Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat, taufik serta hidayah-nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar
Akhir kata penulis berharap semoga hasil laporan praktikum ini dapat
Gorontalo, April,2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
3.2 Metode...................................................................................................14
3.3 Prinsip....................................................................................................14
3.5 Analitik..................................................................................................14
ii
3.6 Pasca Analitik........................................................................................15
4.1 Hasil.......................................................................................................16
4.2 Pembahasan...........................................................................................16
BAB V PENUTUP................................................................................................19
5.1 Kesimpulan............................................................................................19
5.2 Saran......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
secara langsung dari seseorang ke orang lain melalui kontak seks, PMS
sebagai penyebab sifilis pada tahun 1905. Schaudin member nama organisme
ini dari bahasa Yunani trepo dan nema, dengan kata pallida dari bahasa
Latin(Efrida., Elvinawaty.2014).
yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua alat tubuh, seperti
kerusakan sistem saraf, jantung, tulang, dan otak. Selain itu wanita hamil
kematian. Bahkan pada sifilis stadium lanjut terdapat suatu lubang (gumma)
yang bisa timbul di langit-langit mulut. Maka istilah untuk penyakit ini yaitu
1
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengetahui cara pemeriksaan sifilis dengan metode Rapid test strip
immunoassay.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis.
Penyakit ini dapat cepat di obati bila sudah dapat dideteksi dini. Kuman yang
dan susunan syaraf, serta dapat terjadi sifilis congenital (Harahap, Marwali.
1990).
oleh bakteri Treponema pallidum, sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada
banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari satu orang
maupun oro-genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang
ibu kepada bayinya selama masa kehamilan. Tidak dapat tertular oleh sifilis
dari handuk, pegangan pintu atau tempat duduk WC (Sudoyo aru W, 2006).
3
2.2 Klasifikasi Penyakit Sifilis
1. Sifilis Primer
syanker pada situs infeksi. Biasanya di ujung batang pelir pada pria dan
di leher rahim atau vagina wanita. Syanker itu terlihat jelas pada pria,
tetapi pada wanita seringkali tersembunyi. Bisul itu tidak gatal ataupun
keras. Setelah 3-5 minggu, syanker itu sembuh secara spontan, dan
penyakit itu dari luar nampak tenang-tenang saja. Tetapi sementara itu
2. Sifilis Sekunder
luas. Sifilis disebut pula "peniru besar" karena gejala-gejala yang timbul
pada stadium ini mirip dengan yang ditimbulkan oleh penyakit lain
4
meliputi radang tenggorokan, kelenjar getah bening yang lembek,
sistim syaraf pusat luka-luka ini penuh dengan treponema. Korban dapat
menderita hanya satu atau dua dari seluruh gejala penyakit ini atau semua
tubuh.
3. Sifilis Laten
Selama stadium ini penderita sama sekali tidak menunjukkan gejala yang
Stadium ini timbul pada sekitar 30% dari orang-orang yang tidak
laten itu menjadi jelas. Luka-luka patogenik tersier terjadi pada sistim
safar pusat, sistim pembuluh darah jantung, kulit dan organ-organ vital
lain seperti mata, otak, tulang, ginjal dan hati. Luka-luka ini yang disebut
5
gumata lalu pecah dan menjadi borok .Penderita dapat terserang sakit
5. Sifilis Syaraf
susunan syaraf pusatnya dan setengah dari golongan ini jika tidak
dari stadium primer dapat mencapai waktu lebih dari 5 tahun. Penyakit
ini terjadi tanpa gejala, sedangkan gejala klasik dapat timbul dalam
6. Sifilis Kardiovaskuler
mengakibatkan kematian.
7. Sifilis Kongenita
6
ibu masuk ke janin pada waktu kehamilan minggu ke 16. Pada saat itu
lapisan gel Langhans telah menjadi atropik. Jika infeksinya terjadi secara
pertumbuhan janin intra atau ekstrauteri. Jika wanita hamil baru terkena
Penyakit ini mulai menunjukkan gejala pada waktu bayi lahir atau
kelainan pada tulang tibia atau sabre bone, terjadi patah tulang spontan
atau penonjolan tulang dahi. Selain itu dapat terjadi gejala penyumbatan
Penyakit ini mulai menunjukkan gejala pada usia lebih dari satu tahun
tuli syaraf ke-8 atau tuli perseptif, defo~itas gigi seri atas tengah dan
keratitisinterstitialis.
7
2.3 Morfologi Treponema Pallidum
tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini juga dapat
pallidum pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di
dalam medium kental seperti lender (mucus). Dengan demikian organisme ini
8
dapat mengakses sampai ke sistem peredaran darah dan getah bening inang
disebarkan melalui kontak langsung dengan luka-luka pada orang yang ada
tidak tahan berada di luar tubuh manusia, sehingga kemungkinan tertulari dari
kelamin melalui luka-luka goresan yang amat kecil pada epitel, dengan cara
menembus selaput lendir yang utuh ataupun mungkin melalui kulit yang utuh
lewat kantung rambut. Masa inkubasi sifilis berkisar 10-90 hari (rata-rata 21
hari) setelah infeksi. Bila tidak diobati, sifilis dapat timbul dalam beberapa
2. Luka terjadi terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus atau di
9
2.5 Kelainan Sifilis
Singa adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang kompleks,
cenderung kronis dan bersifat sistemik. Hampir semua alat tubuh dapat
diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan saraf. Selain itu wanita hamil
atau bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat
berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat
kelamin. Gejala yang mungkin terjadi pada wanita, yang terurai dalam empat
stadium berbeda.
1. Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan
dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut
menular.
2. Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para
10
tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip dengan flu,
seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini.
3. Stadium tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati, para
penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal
4. Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier. Pada
merusak otak, jantung, batang otak dan tulang (Jawetz, Melnick. 2005).
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah seseorang agar tidak
11
5. Menggunakan kondom saat berhunungan , mencegah penularan PMS.
Bagi yang alergi penisillin diberikan tetrasiklin 4×500 mg/hr, atau eritromisin
setiap pantat karena bila dijadikan satu dosis akan menyebabkan rasa sakit.
memiliki sifilis kurang dari satu tahun. Dosis di tambahkan untuk mengobati
orang yang memiliki sifilis selama lebih dari satu tahun. Bagi penderita yang
12
pengobatan akan membunuh bakteri sifilis dan mencegah kerusakan lebih
memastikan bahwa bakreri telah lisis dari tubuh penderita (Djuanda adhi,dkk.
2005).
13
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2 Metode
3.3 Prinsip
antigen sifilis yang melapisi partikel pada daerah test. Campuran ini akan
bergerak secara kromatografi sepanjang garis test dan akan bereaksi dengan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
rapid strip sifilis, pipet pasteur, sentrifuse, tabung tutup merah, serum.
3.5 Analitik
14
5. Tunggu sampai garis merah pada control (C/T).
Interpretasi hasil
Invalid : hanya satu garis pada line test atau tidak kedua-duanya.
15
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis.
Penyakit ini dapat cepat di obati bila sudah dapat dideteksi dini. Kuman yang
menginfeksi janin.
T.pallidum penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang
(seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya
selama masa kehamilan. Jadi Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari
16
digunakan untuk mengkonfirmasi uji non treponema dan untuk menilai
Rapid Test degan prinsipnya yaitu Rapid test strip immunoassay untuk
kemudian bereaksi dengan antigen sifilis yang melapisi partikel pada daerah
test. Campuran ini akan bergerak secara kromatografi sepanjang garis test dan
akan bereaksi dengan antigen sifilis pada test strip. Dalam pemeriksaan ini
menggunakan strip uji, dimana dalam strip uji ini terdapat “S” (sumur
sampel), garis “C” (control), dan garis “T” (Test). Pada penggunaan strip uji
harus ditempatkan pada tempat yang datar karena nanti akan mempengaruhi
pasien sebanyak 1 tetes menggunakan pipet disposible yang ada pada alat
rapid test (setara dengan 10µl) diteteskan kedalam sumur “S” dan diteteskan
3 tetes buffer sifilis, fungsi dari buffer ini adalah untuk memigrasi sampel dan
akan terlihat hasilnya. Bila pada garis “C” muncul garis merah maka strip ini
masih dalam keadaan bagus jika tidak muncul garis merah pada “C” maka
strip tidak dapat digunakan. Pada pemeriksaan menggunakan strip uji ini
untuk pembacaan dibaca setelah 5-20 menit. Hasil yang didapat adalah
negatif dimana tidak terbentuk garis warna merah “T”, hanya terbentuk pada
daerah “C”.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
hubunagn seksual.penyakit tini bersifat laten atau dapat kambuh lagi sewaktu-
waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini dapat cepat di obati
negatif dimana tidak terbentuk garis warna merah “T”, hanya terbentuk pada
daerah “C”, karena tidak terjadi reaksi an-tibody (Ig G dan ig M) Treponema
5.2 Saran
harus berhati-hati agar tidak dapat tertular oleh penyakit sifilis dari darah
yang diambil.
18
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda adhi,dkk. 2005.Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. edisi IV. Jakarta.
Gramedia.
Sudoyo aru W, 2006.Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta
19