Pada hari ini ................... tanggal ........... bulan ............................... tahun ...........
telah diperiksa dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima
dan dapat mengikuti percobaan berikutnya.
Asisten
LEMBAR ASISTENSI
N
HARI/TANGGAL KOREKSI PARAF
O
KATA PENGANTAR
kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawakan ajaran Islam yang
Semoga dengan disusunnya laporan ini, penulis dapat membagi ilmu dan
manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Walaupun laporan ini
masih banyak memiliki kekurangan maupun kesalahan baik dari segi penulisan
kalimat dan rangkaian kata dan dengan rendah hati agar kiranya rekan-rekan
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
2.1 Spermatozoa...........................................................................................3
3.3 Analitik......................................................................................................14
4.1 Hasil...........................................................................................................18
4.2 Pembahasan................................................................................................19
5.1 Kesimpulan................................................................................................24
5.1 Saran..........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
proses dimana spermatozoa dari pria dan oosit dari wanita bergabung
cairan dan sperma yang berasal dari vas deferens (kira-kira 10% dari
dari kelenjar prostat (kira-kira 30%), dan sejumlah kecil cairan dari kelenjar
dan berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan
uretra. pH rata-rata dari campuran semen mendekati 7,5 cairan prostat yang
bersifat basa menetralkan keasaman yang ringan dari bagian semen lainnya.
Cairan prostat membuat semen terlihat seperti susu, sementara cairan dari
vesikula seminalis dan dari kelenjar mukosa membuat semen menjadi agak
kental.
Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini ialah bagaimana cara
Adapun manfaat pada praktikum kali ini ialah agar mahasiswa dapat
makroskopis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spermatozoa
Spermatozoa merupakan sel yang dihasilkan oleh fungsi reproduksi pria.
Sel tersebut mempunyai bentuk khas yaitu mempunyai kepala, leher dan ekor.
Spermatozoa merupakan sel hasil maturasi dari sel epitel germinal yang
yang kaya asam lemak tak jenuh untuk menjaga fluiditas membran
tubuli seminiferi yang terletak di testis, testis 90% tersusun oleh tubuli
seminiferi, sedangkan yang 10% sel intertitiel dan jaringan ikat. Spermatozoa
adalah reteteste, vas defferens epididimis, vas efferens dan terakhir di uretra.
(Trinil, 2011)
kehidupan seksual aktif. Hal ini sebagai akibat dari rangsangan oleh hormon
pada usia 13 tahun dan berlansung sepanjang hidup. Pada tahap pertama dari
spermatogenesis, spermatogonia primitif berkumpul tepat ditepi membrane
tipe B. Pada tahap ini, spermatogonia bermigrasi ke arah sentral di antara sel-
sel Sertoli. Sel-sel Sertoli mempunyai membran yang sangat kuat berlekatan
satu sama lain pada bagian dasar dan bagian sisi, sehingga dapat membentuk
(Fajar, 2014)
spermatosit primer. Pada akhir hari ke-24, setiap spermatosit terbelah menjadi
meisosis pertama. Pada tahap awal pembelahan meiosis ini, semua DNA
sekuder lainnya. Dalam dua sampai tiga hari, pembelahan meiosis kedua
terjadi, di mana kedua kromatid dari 23 kromosom berpisah pada sentromer,
spermatid dan satu pasang yang lain terdapat pada spermatid kedua.
wanita akan menyediakan setengah dari bahan genetic ke ovum yang dibuahi
a. Kepala Spermatozoa
materi genetik (DNA dan RNA). Inti bersifat seperti gram positif,
diwarnai oleh metil hijau, toluidin blue dan brilian kresil blue. (Hengki,
2016)
sebagai penghubung bagian kepala dengan ekor. Dua pertiga bagian depan
ujung kepala di antara membran inti dan membran sel. Membran luar
melapisi membran inti sel. Di antara kedua membran ini terdapat matriks
di bagian luar inti. Vesikel akrosomal dibentuk dari korteks dan matriks
dan merata. Di bagian atas inti dan mangkok sub-akrosom terdapat daerah
akrosom dan inti yang dikelilingi oleh mangkok sub- akrosomal. Sebagian
b. Leher Spermatozoa
susunan lipid, kalium, kalsium, besi, Cu, fosfat dan sulfhidril serta
pada bagian ini tersusun secara spiral dan dilindungi dari bagian luar oleh
(Hengki, 2016)
c. Ekor Spermatozoa
Ekor spermatozoa terdiri atas bagian tengah (middle piece), bagian
utama (principle piece), dan bagian akhir (end piece). Pembagian tersebut
berdasar letak, struktur dan fungsinya, terdiri dari susunan lipid, kalium,
kalsium, besi, Cu, fosfat dan sulfhidril serta disulfida dan kolesterol.
(Hengki, 2016)
bagian middle piece tersusun oleh membran sel, mitokondria, dan serabut
kerusakan struktur normal terutama pada ekor (flagel) yang merupakan satu-
satunya alat gerak spermatozoa. Kerusakan pada ekor yang dimaksud dapat
Sebagian kecil dari sperma motil pada semen dapat diukur baik dengan
terpisah dan dilakukan secara acak (tetapi tidak boleh yang dekat pojok gelas
menjadi 75%; atau 68% menjadi 70%). Motilitas kualitatif ditentukan secara
dengan baik dan pergerakan spermatozoa yang bergerak lambat dan sulit
dan maju lurus (derajat a), x Gerakan lambat dan sulit maju lurus (derajat b),
x Tidak bergerak maju (derajat c), x Tidak bergerak (derajat d). Semen yang
setengah sampai tiga jam sesudah ejakulasi. Bila terdapat motilitas yang
akurat dari berbagai kelainan. Tidak adanya volume ejakulat setelah orgasme,
mengalami prosedur bedah yang merusak pleksus saraf simpatik atau reseksi
prostat. Dalam beberapa kasus ini, mungkin ada aliran semen retrograde ke
pendek atau orgasme tidak lengkap. Hypospermia dengan pH kurang dari 7,4
vesikula seminalis. Jika hypospermia dikaitkan dengan pH lebih dari 7,8, itu
pertanda bagi kondisi klinis yang terkait, seperti pada kondisi berlebihan
dari vesikula seminalis, yang mungkin karena obstruksi atau tidak adanya
konsentrasi leukosit dan sel-sel germinal belum matang. Titik cut off dari 20
saluran ejakulasi, obat atau kelainan genetik. faktor lain termasuk obat seperti
seperti kemoterapi atau faktor idiopatik, yang paling mungkin berasal dari
kimia dari seminal plasma mungkin penting. Fruktosa, biasanya hadir dalam
terjadi sebagai akibat dari waktu yang terlalu lama untuk mengumpulkan
dan sampel yang suhu nya ekstrim atau sinar matahari dapat menyebabkan
menurun nya motilitas spermatozoa. Penyebab lain asthenozoospermia
DNA, dan menemukan tingkat signifikan lebih tinggi dari gangguan genetik
dimungkinkan ada pengaruh terhadap DNA oksidatif stres dan fluktuasi suhu
karena itu, selama penilaian morfologi sperma penting untuk memilih teknik
pada penelitian yang pernah ada, spermatozoa ini diperiksa denga pewarnaan
metode papaniculaou dan kemudian diamati kelainan kepala atau ekor dan
(Hengki, 2016)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat pratikum
3.2.1 Makroskopik
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum percobaan
sperma yaitu pot sampel, kertas label, gelas ukur, kertas indikator,
3.2.2 Mikroskopik
percobaan sperma yaitu pot sampel, kertas label, cover glass, mikroskop,
objek glass, kamar hitung, pipet leukosit, cairan sperma segar, eosin 0,5 %,
3.3 Analitik
3.3.1 Makroskopik
e. Catat hasil
3.3.2 Mikroskopik
1. Uji Motilitas
a. Teteskan air mani sebanyak 1 tetes diatas objek glass dan tutup
2. Jumlah spermatozoa
a. Isi pipet leukosit sampai tanda 0,5 dengan sperma yang sudah
mencair.
3. Pemeriksaan morfologi
4. Jumlah leukosit
Hitung leuosit yang dktemukan pada kamar hitung dan catat
jumlah leukosit
3.4.1 Makroskopis
1. Warna
sedikit.
2. Bau
atau kaporit.
3. Pengukuran Ph
4. Pengukuran Volume
a. Normal : > 2 ml
b. Abnormal : < 2 ml
5. Pengukuran Konsentrasi
3.4.2 Mikroskopis
Mikroskopis Hasil Nilai normal Satuan
1. Uji motilitas
a. Pergerakan aktif 70 > 50 %
b. Pergerakan lemah 20 < 30 %
c. Tidak bergerak 10 < 20 %
2. Jumlah sperma 65.650.000 60-150 juta Ml
3. Morfologi
spermatozoa
a. Normal
1. Kepala 70 %
2. Ekor 65 > 60
b. Abnormal
1. Kepala 30 < 40 %
2. Ekor 35
4. Jumlah leukosit 85 100 UI
BAB IV
4.1 Hasil
N
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
o
Khas (pandan,
kaporit)
2. Warna Putih ke abu- Putih ke abu-abuan
abuan
3. pH 7,8 7,2 - 7,8
4. Kekentalan Kental Kental
5. Pencairan 20 menit 10 – 20 menit
6. Volume 1,6 ml 2 – 5 ml
4.2 Pembahasan
tampak berwarna putih jernih dan berbau seperti daun pandan. Sperma yang
berbau busuk diduga disebabkan oleh suatu infeksi. Dalam keadaan normal,
semen mencair dalam waktu 15 menit pada suhu kamar. Dalam beberapa
kasus pencairan tidak terjadi secara sempurna dalam 15 menit. Apabila lewat
pencairan terjadi karena daya kerja dari enzim-enzim yang diproduksi oleh
kelenjar prostat, enzim ini disebut enzim seminim. Bila sperma yang diterima
disebabkan karena saluran pada kelenjar vesica seminalis buntu atau memang
sperma. Volume sperma diukur dengan gelas ukur atau dengan cara
menghisap seluruh sperma ke dalam pipet pasteur. Nilai normal >/2,0 ml. Jika
rahim akan segera mati sehingga kehamilan tidak terjadi. Volume dianggap
abnormal jika sperma < 2,0 ml. Volume yang melebihi batas normal disebut
seminalis terlalu giat, dan dapat juga disebabkan karena minum obat hormone
laki-laki. Sedangkan untuk volume sperma yang kurang dari batas normal
vesica seminalis kecil (buntu cabstuksi), dan penampung sperma yang tidak
sperma, kemudian mengamati benang yang terbentuk pada saat tangkai kaca
yang terlalu encer maupun terlalu kental kurang baik bagi sperma. Pada
secara merata di atas kertas pH. Setelah 40 detik, warna daerah yang dibasahi
pH-nya. pH semen normal yang diukur dalam waktu satu jam setelah
ejakulasi berada dalam kisaran 7,2 sampai 7,8. Jika pH lebih besar dari 7,8
maka dicurigai adanya infeksi. Sebaliknya, jika pH kurang dari 7 pada sperma
persentase spermatozoa yang bergerak aktif dan tidak aktif. Motilitas sperma
(baik sperma bergerak dengan baik atau tidak) merupakan kemampuan sperma
untuk bergerak. Sperma terdiri dari dua jenis – sperma yang berenang, dan
sperma yang tidak berenang. dimana mereka yang berenang maju cepat dalam
berenang ke depan, tetapi baik dalam garis melengkung atau bengkok, atau
perlahan. Sperma diperiksa motilitas. Cara yang biasa dipakai adalah bahan
Sperma normal memiliki bentuk kepala oval beraturan dengan ekor lurus
besar, kepala ganda, tidak berekor, dan lain-lain, adalah sperma abnormal dan
tidak dapat membuahi telur. Hanya sperma yang bentuknya sempurna yang
mikro, kepala taper, kepala piri, kepala double, kepala amorf, kepala round,
kepala pin, midpiece abnormal, sitoplasma droplet, ekor double, ekor koil,
ekor bent. Kriteria morfologi normal bila pada pemeriksaan didapatkan bentuk
spermatozoa normal ≥ 30 %.
pria subur memiliki konsentrasi sperma di atas 20 juta/ml atau 40 juta secara
konsentrasi sperma rendah adalah oligospermia. Bila sama sekali tidak ada
sperma disebut azoospermia. Semen pria yang tidak memiliki sperma secara
kasat mata terlihat sama dengan semen pria lainnya, hanya pengamatan
Dengan meneteskan satu tetes (10 µl) semen pada tiap kamar hitung
kurang dari 10 spermatozoa per lpb, maka menghitung seluruh kotak besar
yang berjumlah 25. Jika 10 - 40 spermatozoa terlihat per lpb, maka cukup
menghitung 10 kotak besar. Jika sampel > 40 spermatozoa terlihat per lpb,
Haemocytometer maka dibagi dalam faktor konversi sesuai kotak besar yang
telah dihitung, yang hasilnya adalah konsentrasi spermatozoa dalam juta per
semen mengandung sejumlah sel darah putih, tetapi pada batas yang masih
dianggap normal. Elemen bukan sperma yang terdapat dalam semen tersebut
hanya sedikit, yaitu 3 sel di antara 100 spermatozoa. Berarti keberadaan sel
tersebut masih dalam kadar normal. Sel darah merah bisa terdapat dalam
semen apabila terjadi luka pada saluran reproduksi. Jumlah sel darah putih
yang meningkat dalam semen juga dapat dijadikan suatu indikator terjadinya
infeksi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum kali ini ialah agar
Fajar, Taufiq. 2009. Hubungan Antara Jumlah Leukosit Dengan Motilitas Sperma
Pada Hasil Analisa Sperma Pasien Infertilitas Di Rsup Dr Kariadi
Semarang. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro