BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab hepatitis yang
paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada umumnya penderita menjadi
kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus B dan
karena penyebab terbanyak hepatitis virus, hepatitis virus tersebar di seluruh Indonesia dan
menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di dunia diduga telah terinfeksi dan 350
juta menderita menjadi masalah kesehatan global yang serius, menurut Prof. dr. Hj. Siti
Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH, Indonesia endemis hepatitis virus antara 2,5-20 % dan
Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah, 2,2%
hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining di PMI ternyata
Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit
hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal, gangguan elektrolit,
portal.
Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun dari 19.914
pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien penyakit hati (5%) dan
keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan yang dapat dilakukan
yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan masyarakat umum maupun klien
hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan selebaran-selebaran yang berhubungan penyakit
hepatitis kepada masyarkat dengan tujuan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti
kesehatan.
Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit
atau menghilangkan gejala penyakit pada kasus hepatitis virus tindakan pencegahan yang perlu
dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis, meningkatkan gizi masyarakat dan memelihara
Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui
kegiatan-kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing), merawat orang sakit
Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat
berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta memberi dukungan
Dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Hepatitis Di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan An. A dengan
hepatitis di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2010.
b. Mampu merumuskan diagnosa klien dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.
c. Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan
hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Tahun 2010.
d. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang
RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
Penulis membatasi makalah ini pada satu kasus yaitu asuhan keperawatan dengan hepatitis
pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang meliputi
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan Makalah ini, penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan asuhan keperawatan yang nyata dan jelas
asi : Melakukan pengamatan terhadap penatalaksanaan proses keperawatan dan pencatatan yang
cara : Dengan cara Tanya jawab langsung dengan Orang tua klien, klien, perawat, untuk mendapat
Kepustakaan : Yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku tentang hepatitis dan mencari artikel
1. Agar penulis mendapatkan gambaran dan menambah wawasan pengetahuan asuhan keperawatan
2. Untuk perawat, agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat menerapkan asuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau toksin
termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati, gejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis
serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus dan hasil akhirnya mungkin berbeda.(. Corwin,
2001 )
Hepatitis adalah peradangan hati, patologi dapat disebabkan oleh infeksi atau kimia.
Penyebab infeksi meliputi banyak agens yang dapat menyebabkan kerusakan dan
peradangan.kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama secara alfabetik
Hepatitis adalah inflamasi akut hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cedera
Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis yang
paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan
E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronik. Virus hepatitis D hanya
dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperoleh
keadaan penderita.
a. Anatomi
Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan
atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi lobus. Setiap empat lobus hati
terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan
membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang disebut lobulus.
Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi
hati. Darah yang mengalir kedalam berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75% suplai darah yang
kaya akan nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian suplai darah tersebut masuk kedalam
hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua
pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang merupakan sinusoid
hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati ( hepatosid ) akan terendam oleh campuran darah vena
dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya kedalam vena kava inferior didekat diafragma. Jadi,
terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya satu lintasan
keluarnya
Hati adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnnya
½ kg. Letaknya : bagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah diafragma hati terbagi
2 lapisan utama :
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya
hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus guardatus.
b. Fisiologi
1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat dalam
2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu urin
4. Sekresi empedu,garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam sistem retikulo endotelium
dialirkan keempedu
5. Pembentukan ureum
Hati yang merupakan organ terbesar tubuh dapat dianggap sebagai pabrik kimia yang
membuat, menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar substansi yang terlibat
dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaaan fungsi ini karena hati
menerima darah yang kaya nutrien langsung dari traktus gastrointestinal, kemudian hati akan
menyimpan atau mentransformasikan semua nutrien ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan
Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan metabolisme glukosa
dan protein. Hati membuat dan mensekkresikan empedu yang memegang peran utama dalam
proses pencernaan serta penyerapan lemak dalam traktus gastrointestinal. Organ ini
mengeluarkan limbah produk dari dalam aliran darah dan mensekresikannya kedalam empedu.
Empedu yang dihasilkan oleh hatiakan disimpan untuk sementara waktu dalam kandung empedu
( vesika felea ) sampai kemudian dibutuhkan untuk proses pencernaan; pada saat ini kandung
empedu akan mengosongkan isinya dan empedu memasuki intestinum ( usus ).
2.1.3 Etiologi
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis
yaitu A, B, C, D, dan E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti monomukleosis infeksiosa,
demam kuning dan infeksi sitomega lovirus, penyebab hepatitis non virus yang utama adalah
Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai tingkat
terberat, bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
1. Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia
dan muntah, nyeri otot dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang. Tetapi pasien masi lemah,
anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan
nyeri tekan.
3. Stadium pascainterik ( rekonvalensi ), ikterus mereda , warna urin dan tinja menjadi normal lagi.
Penyembuhan pada anak. Anak lebih cepat dari orang dewasa. Yaitu pada akhirnya bulan kedua.
4.
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
a. Kolesterol
c. Gagal ginjal
d. Gangguan Elektrolit
e. Gangguan Pernafasan
f. Hipoglikemia
g. Demam, bakteri
h. Gelisah
i. Hipertensi
j. Hipotensi
Tanda-tanda edema selebral adalah kenaikan tekanan intra kranial antara lain : gejala
dengan refleks negatif terhadap cahaya dan hilangnya refleksi okulovestibuler menunjukkan
2.1.6 Terapi
1. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat, agar dapat
mempercepat penyembuhan
2. Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan diberikan infus.
Secara umum di anjurkan diet sumbang tinggi karbohidarat. Dulu ada kecendrungan membatasi
lemak karena disamakan dengan penyakit kandung empedu. Makanan harus di berikan dalam
porsi tangan dan diberikan empat sampai enam kali sehari. Makanan kesukaan harus
dipertimbangan.
3. Medika mentosa
serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini diberikan prednison 3
d. Jangan di berikan antiemetik jika perlu sekali dapat di berikan golongan fenotiazin.
e. Vitamin K diberikan pada kasus kecendrungan pendarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma
atau koma penanganan seperti pada koma hepatik. (Arief Mansjoer, dkk, 2001)
2.2 Tinjauan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada
tindakan keperawatan.
a. Aktivitas / istirahat
b. Sirkulasi
c. Elimnasi
Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam, adanya / berulangnya hemodialisis.
Gejala : Hilang napsu makan ( anoreksia ), penuruna berat badan atau atau meningkat odem, muntah.
e. Neurosensori
f. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas, sakit kepala.
g. Pernafasan
h. Keamanan
i . Seksualitas
Gejala : Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan ( contoh : homo seksual aktif / biseksual pada
wanita ).
j. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri atau toksin. Makanan
terkontaminasi, air, jarum, alat bedah dengan anastesi halotan : terpajan pada kimia toksik (
contoh : karbon tetraklorida, vinil klorida ) : obat resep ( contoh : surfanomit, fenotizid ).
Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn E.Doenges
2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
muntah ditandai dengan kurang nafsu makan / minat makan, nyeri abdomen, penurunan berat
badan.
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan melalui muntah dan diare, gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya
4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam
empoedu dalam jaringan diagnosa adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa
aktual.
dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan tidak
Pada tahap awal ini perawat mulai membuat rencana tindakan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil terhadap klien dengan hepatitis sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
muncul yaitu :
Diagnosa keperawatan 1
Tujuan : Aktivitas tidak terganggu dengan kriteria hasil peningkatan kekuatan otot, nyaman bekerja dan
dapat bergerak.
Intervensi / Implementasi
a. Tingkatkan tirah baring /duduk, berikan lingkungan yang tenang.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan.
b. Ubah posisi dengan sering dan berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk
d. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendiri
pasif / aktif.
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena ketebatasan aktivitas
meningkatkan koping.
Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program
terapi.
g. Kolaborasi dengan dokter,berikan anti biotik atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi
tergantung pada pemajanan.
Implementasi :
Evaluasi :
Diagnosa keperawatan 2
Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual, muntah, ditandai dengan kurang nafsu makan, nyeri abdomen, penurunan berat badan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat,tidak mual,muntah
Intervensi :
a. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori,berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama
Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pada pemasukan.
d. Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.
Rasional : Merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain tidak.
Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk memulai kebutuhan individu.
Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori, bila tanda kekurangan terjadi dan gejala
memanjang
Implementasi :
a. Megawasi pemasukan diet / jumlah kalori, memberikan makanan sedikit dalam frekuensi
sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 3
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebihan melalui muntah dan diare,gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya
Tujuan : Volume cairan meningkat dengan kriteria hasil mual,muntah dan diare tidak ada.
Intervensi :
b. Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
f. Kolaborasi dengan dokter, awasi nilai laboratorium, contoh : Hb / Ht,Na albumin dan
waktu pembekuan..
Rasional : Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium / kadar protein yang dapat
Implementasi :
a. Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, turgor kulit baik, pengisian
kapiler.
Diagnosa Keperawatan 4
Resiko tinggi terhadap kerusakan intergrits kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu
dalam jaringan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.
Tujuan : Tidak terdapat kerusakan integritas kulit dengan kriteria hasil tidak ada akumulasi.
Intervensi :
a. Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Berikan minyak kalamin sesuai
dengan indikasi.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi antihistamin : Metilavin,
Difenhidramin.
Implementasi :
a. Menggunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Memberikan minyak
kalamin sesuai dengan indikasi.
b. Menganjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila terkontrol.
c. Memberikan masase pada waktu tidur.
d. Menghindari komentar tentang penampilan pasien.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat antihistamin sesuai indikasi :
Metilavin, Difenhidramin.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 5
mengikutin instruksi.
Tujuan : Pengetahuan terhadap pengobatan meningkatndengan kriteria hasil dapat mengenal sumber
Intervensi :
Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan memberikan kesempatan
Rasional : Kebutuhan rekomendasi akan bervariasi karena hepatits (agen penyebeb) dan situasi individu.
Rasional : Aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu pasien menhhindari pemusatan pada
penyembuhan panjang.
f. Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan, minuman atau lebih lama
sesuai toleransi individu.
Implementasi :
Evaluasi :
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Nama : An. A
Umur : 6 tahun
Agama : Islam
No RM : 65.04.12
Alamat : Binjai
A. Ayah
Nama : Tn. J
Umur : 31 tahun
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SMA
Alamat : Binjai
B. Ibu
Nama : Ny. S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Binjai
1 Pertama - - √ P 8 thn - - √
2 Kedua - - √ L 6 thn √ - -
3.1.3 Alasan dirawat
a. Keluhan utama
Demam panas perlahan-lahan mulai 7 hari yang lalu, sakit kepala mulai 7 hari yang lalu,
nafsu makan mulai berkurang mulai 4 hari yang lalu, muntah mulai 4 hari yang lalu
frekuensi 3-6 kali sehari, timbul rasa nyeri diperut kanan ata mulai 4 hari yang lalu,
b. Riwayat penyakit
Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien, kedua
orang tua klien masih hidup dank lien mempunyai 2 orang bersaudara, penyakit ini
pertama muncul saat klien sering muntah kekuningan pada kulit yang dialami klien dalam
waktu kurang lebih satu mingggu ini, kemudian klien dibawa ke RSUP Haji Adam Malik
c. Eliminasi
sebelum masuk rumah sakit klien BAB 1-2 kali sehari dengan warna biasa, setelah masuk
rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1-2 dengan warna kuning kecoklatan, dirumah
klien BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari warna kuning jernih, setelah masuk runmah
sakit BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari dengan warna kecoklatan.
d. Tidur
kebiasaan klien tidur siang pukul 11:00 s/d 13:00 dan tidur malam pukul 19:30 klien dapat
tidur nyenyak tidak ada gangguan tidur, setelah masuk rumah sakit klien mengalami sulit
kebiasaan dirumah klien mampu mandi dan gosok gigi sendiri dang anti pakaian 1 kali
sehari, keadaan sekarang klien madi ditolong sepenuhnya oleh orang tua, mulut cukup
bersih, kulit cukup bersih, kuku pendek, pakaian bersih tidak rapi.
Hubungan anak dengan ayah erat sekali, dengan ibu juga erat sekali, dengan saudaranya
rukun, tingkah laku anak dirumah sukar diatur, punya permainan dirumah dan jarang
g. Imunisasi
imunisasi yang diberikan kepada klien cukup lengkap dari BCG,DPT I, DPT II, DPT III,
Klien belum pernah masuk rumah sakit dan tidak pernah dirawat dirumah sakit
susah tidur
Data objektif
Data objektif
dan BAB
dengan topangan)
- HR : 88 x/i
diare
Data objektif
penyakitnya
Berdasarkan pengkajian dan analisa data masalah keperawatan yang timbul pada
An. A berdasarkan prioritas masalah actual dan potensial adalah sebagai berikut :
tandai dengan ibu klien mengatakan anaknya tidak selera makan, mual, klien tampak
¼
lemah, diet yang di sediakan habis porsi tiap kali makan
2. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan di
tandai dengan mata klien tampak cekung, klien tampak lemas dan pucat dan tampak
resah dan selalu gelisah. Klien hanya bias tidur siang lebih kurang 1 jam dan tidur
mengatakan badan anaknya terasa lemah, mudah letih. Pada ekstremitas sebelah
kanan terpasang infuse dan aktivitas selalu di bantu dengan keluarga dan perawat.
Seperti mandi, Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB)
cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare, gangguan proses pembekuan di
1 Pemenuhan kebutuhan
- Kebutuhan - Awasi pemasukan - Mengatur posisi klien S: Ibu klien men
nutrisi kurang dari nutrisi terpenuhi diet klien sudah ada sel
kebutuhan tubuh
- Berat badan - Beri klien diet dalam - Memberi makanan pada klien perut tidak m
anoreksia di tandai normal/ ideal sering - Memberikan perawatan O: Porsi diet yan
dengan ibu klien - Beri perawatan mulut sebelum makan setengah pors
tidak selera makan, mual, makan - Memberi diet ekstra pada A: Masalah seba
klien tampak lemah, diet - Anjurkan makan klien
yang di sediakan habis pada porsi duduk P: Rencana tind
seperempat porsi tiap tegak - Memberikan obat antasida - Beri diet dala
kali makan. - Kolaborasi dengan sebelum makan sering
ahli gizi dalam - Beri obat ant
peningkatan nutrisi - Memberi diet M II pada makan
- Pantau dan klien diet yang menarik dan - Beri posisi ya
dokumentasikan mengandung selera klien makan.
input dan output
sesuai indikasi.
- Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapy
obat
2 Gangguan rasa nyaman Gangguan nyeri - Pantau tanda-tanda- Mengukur tanda vital nyeriS : Ibu Klien me
dengan hepatomegali - Kaji tingkat nyeri dan- Mengkaji tingkat nyeri dan nyeri.
3 Intoleransi aktivitas Tujuan : - Tingkatkan tirah - Menganjurkan klien agar S: Ibu klien men
berhubungan dengan- Klien dapat baring/duduk mengubah posisi sesering tidak mampu
dengan ibu klien Bantu oleh keluarga - Berikan lingkungan - Membantu klien
anaknya terasa lemah, - Ubah posisi dengan agar tidak terkaku-kaku kurang rapih
mudah letih. Pada baik dan sering - Menganjurkan klien tidur A: Masalah belu
ekstremitas sebelah - Tingkatkan aktivitas atau istirahat di tempat
menonton TV
membaca
4 Resiko tinggi terhadap Tujuan : - Anjurkan pada klien - Memberitahukan keluarga S: Ibu klien men
kekurangan volume- Volume cairan untuk banyak minum klien dan menganjurkan pada anaknya masih
cairan berhubungan terpenuhi klien untuk banyak minum airO : -Turgor kulit
dengan kehilangan cairan- Turgor kulit baik putih sedikit tapi sering. -Minum oral
yang berlebihan melalui - Pantau masukan dan - Memantau volume cairan -Infus RL 20
dalam pember
5 Kurang pengetahuan Tujuan : - Ciptakan hubungan - Memperkenalkan diri S : Ibu klien men
tentang kondisi prognosis- Tingkat pengetahuan saling percaya antara kepada klien dengan berdiri mengerti tent
dan kebutuhan tentang penyakit dan klien dan perawat di samping kanan O : Ibu klien dap
dengan tidak akurat tentang hepatitis pengetahuan klien tentang A : Masalah ter
P : Rencana tind
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan penyakit hepatitis di ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan, maka dalam bab ini penulis akan membahas beberapa hal, baik yang mendukung
Adapun tujuan pambahasan ini adalah : untuk menemukan antara tinjauan teoritis
4.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan yang penulis lakukan pada An. A selama tahap pengkajian
penulis tidak mendapatkan kesulitan karena klien dan keluarga bersedia memberikan
informasi yang diperlukan penulis dan klien bersedia kooperatif kepada penulis.
1. Aktivitas / Istirahat
Pada teori ditemukan adanya kelemahan, kelelahan, malaise umum setiap hari.
2. Sirkulasi
Pada teori ini di temukan adanya bradikardia atau hiperbilirubin berat, ikterik.
Sedangkan pada kasus klien hanya mengalami bradikardia dan ikterik pada sklera
3. Eliminasi
Antara teori dan kasus tidak di temukan adanya kesenjangan antara teoritis juga
ditemukan pada kasus yaitu: Urin gelap, Diare / Konstipasi, fases tanah liat.
ditemukan pada kasus yaitu : Hilang nafsu makan (anoraksial), penurunan berat badan
5. Neurosensori
sedangkan pada kasus klien hanya mengalami lemas dan terkadang sering tidur.
6. Nyeri / Kenyamanan
Pada teori di temukan adanya keram apdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas,
mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal ( pruritas ). Sedangkan pada kasus klien hanya
mengalami nyeri tekan pada kuadran kanan atas, tapi klien tidak mengalami gatal (
pruritas )
7. Pernafasan
8. Keamanan
Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangaan antara teoritis, tetapi
tidak ditemukan pada kasus dengan gejala pada teoritis: adanya transfusi
beraturan.
hepatitis alkohik)
9. Seksualitas
Gejala yang ada pada teori adalah : pola hidup/prilaku meningkatnya resiko terpajan
10. Pembelajaran
Pada teori gejala yang ada adalah : riwayat diketahui/mungkin terpajan pada virus,
bakteri atau toksin ( makanan terkontaminasi, air jamur, alat bedah atau darah)
Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis adalah sebagai
berikut :
anoreksia, mual muntah ditandai dengan kurang napsu / minat makan, nyeri abdomen,
cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare, gangguan proses pembekuan
4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri perut pada bagian atas ditandai
dengan klien tampak lemah, lesu, mata klien tampak cekung tidur siang 1 jam, tidur
ditandai dengan klien mengatakan tidak selera makan, mual, klien tampak lemah, diet
2. Gangguan istitahat tidur berhubungan dengan nyeri perut pada bagian kanan atas
ditandai dengan klien tampak lemah, lesu, mata klien tampak cekung, tidur siang 1 jam
TD : 100 / 80 mmhg
RR : 24 x / i
Temp : 37C
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan klien
mengatakan kondisi tubuhnya lemah dan mudah letih, pada ekstremitas atas sebelah
kanan terpasang infus, dan aktivitas selalu dibantu oleh keluarga dan perawat.
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teori tapi tidak terdapat pada
pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.
Karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis tidak menemukan data diare
dan mual muntah yang berlebihan sehinga menimbulkan kehilangan cairan yang
garam empedu dalam jaringan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala
Karena pada saat penulis melakukan pengkajian pada tinjauan kasus penulis tidak
dan luka pada kulit. Oleh karena itu, penulis tidak memasukkan diagnasa diatas
Karena pada saat melakukan pengkajian penulis mendapat respon dari klien,klien
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus tetapi tidak terdapat di
tinjauan teori :
1. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan atas
ditandai dengan klien tampak lemah,lesu, mata klien tampak cekung,tidur siang 1 jam
TD : 100 / 80
RR : 24x /i
Temp : 37 C
Pada saat penulis melakukan pengkajian, penulis menemukan data mata klien tampak
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus juga terdapat pada
ditandai dengan klien mengatakan tidak selera makan mual, klien tampak lemah, diet
yang disediakan habis ¼ porsi setiap kali makanKarena data pada diagnosa di atas
seperti anoreksia atau tidak selera makan, mual, klien tampak lemah, terdapat juga
pada diagnosa tinjauan kasus dan teori. Sehingga data yang di dapat baik di tinjauan
mengatakan badannya terasa lemah, mudah letih, pada ekstremitas sebelah kanan
Karena pada tinjauan teori pada gejala klinis di jumpai data adanya kelemahan fisik
kondisi tubuh lemah dan mudah letih sedangkan pada tinjauan kasus pada saat
penulis menemukan data yang sama dengan diagnosa di atas terdapat tinjauan teori
4.3 Perencanaan
mengatasi masalah yang timbul. Adapun intervensi pada tinjauan kasus disesuaikan
dengan fasilitas yang ada di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, secara umum
4.4 Pelaksanaan
teoritis dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhn pasien, penetapan pelaksanaan
a. Independent
kelanjutan pengobatan
b. Dependent
Hal ini tidak dilakukan karena sarana dan prasarana serta fasilitas Rumah Sakit Haji
Adam Malik Medan sudah memadai untuk menanggulangi masalah yang dihadapi
4.5 Evaluasi
berguna untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak
dievaluasi, berorientasi sesaat dimana yang timbul dan dialami pasien serta berorientasi
Dari semua evaluasi masalah belum teratasi tetapi lanjutan pendidikan kesehatan :
1. Diet
- Makan untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan
normal)
- Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat asupan energi
BAB V
Hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Maka
pada kesempatan ini penulis menarik beberapa saran sesuai dengan penerapan proses
5.1.1 Pengkajian
Pada tahap pengkajian data yang ditemukan pada An. A dengan penyakit Hepatitis
di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah : klien
tampak letih dan lemas, klien mual muntah (anoreksia), TD : 100/80 mmHg, HR : 82 x/i, RR
: 24 x/i, Temp : 37 , frekuensi tidur malam 3 jam, dan tidur siang ½ jam, klien mengatakan
Hepatologi;Hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
berhubungan dengan anoreksia, gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, penulis melakukan intervensi sesuai
Diagnosa Keperawatan I :
Awasi pemasukan diet klien, beri diet pada klien dalam porsi sedikit tapi sering, Beri
perawatan mulut agar selera makan. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Adapun perencanaan yang dilakukan oleh penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana tindakan, serta dibarengi dengan fasilitas dan sarana yang ada di rumah sakit ;
Awasi pemasukan diet klien, Beri klien diet dalam porsi sedikit tapi sering. Beri
perawatan mulut agar selera makan. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Diagnosa Keperawatan II :
Awasi pola tidur klien, atur posisi tidur klien beri suasana yang nyaman di daerah
sekitar klien untuk menghilangkan segala masalah pada saat ingin tidur, dan kolaborasi
Adapun perencanaan yang dilakukan oleh penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana tindakan, serta dibarengi dengan fesilitas dan sarana yang ada pada rumah sakit
: Awasi pola tidur klien. Atur posisi tidur klien. Beri suasana yang nyaman di daerah
sakitar klien, Anjurkan klien untuk menghilangkan segala masalah padasaat ingin tidur.
Tingkatkan tirah baring / duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, ubah
posisi dengan baik dan sering. tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan
rencana tindakan, serta dibarengi dengan fasilitas dan sarana yang ada di rumah sakit :
Tingkatkan tirah baring / duduk, Berikan lingkungan tenang dan nyaman, Ubah posisi
dengan baik dan sering. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu melakukan latihan
rentang gerak. Berikan aktivitas hiburan yang tepat seperti nonton TV.
Setelah penulis melakukan pengkajian dan manganalisa pada An. A di Ruang Rindu
B4 Rumah Sakit Umum Puasat Haji Adam Malik Medan, penulis tidak menemukan
Implementasi dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
disusun dan disesuaikan dengan sarana dan fasilitas rumah sakit yaitu : Mengataur posisi
klien, memberi makan pada klien, melakukan perawatan mulut sebelum makan, memberi
diet ekstra pada klien memberikan obat antasida sebelum makan, memberi diet MII pada
klien diet yang menarik dan mengundang selera, memberi minum air putih hangat kepada
klien.
Implementasi yang dilakukan penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
disusun dan disesuaikan dengan sarana dan fasilitas rumah sakit yaitu : Mengatur posisi
senyaman mungkin.Mengatur jam tidur klien, Memberi suasana yang tenang, Membatasi
waktu untuk keluarga yang datang membesuk, memberi obat yang rendah dikolaborasi
dengan dokter.
kelemahan fisik.
Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan sarana dan fasilitas rumah
sakit yaitu : Menganjurkan klien tidur atau istirahat ditempat tidur, Menganjurkan klien
agar mengubah posisi sesering mungkin, membantu klien menggerakkan sendi-sendi agar
tidak terlalu kaku, Memberi diet kepada klien, membantu klien dalam melakukan BAK
dan BAB.
Setelah penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data pada An. A dengan
hepatitis di ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Dilakukan setiap hari melihat hasil perubahan-perubahan pada setiap masalah klien sesuai
dengan implementasi yang dibuat asuhan keperawatan, meskipun tidak ada masalah yang
dapat teratasi namun asuhan keperawatan yang diberikan telah banyak Bantu dalam
mengatasi masalah klien, penilaian yang dilakukan dengan menggunakan SOAP (Subjek,
Asuhan keperawatan yang dilakukan tidak ada yang teratasi karena pada saat
Adapun evaluasi yang terdapat pada diagnosa keperawatan pada kasus adalah :
Diagnosa I :
S : Ibu klien mengatakan sudah ada selera makan, dan perut tidak mual lagi, O : Porsi
diet yang disediakan habis ½ porsi, A : Masalah teratasi sebagian, P : Rencana tindakan
di lanjutkan : Beri diet dalam porsi sedikit tapi sering, Beri obat antasida sebelum makan,
Diagnosa Keperawatan II :
Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan
S : Ibu klien mengatakan tidurnya sudah cukup, O : Klien tampak tenang, Klien sudah
tampak ceria, Klien sudah tidak tampak lesu lagi, A : Masalah sebagian teratasi, P :
Rencana tindakan dilanjutkan : Awasi pola tidur klien, Atur posisi tidur klien senyaman
mungkin, Seperti posisi semi fowler, Membatasi waktu untuk keluarga yang datang.
S : Ibu klien mengatakan tidak mampu melaksanakan personal hygiene, O : Klien tampak
kurang bersih dan kurang rapi, A : Masalah belum teratasi, P : Rencana tindakan
dilanjutkan yaitu : ubah posisi dengan baik dan sering, tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi, bantu melakukan rentang gerak, beri aktivitas hiburan seprti : nonton TV.
5.2 Saran
hepatitis.
Hendaknya berperan aktif dengan menanyakan apa yang dirasakan klien dan
Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, sehingga
terjalin kerjasama yang baik sesuai dengan prioritas masalah kesehatan klien dan