Oleh
Kelompok 3
KELOMPOK :
KELAS :B
PRODI : D-III ANALIS KESEHATAN
..……..................... ........................................
LEMBAR ASISTENSI
KELOMPOK :
KELAS :B
PRAKTIKUM : IMUNO-SEROLOGI
PENDAHULUAN
klinik dari salmonella typhi demam > 37 celsius, gangguan pencernaan mual,
muntah, nyeri perut, serta atau tanpa gangguan kesadaran. Penyakit ini juga
kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar
Ismoedijanto, 2011).
diagnosis demam tifoid. Tes serologis lain yang dapat digunakan dalam
menentukan diagnosis demam tifoid adalah tes Widal, dan tes IgM
Salmonella typhi. Pada kultur darah, hasil biakan yang positif memastikan
demam tifoid. Pada uji Widal, akan dilakukan pemeriksaan reaksi antara
berbeda-beda terhadap antigen somatic (O) dan flagela (H) yang ditambahkan
yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukaan titer anti bodi dalam serum
(slide test) atau uji tabung (tube test). Uji hapusan dapat dilakukan secara
TINJAUAN PUSTAKA
tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi mempunyai flagel feritrik (fimbrae),
pada pewarnaan gram bersifat gram negatif, ukuran 2-4 mikrometer x 0.5 - 0.8
mikrometer dan bergerak, pada biakan agar darah, koloninya besar bergaris
tengah 2 sampai 3 millimeter, bulat, agak cembung, jernih, licin dan tidak
rekan Smith yang melakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis bakteri
glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan
masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya
Kingdom : Bakteria
Phylum : Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Familia : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam
lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe
utama dari jenis Salmonella enterica adalah Salmonella typhi, Salmonella
keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi
Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan
kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan
2008).
kesehatan dunia. Demam tifoid terjadi baik di neg ara tropis maupun negara
tifoid sulit ditentukan karena mempunyai gejala dengan spectrum klinis yang
luas. Insidensi demam tifoid berbeda pada tiap daerah. Demam tifoid lebih
sering menyerang anak usia 5-15 tahun. Menurut laporan WHO (2003),
insidensi demam tifoid pada anak umur 5-15 tahun di Indonesia terjadi
enterica, terutama serotype Salmonella thypii (S. typhii). Bakteri ini termasuk
kuman Gram negatif yang memiliki flagel, tidak berspora, motil, berbentuk
batang,berkapsul dan bersifat fakultatif anaerob dengan karakteristik antigen
Demam sangat tinggi, limpa, serta hati sangat membesar. Lesi yang menonjol
dalam hati, dan peradangan kandung empedu, periosterium, paru – paru, dan
pelepasan zat pirogen dan lekosit jaringan radang, sehingga terjadi demam.
Demam merupakan keluhan dan gejala klinis yang timbul pada semua
penderita demam tyfoid ini. Namun, pada anak manifestasi klinis demam
tyfoid tidak khas dan sangat bervariasi sesuai dengan patogenesis demam
biokimia yang terjadi saat penetrasi belum diketahui dengan jelas, tetapi
2.6.2 Endotoksin
dan sitotoksin. Kedua toksin ini diduga juga dapat meningkatkan daya
dan tidak khas. Untuk diagnosis laboratorium tyfoid ada 3 kelompok yaitu:
2. Tes biakan, untuk deteksi kuman S.typhi dari spesimen klinik (darah,
S.typhi.
Uji serologik demam tyfoid masih sering dilakukan adalah uji widal.
Dibeberapa negara maju tes ini tidak digunakan lagi, tetapi tes yang lebih
formalin, tetapi tidak tahan panas, fenol, atau alkohol. Sedang Ag O tidak
terpengaruh oleh zat – zat tersebut. Perbedaan sifat ini dipakai untuk
Beberapa pakar menyatakan bahwa titer 1/40 dan 1/80 masih dianggap
tetapi tidak pada H. Demikian pula pada penderita RF dapat positif palsu.
kenaikan 4 kali pada uji ganda merupakan indikator infeksi akut. Pada 50%
penderita, titer aglutinin meningkat pada akhir minggu pertama, sedang 90%
Kadang pada infeksi tidak ada aglutinin H dalam serum, tetapi jika aada titer
aglutinin H tidak cepat turun, bahkan tetap tinggi sampai beberapa tahun
METODE PRAKTIKUM
3.2 Metode
tabung(Tube Test)
3.3 Prinsip
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum tabung tutup merah,
vacutainer, kapas alcohol 70%, tabung, mikropipet dan tip, serum penderita
3.5 Analitik
1. Siapkan 10 tabung, tabung 1 masukkan 1,9 ml NaCl 0,9% dan tabung 2-10
tabung 9
6. Kemudian inkubasi : Untuk Typhi “O” dengan 37° Selama 4 jam dan
2. Negatif : Jika tidak terdapat aglutinasi Atau Tidak adanya reaksi Ag-Ab
4.1 Hasil
Pengenceran/Diluent
Antigen Serum Keterangan
(ml)
Tabung 1
BH
1,9ml
Tabung 2
BH
1ml
Tabung 3
BH
1ml
Tabung 4
BH
1ml Terdapat
100 ul
Tabung 5 Aglutinasi (+)
BH
1ml pada tabung 1-8
Tabung 6
BH
1ml
Tabung 7
BH
1ml
Tabung 8
BH
1ml
Kontrol
9 BH
(-) Negatif
4.2 Pembahasan
yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Untuk pemeriksaan demam tifoid ialah uji serologi widal slide dan tabung
didasarkan atas gejala-gejala yang sesuai dengan penyakit tifus. Uji widal
gejala dengan uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita tifus.Tes
sesuai pada serum pasien yang diduga menderita demam typhoid. Antibodi
ketelitian lebih baik dari metode slide. Metode tabung juga memilki
yang digunakan cukup banyak, sehingga dianggap kurang praktis. Prinsip uji
antigen dalam jumlah sama. Jika serum terdapat anatibodi maka akan terjadi
Uji ini didasarkan pada reaksi aglutinasi antara antigen dalam reagen
terhadap antibody pada serum penderita demam typoid. Reaksi aglutinasi ini
didasarkan pada kenaikan titer, dimana titer awal atau yang biasa disebut
aglutinasi awal yaitu 1/80 yaitu 40ul reagen + 20ul serum penderita. Apabila
berikutnya yaitu 1/160 yaitu 40ul reagen + 10ul serum penderita, apabila
diperoleh hasil positif, dilanjutkan lagi pada titer berikutnya yaitu 1/320 yatu
40ul reagen +5ul serum penderita, ini adalah titer tertinggi. Apabila telah
mencapai titer 1/320 maka dapat di fonis menderita demam tifoid. Namun
apabila baru mencapai titer 1/80, untuk pasien yang pernah menderita demam
typoid maka ini merupakan titer normal, tetapi untuk pasien yang belum
berikutnya pada 5-7 hari, untuk melihat apakah ada peningkatan titer atau
tidak. Untuk titer 1/160, untuk pasien yang pernah mengalami demam tifoid
maka perlu dilakukan pemeriksaan dalam jangka waktu 5-7 hari untuk
mengalami demam typoid maka sudah dapat dikatakan (+) typoid. Lalu
aglutinasi pada tabung 1-8 dan tabung 9 sebagai control. Hal ini adanya
untuk mendiagnosa demam tipoid pada seseorang tidak bisa dikatakan positif.
Interpretasi dari uji Widal ini harus memperhatikan beberapa faktor antara
(daerah endemis atau non endemis), faktor antigen, teknik serta reagen yang
digunakan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
tabung. Prinsip tes Widal adalah pasien dengan demam tifoid atau demam
enteric akan memiliki antibodi di dalam serumnya yang dapat bereaksi dan
5.2 Saran