Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

BAIQ CANDRI WULAN TUNJUNG TILAH P07120421004

LALU AHMAD RIKOH HAMDANI P07120421020

MUTIARA ROHMAH P07120421028

NADIA FITRAH ARIANI RAMADHANTI P07120421029

SASKIA AYU ANGGRAINI P07120421037

DOSEN PEMBIMBING :

DEWI PURNAMAWATI, M. Kep.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN & PROFESI NERS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang asuhan keperawatan hepatitis ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Mataram, 05 September 2022

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
1.3 TUJUAN...................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................3

2.1 PENGERTIAN HEPATITIS.....................................................................3


2.2 JENIS-JENIS HEPATITIS........................................................................3
2.3 ETIOLOGI................................................................................................4
2.4 PATOFISIOLOGI.....................................................................................5
2.5 MANIFESTASI KLINIK..........................................................................6
2.6 PENULARAN...........................................................................................7
2.7 PENGOBATAN........................................................................................7
2.8 DAMPAK PADA PASIEN.......................................................................7
2.9 PENCEGAHAN........................................................................................8
2.10 PATHWAY.............................................................................................10
2.11 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................11
BAB III...........................................................................................................................22

PENUTUP......................................................................................................................22

3.1 KESIMPULAN.......................................................................................22
3.2 SARAN...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada
kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar
oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen
virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus
akut. (Ester Monica, 2002 : 93)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokimia serta selular yang khas. Sampai saat ini sudah teridentifikasi lima
tipe hepatitis virus yang pasti : hepatitis A,B,C,D, dan E. Hepatitis Adan E
mempunyai cara penularan yang serupa(jalur fekal-oral) sedangkan hepatitis
B,C,D memiliki banyak karakteristik yang sama. Pedoman terminologi yang
berkaitan dengan hepatitis virus diberikan dalam bagan 38-1. Terdapat bukti
adanya jenis-jenis hepatitis Virus yang lain.
Insidens hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi maslah
kesehatan masyarakat. Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan,
memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari
sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. Enam puluh sampai 90% dari
kasus-kasusnhepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan.
Keberadaan kasus-ksus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-
kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi
penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. Meskipun kurang-
lebih 50% orang dewasa di Amerika Serikat telah memiliki antibodi terhadap
virus hepatitis A, banyak orang tidak dapat mengingat kembali episode atau
kejadian sebelumnya yang memperlihatkan gejala hepatitis.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang dimaksud Hepatitis ?


b. Apa saja jenis -jenis Hepatitis ?
c. Apa Etiologi dari penyakit Hepatitis ?
d. Bagaimana patofisilogi Hepatitis?
e. Apa saja Manifestasi Klinis dari Hepatitis ?
f. Bagaimana Cara Penularan Hepatitis ?
g. Apa saja Pengobatan yang dilakukan pada pasien Hepatitis ?
h. Apa saja Dampak yang didapatkan Pasien Hepatitis ?
i. Bagaimana cara mencegah penyakit Hepatitis?
j. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?
1.3 TUJUAN

a. Mengetahui pengertian dari hepatitis


b. Mengetahui jenis-jenis hepatts
c. Mengetahui etiologi dari penyakit hepatitis
d. Mampu memahami patofiologi hepatits
e. Mampu mengetahui manifestasi klinik dari hepatitis
f. Mengetahui cara penularan penyakit hepatitis
g. Mengatahui cara pengobatan penyakit hepatitis
h. Mengetahui dampak penyakit hepatitis pada pasien
i. Mengetahui cara mencegah penyakit hepatitis
j. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien hepattis

1.4 MANFAAT
Memperkaya dan memperdalam pengetahuan, baik bagi pembaca maupun
penulis mengenai hepatitis dan asuhan keperawatan yang tepat untuk penyakit
hepatitis tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HEPATITIS

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jariangan


yang dapat disebabakan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan serta bahan-bahan kimia (Hadi,1999)
Hepatitis adalah peradangan hati, disebabkan oleh infeksi atau
kimia. Penyebab infeksi meliputi banyak agen yang dapat menyebabkan
kerusakan dan peradangan kelompok virus yang diketahui sebagai virus
hepatitis diberi nama secara alfabetik dalam urutan kronologik
penemuannya (Brunner & Suddart,2001).
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan
penyebab hepatitis yang paling sering,terutama virus hepatitis A,B,C,D,
dan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan E dapat sembuh,
sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronik. Virus hepatitis D
hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B
dan dapat memperoleh keadaan penderita(Price & Wilson,2006).

2.2 JENIS-JENIS HEPATITIS

Hepatitis terbagi menjadi lima jenis, diantaranya adalah sebagai


berikut (Soerjono. 2011) :
1. Hepatitis A
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A yang merupakan virus
RNA dari family enterovirus. Virus hepatitis A terutama menyebar
melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat
kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang
penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
2. Hepatitis B

3
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang merupakan virus
DNA yang berkulit ganda. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah
atau produk darah.
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Penularan biasa terjadi
diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik secara
bersamaan, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun
pria homoseksual). Selain itu pula bisa terjadi pada ibu hami yang
terinfeksi hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses
persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang
membawa virus hepatitis B.
3. Hepatitis C
Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C yang merupakan virus
Rna kecil terbungkus lemak. Menyebabkan minimal 80% kasus
hepatitis akibat tranfusi darah.
Virus hepatitis C ini sering ditularkan melalui pemakai obat yang
menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi melalui hubungan
seksual. Untuk alasan yang belum jelas, penderita” penyakit hati
alkoholik” seringkali menderita hepatitis C.
4. Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D yang merupakan virus
RNA detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B.
5. Hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai
hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

2.3 ETIOLOGI

Penyebab hepatitis menurut Wening Sari (2008) meliputi: Obat-


obatan, bahan kimia, dan racun, Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga
sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut. Reaksi tranfusi darah
yang tidak terlindungi virus hepatitis. Infeksi virus. Virus hepatitis B
(HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran

4
42 mn. Ditularkan melaluli darah atau produk darah, saliva, semen, sekresi
vagina.Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus
kepada bayi selama proses persalianan, masa inkubasi 40-180 hari dengan
rata-rata 75 hari,faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerjaan
laboratorium,dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien
dalam unit hemodialisis, para pemakai obat yang menggunakan jarum
suntik bersama-sama atau diantara mitra seksual baik heteroseksual
maupun pria homoseksual.

2.4 PATOFISIOLOGI

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan


oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini
unik inflamasi pada hepar,pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
dan kerusakan sel-sel hepar dan menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-
sel hepar. Setelah lewat masanya,sel-sel heoar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru
yang sehat. Oleh karenanya,sebagian besar klien yang mengalami hepatitis
sembuh dengan fungsi hepar normal (Baraderu,2008).
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walapun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjungasi masuk kedalam hati
tetap normal, tetapi karena adanya kerusakaan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut
didalam hati selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugas.
Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus
hepatikus,karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekresi) dan
regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjungsi (bilirubin
direk).Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena
kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi ekskresi bilirubin (Smeltezer &
Bare,2002).

5
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran
darah dan terbawah sampai ke hati. Disini agen infeksi menetap dan
mengakibatkan perdangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat
dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). Akibat kerusakan ini maka
terjadi penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin sehingga terjadi
difungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik .Peradangan ini akan
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehingga timbul gejala tidak
nafsu makan (anoreksia).Salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir
toksin, jika toksik yang masuk berlebihan atau tubuh memounyai respon
hipersensivitas,maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya
fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai panetral racun
(Syaifuddin,2006).

2.5 MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinik hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari 3 tahapan


meliputi:
1. Fase pre Ikteri
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan ifesksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit.
Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise,
lekas capek terutama sore hari,suhu badan meningkat sekitar 39%C
berlangsung selama 2-5 hari, pusing,nyeri persendian.Keluhan gatal-
gatal mencolok pada hepatitis viris B.
2. Fase Ikterik
Urine berwarana seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan
suhu badan disertai dengan bradikard. Ikterus pada kulit dan sklera
yang terus meningkat pada minggu 1, kemudian menetap dan baru
berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pas
seluruh badan,rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
3. Fase penyembuhan

6
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus,rasa mual, rasa sakit
di ulu hati, disusul bertambahanya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari
setelah timbulnya nafsu makan ikterik. Warna urine tampak normal,
penderita mulai merasa segar kembali namun lemas dan lekas capai.

2.6 PENULARAN

1. Hepatitis A dan E
Fecal dan oral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi,
kontak dengan penderita melalui kontaminasi faces pada makanan atau
air minum, atau dengan makan kerang yang mengandung virus yang
tidak dimasak dengan baik.
2. Hepatitis B
Kontak dengan penderita melalui parenteral yang berasal dari produk-
produk darah secara intravena, kontak seksual, dan perinatal secara
vertikel (dari ibu ke janin).
3. Hepatitis C dan D
Kontak dengan pendertita melalui perenteral,penggunaan obat-obatan
IV dan tranfusi, dan kontak seksual (Marilynn,2000).

2.7 PENGOBATAN

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk penyakit hepatitis virus


ini, asalkan dirawat dengan baik, biasanya dapat disembuhkan setelah 6
bulan penderita harus istirahat total 1-4 minggu, maka cukup protein tapi
rendah lemak dan disertai dengan mengkonsumsi suplem vitamin dan
mineral. Pengobatan hanya ditujukan untuk simptomatisnya saja, demam
dapat diturunkan dengan obat penuruan panas,tetapi gejala ikterik, mual,
muntah, rasa tidak enak pada perut kanan atas berkurang sering dengan
pejalanan penyakitnya (Manjoer,dkk,2001).

2.8 DAMPAK PADA PASIEN

1. Dampak Ekonomi

7
Menurut WHO, hepatitis meupakan penyakit peradangan pada organ
hati manusia yang kian meningkat jumlah penderitanya. Penyakit yang
disebabkan oleh virus ini merupakan penyakit menular yang menjadi
problem besar kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang.
Dampaknya tidak hanya pada aspek ekonmi,tapi juga kondisi sosial
masyarakat.
2. Dampak Sosial
Perilaku tertentu dan dukungan sosial yang diberikan orang lain
kepada klien, dapat menolong klien melakukan koping dalam
menghadapi peristiwa yang menimbukan sters dalam hidup klien.
Dukungan sosial berpengaruh pada proses penyembuhan klien
(Schwarzer & Schulz, 2002).
3. Dampak Spiritual
Klien yang memiliki perasaan yang dekat dengan Tuhan, memiliki
pemahaman diri yang baik, kecemasan dan depresi yang berkurang
dapat meningkatkan system kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh
yang baik dapat menghambat progresivitas penyakit (Ghozali, 2010).
Pada pasien hepatitis menunjukan bahwa terdapat signifikan antara
kesejaterahan psikologis subjektif khususnya kepuasan hidup yang
tinggi dengan spiritualitas.

2.9 PENCEGAHAN

Upaya preventif umum ini mencakup upaya perbaikan sanitasi yang


tampak sederhana, tetapi sering terlupakan. Namun demikian, upaya ini
memberikan dampak epidemiologis yang positif karena terbukti sangat
efektif dalam memotong rantai penularan hepatitis, antara lain.
a. Perbaikan hygiene makanan-minuman. Upaya ini mencakup memasak
air dan makanan sampai mendidih selama minimal 10 menit, mencuci
dan mengupas kulit makanan terutama yang tidak dimasak, serta
meminum air dalam kemasan (kaleng / botol) bila kualitas air minum
non kemasan tidak meyakinkan.

8
b. Perbaikan hygiene-sanitasi lingkungan-pribadi. Berlandaskan pada
peran transmisi fekal-oral HAV. Faktor hygiene-sanitasi lingkungan
yang berperan adalah perumahan, kepadatan, kualitas air minum,
sistem limbah tinja, dan semua aspek higien lingkungan secara
keseluruhan. Mencuci tangan dengan bersih (sesudah defekasi,
sebelum makan, sesudah memegang popok-celana), ini semua sangat
berperan dalam mencegah transmisi VHA.
c. Isolasi pasien. Mengacu pada peran transmisi kontrak antar individu.
Pasien diisolasi segera setelah dinyatakan terinfeksi HAV. Anak
dilarang datang ke sekolah atau ke tempat penitipan anak, sampai
dengan dua minggu sesudah timbul gejala. Namun demikian, upaya ini
sering tidak banyak menolong karena virus sudah menyebar jauh
sebelum yang bersangkutan jatuh sakit.

9
2.10 PATHWAY

10
2.11 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian
1) Identitas Klien
Pada penyakit hepatitis biasanya sering di temukan pada laki- laki
usia produktif 40-50 tahun. Perempuan dewasa relative lebih
rendah potensi terkena hepatitis karena gen di organ hati tidak
merasa perlu berganti menjadi gen maskulin untuk menghadapi
kanker. Biasanya kalau perempuan saat sedang hamil rawan
terkena penyakit hepatitis. Pada tenaga medis dan tenaga PMI lah
yang sering terkena penyakit ini (Kemenkes, 2013).
2) Keluhan Utama
Klien biasa datang dengan keluhan: Demam, sakit kepala, nyeri
pada perut kanan atas, mual, muntah, Ikterik, lemah, letih, lesuh,
dan anoreksia.
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual
muntah, demam, nyeri perut kanan atas.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Berisi riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit
yang pernah diderita sebelumnya. Kecelakaan yang pernah
dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan
rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan
saudara-saudaranya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
berkaitan erat dengan penyakit keturunan dan, riwayat penyakit
menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
4) Pemeriksan fisik
a. B1 (Pernafasan)

11
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak menggunakan alat bantu
nafas, Irama nafas teratur, tidak ada nyeri dada, sianosis tidak
ada,
Palapsi : gerakan dada saat bernafas normal dan seimbang
antara kiri dan kanan.
Perkusi : terdengar bunyi sonor
Auskultasi : terdapat bunyi nafas tambahan ( ronkhi)
b. B2 (Kardiovaskuler)
Inspeksi : tidak ada nyeri dada, sianosis tidak ada.
Palpasi : irama jantung teratur, tekanan darah bisa meningkat
atau menurun.
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara jantung S1 S2 tunggal
c. B3 (Persyarafan)
Inpeksi : kesadaran compomentis, orientasi baik, kejang (-),
kaku kuduk (-), brudinzky (-), nyeri kepala (-), pusing (-),
kelainan nervous cranialis (-).
d. B4(Perkemihan)
Inspeksi : urine berwarna gelap atau kuning pekat seperti teh
karena perubahan fungsi hati, menggunakan kateter
Palpasi : tidak ada kelainan pada perkemihan
e. B5 (Pencernaan)
Inspeksi : anoreksia, berat badan menurun, mual dan muntah,
asites, mukosa bibir kering
Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kanan,BAB warna tanah
liat,tidak ada kram abdomen dan gatal
Perkusi : nyeri ketuk pada kuadran kanan atas
Auskultasi : mungkin terjadi peningkatan perilstatik,
penambahan suara pekak pada region kuadran kanan atas,
terjadi distensi abdomen, feses pucat, dan penurunan berat
badan

12
f. B6 (Muskuluskelektal & integumen)
Inspeksi : akral hangat, oedema (+), kemampuan gerakan
terbatas, warna kulit kering
Palpasi : turgor elastis, CRT < 3 detik, kekuatan otot 3,3,5,5
g. B7 Pengindraan
Inspeksi : sklera mata tampak ikterik, konjungtiva merah
muda,t idak terdapat ptosis pertumbuhan rambut bulu mata
baik, reaksi pupil terhadap cahaya isokor, ketajaman
penglihatan baik, alat bantu yang digunakan tidak ada.
Hidung : normal, mukosa hidung lembab, tidak ada sekret,
ketajaman penciuman normal
Telinga : bentuk kanan dan kiri simeris, tidak ada keluhan,k
etajaman pendengaran normal, tidak ada alat bantu
Perasa : normal tidak ada masalah Peraba : baik tidak ada
masalah
h. B8 Endokrin
Inspeksi : gangrene (-), pus (-), bau (-)
Palpasi : pembeseran kelenjar tyroid (-), pembesaran kelenjar
parotis tidak ada (Prawirohardjo, 2010).
i. Data psikososial
1) Biologis
Pada klien hepatitis perubahan pada tubuhnya, aktivitas
berkurang,dan mudah lelah, maka klien harus
memperbanyak istirahatnya dan membatasi aktifitasnya.
2) Psikologis
Klien akan merasa cemas dengan penyakit yang diderita
sekarang, perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik
dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
3) Sosiologis
Klien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam
masyarakat karena harus menjalani perwatan yang

13
waktunya tidak akan sebentar dan juga perasaan akan
ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan seperti
kebutuhannya sendiri seperti biasanya.
4) Spiritual
Klien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai
dengan keyakinannya baik dalam jumlah ataupun dalam
beribadah yang diakibatkan karena rasa nyeri dan
ketidaknyamanan.
5) Keluarga
Masalah yang timbul pada keluarga adalah timbul
kecemasan akan keadaan klien, apakah akan selamat dan
dapat hidup. Koping yang tidak efektif bisa ditempuh
keluarga, untuk itu peran disini sangat vital dalam
memberikan penjelasan terhadap keluarga .
Masalah-masalah diatas timbul saat klien masuk rumah
sakit, sedang masalah juga bisa timbul saat klien pulang
dan tentunya keluarga harus bisa merawat, memenuhi
kebutuhan klien. Hal ini tentunya menambah beban bagi
keluarga dan bisa menimbulkan konflik dalam keluarga
(Marthin W, 2010).
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien hepatitis sesuai
dengan pohon masalah (pathway) antara lain,
1. Ansietas berhubungan dengan perasaan tidak nyaman dan cemas.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
3. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflasi hati dan bendungan vena porta.
4. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gatal pada
kulit.

14
5. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan suplai oksigen dan nutisi
yang menurun.

c. Intervensi Keperawatan
Setelah pengumpuluan data klien, mengorganisasi data dan
menetapkan diagnosis keperawatan maka tahap berikutnya adalah
perencanaan. Pada tahap ini perawat membuat rencana perawatan dan
menentukan pendekatan apa yang digunakan untuk memecahkan
masalah klien. Ada tiga fase dalam tahap perencanaan yaitu
menentukan prioritas, menentukan tujuan dan menentukan tindakan
keperawatan. Berikut adalah perencanaan dari diagnosa diatas adalah:

15
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Dx
1 Ansietas berhubungan 1). Bina hubungan 1). Hubungan saling percaya
dengan perasaan tidak saling percaya antara perawat dan klien
nyaman dan cemas. dengan bertujuan agar klien mampu
Tujuan : Setelah menggunakan mengungkapkan masalah
dilakukan tindakan prinsip komunikasi yang ada serta memudahkan
keperawatan selama terapeutik. perawat untuk melakukan
2x24 jam diharapkan intervensi
klien dapat menurunkan 2). Beri 2). Klien dapat merasa lega
kecemasan. kesempatan pada dan perawat dapat
Kriteria hasil : klien untuk mengetahui masalah yang
1). Klien mampu mengungkapkan dihadapi klien. Dan
mengidentifikasi dan perasaannya. memberikan suasana tenang
mengungkapkan gejala agar klien tidak cemas
cemas 3). Pahami rasa 3). Perasaan adalah nyata dan
2) Mengidentifikasi, takut/ansietas klien. membantu klien untuk
mengungkapkan dan terbuka sehingga dapat
menunjukan tehnik untuk mendiskusikan dan
mengontrol cemas menghadapainya
3). Tekanan darah 4). Temani atau 4). Dukungan yang terus
dalam batas normal atur supaya ada menerus mungkin membantu
( 120/80 mmHg) seseorang bersama klien mengurangi rasa takut
4). Postur tubuh, ekspresi klien sesuai dengan ke tingkat yang dapat diatasi
wajah. Bahasa tubuh indikasi.
dan tingkat aktivitas 5). Pantau tingkat 5). Identifikasi masalah
menunjukan ansietas dan spesifik akan meningkatkan
berkurangnya diskusikan kemampuan klien untuk
kecemasan. penyebab bila menghadapinya
mungkin. dengan lebih realitis

16
6). Berikan 6). Dapat
penjelasan pada mengurangi rasa cemas klien
klien tentang akan
penyakitnya. menyakitinya.
2. Ketidakseimbangan 1). Kaji 1). Mengetahui kekurangan
nutrisii kurang dari pemenuhan nutrisi klien
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi
berhubungan dengan klien
anoreksia. 2). Kaji penurunan 2). Agar dapat dilakukan
Tujuan : Setelah nafsu makan klien. intervensi dalam pemberian
dilakukan tindakan makanan pada klien
keperawatan selama 3). Jelaskan 3). Dengan pengetahuan
2x24 jam diharapakan pentingnya yang baik tentang nutrisi
pola makan klien makanan bagi akan memotivasi untuk
kembali normal. proses meningkatkan pemenuhan
Kriteria Hasil : penyembuhan. makanan
K : Klien mampu 4). Berikan 4). Untuk
menjelaskan kembali makanan selagi meningkatkan nafsu
tentang nyeri hangat makan klien dan
A : Klien mengatakan memudahkan
nafsu makan mulai proses makan.
meningkat
P : Klien mampu
makan sendiri tanpa
bantuan keluarga
P : Selera makan kembali
normal, BB normal
3. Nyeri akut berhubungan 1). Pantau 1). Memberikan dasar untuk
dengan nyeri bagian karakteristik nyeri mengkaji tingkat nyeri dan
abdomen. dan mengevaluasi tingkat nyeri
Tujuan : Setelah ketidaknyamanan

17
dilakukan tindakan klien.
keperawatan selama 2). Observasi TTV 2).Mengidentifikasi tingkat
2x24 jam diharapkan pada klien nyeri klien dan pedoman
nyeri klien berkurang. untuk intervensi selanjutnya
Kriteria Hasil : 3). Berikan teknik 3). Untuk mengurangi nyeri
1). Klien tampak rekasasi pada klien
rileks 4). Beri posisi 4). Meningkatkan
2). Ekspresi wajah nyaman. kenyamanan dan mengurangi
klien tampak tenang rasa nyeri
5.) Bahas dengan 5). Kemungkinan
dokter penggunaan
analgetik
4. Resiko kerusakaan 1). Pertahankan 1). Kekeringan
integritas pada kulit kebersihan tanpa meningkatakan sensifitas
berhubungan dengan menyebabkan kulit kulit dengan merangsang
gatal pada kulit kering. ujung syaraf
Tujuan : Setelah 2). Anjurkan tidak 2). Penggantian
dilakukan tindakan menggaruk, merangsang pelepasan
keperawatan selama instruksikan klien histamin, menghasilkan
2x24 jam diharapkan rasa untuk memberikan lebih banyak pruritus
gatal pada kulit klien tekanan pada area
berkurang. pruritus untuk
Kriteria Hasil : tujuan menggaruk
1). Menunjukan 3). Pertahankan 3). Pendingin akan
pemahaman dalam kelembaban menurunkan vasodilatasi dan
proses perbaikan kulit ruangan pada 30- pelembaban
dan mencegah terjadinya 40% dan dingin Kekeringan
cidera berulang
2). Tidak ada tanda-tanda
infeks
3). 3). Ketebalan dan tekstur

18
jaringan normal
4). 4). Menunjukan terjadinya
proses
5). Penyembuhan
5. Intoleransi aktivitas 1). Tingkatkan 1). Meningkatkan isirahat
berhubungan dengan tirah baring/duduk, dan ketenangan menyediakan
kelemahan umum berikan lingungkan waktu yang digunakan untuk
Tujuan : Setelah tenang, batasi penyembuhan
dilakukan tindakan kunjungan sesuai
keperawatan selama keperluan
2x24 jam diharapakan 2).Tingkat aktivitas 2). Tirah baring lama dapat
klien mampu melakukan sesuai toleransi, menurunkan
aktivitas dalam batas melakukan rentang kemampuan,ini dapat
normal. gerak sendi terjadi karena keterbatasan
Kriteria Hasil : pasif/aktif. aktivitas yang menggangu
1). Mampu melakukan periode istirahat
aktivitas sehari-hari 3). Kolaborasi 3). Membantu
(ADLs) secara mandiri pemeberian obat Dalam
2). Berpartisipasi dalam anti ansietas. manajemen
aktivitas fisik tanpa kebutuhan tidur
disertai peningkatan TD, 4). Awasi dan 4). Membantu dalam
Nadi, dan RR. catat pemeriksaan mengetahui tingkat
3). Mampu laboratorium: bilirubin dalam hati.
berpindah bilirubin total dan
sendiri/tanpa bilirubin direc
bantuan alat

19
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu tindakan pelaksanaan dari rencana yang
sudah dibuat untuk proses penyembuhan klien selama klien dirawat
dirumah sakit. Setiap tindakan yang diberikan dari rencana tindakan
harus diberi tanggal, waktu dan paraf (Doenges, 2009).
Pada diagnosa ansietas berhubungan dengan perasan tidak nyaman
dan cemas, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24
jam,klien mampu bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik, memberi kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasannya, pahami rasa takut/ansietas klien, temani
atau atur supaya ada seseorang bersama klien sesuai indikasi, kaji
tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin, berikan
penjelasan pada klien tentang penyakitnya.
Pada diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dai kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia, setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam, ajarkan dan bantu klien untuk istirahat
sebelum makan, awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan
sedikit tapi sering, pertahankan hygine mulut yang baik sebelum
makan dan sesudah makan, anjurkan makan pada posisi yang tegak,
berikan diet kalori rendah lemak.
Pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan nyeri bagian
abdomen, setelah dilakukan tindakan keperatan selama 2x24 jam, kaji
karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan,obervasi TTV pada klien,
berikan teknik relaksasi pada klien, beri posisi yang nyaman, bahas
dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek
hepatoksi.
Pada diagnosa resiko kerusakan integritas pada kulit berhubungan
dengan gatal pada kulit, setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x24 jam, pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit
kering, keringkan kulit, jaringan digosok, anjurkan tidak menggaruk,
instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus

20
untuk tujuan menggaruk, pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-
40% dan dingin.
Pada diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, klien
menunjukan tehnik/perilaku yang memampukan kembali melakukan
aktivitas, klien mampu melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan suatu hasil akhir dari perkembangan klien dari
setiap tindakan yang sudah direncanakan. Dan klien sudah mengalami
perubahan terhadap diri yang dirasakan (Doenges, 2009).
Ansietas berkurang atau hilang ditandai dengan klien tampak rileks
dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat diatasi.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai
dengan peningkatan berat badan, menunjukan peningkatan selera
makan, klien menghabiskan porsi makanan yang diberikan.
Nyeri akut dapat hilang atau berkurang yang ditandai dengan klien
melaporkan nyeri menghilang, klien tampak tenang dan ekspresi wajah
rileks,dan ceriah.
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit ditandai dengan jaringan
kulit utuh, penurunan pruritus. Intolerasi aktivitas teratasi ditandai
dengan klien melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk
aktivitas sehari-hari), menunjukan penurunan tanda intoleransi
fisologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam
rentang normal.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hepatitis adalah peradangan hati, disebabkan oleh infeksi atau


kimia. Penyebab infeksi meliputi banyak agen yang dapat
menyebabkan kerusakan dan peradangan kelompok virus yang
diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama secara alfabetik dalam
urutan kronologik penemuannya (Brunner & Suddart,2001)
Hepatitis terbagi menjadi lima jenis, yakni hepatitis A, B, C, D,
dan E. Setiap jenis dari penyakit hepatitis memiliki penyebab, cara
penularan, cara pengobatan dan tanda dan gejala yang berbeda.
Penyakit hepatitis dapat menimbulkan beberapa dampak pada
pasien yang menderita-Nya, mulai dari dampak ekonomi, dampak
sosial bahkan berdampak juga pada spiritual pasien. Namun tentu saja
penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan
sehat dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, sanitasi
lingkungan dan isolosi pasien.

3.2 SARAN

Diharapakan pembaca untuk menambah terus literatur lain, guna


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang asuhan
keperawatan khususnya pada pasien hepatitis, terapkan prinsip
mencegah lebih baik dari pada mengbati, karena kesehatan adalah hal
yang istimewa dan sulit untuk didapatkan.
Terus belajar tanpa ada kata akhir, mengingat seluruh komponen
proses keperawatan seiring dengan perkembangan waktu, selalu ada
penemuan baru.

22
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Smeltzer,C.Suzanne. dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan


Medikal-Bedah (Brunner & Suddarth), Edisi 8, vol 2. Jakarta : EGC

23

Anda mungkin juga menyukai