Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN

Selasa, 19 November 2013


ASKEP An. A dengan hepatitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab hepatitis yang

paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada umumnya penderita menjadi

kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus B dan

dapat memperparah keadaan penderita. (http://www.hepatitis/wiki).

Pertumbuhan kesehatan sedunia (WHO) menetapakan imunisasi hepatitis disetiap negara,

karena penyebab terbanyak hepatitis virus, hepatitis virus tersebar di seluruh Indonesia dan

menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di dunia diduga telah terinfeksi dan 350

juta menderita menjadi masalah kesehatan global yang serius, menurut Prof. dr. Hj. Siti

Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH, Indonesia endemis hepatitis virus antara 2,5-20 % dan

menempati urutan ke-3 di Asia yaitu berkisar 11,6 %. (http://www.webugn.ac.id).

Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah, 2,2%

hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining di PMI ternyata

sebanyak 6,7%. (sumber : http://www.webugn.ac.id).

Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit

hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal, gangguan elektrolit,

gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah, hipertensi, kematian/hypotesis

portal.

Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun dari 19.914

pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien penyakit hati (5%) dan

pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah penyakit Hepatitis


Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu tindakan

keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan yang dapat dilakukan

yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan masyarakat umum maupun klien

hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan selebaran-selebaran yang berhubungan penyakit

hepatitis kepada masyarkat dengan tujuan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti

kesehatan.

Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya suatu penyakit

atau menghilangkan gejala penyakit pada kasus hepatitis virus tindakan pencegahan yang perlu

dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis, meningkatkan gizi masyarakat dan memelihara

kesehatan lingkungan yang baik.

Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui

kegiatan-kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing), merawat orang sakit

sebagai tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di rumah.

Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat

berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta memberi dukungan

kepada klien agar klien cepat sembuh.

Dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus berjudul

“Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Hepatitis Di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan An. A dengan

hepatitis di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2010.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di


Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.

b. Mampu merumuskan diagnosa klien dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.
c. Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan
hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Tahun 2010.

d. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang
RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010

1.3 Ruang Lingkup Penulisan

Penulis membatasi makalah ini pada satu kasus yaitu asuhan keperawatan dengan hepatitis

pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan Makalah ini, penulis menggunakan

metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan asuhan keperawatan yang nyata dan jelas

dan dengan pendekatan studi kasus dengan cara :

asi : Melakukan pengamatan terhadap penatalaksanaan proses keperawatan dan pencatatan yang

sistematis pada An. A yang sedang dirawat

cara : Dengan cara Tanya jawab langsung dengan Orang tua klien, klien, perawat, untuk mendapat

informasi tentang penyakit dan masalah yang dihadapi klien

Kepustakaan : Yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku tentang hepatitis dan mencari artikel

dari internet yang berhubungan dengan Makalah ini.

1.5 Manfaat Penulisan

Adapaun manfaat dari penulisan Makalah ini adalah :

1. Agar penulis mendapatkan gambaran dan menambah wawasan pengetahuan asuhan keperawatan

pada An. A dengan hepatitis.

2. Untuk perawat, agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat menerapkan asuhan

keperawatan pada An. A dengan hepatitis.

3. Untuk pasien hepatitis, menambah pengetahuan pasien tentang pencegahan penatalaksanaan

dan penanggulangan penyakit


Untuk Rumah Sakit, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan
standard operasional prosedur pelaksanaan penanggulangan penyakit hepatitis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Medis

2.1.1 Defenisi

Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau toksin

termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati, gejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis

serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus dan hasil akhirnya mungkin berbeda.(. Corwin,

2001 )

Hepatitis adalah peradangan hati, patologi dapat disebabkan oleh infeksi atau kimia.

Penyebab infeksi meliputi banyak agens yang dapat menyebabkan kerusakan dan

peradangan.kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama secara alfabetik

dalam urutan kronologik penemuannya

Hepatitis adalah inflamasi akut hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau cedera

toksik , tetapi hepatitis virus yang penting sering dilihat.

Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis yang

paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada umumnya penderita hepatitis A dan

E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronik. Virus hepatitis D hanya

dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperoleh

keadaan penderita.

2.12 Anatomi Fisiologi

a. Anatomi

Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah kanan

atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi lobus. Setiap empat lobus hati

terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus itu sendiri dan

membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang disebut lobulus.

Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi

hati. Darah yang mengalir kedalam berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75% suplai darah yang

kaya akan nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian suplai darah tersebut masuk kedalam
hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua

pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang merupakan sinusoid

hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati ( hepatosid ) akan terendam oleh campuran darah vena

dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya kedalam vena kava inferior didekat diafragma. Jadi,

terdapat dua sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya satu lintasan

keluarnya

Hati adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnnya

½ kg. Letaknya : bagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah diafragma hati terbagi

2 lapisan utama :

1. Permukaan atas terbentuk cembung, terletak dibawah diafragma

2. Permukaan bawah tidak rata dan memperhatikan lekukan fisura transfersus.

Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya

hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus guardatus.

b. Fisiologi

Fungsi hati terbagi atas :

1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat dalam

tubuh,dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya dalam jaringan

2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu urin

3. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glukogen

4. Sekresi empedu,garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam sistem retikulo endotelium

dialirkan keempedu

5. Pembentukan ureum

6. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam basA

Hati yang merupakan organ terbesar tubuh dapat dianggap sebagai pabrik kimia yang

membuat, menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar substansi yang terlibat

dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaaan fungsi ini karena hati

menerima darah yang kaya nutrien langsung dari traktus gastrointestinal, kemudian hati akan

menyimpan atau mentransformasikan semua nutrien ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan

dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik.

Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan metabolisme glukosa
dan protein. Hati membuat dan mensekkresikan empedu yang memegang peran utama dalam
proses pencernaan serta penyerapan lemak dalam traktus gastrointestinal. Organ ini
mengeluarkan limbah produk dari dalam aliran darah dan mensekresikannya kedalam empedu.
Empedu yang dihasilkan oleh hatiakan disimpan untuk sementara waktu dalam kandung empedu
( vesika felea ) sampai kemudian dibutuhkan untuk proses pencernaan; pada saat ini kandung
empedu akan mengosongkan isinya dan empedu memasuki intestinum ( usus ).

2.1.2 Web Of Caution (WOC)

2.1.3 Etiologi

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis

yaitu A, B, C, D, dan E.

Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti monomukleosis infeksiosa,

demam kuning dan infeksi sitomega lovirus, penyebab hepatitis non virus yang utama adalah

alkohol dan obat-obatan. ( http://www.google.co.ic )

2.1.4 Manifestasi Klinis

Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai tingkat

terberat, bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

1. Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia

dan muntah, nyeri otot dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.

2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera,

kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang. Tetapi pasien masi lemah,

anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan

nyeri tekan.

3. Stadium pascainterik ( rekonvalensi ), ikterus mereda , warna urin dan tinja menjadi normal lagi.

Penyembuhan pada anak. Anak lebih cepat dari orang dewasa. Yaitu pada akhirnya bulan kedua.

Karena biasanya berbeda.

4.

2.1.5 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :

a. Kolesterol

b. Perdarahan saluran cerna

c. Gagal ginjal

d. Gangguan Elektrolit
e. Gangguan Pernafasan

f. Hipoglikemia

g. Demam, bakteri

h. Gelisah

i. Hipertensi

j. Hipotensi

k. Kematian / hypotesis portal

Tanda-tanda edema selebral adalah kenaikan tekanan intra kranial antara lain : gejala

dini transpirasi, hiperefleksi, opistotonus, kejang-kejang,kelinan kedua pupil yang berakhir

dengan refleks negatif terhadap cahaya dan hilangnya refleksi okulovestibuler menunjukkan

proknosis fatal. (Arif Mansjoer, 2001)

2.1.6 Terapi

Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan Medika Mentosa.

1. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat, agar dapat

mempercepat penyembuhan

2. Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan diberikan infus.

Secara umum di anjurkan diet sumbang tinggi karbohidarat. Dulu ada kecendrungan membatasi

lemak karena disamakan dengan penyakit kandung empedu. Makanan harus di berikan dalam

porsi tangan dan diberikan empat sampai enam kali sehari. Makanan kesukaan harus

dipertimbangan.

3. Medika mentosa

a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah.

Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan dimana transaminase

serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini diberikan prednison 3

x 10 mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.

b. Berikan obat-obatan yang melindungi hati

c. Antibiotik tidak jelas kegunaannya

d. Jangan di berikan antiemetik jika perlu sekali dapat di berikan golongan fenotiazin.

e. Vitamin K diberikan pada kasus kecendrungan pendarahan. Bila pasien dalam keadaan prekoma

atau koma penanganan seperti pada koma hepatik. (Arief Mansjoer, dkk, 2001)
2.2 Tinjauan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari landasan proses keperawatan. Diperlukan

pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada

tindakan keperawatan.

Adapun pelaksanaan pengkajian kepada klien adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : Kelemahan,kelelahan,malaise umum

b. Sirkulasi

Gejala : Ikterus pada sklera,kulit dan dan membran mukosa.

c. Elimnasi

Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam, adanya / berulangnya hemodialisis.

d. Makanan dan cairan

Gejala : Hilang napsu makan ( anoreksia ), penuruna berat badan atau atau meningkat odem, muntah.

e. Neurosensori

Gejala : Peka rangsang, cenderung tidur.

f. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas, sakit kepala.

g. Pernafasan

Gejala : Tidak minat / enggan merokok .

h. Keamanan

Gejala : Adanya tranfusi darah/produk darah

Tanda : Urtikuria, lesi makutopapular, eritema tak beraturan.

i . Seksualitas

Gejala : Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan ( contoh : homo seksual aktif / biseksual pada

wanita ).

j. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri atau toksin. Makanan

terkontaminasi, air, jarum, alat bedah dengan anastesi halotan : terpajan pada kimia toksik (

contoh : karbon tetraklorida, vinil klorida ) : obat resep ( contoh : surfanomit, fenotizid ).

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn E.Doenges

adalah sebagai berikut :

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan penurunan

kekuatan otot, ketidaknyamanan kerja dan menolak untuk bergerak.

2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

muntah ditandai dengan kurang nafsu makan / minat makan, nyeri abdomen, penurunan berat

badan.

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang

berlebihan melalui muntah dan diare, gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya

tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi garam

empoedu dalam jaringan diagnosa adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa

aktual.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan

dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan tidak

akurat mengikuti instruksi meminta informasi

2.2.3 Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi

Pada tahap awal ini perawat mulai membuat rencana tindakan, pelaksanaan, dan

penilaian hasil terhadap klien dengan hepatitis sesuai dengan diagnosa keperawatan yang

muncul yaitu :

Diagnosa keperawatan 1

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan penurunan

kekuatan otot, ketidak nyamanan kerja, menolak untuk bergerak.

Tujuan : Aktivitas tidak terganggu dengan kriteria hasil peningkatan kekuatan otot, nyaman bekerja dan

dapat bergerak.

Intervensi / Implementasi
a. Tingkatkan tirah baring /duduk, berikan lingkungan yang tenang.

Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan energi yang digunakan untuk

penyembuhan.

b. Ubah posisi dengan sering dan berikan perawatan kulit yang baik.

Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk

menurunkan resiko kerusakan jaringan.

c. Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.

Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

d. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendiri
pasif / aktif.

Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi karena ketebatasan aktivitas

yang menganggu periode istrahat.

e. Dorong penggunaan tehnik manajemen stres, contoh : relaksasi progresif visualisasi,


bimbingan imajinasi.

Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,memusatkan kembali perhatian,dan dapat

meningkatkan koping.

f. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembasaran hati.

Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi penyakit, memerlukan istirahat lanjut, mengganti program

terapi.

g. Kolaborasi dengan dokter,berikan anti biotik atau bantu dalam prosedur sesuai indikasi
tergantung pada pemajanan.

Rasional : Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik dapat membatasi


kerusakan jaringan.

Implementasi :

a. Meningkatkan tirah baring / duduk, memberikan lingkungan yang tenang.


b. Mengubah posisi dengan sering dan memberikan perawatan kulit yang baik.
c. Melakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
d. Meningkatkan aktivitas sesuai toleransi,membantu melakukan latihan rentang gerak
sendiri pasif /aktif

e. Mendorong tehnik penggunaan manajemen stres.


f. Mengawasi terulangnya anoraksia daan nyeri tekan pembesaran hati.
g. Kolaborasi dengan dokter. Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai indiksi
tergantung pada pemajanan.

Evaluasi :

a. Menyatakan pemahaman situasi / faktor resiko dan program pengobatan individu.


b. Menunjukkan tehnik / perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.
c. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

Diagnosa keperawatan 2

Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,

mual, muntah, ditandai dengan kurang nafsu makan, nyeri abdomen, penurunan berat badan.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat,tidak mual,muntah

dan berat badan meningkat.

Intervensi :

a. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori,berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan
tawarkan makan pagi paling besar.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama

siang hari, membuat masukan makanan yang

sulit pada sore hari.

b. Berikan perawatan mulut sebelum makan.

Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.

c. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pada pemasukan.

d. Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.

Rasional : Merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain tidak.

e. Kolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.

Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk memulai kebutuhan individu.

f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.

Rasional : Mempercepat proses penyembuhan.

g. Berikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila di perlukan.

Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori, bila tanda kekurangan terjadi dan gejala

memanjang

Implementasi :

a. Megawasi pemasukan diet / jumlah kalori, memberikan makanan sedikit dalam frekuensi
sering dan tawarkan makan pagi paling besar.

b. memberikan perawatan mulut sebelum makan.


c. Menganjurkan makan pada posisi dudk tegak.
d. Memberikan dorongan untuk mengkonsumsi sari jeruk, minuman karbonat dan permen
berat sepanjang hari.

e. Mengkolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.


f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi.
g. Memberikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

Evaluasi :

a. Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan


berat badan yang sesuai.

b. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium


normal dan bebas tanda malnutrisi.

Diagnosa Keperawatan 3

Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang

berlebihan melalui muntah dan diare,gangguan proses pembekuan ditandai dengan adanya

tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

Tujuan : Volume cairan meningkat dengan kriteria hasil mual,muntah dan diare tidak ada.

Intervensi :

a. Awasi masukan dan keluaran, bandingkan dengan berat badan harian.

Rasional : Memberakan informasi tentang kebutuhan penggantian / efek terapi.

b. Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.

Rasional : Indikator volume sirkulasi / perkusi.

c. Periksa asites atau pembentukan odem.

Rasional : Menurunkan kemungkinan pendarahan ke dalam jaringan.


d. Biarkan pasien menggunakan lap katun / spon dan pembersih mulutbuntuk sikat gigi.

Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gusi.

e. Observasi tanda perdarahan, contoh : hematuria / melena ekimosis, pendarahan terus


menerus dari gusi.

Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gisi.

f. Kolaborasi dengan dokter, awasi nilai laboratorium, contoh : Hb / Ht,Na albumin dan
waktu pembekuan..

Rasional : Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium / kadar protein yang dapat

menimbulkan pembentukan odem.

g. Kolaborasi dengan dokter. Berikan cairan IV ( biasanya glukosa ) ,elektrolit, protein


hidrolisat.

Rasional : Memberikan cairan dan panggantian elektrolit.

Implementasi :

a. Mengawasi pemasukan dan pengeluaran, bandingkan dengan berat badan harian.


b. Mengkaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa.

c. Memeriksa adanya asietas atau pembentukan odem.


d. Membiarkan pasien menggunakan lap katunispon dan pembersih mulut untuk sikat gigi.
e. Mengobservasi tanda-tanda perdarahan, contoh : hematuria dan melena, ekimosis,
pendarahan terus menerus.

f. kolaborasi dengan dokter.Mengawasi nilai laboratorium contoh : Hb / Ht,Na albumin


dan waktu pembekuan.

g. Kolaborasi dengandokter. Memberikan cairan IV biasanya glucosa, elektrolit, protein


hidrolisat.
Evaluasi :

a. Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, turgor kulit baik, pengisian

kapiler.

b. Haluaran individu sesuai.

Diagnosa Keperawatan 4

Resiko tinggi terhadap kerusakan intergrits kulit berhubungan dengan akumulasi garam empedu

dalam jaringan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.

Tujuan : Tidak terdapat kerusakan integritas kulit dengan kriteria hasil tidak ada akumulasi.

Intervensi :

a. Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Berikan minyak kalamin sesuai
dengan indikasi.

Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan dan menghilangkan gatal.

b. Anjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.

Rasional : Menirunkan potensial cidera kulit.

c. Berikan masase pada waktu tidur.

Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur.

d. Hindari komentar tentang penampilan pasien.

Rasional : Meminimalkan stres psikologis sehubungan dengan perubahan kulit.

e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi antihistamin : Metilavin,
Difenhidramin.

Implementasi :

a. Menggunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Memberikan minyak
kalamin sesuai dengan indikasi.
b. Menganjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila terkontrol.
c. Memberikan masase pada waktu tidur.
d. Menghindari komentar tentang penampilan pasien.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat antihistamin sesuai indikasi :

Metilavin, Difenhidramin.

Evaluasi :

a. Menunjukkan jaringan / kulit utuh.


b. Melaporkan tidak ada penurunan pruritus / lecet.

Diagnosa Keperawatan 5

Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan pengobatan berhubungan dengan salah

interpretasi informasi,tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan tidak akurat

mengikutin instruksi.

Tujuan : Pengetahuan terhadap pengobatan meningkatndengan kriteria hasil dapat mengenal sumber

informasi dan mengikuti instruksi.

Intervensi :

a. Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan prognosis, kemungkinan pilihan


pengobatan.

Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan memberikan kesempatan

untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan.

b. Berikan informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.

Rasional : Kebutuhan rekomendasi akan bervariasi karena hepatits (agen penyebeb) dan situasi individu.

c. Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat adekuat.


Rasional : Ini tak perlu untuk menunggu sampai bilirubin serum kembali normal untuk melakukan aktivitas.

d. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas pengalih.

Rasional : Aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu pasien menhhindari pemusatan pada

penyembuhan panjang.

e. Dorong keseimbangan diet seimbang.

Rasional : Meningkatkan kesehatan umum dan meningkatkan proses penyembuhan.

f. Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan, minuman atau lebih lama
sesuai toleransi individu.

Rasional : Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

Implementasi :

a. Mengkaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan prognosis, kemungkinan pilahan


pengobatan.

b. Memberi informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.


c. Merencanakan memulai aktivitas sesuai tolerasnsi dengan periode istirahat adekuat.
d. Membantu klien mengidentivikasi aktivitas pengalih.
e. Mendorong keseimbangan diet seimbang.
f. Mengakji ulang perlunya menghindari alcohol selama 6-12 bulan, minutan atau lebih lama
sesuai tolerasi individu.

Evaluasi :

a. Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.


b. Mengidentivikasi hubungan tanda / gejala penyakit dan hubungan gejala dengan faktor
penyebab.

c. Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan.


d.

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas klien

Nama : An. A

Tanggal lahir : 16 juli 2004

Jenis kelamin : Laki-laki

Klien ke : 2 dari 2 bersaudara

Umur : 6 tahun

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa-Indonesia

Tanggal masuk : 22 Nonvember 2010

No RM : 65.04.12

Alamat : Binjai

Ruang rawat : Ruang RB 4 kamar 3.7 RSUP HAM

Identitas Orang Tua

A. Ayah
Nama : Tn. J

Umur : 31 tahun

Pekerjaan : Tani

Suku bangsa : Jawa-Indonesia

Pendidikan : SMA

Alamat : Binjai

B. Ibu

Nama : Ny. S

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Suku bangsa : Jawa-Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Alamat : Binjai

Kedudukan anak dalam keluarga dan keadaan saudara

No Kehamilan Ab Lahir Lahir Jenis Umur Keadaan sekarang

mati hidup kelamin Sakit Mati Sehat

1 Pertama - - √ P 8 thn - - √

2 Kedua - - √ L 6 thn √ - -
3.1.3 Alasan dirawat

a. Keluhan utama

Demam panas perlahan-lahan mulai 7 hari yang lalu, sakit kepala mulai 7 hari yang lalu,

nafsu makan mulai berkurang mulai 4 hari yang lalu, muntah mulai 4 hari yang lalu

frekuensi 3-6 kali sehari, timbul rasa nyeri diperut kanan ata mulai 4 hari yang lalu,

kulit/mukosa mulai kekuningan mulai 5 hari yang lalu.

b. Riwayat penyakit

Didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien, kedua

orang tua klien masih hidup dank lien mempunyai 2 orang bersaudara, penyakit ini

pertama muncul saat klien sering muntah kekuningan pada kulit yang dialami klien dalam

waktu kurang lebih satu mingggu ini, kemudian klien dibawa ke RSUP Haji Adam Malik

dan setelah diperiksa ternyata klien menderita hepatitis.

c. Eliminasi

sebelum masuk rumah sakit klien BAB 1-2 kali sehari dengan warna biasa, setelah masuk

rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1-2 dengan warna kuning kecoklatan, dirumah

klien BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari warna kuning jernih, setelah masuk runmah

sakit BAK sebanyak 3-4 kali dalam sehari dengan warna kecoklatan.

d. Tidur

kebiasaan klien tidur siang pukul 11:00 s/d 13:00 dan tidur malam pukul 19:30 klien dapat

tidur nyenyak tidak ada gangguan tidur, setelah masuk rumah sakit klien mengalami sulit

tidur dikarenkan klien sering mengeluh kesakitan paa perut kanannya.


e. Kebersihan diri

kebiasaan dirumah klien mampu mandi dan gosok gigi sendiri dang anti pakaian 1 kali

sehari, keadaan sekarang klien madi ditolong sepenuhnya oleh orang tua, mulut cukup

bersih, kulit cukup bersih, kuku pendek, pakaian bersih tidak rapi.

f. Hubungan anak dengan ayah/ibu dan keluarga lain-lain.

Hubungan anak dengan ayah erat sekali, dengan ibu juga erat sekali, dengan saudaranya

rukun, tingkah laku anak dirumah sukar diatur, punya permainan dirumah dan jarang

rekreasi bila pergi rekreasi ke tempat pemandian dengan orang tua.

g. Imunisasi

imunisasi yang diberikan kepada klien cukup lengkap dari BCG,DPT I, DPT II, DPT III,

Polio, dan Campak.

h. Penyakit yang pernah diderita

Klien belum pernah masuk rumah sakit dan tidak pernah dirawat dirumah sakit

3.2 Analisa data

No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1 Data subjektif Peningkatan asam Perubahan

- Ibu klien mengatakan anaknya lambung, mual, kebutuhan ntrisi

tidak selera makan/tidak nafsu muntah kurang dari

makan dan mual kebutuhan

Data objektif Perubahan tubuh

- Klien tampak lemah kebutuhan nutrisi


¼
- Diet hanya habis porsi setiap kurang dari
kali makan kebutuhan tubuh

- Jenis makan diet M II

2 Data subjektif Nyeri pada perut Gangguan

- Ibu klien mengatakan anaknya bagian kanan istirahat tidur.

susah tidur

Data objektif

- Muka klien kusam

- Klien tidur siang hanya 1 jam

Tidur malam hanya 7-8 jam dan

sering terbangun mata merah,

tampak resah dan selalu gelisah

3 Data subjektif Kelemahan fisik Intoleransi

- Ibu klien mengatakan anaknya aktivitas

badannya terasa lemas dan letih

Data objektif

- Pada ekstreminitas atas sebelah

kanan terpasang infuse

- Aktivitas di Bantu Orang tua

dan keluarga dan perawat,

seperti klien ingin mandi, BAK

dan BAB

- Ekstremitas bawah 2 (gerakan

otot penuh melawan gravitasi

dengan topangan)

- Skala nyeri 6 (sedang)

- HR : 88 x/i

4 Data subjektif Muntah dan diare Resiko tinggi

- Ibu klien mengatakan anaknya terhadap

lemas, mual, muntah, dan sering kekurangan

ke kamar mandi volume cairan


Data objektif

- Klien tampak pucat

- Klien tampak sering BAK lebih

kurang 3-4 kali /hari, muntah dan

diare

5 Data subjektif Tidak mengenal Kurang informasi

- Ibu klien mengatakan sakit sumber informasi

anaknya tidak sembuh-sembuh

Data objektif

- Klien sering bertanya tentang

penyakitnya

- Klien tampak gelisah

3.3 Diagnosa keperawatan

Berdasarkan pengkajian dan analisa data masalah keperawatan yang timbul pada

An. A berdasarkan prioritas masalah actual dan potensial adalah sebagai berikut :

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia di

tandai dengan ibu klien mengatakan anaknya tidak selera makan, mual, klien tampak
¼
lemah, diet yang di sediakan habis porsi tiap kali makan

2. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan di

tandai dengan mata klien tampak cekung, klien tampak lemas dan pucat dan tampak

resah dan selalu gelisah. Klien hanya bias tidur siang lebih kurang 1 jam dan tidur

malam hanya 6-7 jam

TD : 100/80 mmHg Temp : 370 C

RR : 24 x/i Pols : 80 x/i


3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai dengan ibu klien

mengatakan badan anaknya terasa lemah, mudah letih. Pada ekstremitas sebelah

kanan terpasang infuse dan aktivitas selalu di bantu dengan keluarga dan perawat.

Seperti mandi, Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB)

4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare, gangguan proses pembekuan di

tandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa actual.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi

di tandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi meminta informasi.


3.4 Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Implementasi E

1 Pemenuhan kebutuhan
- Kebutuhan - Awasi pemasukan - Mengatur posisi klien S: Ibu klien men

nutrisi kurang dari nutrisi terpenuhi diet klien sudah ada sel

kebutuhan tubuh
- Berat badan - Beri klien diet dalam - Memberi makanan pada klien perut tidak m

berhubungan dengan mencapai tujuan porsi sedikit tapi

anoreksia di tandai normal/ ideal sering - Memberikan perawatan O: Porsi diet yan

dengan ibu klien - Beri perawatan mulut sebelum makan setengah pors

mengatakan anaknya mulut agar selera

tidak selera makan, mual, makan - Memberi diet ekstra pada A: Masalah seba
klien tampak lemah, diet - Anjurkan makan klien
yang di sediakan habis pada porsi duduk P: Rencana tind
seperempat porsi tiap tegak - Memberikan obat antasida - Beri diet dala
kali makan. - Kolaborasi dengan sebelum makan sering
ahli gizi dalam - Beri obat ant
peningkatan nutrisi - Memberi diet M II pada makan
- Pantau dan klien diet yang menarik dan - Beri posisi ya
dokumentasikan mengandung selera klien makan.
input dan output

setiap hari. - Memberi minum air putih


- Pertahankan hangat kepada klien
pembatasan cairan

sesuai indikasi.

- Siapkan untuk dialisis

- Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian therapy
obat

2 Gangguan rasa nyaman Gangguan nyeri - Pantau tanda-tanda- Mengukur tanda vital nyeriS : Ibu Klien me

nyeri berhubungan teratasi vital klien klien kanan anakny

dengan hepatomegali - Kaji tingkat nyeri dan- Mengkaji tingkat nyeri dan nyeri.

ditandai dengan klien karakteristik nyeri karakteristik nyeri yang

tampak meringis yang dialami klien dialami klien

memegang perut, skala - Beri posisi yang O : Wajah klien ma


nyeri 5, TD : 100/80 nyaman - Memberi posisi nyaman meringis jika n
mmHg, RR : 24 x/i, Pols : dengan meninggikan- Skala nyeri 4

86 x/i, temp : 37 0C - Ajarkan teknik ekstremitas yang sakit

relaksasi nfas dalam- Menganjurkan klien teknikA : Masalah seb

dengan cara tarik relaksasi nafas dalam tahan 2

nafas dalam tahan 2 detik kemudian keluarkanP : Rencana tind

detik kemudian secara perlahan-lahan dari- Awasi pola t


keluarkan secara mulut - Atur posisi t
perlahan-lahan dari mungkin, sepe
mulut fowler
- Kurangi kebisingan - Membatasi w
dan sinar yang terang- Menciptakan lingkungan keluarga yang
agar klien dapat yang nyaman dengan
istirahat sampai nyeri membatasi jumlah
hilang pengunjung dan menutup

sebagian gorden/tirai agar

klien dapat beristirahat

3 Intoleransi aktivitas Tujuan : - Tingkatkan tirah - Menganjurkan klien agar S: Ibu klien men

berhubungan dengan- Klien dapat baring/duduk mengubah posisi sesering tidak mampu

kelemahan fisik di tandai beraktivitas tanpa di mungkin personal hygie

dengan ibu klien Bantu oleh keluarga - Berikan lingkungan - Membantu klien

mengatakan badan tenang dan nyaman menggerakkan sandi-sandi O: Klien tampak

anaknya terasa lemah, - Ubah posisi dengan agar tidak terkaku-kaku kurang rapih

mudah letih. Pada baik dan sering - Menganjurkan klien tidur A: Masalah belu
ekstremitas sebelah - Tingkatkan aktivitas atau istirahat di tempat

kanan terpasang infuse sesuai toleransi, tidur P: Rencana tind

dan aktivitas selalu di Bantu melakukan - Memberikan diet pada klien

Bantu dengan keluarga rentang gerak - Ubah posisi b


dan perawat seperti - Berikan aktivitas - Tingkatkan a
mandi, BAK dan BAB hiburan yang tepat toleransi, ban
seperti nonton tv, - Membantu klien dalam latihan rentan
radio dan membaca melakukan BAK dan BAB - Beri aktivitas

menonton TV

membaca

4 Resiko tinggi terhadap Tujuan : - Anjurkan pada klien - Memberitahukan keluarga S: Ibu klien men

kekurangan volume- Volume cairan untuk banyak minum klien dan menganjurkan pada anaknya masih

cairan berhubungan terpenuhi klien untuk banyak minum airO : -Turgor kulit

dengan kehilangan cairan- Turgor kulit baik putih sedikit tapi sering. -Minum oral

yang berlebihan melalui - Pantau masukan dan - Memantau volume cairan -Infus RL 20

muntah dan diare, halusan klien klien dengan mengukur

gangguan proses masukkan dan haluarannya. A: Masalah t

pembekuan di tandai Input : 1200-1600 cc, output

dengan adanya tanda- : 1500 cc. P:Rencana tin


tanda dan gejala-gejala - Kolaborasi dengan - Memberikan therapy lanjutkan.
membuat diagnosa tim dokter dalam antasida 3x1, hepagard 3x1, - Menganjurka
akurat pemberian therapy amoxcilin 3x1, infus dextrose klien banyak m
20 gtt/I, infuse RL : 20 gtt/I,- Memantau m
Regulop : 1 amp/8 jam, haluaran klien
ranitidine 1 amp/8 jam - Kolaborasi d

dalam pember

5 Kurang pengetahuan Tujuan : - Ciptakan hubungan - Memperkenalkan diri S : Ibu klien men

tentang kondisi prognosis- Tingkat pengetahuan saling percaya antara kepada klien dengan berdiri mengerti tent

dan kebutuhan tentang penyakit dan klien dan perawat di samping kanan O : Ibu klien dap

pengobatan berhubungan pengobatan kembali tenta

dengan salah interpretasi bertambah - Kaji tingkat hepatitis. Klie


informasi di tandai pengetahuan klien - Mengkaji tingkat tanya lagi

dengan tidak akurat tentang hepatitis pengetahuan klien tentang A : Masalah ter

mengikuti instruksi hepatitis kriteria hasil

meminta informasi - Jelaskan kepada mengungkapk

klien tentang - Menjelaskan kepada klien tentang penya

penyakit hepatitis. tentang penyakit hepatitis. wajah tidak b

P : Rencana tind
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melaksanakan dan menerapkan asuhan keperawatan pada An. A

dengan penyakit hepatitis di ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan, maka dalam bab ini penulis akan membahas beberapa hal, baik yang mendukung

maupun yang menghambat kelancaran proses keperawatan.

Adapun tujuan pambahasan ini adalah : untuk menemukan antara tinjauan teoritis

dengan tinjauan kasus yang sebenarnya dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

4.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang penulis lakukan pada An. A selama tahap pengkajian

penulis tidak mendapatkan kesulitan karena klien dan keluarga bersedia memberikan

informasi yang diperlukan penulis dan klien bersedia kooperatif kepada penulis.

Adapun pengkajian pengumpulan data yang penulis temukan kesenjangan antara

teori dan pada kasus dari penyakit hepatitis.

1. Aktivitas / Istirahat

Pada teori ditemukan adanya kelemahan, kelelahan, malaise umum setiap hari.

Sedangkan pada kasus klien hanya mengalami keletihan / kelelahan.

2. Sirkulasi

Pada teori ini di temukan adanya bradikardia atau hiperbilirubin berat, ikterik.

Sedangkan pada kasus klien hanya mengalami bradikardia dan ikterik pada sklera

tidak terlalu kelihatan.

3. Eliminasi

Antara teori dan kasus tidak di temukan adanya kesenjangan antara teoritis juga

ditemukan pada kasus yaitu: Urin gelap, Diare / Konstipasi, fases tanah liat.

4. Makanan atau Cairan


Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teoritis juga

ditemukan pada kasus yaitu : Hilang nafsu makan (anoraksial), penurunan berat badan

atau meningkat, mual, muntah. dan mempunyai tanda asites.

5. Neurosensori

Pada teori di temukan adanya pekarangsangan, cenderung tidur, latergi, asteriksi,

sedangkan pada kasus klien hanya mengalami lemas dan terkadang sering tidur.

6. Nyeri / Kenyamanan

Pada teori di temukan adanya keram apdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas,

mialgia, artralgia, sakit kepala, gatal ( pruritas ). Sedangkan pada kasus klien hanya

mengalami nyeri tekan pada kuadran kanan atas, tapi klien tidak mengalami gatal (

pruritas )

7. Pernafasan

Pada teori ditemukan adanya :

Tidak minat/enggan merokok (perokok). Sedangkan pada kasus tidak ditemukan.

8. Keamanan

Antara teori dan kasus tidak ditemukan adanya kesenjangaan antara teoritis, tetapi

tidak ditemukan pada kasus dengan gejala pada teoritis: adanya transfusi

darah/produk darah, dengan tanda urtikaria, lesi, makulopapuler, eritema tak

beraturan.

Agioma jaring-jaring, eritema palmar, gineskomastia (kadang-kadang ada pada

hepatitis alkohik)

Splenomegali : Pembesaran nodus servikal posterior.

9. Seksualitas

Gejala yang ada pada teori adalah : pola hidup/prilaku meningkatnya resiko terpajan

(contoh : homo seksual, aktif / biseksual pada wanita)

10. Pembelajaran

Pada teori gejala yang ada adalah : riwayat diketahui/mungkin terpajan pada virus,

bakteri atau toksin ( makanan terkontaminasi, air jamur, alat bedah atau darah)

pembawa (simtomatik atau asimtomatik) adanya prosedur bedah dengan anastesi


haloten, terpajan pada kimia toksik (contoh : karbon tetra klorida, vinil klorida) obat

resep (contoh : sulvonamid, fenotiazid, isoniazid)

4.2 Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis adalah sebagai

berikut :

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan

penurunan kekuatan otot, ketidak nyamanan kerja, monolak untuk bergerak,.

2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual muntah ditandai dengan kurang napsu / minat makan, nyeri abdomen,

penurunan berat badan.

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dangan kehilangan

cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare, gangguan proses pembekuan

ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa actual.

4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri perut pada bagian atas ditandai

dengan klien tampak lemah, lesu, mata klien tampak cekung tidur siang 1 jam, tidur

malam + 4 jam. TD : 100/80 mmHg, RR : 24 x/i, temp : 37 0C

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tedak mengenal sumber informasi,

ditandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi, meminta informasi.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus, yaitu :

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuhgah dengan anoreksia

ditandai dengan klien mengatakan tidak selera makan, mual, klien tampak lemah, diet

yang dihabiskan hanya habis ¼ porsi tiap kali makan .

2. Gangguan istitahat tidur berhubungan dengan nyeri perut pada bagian kanan atas

ditandai dengan klien tampak lemah, lesu, mata klien tampak cekung, tidur siang 1 jam

dan tidur malam  4 jam.

TD : 100 / 80 mmhg

RR : 24 x / i

Temp : 37C
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan klien

mengatakan kondisi tubuhnya lemah dan mudah letih, pada ekstremitas atas sebelah

kanan terpasang infus, dan aktivitas selalu dibantu oleh keluarga dan perawat.

Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teori tapi tidak terdapat pada

tinjauan kasus adalah :

1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan proses

pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala membuat diagnosa aktual.

Karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis tidak menemukan data diare

dan mual muntah yang berlebihan sehinga menimbulkan kehilangan cairan yang

berlebihan.Oleh karena itu penulis tidak memasukkan diagnosa di atas kedalam

diagnosa tinjauan kasus.

2. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi

garam empedu dalam jaringan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala

membuat diagnosa aktual.

Karena pada saat penulis melakukan pengkajian pada tinjauan kasus penulis tidak

menjumpai data-data yang mendukung tentang resiko tinggi terhadap kerusakan

integritas kulit seperti adanya pembengkakan, peradangan, kemerahan, nyeri, lecet

dan luka pada kulit. Oleh karena itu, penulis tidak memasukkan diagnasa diatas

kedalam diagnosa tinjauan kasus.

3. Kurang pengetahuan terhadap tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dangan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi

ditandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi, meminta informasi.

Karena pada saat melakukan pengkajian penulis mendapat respon dari klien,klien

mengetahui penyakitnya dan tidak banyak bertanya,dia menerima akan kondisinya.

Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus tetapi tidak terdapat di

tinjauan teori :

1. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan atas

ditandai dengan klien tampak lemah,lesu, mata klien tampak cekung,tidur siang 1 jam

dan tidur malam  4 jam.

TD : 100 / 80

RR : 24x /i

Temp : 37 C
Pada saat penulis melakukan pengkajian, penulis menemukan data mata klien tampak

cekung, klien tampak lemas dan pucat dan selalu gelisah.

Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus juga terdapat pada

tinjauan teori adalah :

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

ditandai dengan klien mengatakan tidak selera makan mual, klien tampak lemah, diet

yang disediakan habis ¼ porsi setiap kali makanKarena data pada diagnosa di atas

seperti anoreksia atau tidak selera makan, mual, klien tampak lemah, terdapat juga

pada diagnosa tinjauan kasus dan teori. Sehingga data yang di dapat baik di tinjauan

teori maupun di tinjauan kasus itu seimbang.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, ditandai dengan klien

mengatakan badannya terasa lemah, mudah letih, pada ekstremitas sebelah kanan

terpasang infusdan aktivitas selalu di Bantu dengan keluarga dan perawat.

Karena pada tinjauan teori pada gejala klinis di jumpai data adanya kelemahan fisik

kondisi tubuh lemah dan mudah letih sedangkan pada tinjauan kasus pada saat

penulis menemukan data yang sama dengan diagnosa di atas terdapat tinjauan teori

dan tinjauan kasus.

4.3 Perencanaan

Perencanaan merupakan kelanjutan dari diagnosa keperawatan dalam rangka

mengatasi masalah yang timbul. Adapun intervensi pada tinjauan kasus disesuaikan

dengan fasilitas yang ada di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan, secara umum

intervensi yang diberikan kepada An. A berupa penyuluhan dan anjuran

4.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan realisasai dan rencana tindakan keperawatan dalam secara

teoritis dan sesuai dengan keadaan dan kebutuhn pasien, penetapan pelaksanaan

tindakan keperawatan yang mencakup tindakan independent dan dependent

a. Independent

Tindakan secara mandiri (independent) adalah tindakan yang dilakukan

untukmengatasi kesehtan dan memenuhi kebutuhan pasien seperti :


- Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga rentang

kelanjutan pengobatan

- Kolaborasi dengan dokter rentang pemberian terapi

- Kolaborasi dengan team gizi

b. Dependent

Hal ini tidak dilakukan karena sarana dan prasarana serta fasilitas Rumah Sakit Haji

Adam Malik Medan sudah memadai untuk menanggulangi masalah yang dihadapi

4.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam tahapan proses keperawatan evaluasi

berguna untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak

dievaluasi, berorientasi sesaat dimana yang timbul dan dialami pasien serta berorientasi

pada saat pasien dirawat

Dari semua evaluasi masalah belum teratasi tetapi lanjutan pendidikan kesehatan :

1. Diet

- Makanlah aneka ragam makanan yang akan menjamin terpenuhinya kecukupan

sumber zat tenaga, zat membangun

- Makan untuk memenuhi kecukupan energi (capai dan pertahankan berat badan

normal)

- Makan-makanan sumber karbohidrat

- Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat asupan energi

- Gunakan garam yang beryodium

- Lakukan latihan fisik dan olah raga secara teratur

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An. A dengan penyakit

Hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Maka

pada kesempatan ini penulis menarik beberapa saran sesuai dengan penerapan proses

keperawatan yang penulis lakukan pada klien sebagai berikut :

5.1.1 Pengkajian

Pada tahap pengkajian data yang ditemukan pada An. A dengan penyakit Hepatitis

di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah : klien

tampak letih dan lemas, klien mual muntah (anoreksia), TD : 100/80 mmHg, HR : 82 x/i, RR

: 24 x/i, Temp : 37 , frekuensi tidur malam 3 jam, dan tidur siang ½ jam, klien mengatakan

nyeri pada bagian perut.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis menemukan 4 masalah. Prioritas

diagnosa keperawatan yang dijumpai pada An. A dengan gangguan sistem

Hepatologi;Hepatitis di Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan ; Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia, gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada

perut bagian kanan, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

5.1.3 Intervensi Keperawatan

Setelah melakukan pengkajian pada An. A dengan hepatitis di Ruang Rindu B4

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, penulis melakukan intervensi sesuai

dengan masalah yang dihadapi klien.

Diagnosa Keperawatan I :

Awasi pemasukan diet klien, beri diet pada klien dalam porsi sedikit tapi sering, Beri

perawatan mulut agar selera makan. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam peningkatan nutrisi.

Adapun perencanaan yang dilakukan oleh penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan

rencana tindakan, serta dibarengi dengan fasilitas dan sarana yang ada di rumah sakit ;
Awasi pemasukan diet klien, Beri klien diet dalam porsi sedikit tapi sering. Beri

perawatan mulut agar selera makan. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam peningkatan nutrisi.

Diagnosa Keperawatan II :

Awasi pola tidur klien, atur posisi tidur klien beri suasana yang nyaman di daerah

sekitar klien untuk menghilangkan segala masalah pada saat ingin tidur, dan kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian obat tidur.

Adapun perencanaan yang dilakukan oleh penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan

rencana tindakan, serta dibarengi dengan fesilitas dan sarana yang ada pada rumah sakit

: Awasi pola tidur klien. Atur posisi tidur klien. Beri suasana yang nyaman di daerah

sakitar klien, Anjurkan klien untuk menghilangkan segala masalah padasaat ingin tidur.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat tidur.

Diagnosa keperawatan III :

Tingkatkan tirah baring / duduk, berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, ubah

posisi dengan baik dan sering. tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan

latihan rentang gerak.

Adapun perencanaan yang dilakukan penulis dapat dilaksanakan sesuai dengan

rencana tindakan, serta dibarengi dengan fasilitas dan sarana yang ada di rumah sakit :

Tingkatkan tirah baring / duduk, Berikan lingkungan tenang dan nyaman, Ubah posisi

dengan baik dan sering. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, Bantu melakukan latihan

rentang gerak. Berikan aktivitas hiburan yang tepat seperti nonton TV.

5.1.4 Implementasi Keperawatan

Setelah penulis melakukan pengkajian dan manganalisa pada An. A di Ruang Rindu

B4 Rumah Sakit Umum Puasat Haji Adam Malik Medan, penulis tidak menemukan

hambatan dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperwatan

karena didukung klien yang kooperatif.


Adapun tindakan pelaksanaan dilakukan pada An. A adalah pada diagnosa

keperawatan secara teoritis dan pada diagnosa kasus :

Pada diagnosa keperawatan I :perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia.

Implementasi dilakukan oleh penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah

disusun dan disesuaikan dengan sarana dan fasilitas rumah sakit yaitu : Mengataur posisi

klien, memberi makan pada klien, melakukan perawatan mulut sebelum makan, memberi

diet ekstra pada klien memberikan obat antasida sebelum makan, memberi diet MII pada

klien diet yang menarik dan mengundang selera, memberi minum air putih hangat kepada

klien.

Pada diagnosa keperawatan II : Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan

dengan nyeri perut bagian kanan.

Implementasi yang dilakukan penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah

disusun dan disesuaikan dengan sarana dan fasilitas rumah sakit yaitu : Mengatur posisi

senyaman mungkin.Mengatur jam tidur klien, Memberi suasana yang tenang, Membatasi

waktu untuk keluarga yang datang membesuk, memberi obat yang rendah dikolaborasi

dengan dokter.

Pada diagnosa keperawatan III : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan fisik.

Implementasi yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan sarana dan fasilitas rumah

sakit yaitu : Menganjurkan klien tidur atau istirahat ditempat tidur, Menganjurkan klien

agar mengubah posisi sesering mungkin, membantu klien menggerakkan sendi-sendi agar

tidak terlalu kaku, Memberi diet kepada klien, membantu klien dalam melakukan BAK

dan BAB.

5.1.5 Evaluasi Keperawatan

Setelah penulis melakukan pengkajian dan menganalisa data pada An. A dengan

hepatitis di ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Dilakukan setiap hari melihat hasil perubahan-perubahan pada setiap masalah klien sesuai

dengan implementasi yang dibuat asuhan keperawatan, meskipun tidak ada masalah yang

dapat teratasi namun asuhan keperawatan yang diberikan telah banyak Bantu dalam
mengatasi masalah klien, penilaian yang dilakukan dengan menggunakan SOAP (Subjek,

Objek, Analisa, dan Planning)

Asuhan keperawatan yang dilakukan tidak ada yang teratasi karena pada saat

penulis melakukan pengkajian, klien baru mandapat perawatan selama 3 hari.

Adapun evaluasi yang terdapat pada diagnosa keperawatan pada kasus adalah :

Diagnosa I :

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

S : Ibu klien mengatakan sudah ada selera makan, dan perut tidak mual lagi, O : Porsi

diet yang disediakan habis ½ porsi, A : Masalah teratasi sebagian, P : Rencana tindakan

di lanjutkan : Beri diet dalam porsi sedikit tapi sering, Beri obat antasida sebelum makan,

Beri posisi yang nyaman saat klien makan.

Diagnosa Keperawatan II :

Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri pada perut bagian kanan

S : Ibu klien mengatakan tidurnya sudah cukup, O : Klien tampak tenang, Klien sudah

tampak ceria, Klien sudah tidak tampak lesu lagi, A : Masalah sebagian teratasi, P :

Rencana tindakan dilanjutkan : Awasi pola tidur klien, Atur posisi tidur klien senyaman

mungkin, Seperti posisi semi fowler, Membatasi waktu untuk keluarga yang datang.

Diagnosa Keperawatan III :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

S : Ibu klien mengatakan tidak mampu melaksanakan personal hygiene, O : Klien tampak

kurang bersih dan kurang rapi, A : Masalah belum teratasi, P : Rencana tindakan

dilanjutkan yaitu : ubah posisi dengan baik dan sering, tingkatkan aktivitas sesuai

toleransi, bantu melakukan rentang gerak, beri aktivitas hiburan seprti : nonton TV.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi klien


Disarankan kepada klien agar meningkatkan pembinaan pola hidup sehat, dan

memahami perlunya menjaga kesehatan mengenai faktor-faktor resiko penyakit

hepatitis.

5.2.2 Bagi perawat

Hendaknya berperan aktif dengan menanyakan apa yang dirasakan klien dan

keluarga selama menderita penyakit hepatitis sehingga perawat melakukan

pengkajian keperawatan, menegakkan diagnosa keperawatan, membuat rencana

keperawatan, melakukan tindakan keperawatan dan mengevaluasi Asuhan

Keperawatan Pada An. A Degan Gangguan Sistem pencernaan : Hepatitis Di

Ruang Rindu B4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, sehingga

terjalin kerjasama yang baik sesuai dengan prioritas masalah kesehatan klien dan

tercapailah hasil yang maksimal.

5.2.3 Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan pedoman dalam perencanaan Asuhan Keperawatan Pada An. A

Dengan Gangguan Sistem pencernaan : Hepatitis Diruang Rindu B4 Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Anda mungkin juga menyukai