PENDAHULUAN
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsure pokoknya sama
dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran
kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7% plasma dan
membran kapilar untukmencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yaitu
Atas dasar kelarutannya dalam zat pelarut tertentu, protein dibagi atas
total beserta fraksi utamanya (albumin dan globulin). Protein merupakan uji
tambahan yang penting, membantu untuk biokimia klinis, dan merupakan salah
satu metode yang paling dapat diandalkan untuk identifikasi protein darah.
1
oleh konsentrasi albumin atau globulin atau keduanya. Penentuan konsentrasi
protein total serum dapat digunakan sebagai alat bantu diagnostik yang penting
kemudian penyimpulkan apakah kadar total protein dalam darah dalam keadaan
biuret?
2. Bagaimana hasil yang didapatkan pada pemeriksaan kadar total protein darah
biuret.
2. Mengetahui hasil yang didapatkan pada pemeriksaan kadar total protein darah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein dibagi ; albumin, globulin, prolamin, dan glueatin. Protein dapat juga
penggolongan,t erdapat 2 kelas utama protein, yaitu: protein fibrosa (serat) dan
Protein total adalah suatu plasma protein yang disintesa terutama di sel
parenkim hati, sel plasma, kelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Protein total
Tes fungsi hati adalah tes yang menggambarkan kemampuan hati untuk
pada tubuh. Penurunan konsentrasi protein total dapat terdeteksi pada penurunan
sintesa protein dari hati, kehilangan protein karena fungsi ginjal terganggu,
3
malabsorbsi atau defisinsi gizi. Peningkatan kadar protein juga terjadi pada
2.3 Fisiologi
tahap yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi. Tahap transkripsi adalah tahap
dimana pada saat pembentukan mRNA di dalam nukleus dari DNA template
dengan dibantu oleh enzim polimerase. Tahap translasi adalah tahap dimana
mRNA keluar dari inti sel dan bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh Ribosom
yang terdiri dari sub unit besar dan sub unit kecil. Sekarang kita akan membahas
satu persatu proses luar biasa itu yang ada didalam setiap sel tubuh kita
(Montgomery, 2013).
Pada tahap ini terjadi di dalam nukleus.DNA double heliks yang terdiri
dari 2 sisi, misal yang sisi bawah adalah DNA sense (pencetak/cetakan)
sedangkan sisi atas adalah DNA non sense (bukan cetakan). Pertama,
enzim polimerase akan masuk diantara double heliks dan menempel pada
sisi DNA sense. Enzim polimerase akan mencetak/ mengkopi kode genetik
DNA seperti yang ada pada DNA non sense dengan jalan DNA sense
sebagai cetakan. Proses pencetakan ini dimulai dari start kodon pada
mRNA yaitu AUG lalu proses pengkopian ini berakhir pada stop kodon
4
yaitu UAG, UAA,atau UGA. Proses transkripsi selesai lalu mRNA keluar
dari nukleus.
genetik akan menempel pada ribosom sub unit kecil. Setelah itu tRNA
pasangan yang sesuai dengan kode genetik mRNA. setelah itu ribosom sub
unit besar akan menghampiri ribosom sub unit kecil sehingga tRNA berada
pada site P lalu pada site A akan ada tRNA lain yang membawa kode
genetik yang sesuai dengan mRNA sehingga berjajaran. Setelah itu asam
rantai polipeptida dan begitu terus menerus tRNA di site A bergeser ke site
P dan datang lagi tRNA lain di site A asam amino berikatan lagi hingga
2.5 Patofisiologi
1. Malnutrisi
medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup.
5
oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi atau kehilangan besar
2. Sirosis
regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga
tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada
terjadi karena :
2. Kekurangan air;
dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan.
6
Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian
balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
oleh DNA. Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber
pengkodean asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein
tetapi tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya. Molekul DNA pada suatu
sel ditranskripsi menjadi molekul RNA. Molekul RNA inilah yang ditranslasi
menjadi asam amino sebagai penyusun protein. Dengan demikian molekul RNA
lah yang terlibat secara langsung dalam proses sintesis protein. Hubungan antara
molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses pembentukan protein
rangkaian proses DNA membuat DNA dan RNA, RNA membuat protein, yang
Pada umumnya protein diserap dalam bentuk asam amino dan bersama-sama
masuknya asam amino dapat di katakan tidak bersifat dinamis dan selalu di
7
perbaharui. Asam amino yang masuk tidak sebanding dengan jumlah asam amino
yang diperlukan untuk menutupi kekurangan amino yang dipakai oleh tubuh
(Soetodjo, 2007).
Menurut Lassen (2014), analisa protein dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu secara kualitatif dan secara kuantitatif. Analisa protein secara kualitatif
yaitu dengan metode Kjedahl, metode titrasi formol, motode Lowry, metode
1. Reaksi Xantoprotein
nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini
2. Reaksi Hopkins-Cole
Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam
8
larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terjadi cincin ungu pada
3. Reaksi Millon
asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan
berwarna.
4. Reaksi Natriumnitroprusida
warna merah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi
5. Reaksi Sakaguchi
dasarnya reaksi ini memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin.
warna merah.
1. Metode Kjeldahl
nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung
9
katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat.
titrasi.
2. Metode Spektrofotometri UV
kuat dan pada panjang gelombang lebih pendek. Absorpsi sinar pada
3. Metode Biuret
bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu
10
Pembentukan bahan – bahan kimia tertentu pada larutan protein
beberapa zat lain dengan reagen yang sama memberikan hasil yang
sama.
yaitu ion kupri akan bereaksi dengan protein dalam suasana basa
berisi Na K Tartrat, ion cupri dan larutan alkali. Reagen biuret terdiri
yaitu:
2.9.1 Cahaya
kadar bilirubin serum sampai 50% dalam satu Jam. Karena itu, serum
11
2.9.2 Pipetasi
terutama pipet mikro atau semi mikro. Volume sampel atau standar sangat
2.9.3 Standar
2.9.4 Reagen
Reagen yang telah usang atau penyimpanan yang kurang baik akan
12
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan protein total yaitu metode biuret.
protein dengan ion Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa.
Semakin tinggi intensitas cahaya yang diserap oleh alat maka semakin tinggi
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu serum,
tabung reaksi, rak tabung, mikropipet, tip, sentrifuge, dispo, kapas alkohol,
13
3.5 Analitik
berlabel sampel.
5. Dibuat program untuk tes protein total dimana tes berjalan secara
automatik.
14
3.6 Pasca Analitik
Pasca analitik adalah kegiatan akhir dari proses analisis suatu sampel.
15
BAB IV
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dari pemeriksaan kadar total protein yaitu :
Hasil yang
normalnya yaitu
6,6-8,7 gr/dl.
4.2 Pembahasan
sedangkan protein total adalah suatu plasma protein yang disintesa terutama
di sel parenkim hati, sel plasma, kelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang,
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan kadar protein total dalam
cahaya kompleks berwarna ungu dari protein yang bereaksi dengan pereaksi
biuret dimana, yang membentuk kompleks adalah protein dengan ion Cu2+
16
yang terdapat dalam pereaksi biuret dalam suasana basa. Semakin tinggi
intensitas cahaya yang diserap oleh alat maka semakin tinggi pula kandungan
protein yang terdapat di dalam serum tersebut. Hasil yang didapat yaitu 15
gr/dl menggunakan sampel darah pria dewasa dengan inisial Tn, I.O yang
menandakan bahwa hasil yang didapat lebih dari batas normal, sedangkan
nilai normalnya yaitu 6,6-8,7 gr/dl. Absorbsi dari larutan pada 546 nm sesuai
dengan kadar protein dalam sampel, semakin tinggi intensitas cahaya yang
diserap oleh alat maka semakin tinggi pula kandungan protein yang terdapat
di dalam serum tersebut. Total protein terdiri atas albumin (60%) dan
total protein adalah serum yang didapat dari proses centrifugasi untuk
pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3-5%
dan tidak terjadi kontaminasi, larutan standart stabil digunakan sampai masa
kadaluarsa jika disimpan pada suhu 2 – 8 °C, sedangkan untuk sample serum
atau plasma akan stabil digunakan selama 6 hari pada suhu 20 – 25 °C, 4
minggu pada suhu 4 – 8 °C, dan 1 tahun pada suhu -20 °C. Peningkatan atau
17
dan nilai hematokrit meningkat pada kasus dehidrasi, disertai dengan
konsentrasi protein total serum dapat digunakan sebagai alat bantu diagnostik
yang penting dalam biokimia klinis. Hasil yang didapat tidak langsung
benar dapat memengaruhi hasil karena banyak atau sedikitnya larutan yang
baik supaya hasil yang didapat merupakan hasil yang sebenarnya serta,
tabung dengan cara digenggam oleh tangan, maka akan dipengaruhi oleh suhu
tubuh (tidak hanya oleh suhu ruang), maka hasil yang didapat pun akan
berbeda dan alat yang tidak dilakukan kalibrasi sehingga hasil yang didapat
mendapatkan hasil yang akurat sesuai dengan sensitifitas dan spesifitas alat
tersebut.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%), bahan pemeriksaan yang
cahaya yang diserap pada alat spektrofotometer, hasil yang didapat yaitu 15
gr/dl menggunakan sampel darah pria dewasa dengan inisial Tn, I.O yang
menandakan bahwa hasil yang didapat lebih dari batas normal, sedangkan nilai
total dalam sirkulasi darah dipengaruhi oleh konsentrasi albumin atau globulin
atau keduanya. Konsentrasi protein total dan nilai hematokrit meningkat pada
digunakan sebagai alat bantu diagnostik yang penting dalam biokimia klinis.
5.2 Saran
jenis pemeriksaan yang dilakukan dikarenakan alat dalam keadaan tidak stabil
saat digunakan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Lassen, 2014. Laboratory evaluation of plasma and serum protein. Vol, 4. No, 12.
Lehninger, 2012. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Montgomery R, 2013. Biokimia Berorientasi pada Kasus-Klinis. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Soetodjo, 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Yogyakarta : Amara Books.
Toha. Hamid A. 2005. Biokimia Metabolisme Molekul. Jakarta : Alfabeta.
20
LAMPIRAN
21