Anda di halaman 1dari 18

Hernia Nukleus Pulposus

PEMBIMBING:
dr. Hj. Sumarnita Tarigan Sp. S
HNP
 DEFINISI
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari
discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal
menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix
spinalis sehingga menimbulkan gangguan.

 ETIOLOGI
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :

• Degenerasi diskus intervertebralis


• Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi
• Trauma berat atau terjatuh
• Mengangkat atau menarik benda berat
Anatomi Vertebralis
Anatomi
Klasifikasi

HNP dibagi menjadi 4 grade berdasarkan keadaan herniasinya:


Patofisiologi
Faktor Resiko
Non-Modified

• Umur
• Jenis kelamin
• Riawayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

Modified

• Pekerjaan dan aktivitas


• Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan
yang berat dalam jangka waktu yang lama.
• Merokok.
• Berat badan berlebihan.
• Batuk lama dan berulang.
Gejala klinis
• Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai
beberapa tahun). Nyeri menyebar sesuai dengan distribusi saraf skiatik.

• Sifat nyeri berubah dari posisi berbaring ke duduk,nyeri mulai dari


punggung dan terus menjalar ke bagian belakang lalu kemudian ke
tungkai bawah.

• Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakan-gerakan


pinggang saat batuk atau mengedan, berdiri, atau duduk untuk jangka
waktu yang lama dan nyeri berkurang saat beristirehat atau berbaring.

• Penderita sering mengeluh kesemutan (parostesia) atau baal bahkan


kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persarafan yang terlibat.
• Nyeri bertambah bila daerah L5-S1 (garis antara dua krista iliaka) ditekan.

• Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota


badan bawah/tungkai

• Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi
dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang
memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.

• Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada
sisi yang sehat.
DIAGNOSA

Anamnesa

Pemeriksaan fisik
• Inspeksi dapat di mulai saat penderita jalan masuk ke ruang pemeriksaan. Cara
berjalan (tungkai sedikit di fleksikan dan kaki pada sisi sakit di jinjit), duduk (pada
sisi yang sehat)
• Palpasi, untuk mencari spasme otot, nyeri tekan, adanya skoliosis dan deformitas
yang lain.
Pemeriksaan neurologis

• Pemeriksaan sensoris, pada pemeriksaan sensoris ini apakah ada


gangguan sensoris, dengan mengetahui dermatom mana yang terkena
akan dapat diketahui radiks mana yang terganggu.
• Pemeriksaan motorik, apakah ada tanda paresis, atropi otot.
• Pemeriksaan reflex, bila ada penurunan atau refleks tendon menghilang,
misal APR menurun atau menghilang berarti menunjukkan segmen S1
terganggu.
Pemeriksaan yang sering dilakukan :
• Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tes Sicard, test
baragard)
• Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava)
Pemeriksaan Penunjang

• Elektromiografi (EMG) bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena


dan sejauh mana gangguannya, masih dalam tahap iritasi atau tahap
kompresi
• Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP) Berguna untuk menilai pasien
spinal stenosis atau mielopati
• Foto polos untuk menemukan berkurangnya tinggi diskus intervetebralis
sehingga ruang antar vertebralis tampak menyempit
• Mielografi berguna untuk melihat kelainan radiks spinal
• CT scan
• MRI Untuk membuktikan HNP dan menetukan lokasinya. MRI
merupakan standar baku emas untuk HNP.
TERAPI

Konservatif terapi

• Tirah baring
• Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi saraf
• Terapi obat-obatan : muscle relaxant, nonsteroid, anti inflamasi drug dan
analgetik.
• Terapi panas dingin : Tujuannya adalah mengurangi nyeri dengan mengurangi
peradangan dan spasme otot.
• Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan lumbosacral brace atau korset.
• Imobilisasi dengan cervical collar pada HNP cervikal
• Terapi diet untuk mengurangi BB
• Traksi lumbal,
• Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS)
• Analgetik dan NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drug)
Obat ini diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi sehingga
mempercepat kesembuhan. Contoh analgetik : paracetamol, Aspirin Tramadol.
NSAID : Ibuprofen, Natrium diklofenak, Etodolak, Selekoksib.
• Obat pelemas otot (muscle relaxant)
Bermanfaat bila penyebab LBP adalah spasme otot. Efek terapinya tidak sekuat
NSAID, seringkali di kombinasi denganNSAID. Sekitar 30% memberikan efek
samping mengantuk. Contoh Tinazidin, Esperidone dan Carisoprodol.
• kortikosteroid oral
Pemakaian kortikosteroid oral masih kontroversi. Dipakai pada kasus HNP yang
berat dan mengurangi inflamasi jaringan.
Terapi bedah

Pilihan terapi operatif yang dapat diberikan adalah:


• Distectomy.
Pengambilan sebagian diskus intervertabralis.
• Percutaneous distectomy.
Pengambilan sebagian diskus intervertabralis dengan menggunakan jarum secara
aspirasi.
• Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy.
Melakukan dekompresi neuronal dengan mengambil beberapa bagian dari vertebra
baik parsial maupun total.
• Spinal fusion dan sacroiliac joint fusion:
Penggunaan graft pada vertebra sehingga terbentuk koneksi yang rigid diantara
vertebra sehingga terjadi stabilitas.

Anda mungkin juga menyukai