Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

KARYA TULIS ILMIAH

MELISA AYUNDA KENCANA

18112188

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis di denifisikan sebagai peradangan pada hati (liver) yang
disebabkan oleh virus. Belum banyak orang yang tahu tentang penyakit
hepatitis sehingga kerap terdiagnosis ketika sudah masuk stadium
lanjut.Kondisi inilah yang dialami hampir sebagian besar pasien hepatitis di
indonesia. (Putri, Yani. 2020).
Hepatitis adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis.sebelumnya hepatitis dibedakan menjadi 3 yaitu:h Hepatitis
A,Hepatitis B,dan hepatitis non-A non-B. Telah ditemukan virushepatitis
C,D,E,F,G, dan lainnya.prevalensi hepatitis A dan Hepatitis B,sangat tinggi di
Indonesia dibandingkan dengan hepatitis lainnya (Masriadi, 2017)
Penyebab hepatitis di antaranya adalah virus hepatitis A,B,C,dan D, atau
dari virus lain yaitu sitomegali, epstain, barr, dan rubella. Dapat juga terjadi
karena penyakit hati aotuimun, dari obat-obatan, dan kelainan genetik.
Hepatitis telah menjadi masalah global, dimana dipengaruhi oleh pola makan,
kebiasaan merokok, gaya hidup tidak sehat, penggunaan obat-obatan, bahkan
tingkat ekonomi dan pendidikan menjadi beberapa penyebab dari penyakit ini.
Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan
perhatianserius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar serta
kompleksitas yang terkait. Selain itu terjadi peningkatan angka kejadian kasus
obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidema, membawa konsekuensi bagi
komplikasi hati, salah satunya hepatitis (Masela, Lidia. 2020)
Sebelum virus hepatitis menimbulkan gejala pada penderita, terlebih
dahulu virus ini akan melewati masa inkubasi. Waktu inkubasi tiap jenis virus
hepatitis berbeda-beda. HAV membutuhkan waktu inkubasi sekitar 15- 45 hari,
HBV sekitar 45-160 hari, dan HCV sekitar 2 minggu hingga 6 bulan. Beberapa
gejala yang umumnya muncul pada penderita hepatitis, antara lain adalah
mengalami gejala seperti flu, misalnya mual, muntah, demam, dan lemas. feses
berwarna pucat. mata dan kulit berubah menjadi kekuningan (jaundice), nyeri
perut, berat badan turun. urine menjadi gelap seperti teh, kehilangan nafsu
makan, edema serebral kondisi dimana terjadi peningkatan jumlah air yang
terkandung didalam otak, perdarahan saluran cerna, gagal ginjal, gangguan
elektrolit gangguan kebutuhan cairan dalam tubuh, hepoglikemia gangguan
kesehatan yang terjadi ketika kadar gula berada dibawah kadar normal, sepsis
kondisi medis serius dimana terjadi peradangan diseluruh tubuh yang
disebabkan [oleh infeksi, gelisah suatu kondisi pikiran atau perasaan yang
dapat berpengaruh buruk terhadap kesahatan seseorang (Putri,Yani. 2020).

World Health Organization (WHO) diperkirakan terdapat kira-kira tahun 2016


terdapat 350 juta orang pengidap (carier) HbsAg dan pada tahun 2017 terdapat
220 juta ( 78%) diantaranya terdapat di asia termasuk Indonesia.pemeriksaan
HbsAg pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi hepatitis berkisar
antara 2,50-36,17%. Perlu adanya penanganan kusus untuk menghentikan laju
penyebaran hepatitis.usaha untuk mengurangi penderita hepatitis perlu
dilakukan oleh semua lapisan dengan berbagai cara.pada pennelitian
Sebelumnya diagnose hepatitis bersifat manual belum
terkompeterisasi,penelitian sebelumnya hanya membuat bagaimana hepatitis
menular dan gejala-gejala hepatitis.pada penelitian sebelumnya hepatitis yang
membahas makanan factor penunjang hepatitis antara lain alcohol,dan obat-
obatan.(Sari,Nurvita, 2019).

Hasil penelitian secara global Indonesia merupakan Negara dengan


endimisitasi tinggi hepatitis B terbesar kedua dinegara South East Asion
Region (SEAR) setelah Myanmar. Sehingga saat ini diperkirakan terdapat 28
juta penduduk Indonesia yang terkena virus hepatitis ini, 14 juta diantaranya
berpotensi untuk menjadi kronis, dan dari yang kronis tersebut, 1,4 juta orang
berpotensi untuk menderita kanker hati.
Kemenkes RI tahun 2014 menunjukkan bahwa prevalensi Hepatitis pada
seluruh provinsi di Indonesia adalah Bengkulu terdapat 19 kasus, Sumatera
Barat terdapat 159 kasus, Kalimantan Timur terdapat 282 kasus. Selain pasien
ternyata perawat adalah kedua yang paling sering terinfeksi yaitu sekitar 41%,
diikuti oleh dokter sekitar 31% (Anggraeni, Rahmanya, 2016).
Data Riskesdas yang dilaporkan pada hepatitis B tahun 2013 menunjukkan
bahwa secara umum prevalensi Hepatitis B pada provinsi Sumatera Barat
terdapat 200 orang, dan meningkat pada tahun 2018 sebanyak 450 orang.
(Kemenkes RI,2018).

Berdasarkan data penulis dapatkan rekam medis di RSI Ibnu Sina Padang
dimana jumlah klien yang dirawat pada tahun 2016 dengan kasus hepatitis B
sebanyak 16 orang, pada tahun 2017 di dapat sebanyak 20 0rang pada tahun
2018 didapatkan sebanyak 25 orang, pada setiap tahunnya terjadi penurunan
pada Hepatitis .(Rumah Sakit TK.III Dr. REKSODIWIRYO)

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian pada latar belakang diatas maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah mengenai gambaran penyakit dan penatalaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan hepatitis.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien hepatitis secara


komprehensif

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada pasien hepatitis
b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan yang muncul pada klien
dengan hepatitis
c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
hepatitis
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
hepatitis
e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan
f. Mampu mendokumentasi asuhan keperawatan pada klien dengan
hepatitis

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perawat

Dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan pada asuhan


keperawatan pasien hepatitis.

2. Bagi InstalasiRumah Sakit


Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pada asuhan keperawatan
pada kasus keperawatan medical bedah khususnya pada pasien hepatitis.

3. Bagi Penulis
Dapat menamba wawasan ilmu yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan khususnya masalah hepatitis

4. Bagi Pasien
Dapat menamba pengetahuan tentang penyakit yang diderita serta
penanganan dalam perawatan dan pengobatan penyakit yang sedang di
diderita pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Adi. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Tn.M dengan Penyakit Hepatitis di
Ruang IV Rawat Inap Penyakit Dalam (Interne) RS Tk.III Reksdiwiryo Padang
Tahun 2013. Stikes Mercubaktijaya Padang.

Putri,Yani.2020. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Diagnosa Medis Hepatitis Di


Ruang Melati Rsud Bangil Pasuruan. Akademi Kerta Cendikia. Diakses melalui :
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/123/1/KTI%20YANI%20.pdf

Masela, Lidia.2020. Asuhan Keperawatan Pada Tn S Dengan Diagnosa Medis


Hepatitis Di Ruang Melati Di Rsud Bangil Pasuruan. Akademi Keperawatan
Kerta Cendekia Sidoarjo. Diakses melalui :
http://eprints.kertacendekia.ac.id/236/1/KTI%20LYDIA.pdf

Sari,Nurvita.(2019).perencanaan system diagnose penyakit hepatitis menggunakan


metode Knn.jurnal ilmiah ILKOM vol 9 No 2.

Kemenkes RI. (2018).Riskesdas 2018.Development,1-220.

Anggreany, Rahmanya, 2016. Perilaku perawat dalam mencegah penularan


penyakit hepatitis. Universitas muhammadiyah diponegoro. Di akses melalui:
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umpo.ac.id/2652/2/BAB
%2520I.pdf&ved=2ahUKEwjzyO-alaDuAhVMT30KHWr-
AFM4FBAWMAB6BAgAEAE&usg=AOvVaw2wrnagj9w7PxXPuV-ortW1

https://www.kemkes.go.id/article/view/16042700001/sebagian-besar-kematian-
akibat-hepatitis-virus-berhubungan-dengan-hepatitis-b-dan-c-kronis.html

Masriadi. (2017). epidemiologi penyakit menular. rajawali pers.

Anda mungkin juga menyukai