Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK LIMA

CHIKA PRATIWI
FITIRANI
REZKI AMALIA HAIDIR
LD. MUH. REJKAL
POKOK PEMBAHASAN
VITAMIN

MINERAL

ELECTROLIT

GAS DARAH
VITAMIN
Vitamin adalah senyawa organik yang tidak bisa disintesis
dalam tubuh, walaupun dalam jumlah sedikit. Viamin dikenal
sebagai suatu kelompok senyawa organik yang termasuk
dalam golongan protein, karbohidrat, lemak, dan sangat
penting peranannya bagi beberapa fungsi tertentu tubuh
untuk menjaga kelangsungan hidup
KEKERANGAN & KELEBIHAN VITAMIN
VITAMIN A Keratomalasia, kulit pucat, kering rabun senja, katarak, infeksi saluran
pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain. Akibat dari
kelebihan mengkonsumsi vitamin A yaitu Keracunan hati Kulit kering, Rambut rontok, Efek
Teratologikal, Osteoporosis (suspected, long-term).
Vitamin B1 Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 yaitu kulit
kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang Pemakaian thiamin yang melebihi
normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh
pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur
Vitamin C Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C yaitu sisitem imun
kurang, sariawan, kurangnya daya pikir, mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada
persendian,DLL. Gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala,
kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air
kecil yang berlebihan dan membentuk batu ginjal.

VITAMIN D . Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D yaitu gigi akan
lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang
biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X. berlebihan kerana dapat merusak ginjal
dan hati
PEMERIKSAAN KADAR VITAMIN
Pra Analitik
Tujuan : Untuk Menentukan Kadar Vitamin C Pada Tablet Vitamin C dengan Metode Titrasi.
Alat : Erlmeyer, buret,gelas ukur, timbangan, oven, pinggan porselen, mortal, kertas saring,
batang pengaduk, kertas saring.
Bahan : Tablet vitamin C, jus nanas, jus jeruk, H2SO4 2 N, laruran iod 0,1 N, larutan tiosulfat 0,1
N, amonium oksalat 1 % pereaksi molibdat, asam asetat encer, HNO3 10% (NH4)2 CO (urea) 10%,
ferosulat.

Analitik
Prinsip pemeriksaan : penentuan kadar vitamin C secara volumetri dengan metode iodimetri
berdasarkan reaksi redoks antara sampel sebagai reduktor dengan larutan baku I2 0,1 N sebagai
oksidator dalam suasana asam dengan menggunakan indikator larutan kanji dengan titik akhir
ditandai dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi biru.
Prinsip reaksi : reaksi yang terjadi antara vitamin C dengan iodium
C6H8O6+ 12 + 2H C6H606+21-
Penentuan kadar vitamin C dengan cara titrasi
Dilarutkan 300 mg tablet vitamin C dalam 20 ml aquadest dingin ( yang telah didihkan)
Ditambahkan 5 ml H2SO4 2 N dan segera ditambahkan 50 ml larutan iod 0,1 N.
Dilakukan titrsi dengan larutan tiosulfat 0,1 N.
Untuk jus nanas dan jus jeruk diperlakukan sama dengan sampel vitamin C
Dihitung jumlah ml tiosulfat yang digunakan dan tentukan kadar vitamin C.
MINERAL
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses
geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan
komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk
yang diketahui
Kekurangan Kalsium menyebabkan gangguan pertumbuhan,
tulang karang kuat, tetani atau kejang otot, dan lambatnya
pembekuan darah bila terjadi luka. Kekurangan Phospor
menyebabkan kerusakan pada tulang dengan gejala rasa lelah
dan kurang nafsu makan. Kekurangan Magnesium terjadi
komplikasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi.
Kekurangan Biotin mengakibatkan peradangakn pada kulit
dan bibir.

PEMERIKSAAN
Pra Analitik
MINERAL
Tujuan : Untuk Menentukan Kadar mineral pada tulang dengan metode titrasi
Alat : Erlmeyer, buret,gelas ukur, timbangan, oven, pinggan porselen, mortal, kertas saring, batang
pengaduk, kertas saring.
Bahan : Tulang, amonium oksalat 1 % pereaksi molibdat, asam asetat encer, HNO3 10% (NH4)2 CO
(urea) 10%, ferosulat.
Analitik
Penentuan kadar mineral dengan cara titrasi
Dilakukan proses pengabuan dari 5 gram tulang dalam pingan porselin bersih sampai terbentuk serbuk
kelabu, didinginkan.
Selanjutnya digerus dan dipaskan kembali sampai berwarna putih.
Didinginkan dan dipindahkan kedalam gelas piala kecil.
Ditambahkan 50 ml asam nitrat ( HNO3 10 %) dan aduk baik-baik.
Dipanaskan sebentar hingga abu larut
Ditambahkan 50 ml aquades dan disaeing.
Filttrat ditambahkan amonia pekat sampai terbentuk endapan putih tebal dari pospat.
Selanjutnya dilakukan penyaringan
Uji kalsium : ditambahkan 1 ml larutan amonium oksalat 1 % ke dalam 2 ml filtrat. Endapan putih yang
terbentuk menunjukan adanya kalsium
Uji posfat : kedalam 1 ml filtrat ditambahkan 1 ml urea dan 10 ml pereaksi olibdat, campur. Selanjutnya
ditambahkan 1 ml larutan ferosulfat. Warna biru yang terbentuk makin lama makin menjadi tua
menunjukan adanya fosfat.
ELEKTROLIT
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan
zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut
ion jika berada dalam larutan
PATOFIOLOGI
Gangguan kesiimbangan natrium
hipernatremia

Hiponatremia
Gangguan keseimbangan kaliaum
hiperkalemia

Hipokalemia
Pemeriksaan elektrolit
Pra analitik
Tujuan : Untuk mendeteksi adanya gangguan keseimbangan cairan tubuh dapat dilakukan
pemeriksaan elektrolit plasma yang meliputi pemeriksaan Na, K, CI.
Persiapan pasien : Persiapan penderita sebelum pengambilan bahan pemeriksaan penderita
perlu dipersiapkan, diinformasikan, serta diberi penjelasan seperlunya mengenai tindakan yang akan
dikerjakan. Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi hasil antara lain : obat diuretic, aktifitas
fisik, puasa, stress dan sebagainya harus diberitahukan juga agar dihindari. (Good Laboratory
Practice, 2008).
Pengumpulan sampel :
Nilai kalium dapat meninggi apabila pasien berulang-berulang membuka dan menutup genggaman
tanganya secara kuat sementara torniquet terpasang untuk pungsi vena. Apabila diambil dengan benar
serum yang tidak hemolisis merupakan spesimen yang baik untuk penentuan elektrolit. Trombosit
mengandung kalium yang dalam keadaan normal dikeluarkan ke dalam serum pada pembentukan
bekuan, sehingga serum diperkirakan memiliki nilai kalium yang sedikit lebih tinggi daripada plasma
pada orang yang sama (umumnya meningkat kurang dari0,5 mEq/L).
Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum banyak melakukan aktifitas fisik.
Bila tidak mungkin usahakan untuk mengambil darah pada waktu yang sama, misalnya pengambilan
sampel pukul 11.00. pemeriksaan ulang juga dilakukan pada pukul 11.00. karena hsil pemeriksaan
kalium juga dipengaruhi oleh perubahan analit dari waktu kewaktu (variasi diurnal), dan
meminimalkan variasi intra individu. Pada pengambilansampel sebaiknya pasien diambil pada posisi
duduk atau berbaring. Pengambilan sampel darah vena dapat menggunakan spuit ataupun vakutainer
Pengolahan bahan pemeriksaan :
Darah yang beku di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5
menit.
Pisahkan serum / plasma dari endapan.
Serum siap digunakan untuk pemeriksaan. Serum / plasma stabil
selama 24 jam pada suhu 2-8C.
Analitik
Metode : ISE (Ion Selective Elektroda)
Prinsip kerja : Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat
dari selang kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode
Kalium terbuat dari selang plastik yang menggunakan valinomycine
sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride termasuk tabung plastik,
khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion Chloride.
Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap
elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan
voltase (tegangan) yang stabil dan tetap
Prosedur Kerja :
Pengerjaan Kontrol
Kontrol terdiri dari Kontrol Normal dan Kontrol Abnormal High
Kontrol dilakukan setiap hari
Masukan kontrol ke dalam cup kecil
Pilih Second Menu
Dengan menekan tombol No cari menu Qual Control
Lakukan kontrol satu persatu, pilih menu Normal Control atau Abnormal (High) Control
Dokumenkan hasil kontrol tadi.
Bila hasil kontrol diterima maka pemeriksaan dapat dilakukan
Bila kontrol tidak diterima, cek reagen, bahan kontrol dan lain lain apakah ada yang tidak
sesuai.
Bila sudah diperiksa / dicek, ulangi periksa bahan kontrol, jika masih diluar batas
keberterimaan lakukan kalibrasi
Bila masih belum dapat diterima panggil teknisi
Pembacaan sample
Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan yes.
Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat melakukan
analisa sampel.
Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan.
Pasca Analitik
Nilai Kritis
Natrium : < 120 atau > 160 mEq/L
Kalium Dewasa : < 2,5 atau > 6,5 mEq/L
Kalium Anak-anak : < 2,5 atau > 8 mEq/L
GAS DARAH
Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut Blood Gas Analisa
( BGA ) merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit
kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi
pertukaran Oksigen ( O2), Karbondiosida ( CO2) dan status
asam-basa dalam darah arteri.
Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya
dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa
yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan
metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2,
SO2, HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).
PATOFISIOLOGI
Asidosis Respiratorik yaitu gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan
oleh retensi CO2 akibat kondisi hiperkapnia. Karena jumlah CO2 yang keluar
melalui paru berkurang, terjadi peningkatan H2CO2 yang kemudian
menyebabkan peningkatan [H+].
Asidosis Metabolik yaitu gangguan yang mencakup semua jenis asidosis yg bukan
disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh
Alkalosis Respiratorik yaitu dampak utama pengeluaran CO2 berlebih akibat
hiperventilasi
Alkalosis Metabolik yaitu penurunan H+ plasma yang disebabkan oleh defesiensi
relatif asam-asam nonkarbonat
Pra Analitik

Persiapan Pasien :
Memberikan penjelasan pada klien (bila mungkin) dan keluarga mengenai tujuan pengambilan darah dan
prosedur yang akan dilakukan.
Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul
Jelaskan tentang allens test
Mengatur posisi pasien
Persiapan Sampel : Antikoagulan yang digunakan dalam pengambilan darah arteri adalah heparin.
Pemberian heparin yang berlebiham akan menurunkan tekanan CO2. Antikoagulan dapat mendilusi
konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2
terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
Alat dan Bahan :
3 ml sampai 5 ml gelas syringe,
1 ml ampul heparin aqueous,
20 G 11/4 jarum,
22 G 1 jarum,
Sarung tangan,
Alkohol atau povidone-iondine pad,
Gauze pads,
Topi karet untuk syringe hub atau penutup karet untuk jarum,
Label,
Ice-filled plastic bag
Perekat balutan,
Opsional: 1% licoaine solution dan Peralatan siap AGD.
Analitik
Metode Pemeriksaan :
Prinsip Pemeriksaan : Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke setiap sampel sel secara bergiliran
dimana gas sampel akan dibandingkan dengan gas standar melalui pemencaran system infra red dimana akan
menghasilkan perbedaan panjang gelombang yang akan dikonversi receiver menjadi signal analog (420).
Prosedur kerja : pada tindakan analisa gas darah ini adalah sebagai berikut (McCann, 2004) Pemeriksaan Analisa
Gas darah dilkukan dengan menggunakan alat otomatik yang disebut Blood Gas Analyzer. Adapun prosedure
untuk pemeriksaan ini adalah :
Nyalakan power ON
Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan calibrate kemudian enter. Alat akan
melakukan kalibrasi secara otomatis.
Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan status untuk mengetahui kondisi apakah
pH, PCO2 dan PO2 kondisinya OK. Jika OK sample langsung dapat diperiksa. Setelah dilakukan pemeriksaan,
alat ini akan mengkalibrasi secara otomatis.
Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap melakukan pemeriksaan, tekan
Analyzer. Selang pengisap sample akan keluar secara otomatis kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi
analyzer sampai sample terhisap secara otomatis selang akan masuk sendiri.
Wadah sampel yang dimasukkan ke selang dapat disesuaikan dengan kondisi.
Syringe : Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL.The Vitalpath Analyzer akan langsung
mengaspirasi dari jarum suntiknya
Tabung Koleksi Heparin : Dapat juga menggunakan tabung DRI-CHEM 4000 atau DRI-CHEM 7000 yang
sudah berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL dan 1,5 mL.
Tabung Kapilari : Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan sampel yang sedikit, atau saat melakukan
pemeriksaan ulang dapat menggunakan tabung kapilari berisi 140 uL.
Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB, suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1
vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil akan keluar melalui printer.
Nilai normal
pH darah arteri 7,35 7,45
PaO2 80 100 mmHg
PaCO2 35 45 mmHg
HCO3- 22 26 mEq/l
Base Excess (B.E) -2,5 (+2,5) mEq/l
O2 Saturasi 90 100 %
Pasca analitik
Interprestasi Hasil :
Hipoksia: Ringan PaO2 50 80 mmHg
Sedang PaO2 30 50 mmHg
Berat PaO2 20 30 mmHg
Hiperkapnia: Ringan PaCO2 45 60 mmHg
Sedang PaCO2 60 70 mmHg
Berat PaCO2 70 80 mmHg

Anda mungkin juga menyukai