Anda di halaman 1dari 38

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

Dosen Pengampu : Bambang Sarwono, S.Kp, M.Kes.Epid.

Disusun Oleh :

Nama : Ferdinand Alfairuz

NIM : P1337420722044

PRODI KEPERAWATAN MAGELANG PROGRAM SARJANA TERAPAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2023/2024
Kata Pengantar

Dengan segala puji dan syukur, kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul

Asuhan Keperawatan Hepatitis.

Dalam penyusunan artikel ini, kami menemui banyak kesulitan dan kendala,

sehingga kami tidak dapat melakukannya tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan

dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami dapat menyelesaikan pekerjaan ini. Oleh

karena itu, kami ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

berbagai pihak yang telah membantu kami, yang tidak dapat kami sebutkan satu per

satu. Terima kasih atas kesabaran dan keterbukaan Anda dalam memberikan

masukan, dorongan dan bimbingan selama pembuatan dokumen ini.

Kami mencoba melakukan segala kemungkinan, tetapi kami memahami bahwa

sebagai penulis artikel ini, kami jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis

berharap hasil dari artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................5

PENDAHULUAN.........................................................................................................5

A. LATAR BELAKANG........................................................................................5

B. TUJUAN.............................................................................................................6

C. MANFAAT........................................................................................................6

BAB II...........................................................................................................................7

PEMBAHASAN............................................................................................................7

A. DEFINISI............................................................................................................7

B. KLASIFIKASI....................................................................................................9

C. ETIOLOGI........................................................................................................11

D. PATOFISIOLOGI............................................................................................12

E. ANATOMI FISIOLOGI...................................................................................13

F. MANIFESTASI KLINIS..................................................................................14

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................................16

H. TERAPI OBAT................................................................................................17
B. PENATALAKSANAAN..................................................................................18

BAB III........................................................................................................................20

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................20

A. Pengkajian........................................................................................................20

B. Diagnosis Keperawatan....................................................................................25

C. Intervensi Keperawatan....................................................................................26

D. Implementasi Keperawatan..............................................................................34

E. Evaluasi Keperawatan......................................................................................35

BAB VI........................................................................................................................36

PENUTUP...................................................................................................................36

A. Kesimpulan.......................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................37
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hepatitis adalah penyakit berupa penyakit liver atauperadangan yang

terjadi pada hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh virus atau kondisi atau

penyakit lain. (Hudi winarso, 2022). Hepatitis adalah peradangan yang terjadi

di hati. Hepatitis biasanya disebabkan oleh infeksi viruspenyebab hepatitis

yaitu hepatitis A, B, C, D dan E (Ridak, 2019). Hepatitis merupakan maasalah

kesehatan masyarakat di negara berkembang di seluruh dunia, termasuk

Indonesia. Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis, anggota famili

hepadnavirus yang menyebabkan peradangan hati akutatau kronis dan

menyebabkan sirosis atau kanker hati. Infeksi virus hepatitis saat ini mulai

menjadi maasalah kesehatan masyarakat yang besar dan serius. Selainmuncul

sebagai penyakit HBV akut dan komplikasinya, hepatitis juga didapat dalam

bentuk HbsAg kronis, suatu penularan lingkungan. Infeksi virus hepatitis

sistemik dapat menyebabkan inflamasi dan nekrosis hepatosit sehingga

menimbulkan kelainan klinis, biokimiawi, imunoserologis, danmorfologis

(Hadi, Lina, & Kumalasari, 2018 Year). Hepatitis adalah peradangan pada

liver atau hati. Kondisi ini umum terjadi dan biasanyadisebabkan oleh

berbagai macam penyebab, antara lain infeksi virus, kebiasaan konsumsi

alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi


cacing hati. Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya disebabkan

oleh menular ke orang lain. (Pittara 2022)(Sulaiman, 2023).

B. TUJUAN

Penulisan dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pencegahan dan pengobatan penyakit Hepatitis tersebut. Serta dapat

mengetahui apa- apa saja yang menjadi dasar dari penyebab penyakit

Hepatitis ini.

C. MANFAAT

Adapun manfaat dari makalah ini adalah kita bisa mengetahui

penyebab timbulnya penyakit Thypus tersebut, serta manfaatnya pun kita bisa

mengetahui pencegahan apa saja yang bisa kita lakukan agar terhindar dari

penyakit Thypus
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Hepatitis adalah inflamasi hati yang dapat terjadi karena infasi bakteri,

cedera oleh agen fisik atau kimia atau infeksi virus hepatitis A, B, C, D, E,

obat-obatan, alcohol, proses ischemic (shock/ proses autoimun). Hepatitis

adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati yang memberikan gejala

klinis berupa badan lemah, kencing berwarna pekat, mata kuning. Hepatitis

virus merupakan infeksi sistemik oleh virus yang disertai nekrosis & inflamasi

pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia,

serta seluler yang khas (Astiani & Putra, 2020).

Hepatitis adalah inflamasi difus pada jaringan hati yang disebabkan

oleh karena infasi bakteri. agen fisik atau kimia, virus hepatitis A B C D E,

obat-obatan, proses iskemik yang memberikan gejala klinis badan lemah,

kencing berwama air teh pekat, mata dan seluruh badan kuning. Hepatitis

kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang disebabkan bermacam

macam etiologi ditandai berbagai tingkat peradangan dan nekrosis hati yang

berlangsung terus menerus tanpa penyembuhan dalam waktu sediktnya 6

bulan yang dibagi dalam Hepatitis kronik persisten (prognosis baik dan akan

sembuh) dan hepatitis kronik aktif yang akan (berakhir dengan sirosis hepatic)

(Astiani & Putra, 2020).


Hepatitis akut adalah kondisi atau penyakit yang ditandai dengan

infiltrasi sel-sel radang di organ hati. Kondisi ini juga bisa memicu

peningkatan serum aminotransferase hingga 2,5 kali lipat Hepatitis akut

umumnya dapat sembuh sendiri dalam waktu 4-8 minggu. Penyakit ini dapat

disebabkan oleh infeksi virus, kondisi autoimun, serta hepatotoksin yang

berasal dari metabolit sekuder obat-obatan, toksin, atau alkohol. Penderita

mungkin saja tidak merasakan gejala apa-apa saat sedang mengalami hepatitis

akut. Sementara sebagian pasien lain bisa. salah sangka karena keluhannya

mirip dengan gejala flu.(Haryono et al., 2022)

Penyakit Hepatitis Akut yang dikabarkan sedang melanda dunia kini

diduga telah masuk ke Indonesia. Hepatitis Akut Berat yang belum diketahui

penyebabnya ini bukan ditimbulkan virus penyebab Hepatitis A, B, C, D, dan

E. Kasus Hepatitis Akut ini pertama kali terlaporkan ditemukan di Inggris

Raya pada tanggal 5 April 2022. Kemudian kasus ini kembali ditemukan di

tiga negara lainnya sampai pada tanggal 15 April 2022 WHO (World Health

Organization) menetapkan kasus Hepatitis Akut ini sebagai Kejadian Luar

Biasa (KLB). Pada tanggal 16- 30 April ditemukan kasus meninggal pada tiga

anak di Indonesia yang diduga disebabkan oleh virus Hepatitis Akut ini.

Berdasarkan data, virus Hepatitis Akut ini lebih banyak menyerang anak-anak

usia 1 bulan sampai 16 tahun. Hepatitis Akut Berat yang belum diketahui

penyebabnya ini memiliki gejala awal seperti mual-muntah, diare berat dan

demam ringan serta gejala lanjutan seperti air kencing berwarna. pekat seperti

teh dan BAB berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning,
gangguan pembekuan darah, kejang dan kesadaran menurun. (Ferawati &

Kurniati, 2022)

B. KLASIFIKASI

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016), klasifikasi

Hepatitis di bagi menjadi 6 diantaranya adalah :

1) Hepatitis A

Penyebab adalah virus Hepatitis A, dan merupakan penyakit endemisdi

beberapa negara berkembang. Hepatitis A berisifat akut,

penularannyamelalui fekal dan oral. Sumber penularannya umumnya

terjadikarena pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak,

makananyang tercemar, sanitasi yang buruk, dan personal higin rendah.

Gejalabersifat akut, tidak khas bisa berupa demam, sakit kepala, mual

danmuntah sampai ikterus, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan

hati. Pencegahan dan pengobatan menjaga keseimbangan nutrisi

dankebersihan lingkungan.

2) Hepatitis B

Etiologi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Masainkubasi 60-90

hari, penularan vertikal 95% terjadi masa perinatal (saatpersalinan) dan

5% intra uterine. Penularan horizontal melalui transfusidarah, jarum suntik

tercemar, pisau cukur, tattoo, transplantasi organ. Gejala tidak khas seperti

lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri abdomen sebelah


kanan, dapat timbul ikterus, air kencing warnateh. Diagnosis ditegakkan

dengan test fungsi hati serum transaminase (ALT meningkat), serologi

HBsAg dan IgM anti HBC dalam serum.

3) Hepatitis C

Penyebab Hepatitis C adalah sirosis dan kanker hati, etiologi

virusHepatitis C termasuk golongan virus RNA, masa inkubasi 2-

249minggu. Penularan Hepatitis C melaluli darah dan cairan tubuh,

penularan masa perinatal sangat kecil, melalui jarum suntik, transplantasi

organ, hubungan seks dapat menularakan tetapi sangatkecil.

Kronisitasinya 80% penderita akan menjadi kronik.

4) Hepatitis D

Virus Hepatitis D jarang ditemukan tapi paling berbahaya, HepatitisD

disebut virus delta, virus ini memerlukan virus Hepatitis B

untukberkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang

telahterinfeksi virus Hepatitis B.

5) Hepatitis E

Hepatitis E dikenal sebagai Hepatitis Non A – Non B, etiologi virus

Hepatitis E termasuk virus RNA. Masa inkubasi 2-9 minggu.

Penularanmelalui fokal oral, dengan didapatkannya IgM dan IgG anti

HEV padapenderita yang terinfeksi. Belum ada dilakukan pengobatan

antivirus, pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan, terutama

kebersihanmakanan dan minuman.

6) Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. saat inipara

pakar masih melakukan penelitian lanjut tentang keberadaanhepatitis F ini.

merupakan virus hipotetis yang terhubung denganhepatitis.7) Hepatitis

G10Memiliki gejala yang sama dengan hepatitis C, sering kali

infeksibersamaan dengan hepatitis B/C. tidak menyebabkan hepatitis

fulminanataupun hepatitis kronik. penularan melalui transfuse darah dan

jarum suntik.(Yusuf, 2020)

C. ETIOLOGI

Martin (2016) menyebutkan penyebab hepatitis akut sering berasal

dari virus dan sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan hepatitis pada

umumnya yaitu sebagai berikut:

a. Infeksi virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Penyebab utama dari hepatitis

akut adalah hepatitis A dan hepatitis E, yang menular melalui makanan

atau rute fekal-oral.

b. Infeksi virus lain, seperti virus Epstein-Barr (EBV) dan Cytomegalovirus

(CMV). Infeksi bakteri, dan infeksi parasite.

c. Alkohol, hepatotoksin, dan overdosis dari beberapa obat-obatan (drug-

induced hepatitis).

d. Peradangan karena penyakit autoimun.


Saat ini, penyebabnya masih terbilang misterius sehingga WHO

menyebut hepatitis ini sebagai Hepatitis Akut yang Belum Diketahui

Penyebabnya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology). Namun, Adenovirus

menjadi perkiraan utama penyebab hepatitis akut. Dari 169 kasus yang

dilaporkan, 74 kasus dinyatakan positif Adenovirus. Virus ini disebarkan

melalui kontak dekat, air liur, dan droplet.(Ferawati & Kurniati, 2022)

D. PATOFISIOLOGI

Berbagai penyebab hepatitis salah satunya yaitu virus hepatitis, virus

hepatitis dapat masuk melalui parenteral. Masuknya virus ini hingga sampai

ke hepar dan terjadinya proses replikasi virus. Virus akan merangsang respon

kekebalan tubuh, khuhsusnya imun nonspesifik (innate immune response)

yang pertama kali di rangsang. karena imun ini dapat terangsang dalam waktu

relatif singkat, dalam hitungan menit sampai hitungan jam. Untuk

memberantas virus hepatitis lebih lanjut, diperlukan respon spesifik, termasuk

aktivasi sel T dan sel B. Aktivasi sel CD8+ terjadi setelah paparan reseptor sel

T sdengan kompleks peptida virus. Peptida virus yang muncul pada

permukaan dinding sel hati dan menjadi antigen sasaran respon imun adalah

peptida kapsid yaitu HbcAg atau HbeAg. Sel T CD8+ selanjutnya akan

menghilangkan virus yang ada di sel hepar yang terinfeksi. Eliminasi dapat

terjadi dalam bentuk nekrosis hepatoseluler yang menyebabkan meningkatnya

mekanisme sitolitik. (Sari & Indrawati, 2008)


Aktivasi sel limfosit B dengan bantuan sel CD4+ akan menyebabkan

produksi antibodi seperti anti-HBs, anti HBc serta anti Hbe. Anti HBs

berfungsi untuk menetralkan virus hepatitis dan mencegah kembali virus

masuk ke dalam sel. Dengan demikian anti HBs akan mencegah penyebaran

virus dalam sel. Bila proses eliminasi virus berlangsung efisien maka infeksi

virus hepatitis dapat diselesaikan, sedangkan jika proses tersebut kurang

efisien akan terjadi infeksi virus hepatitis yang menetap. (Suprapto et al.,

2022)

E. ANATOMI FISIOLOGI

Hati merupakan organ kedua terbesar setelah kulit, sekaligus

merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Pada orang dewasa, hati

manusia mempunyai berat antara 1,3 3,0 kilogram. Walaupun berat hati hanya

sekitar 2-3 % dari berat tubuh manusia, namun organ ini terlibat dalam 25-30

% total pemakaian oksigen. Sekitar 300 miliar sel-sel hati, terutama hepatosit

yang jumlahnya kurang lebih 80% merupakan tempat utama metabolisme

intermedier (Tilong, 2012).

Hati manusia terletak di atas cavum abdominis, di bawah diafragma,

tepatnya di kedua sisi kuadran atas. Organ ini bertekstur lembut dan berwarna

kemerahan dengan berat sekitar 1.200 1.600 gram. Permukaan atas hati
bersentuhan dengan diafragma, sedangkan permukaan bawah bersentuhan

dengan organ-organ abdomen (Tilong, 2012).

Setiap lobus pada hati dibagi menjadi lobuli. Setiap lobuli merupakan

badan heksagonal yang terdiri atas lempengan sel hati yang berbentuk kubus

mengelilingi vena sentral. Diantara lempengan terdapat kapiler yang disebut

sinusoid yang dibatasi sel kupffer dimana sel kupffer tersebut berfungsi

sebagai pertahanan hati. Sistem biliaris dimulai dari kanalikulus biliaris, yang

merupakan saluran kecil dilapisi oleh mikrovili kompleks. Kanalikulus biliaris

membentuk duktus biliaris intralobular, yang mengalirkan empedu ke duktus

biliaris di dalam traktus porta. (Tilong, 2012).

Hati memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai pembentukan dan ekskresi empedu.

b. Berperan dalam proses metabolik.

c. Sebagai pertahanan tubuh.

d. Sebagai vaskular hati.

F. MANIFESTASI KLINIS

Gejala dari hepatitis akut bervariasi, mulai dari tidak ada gejala hingga

muncul gejala yang berat, berdasarkan penyebab yang mendasari timbulnya


hepatitisakut. Menyerang anak-anakyangsebelumnya dalam keadaan sehat,

hepatitis akut memiliki gejala tertentu seperti berikut. (Noer, 2017)

a. Demam

b. Mual, muntah

c. Nyeri sendi, pegal, kelelahan

d. Terkadang disertai demam ringare.

e. Warna urine lebih gelap

f. Feses berwarna pucat

g. Diare

h. Nafsu makan menurun.

i. Rasa tidak nyaman pada perut (nyeri pada hati)

j. Kulit dan mata menjadi kuning (jaundice)

k. Penurunan berat badan tanpa sebab.

A. TANDA DAN GEJALA

Tanda gejala hepatitis secara umum dapatdibedakan dalam 4 tahapan

menurut Abutaleb, A., & Kottilil, S. (2020). a. Fase inkubasi Fase ini ialah

periode saat virus mulai masuk dan mulai muncul gejala seperti ikterus. Di

setiap jenis hepatitis, memiliki masa inkubasi yang berbeda-beda. Panjangnya

lama inkubasi, bergantung dari seberapa besar inokulum (bagian patogen)

yang menginfeksi serta jalur penularannya, semakin besar inokulum,

inkubasinya. b. Fase pra-ikterik (prodromal)Fase ini merupakan fase

diantaramunculnya keluhan perdana hingga munculnya gejala ikterik, atau


kekuningan pada kulit dan sklera. Gejala relatif singkat atau hanya insidious

di tandai dengan malaise. mialga, atralgia, mudah lelah dan anoreksia.c. Fase

ikterikFase ikterik atau kuning bisa terlihat pada sklera dan kulit yang kian

menguning dalam waktu seminggu, selanjutnya baru mereda setelah 10-14

hari. Warna urin berubah warna seperti teh pekat, penurunan suhu badan.d.

Fase konvalesen (penyembuhan)Fase ini diawali ketika tanda ikterik mulai

berkurang atau hilang, tidak adanya keluhan) mual, muntah, nyeri perut di

kuadran kanan. atas, nafsu makan mulai muncul, umumnya fase ini dimulai

dari 14-15 hari sejak fase ikterik. (Winarso et al., 2020)

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Tes fungsi hati

Tes fungsi hati dinilai dari sampel darah vena untuk mengetahui

kandungan enzim. Enzim yang berperan yaitu aspartat aminotransferase

serta aminitransferase (AST atau SGOT dan ALT atau SGPT).

Normalnya, enzim-enzim tersebut hanya terdapat di hati, akan tetapi

jikalau terdapat kerusakan pada organ hati karena peradangan, enzim

tersebut akan tersebar kedalam darah yang mengakibatkan kadar enzim

tersebut meningkat. (Nainan, O. V. 2006).

b. Penilaian antibodi virus hepatitis

Penilaian antibodi bertujuan untuk memastikan eksistensi antibodi spesifik

untuk virus hepatitis. Apabila seseorang individu terpapar hepatitis akut,


secara fisiologis tubuh akan merespon dengan menciptakan antibodi

spesifik untuk membasmi virus yang masuk dan menyerang tubuh. Setelah

itu antibodi mulai terbentuk dari beberapa mingam, sejak individu

terinfeksi hepatitis.

c. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi abdomen dilakukan yaitu dengan bantuan gelombang

suara. USG dapat mendetek masalah hati seperti adanya kerusakan,

hepatomegali, dan masalah lain, kemungkinan penumpukan cairan di

rongga perut serta masalah pada kantong empedu.

d. Biopsi hati

Biopsi hati yaitu mengambil jaringan hati kemudian diamati menggunakan

mikroskop. dengan pemeriksaan ini dapat mengetahui penyebab adanya

gangguan yang menyerang hati.

H. TERAPI OBAT

Terapi obat tidak menjamin kesembuhan, maka dari itu perlu

dilakukan cara lain dengan mengkonsumsi obat-obatan. Golongan obat yang

digunakan yaitu aminoglikosida, antiamuba, antimalaria, antivirus, diuretic,

kolagogum, koletioletik, hepatik protektor dan multivitamin dengan

mineral(Simanjuntak, 2020).

1. Aminogklikosida

Digunakan untuk kasus abseb hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
2. Antiamuba

Dengan terapi ini maka abses hati karena amuba akan diminimalkan.

Antiamuna seperti dehydroemetine, emetine, etofamide dll

3. Antimalaria

Obat ini mencegah perkembangan abses hati yang disebabkan oleh

amuba.

4. Antivirus

Lamivudine adalah obat anti virus yang efektif untuk penderita Hepatitis

B. Lamivudine juga mengurangi kemungkinan terjadinya fibrosis dan

sirosis serta mengurangi kemungkinan terjadinya kanker hati.

5. Diuretik

Membantu mengatasi edema yang menyertai sirosis hepatis dengan atau

tanpa asites

6. Kolagogum, koletiletik, hepatik protector

Golongan ini melindungi hati dari kerusakan yang lebih berat akibat

hepatitis

7. Multivitamin dengan mineral

Golongan ini digunakan untuk menunjang penyembuhan pasien hepatitis.

Biasanya pasien nampak lemah, lemas, pucat, dll. Sehingga pasien

membutuhkan suplai vitamin yang cukup

B. PENATALAKSANAAN
1. Pasien dengan keluhan berat harus mendapatkan istirahat yang cukup

selama 1 sampai 2 bulan

2. Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna

3. Obat biasanya tidak diperlukan karena sebagian besar obat dimetabolisme

di hati dan meningkatkan SGPT

4. Wanita hamil dengan hepatitis memerlukan rujukan ke rumah sakit segera

5. Tes SGPT dan gamma GTase diperlukan untuk menyatukan kondisi pasien.

Jika hasil tes enzim tetap tinggi, rujuk pasien untuk menentukan apakah

penyakit tersebut berkontribusi terhadap hepatitis kronis

6. Hepatitis B dapat diobati dengan vaksin. Tindakan pencegahan ini hanya

disarankan untuk orang yang berisiko terinfeksi

7. Saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati
BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas

Data identitas merupakan upaya untuk mengumpulkan berbagai data

yang akurat dari pasien. Data tersebut akan menemukan berbagai masalah

persekutuan. Data identitas yang dibutuhkan adalah identitas klien berupa

nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, diagnosa

medis, tanggal masuk rumah sakit dan alamat. Selain itu, identitas

penanggung jawab pasien juga diperlukan, seperti nama, umur, pekerjaan,

pendidikan dan hubungan dengan pasien.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Penderita hepatitis umumnya memiliki keluhan demam namun tidak

menggigil, pasien juga mengalami perubahan warna pada mata dan

badan menjadi menguning. Pasien dapat mengeluh mual, muntah,

nyeri pada abdomen kuadaran kanan atas. Urine berwarna kuning tua

seperti air teh juga dapat menjadi keluhan pasien.


b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang yang perlu kita anamnesis yaitu sejak

kapan keluhan demam, mual, muntah, nyeri, warna urin dirasakan dan

berapa lama keluhan itu muncul.

c. Riwayat Kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan dahulu perlu kita anamnesis meliputi apakah ada

riwayat transfusi darah, pemakaian tato, penggunaan jarum suntik,

apakah pernah kontak dengan teman yang mengidap penyakit

hepatitis.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga kita kaji dnegan membuat

genogram tiga generasi.

3. Pemeriksaan Fisik

1. Review Of Sistem (ROS)

a. Keadaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak

menyeringai kesakitan, konjungtiva anemis, suhu badan 38,50C

b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada

simetris, ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan


cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi, wheezing,

stridor.

c. Sistem kardiovaskuer :TD 110/70mmHg, tidak ada edema, tidak

ada pemebesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.

d. Sistem urogenetalia : Urine berwarna gelap

e. Sistem musculoskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya

nutrisi (anoreksia)

f. Abdomen :

i. Inspeksi : abdomen ada benjolan

ii. Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan

iii. Palpasi : pada hepar teraba keras

iv. Perkusi : hypertimpani

2. Pengkajian fungsional Gordon

a) Presepsi dan pemeliharaan kesehatan merupakan hal yang penting,

jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan

kesehatan terdekat.

b) Pola nutrisi dan metabolik

Makanan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3

sendok disebabkan mual muntah.

Minum : Minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc

c) Pola eliminasi

BAK : Urine warna gelap, encer seperti the

BAB : Diare feses warna tanah liat


d) Pola aktivitas dan Latihan

Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena

pasien lemah terkulai di atas tempat tidur, lela, malaise, dan

menbutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan

dasarnya.

e) Pola istirahat tidur

Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri

pada abdomen, mailgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.

f) Pola presepsi sensori dan kognitif

Pasien sudah mengerti tentang keadaannya dn merasa harus segera

berobat.

g) Pola hubungan dengan orang lain

Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi

akibat kondisinya pasien malas untuk keluar melilih untuk istirahat.

h) Pola reproduksi / seksual

Seperti pada umumnya tidak terdapat perubahan terhadap pola

seksual pada diri penderita.

i) Pola preepsi diri dan konsep diri

Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit

seperti ini lagi.

j) Pola mekanisme koping

Pasien apabila merasakan tidak nyaman elalu memegangi perutnya

dan meringis kesakitan.


k) Pola nilai kepercayaan/keyakinan

Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap

ini merupakan cobaan dari Allah SWT.

4. Pemeriksaan Penunjang

1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

Awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik

kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim-enzim

intraseluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet,

terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati.

2. Darah Lengkap (DL)

SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan

enzim hati) atau mengakibatkan pendarahan.

3. Leukopenia

Trombositopenia mungkin ada (splenomegalia)

4. Diferensia Darah Lengkap

Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal, dan sel plasma

5. Alkali phostafase

Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)

6. Feses

Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

7. Albumin Serum

Albumin serum menurun hal ini disebabkan karena sebagian besar

protein serum disintesis oleh hati


8. Gula Darah

Hiperglikemia transien, hipeglikemia (gangguan fungsi hati)

9. Anti HAVIgM

Positif pada tipe A

10. Masa Protombin

Kemungkinan memanjang (disfungsi hati) akibat kerusakan sel hati

atau berkurang

11. Bilirubin Serum

Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas batas normal, prognosis buruk,

mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)

12. HbaAG

Dapat positif (Tipe B) atau negative (Tipe A)

13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfotplein)

Kadar darah meningkat. BSP dibersihkan dari darah, disimpan dan

dikonyugasi dan dieksresi.

14. Biopsi Hati

Menunjukan diagnosis dan luas nekrosis

15. Urinalisa

Peningkatan kadar bilirubin, gangguan eksresi bilirubin

mengakibatkan hiperbilirubenia terkonyugasi.

B. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. pembengkakan hepar (D.0077)

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anoreksia (D.0019)

3. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan kekuatan atau ketahanan tubuh

(D.0056)

4. Risiko kerusakan integritas kulit b.d gatal sekunder dengan akumulasi

garam empedu pada jaringan (D.0139)

5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan b.d. mual muntah (D.0036)

6. Hipertermia b.d. infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

inflamasi hepar (D.0130)

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi

Keperawatan & Kriteria Hasil


SIKI

SDKI SLKI

1. Nyeri akut b.d. Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri (I.08238)

pembengkakan (L.08066)
Observasi
hepar (D.0077)
Setelah dilakukan
1. Identifikasi lokasi,
tindakan keperawatan
karakteristik, durasi,
selama 3×24 jam
frekuensi, kualitas,
diharapkan nyeri teratasi
intensitas nyeri
dengan kriteria hasil:
2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri 3. Identifikasi faktor yang

menurun memperberat dan

2. Meringis memperingan nyeri

menurun 4. Identifikasi pengaruh

3. Gelisah menurun nyeri pada kualitas

4. Kesulitan tidur hidup

menurun
Terapeutik

1. Berikan teknik

nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

2. Fasilitasi istirahat dan

tidur

3. Pertimbangkan jenis

dan sumber nyeri

dalam pemilihan

strategi meredakan

nyeri

Edukasi

1. Jelaskan penyebab,

perioda, dan pemicu

nyeri
2. Jelaskan strategi

meredakan nyeri

3. Anjurkan memonitor

nyeri secara mandiri

4. Ajarkan teknik

nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian

analgetik, jika perlu

2. Nutrisi kurang Status Nutrisi Manajemen Nutrisi

dari kebutuhan ( L.03030) (I.03119)

tubuh b.d.
Setelah dilakukan Observasi
anoreksia (D.0019)
tindakan keperawatan
1. Identifikasi status
selama 3×24 jam
nutrisi
diharapkan kebutuhan
2. Identifikasi makanan
nutrisi terpenuhi dengan
yang disukai
kriteria hasil:
3. Identifikasi kebutuhan

1. Porsi makanan kalori dan jenis nutrien

yang dihabiskan 4. Identifikasi perlunya


meningkat penggunaan selang

nasogastric

5. Monitor asupan

makanan

6. Monitor berat badan

Terapeutik

1. Sajikan makanan

secara menarik dan

suhu yang sesuai

2. Berikan makanan

tinggi kalori dan tinggi

protein

3. Berikan suplemen

makanan, jika perlu

4. Lakukan oral hygiene

sebelum makan, jika

perlu

Edukasi

1. Anjurkan posisi duduk

jika mampu
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian

medikas sebelum

makan

2. Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan jenis

nutrien yang

dibutuhkan, jika perlu

3. Intoleransi Toleransi Aktivitas Manajemen Energi (I.05178)

aktivitas b.d. (L.05047)


Observasi
penurunan kekuatan
Setelah dilakukan
1. Identifikasi gangguan
atau ketahanan
tindakan keperawatan
fungsi tubuh yang
tubuh (D.0056)
selama 3×24 jam
menyebabkan
diharapkan masalah
kelelahan
teratasi dengan kriteria
2. Monitor kelelahan fiisk
hasil:
dan emosional

1. Kemudahan 3. Monitor lokasi dan

dalam melakukan ketidaknyamanan

aktivitas sehari- selama melakukan


hari meningkat aktivitas

2. Kekuatan tubuh
Edukasi
bagian atas
1. Anjurkan melalukan
meningkat
aktivitas secara
3. Kekuatan tubuh
bertahap
bagian bawah
2. Ajarkan strategi koping
meningkat
untuk mengurangi
4. Keluhan lelah
kelelahan
menurun

5. Perasaan lemah Kolaborasi

menurun 1. Kolaborasi dengan ahli

gizi tentang cara

meningkatkan asupan

makanan

4. Risiko gangguan Integritas Kulit dan Perawatan Integritas Kulit

integritas kulit b.d Jaringan (L.14125) (I.11353)

gatal sekunder Setelah dilakukan


Observasi
dengan akumulasi tindakan keperawatan
1. Identifikasi penyebab
garam empedu pada selama 2×24 jam
gangguan integritas
jaringan (D.0139) diharapkan masalah
kulit
teratasi dengan kriteria
hasil: Terapeutik

1. Kerusakan 1. Ubah posisi tiap 2 jam

jaringan menurun jika tirah baring

2. Nyeri menurun
Edukasi

1. Anjurkan

meningkatkan asupan

nutrisi

2. Anjurkan

meningkatkan asupan

buah dan sayur

3. Anjurkan minum airi

yang cukup

5. Risiko Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan

ketidakseimbangan (L.05020) (I.03098)

volume cairan b.d.


Setelah dilakukan Observasi
mual muntah
tindakan keperawatan
1. Monitor status hidrasi
(D.0036)
selama 2×24 jam
2. Monitor berat badan
diharapkan masalah
harian
teratasi dengan kriteria
3. Monitor status
hasil:
1. Asupan cairan hemodinamik

meningkat 4. Monitor hasil

2. Asupan makanan pemeriksaan

meningkat laboratorium

3. Dehidrasi 5. Monitor brrat badan

menurun sebelum dan sesudah

he modialisis

Terapeutik

1. Catat intake output dan

hitung balance cairan

24 jam

2. Berikan asupan cairan

sesuai kebutuhan

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian

diuretik jika perlu

6. Hipertermia b.d. Termoregulasi Manajemen Hipertermia

infasi agen dalam (L.14134) (I.15506)

sirkulasi darah
Setelah dilakukan Observasi
sekunder terhadap
tindakan keperawatan
1. Identifikasi penyebab
inflamasi hepar
selama 2×24 jam
(D.0130) diharapkan masalah hipertermia

teratasi dengan kriteria 2. Monitor suhu tubuh

hasil: 3. Monitor kadar

elektrolit
1. Suhu tubuh

membaik Terapeutik

2. Suhu kulit
1. Sediakan lingkungan
membaik
yang dingin
3. Tekanan darah
2. Longgarkan atau
membaik
lepaskan pakaian
4. Kulit merah
3. Basahi dan kipasi
menurun
permukaan tubuh

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian

cairan dan elektrolit

intravena, jika perlu

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan perwujudan dari intervensi keperawatan

meliputi tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan

keperawatan pada pasien dengan hipertensi secara teoritis mengacu pada


teori sesuai dengan diagnosa keperawatan yang diangkat. Dalam

pelaksanaan tindakan keperawatan ini penulis menemukan beberapa faktor

penunjang diantaranya adalah respon klien yang baik, mudah menerima

saran perawat, keluarga bersikap kooperatif dan terbuka serta tanggapan

yang baik dari keluarga kepada penulis dalam memberikan informasi yang

berhubungan dengan klien

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian, diagnosis,

perencanaan, dan implementasi. Klien adalah fokus evaluasi. Langkah-

langkah dalam mengevaluasi asuhan keperawatan adalah menganalisis

respon klien, mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap

keberhasilan atau kegagalan, dan perencanaan untuk asuhan di masa depan

(Marrelli, 2014). Perumusan evaluasi formatif meliputi empat komponen

yang dikenal dengan istilah SOAP, yaitu:

1. S (Subjektif): perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang

dirasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan klien.

2. O (Objektif): perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat

atau tim kesehatan lain.

3. A (Analisis): penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun

objektif) apakah berkembang kearah perbaikan.


P (Perencanaan): rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil

analisis diatas yang berisi melanjutkan perencaan sebelumnya apabila

keadaan atau masalah belum teratasi.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hepatitis adalah istilah medis yang merujuk pada peradangan hati,

yang dapat disebabkan oleh virus, alkohol, obat-obatan, atau masalah

autoimun. Virus hepatitis adalah penyebab umum peradangan hati dan

dibagi menjadi beberapa jenis, seperti hepatitis A, B, C, D, dan E. Setiap

jenis memiliki karakteristik, penularan, dan dampak yang berbeda pada

kesehatan.

Gejala hepatitis bervariasi dari ringan hingga parah, termasuk

kelelahan, demam, nyeri perut, mual, muntah, dan kuning pada kulit dan

mata (jaundice). Diagnosis melibatkan pemeriksaan darah untuk

mendeteksi kerusakan hati dan jenis virus hepatitis yang mungkin terlibat.

Pencegahan hepatitis melibatkan tindakan seperti vaksinasi untuk hepatitis

A dan B, menjaga kebersihan pribadi, menghindari berbagi jarum suntik

atau alat tato, dan mengonsumsi makanan dan air yang aman. Pengobatan

hepatitis tergantung pada jenis dan tingkat keparahan, termasuk istirahat,

perubahan pola makan, dan dalam beberapa kasus, obat antivirus.

Hepatitis memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan masyarakat

global, dengan potensi untuk menyebabkan kerusakan hati yang serius dan
berkelanjutan. Kesadaran tentang pencegahan dan pengobatan hepatitis

sangat penting dalam upaya melindungi kesehatan hati dan mencegah

komplikasi yang lebih serius.

DAFTAR PUSTAKA

Astiani, N. M. D. Y., & Putra, M. M. (2020). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

1 (N. P. E. Lestari, Ed.; 1st ed.). Penerbit Lakeisha.

Ferawati, & Kurniati, M. F. (2022). Waspadai Sejak Dini Hepatitis Akut pada Anak.

GUEPEDIA.

Haryono, M., Hidayat, A., Musiana, & Handayani, R. (2022). Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah S1 Keperawatan Jilid II. Mahakarya Citra

Utama.

Sari, W., & Indrawati, L. (2008). CARE YOUR SELF HEPATITIS (Desi & S.

Kusumawati, Eds.). Penerbit Plus.

Simanjuntak, W. F. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HEPATITIS

DENGAN MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI

KEBUTUHAN TUBUH DENGAN PEMBERIAN DIIT YANG TEPAT DI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN KABUPATEN TAPANULI

TENGAH.
Sulaiman, Y. (2023). Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Hepatitis. Jurnal

Pendidikan Dan Teknologi Kesehatan, 6(2), 87–99.

https://doi.org/https://doi.org/10.56467/jptk.v6i2.84

Suprapto, Hariati, Solehudin, Faizah, A., Kismiyati, & Rahmatillah, N. (2022).

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (N. Sulung & R. Sahara, Eds.).

Sari, I. P., & Priyanto, A. (2020). Sistem Pakar Berbasis Android Diagnosis Penyakit

Hepatitis Menggunakan Metode Certainty Factor dengan Penelusuran

Forward Chaining. JEPIN (Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika), 6(3),

393-400.

Winarso, H., I’tishom, R., & Taliba, H. (2020). KESEHATAN REPRODUKSI

UNTUK PEKERJA MIGRAN INDONESIA. Penerbit Universitas Ciputra.

Yusuf, F. (2020). PENYAKIT SISTEM HEPATOBILIER (R. Ariyanti, Ed.). Syiah

Kuala University Presss.

Anda mungkin juga menyukai