati :
a. Relatif: ICS V midclavicularis dextra
b. Absolut : ICS VI midclavicularis dextra
Auskultasi
- Paru –paru
o Suara pernafasan : Vesikuler dikedua lapang paru
o Suara Tambahan : Tidak
a. Ronchi Basah Basal : Tidak , Gel (sedang), di paru kiri bagian atas
b. Ronchi Kering : Tidak
c. Krepirtasi : Tidak
d. Gesek Pelura : Tidak
Hepar teraba ±3
cm dibawah arcus
costae
5. Abdomen
Inspeksi
- Bengkak : Tidak
- Venektasi : Tidak
- Gembung : Tidak
- Sirkulasi Collateral : Tidak
- Pulsasi : Tidak
Palpasi
- Pekak hati : Ya
- Pekak beralih : Tidak
Auskultasi
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal : 8/04/2018
Nama : Novita Nanda Sari
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Rutin
Haemoglobin 14,8 g/dl 13,2-17,3
Hitung Eritrosit 4,6 106/ul 4.4-5.9
Hitung Leukosit 8.400 /ul 4.000-11.000
hematokrit 40,8 % 40-52
Hitung trombosit 318.000 /ul 150.000-440.000
Index Eritrosit
MCV 88,5 Fl 80-100
MCH 32,3 Pg 26-34
MCHC 36,4↑ % 32-36
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 2 % 1-3
Basofil 1 % 0-1
N. Stab 0↓ % 2-6
N. Seg 63 % 53-75
Limfosit 24 % 20-45
Monosit 11↑ % 4-8
LED - mm/jam 0-10
Gula darah sewaktu - mg/dl <140
Fungsi Ginjal
Ureum - mg/dl 20-40
Kreatinin - mg/dl 0,6-1,1
Asam urat - mg/dl 3,4-7.0
Fungsi Hati
Bilirubin Total 10,23 mg/dl 0,3-1
Bilirubin Direk 9,52 mg/dl <0,25
AST (SGOT) 240 μ/L <40
ALT (SGPT) 303 μ/L <40
RESUME
Anamnesis
Telaah :
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
MCHC (36,4%)↑, N.stab (0 %)↓, N.seg (90%)↑, Monosit (11%) ↑, bilirubin total
(10,23 mg/dl)↑, bilirubin direk(9,2mg/dl) ↑,AST (240μ/L) ↑, ALT(303μ/L) ↑.
Ig M Anti HAV (Reactive 2,39)
1. Hepatits A akut
2. Sirosis Hepatis
3. Leptospirosis
4. Kolelithiasis
Diagnosis Sementara
1. Hepatitis A akut
Terapi
TEORI KASUS
ANAMNESIS ANAMNESIS
1. Demam 1. Demam (+)
2. Nyeri ulu hati 2. Nyeri ulu hati (+)
3. Nause 3. Nausea (+)
4. vommiting 4. Vommiting (+)
5. Malaise 5. Malaise(+)
6. Anoreksia 6. Anoreksia (+)
7. Berat Badan menurun 7. Berat Badan menurun (-)
8. Nafsu makan menurun 8. Nafsu makan menurun (+)
9. Ikterus 9. Ikterus (+)
10. Sakit kepala 10. Sakit kepala(+)
11. Riwayat Penyakit Terdahulu 11. Riwayat Penyakit Terdahulu :
12. Riwayat Penyakit keluarga Tidak Ada
13. Riwayat Pengobatan 12. Riwayat Penyakit keluarga :
14. Riwayat Alergi Tidak Ada
13. Riwayat Pengobatan : -
14. Riwayat Alergi : Tidak ada
DIAGNOSIS DIAGNOSIS
KOMPLIKASI KOMPLIKASI
Komplikasi : Komplikasi :
Hepatitis A fulminan Hepatitis A fulminan
Ensefalopati Hepatikum Ensefalopati Hepatikum
koagulopati koagulopati
PROGNOSIS PROGNOSIS
Prognosis Umumnya Adalah Bonam Prognosis Umumnya Adalah Bonam
PENCEGAHAN PENCEGAHAN
1. Perbaikan higiene makanan- 1. Perbaikan higiene makanan-
minuman minuman
2. Perbaikan sanitasi lingkungan dan 2. Perbaikan sanitasi lingkungan
pribadi dan pribadi
3. Isolasi pasien (sampai dengan 2 3. Isolasi pasien (sampai dengan 2
minggu sesudah timbul gejala) minggu sesudah timbul gejala)
4. Pencegahan khusus dengan cara 4. Pencegahan khusus dengan cara
imunisasi imunisasi