Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Asuhan Kebidanan Patologis. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi kita, yaitu Nabi Muhammad saw. yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1 DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2 BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 3 A. Latar Belakang.......................................................................................................... 3 B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 3 C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 4 D. Meode....................................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5 A. Mastitis......................................................................................................................5 B. Fibrioma Adenoma....................................................................................................7 C. Kista sarcoma Filodes..............................................................................................10 D. Sarcoma.....................................................................................................................11 E. KankerPayudara....................................................................................................... 12 F. Tumor Jinak dan Ganas Vulva,Vagina,Uterus dan varium...................................... 17 BAB III PENUTUP............................................................................................................. 23 A. Kesimpulan.............................................................................................................. 23 B. Saran........................................................................................................................ 24 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 25

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sistem Reproduksi wanita akan menjalankan fungsinya bila dalam keadaan normal. Seluruh organ reproduksi mempunyai fungsinya masing- masing. Namun tidak menutup kemungkinan bila organ organ reproduksi akan tidak lagi berfungsi dengan baik. Yang pada akhirnya akan mengganggu jalannya sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi pada wanita secara umum dapat dikatagorikan ke dalam: gangguan perkembangan, endokrinologi, proses infeksi, dan neoplasma. Salah satu gangguan sistem reproduksi adalah mastitis yaitu merupakan peradangan pada payudara, yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasa menyertai laktasi. Kadang kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Abses payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dan memerlukan biaya yang sangat besar. Penelitian terbaru menyatakan bahwa mastitis dapat meningkatkan risiko penularan HIV melalui menyusui. Dan masih banyak gangguan sistem reproduksi lainnya seperti fibro adenoma, kista sarcoma filodes, kanker, tumor jinak dan tumor ganas. Gangguan sistem reproduksi ini dapat segera diatasi sebelum terlambat dan mengganggu sistem reproduksi secara keseluruhan. Oleh karena itu dibutuhkan pendeteksian secara dini serta penanganan yang baik dan benar. B. Rumusan Masalah Adapun Rumusan Masalah dalam pembahasan makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinakpada Vulva Vagina ovarium. 2. Bagaimaana etiologi dan patofisiologi dari Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium? 3. Bagaimana tanda dan gejala serta komplikasi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium ? 4. Bagaimana Penatalaksaan dari Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium ?

C. Tujuan Penulisan Penulisan makalah mengenai hubungan kewirausahaan dengan pelayanan kebidanan ini mempunyai tujuan antara lain : 1. Mengetahui definisi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium. 2. Mengetahui etiologi dan patofisiologi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium. 3. Mengetahui tanda dan gejala serta komplikasi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium. 4. Mengetahui penatalaksanaan Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium.

D. Metode Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka, dan searching internet.

BAB II PEMBAHASAN A. Mastitis 1. Pengertian Mastitis adalah peradangan pada payudara, yang disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara atau disebabkan karena adanya penyumbatan.

2. Penyebab Dua penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau berkembang menuju infeksi. Gunther pada tahun 1958 menyimpulkan dari pengamatan klinis bahwa mastitis diakibatkan oleh stagnasi ASI di dalam payudara, dan bahwa pengeluaran ASI yang efisien dapat mencegah keadaan tersebut. Ia menyatakan bahwa infeksi, bila terjadi, bukan primer, tetapi diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri. 3. Tanda dan Gejala Tanda-tanda dari mastitis yaitu: a. Payudara bengkak dan nyeri. b. Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat tertentu. c. Payudara terasa keras. d. Penderita merasa lesu. e. Ada demam dan rasa sakit umum.

4. Macam-Macam Mastitis Mastitis dapat dibedakan sebagai berikut: a. Mastitis puerperalis Yaitu mastitis yang biasa terjadi pada ibu menyusui. Biasanya terjadi karena diakibatkan ibu yang tidak menyusui bayinya, pembatasan frekuensi atau durasi menyusui, atau penghisapan yang tidak efektif, sehingga akan terjadi bendungan ASI, dan bendungan ASI yang semakin parah akan menyebabkan terjadinya mastitis. b. Mastitis non puerperalis Mastitis non puerperalis ini biasa terjadi pada wanita di usia menjelang menopause (mastitis periductal), atau dapat juga terjadi karena disebabkan oleh kuman staphylococcus. Pada wanita menjelang menopause diduga akibat perubahan hormonal dan aktivitas menyusui di masa lalu. Pada saat menjelang menopause terjadi penurunan hormon esterogen yang menyebabkan adanya jaringan yang mati. Tumpukkan jaringan tersebut dan air susu menyebabkan penyumbatan pada saluran di payudara. Penyumbatan menyebabkan buntunya saluran dan akhirnya melebarkan saluran dibelakangnya, yang biasa terletak di belakang puting payudara. Dan akhirnya akan terjadi reaksi peradangan yang disebut mastitis. 5. Pencegahan Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis perawatan terdiri atas: a. Membersihkan puting susu dengan baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. b. Memperbaiki posisi menyusui, terutama bila tidak terdapat puting. c. Menyusui sesering mungkin. d. Istirahat cukup, makanan yang bergizi. e. Bila isapan bayi tidak cukup mengurangi rasa penuh dari payudara, atau bila puting susunya tertarik sampai rata sehingga bayi sulit mengenyut, ibu harus memeras ASI nya.
6

6. Pengobatan Pengobatan pada payudara yang tegang/ indurasi dan kemerahan, yaitu: a. Istirahat yang cukup. b. Kompres payudara secara bergantian. c. Pijat daerah yang sakit. d. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang. e. Susuilah lebih sering payudara yang meradang. f. Pemberian terapi antibiotik. 7. Askeb Pada Ibu Dengan Mastitis Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami mastitis adalah: a. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup. b. Lakukan pengompresan pada payudara ibu dengan kompres dingin dan kompres hangat secara bergantian, serta anjurkan pada ibu untuk mengulanginya lagi dirumah. c. Lakukan pemijatan pada daerah yang sakit secara perlahan lahan. d. Anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya lebih sering. e. Anjurkan ibu makan makanan yang bergizi. f. Pemberian antibiotik dan analgesik. g. Jika keadaan semakin parah, rujuk ibu ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. B. Fibrioma Adenoma 1. Pengertian Fibro adenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan
7

dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai breast mouse.

2. Etiologi Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibro adenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibro adenomamae, hal ini diketahui karena ukuran fibro adenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibro adenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas. Fibro adenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Namun, kejadian fibro adenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda. 3. Gejala Pertumbuhan fibro adenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet. 4. Diagnosis Fibro adenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll.
8

Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibro adenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibro adenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibro adenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut: a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus; b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler); c. Saluran tersebut di batasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform; 5. Terapi Terapi untuk fibro adenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut: a. Ukuran b. Terdapat rasa nyeri atau tidak c. Usia pasien d. Hasil biopsy Terapi dari fibro adenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan. 6. Askeb Pada Ibu Dengan Fibro Adenoma Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami Fibro adenoma adalah:
9

a. Lakukan anamnesa dengan cermat. b. Lakukan pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk, dan nyeri tekan, serta apakah berstektur kenyal atau padat. c. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan. d. Memberikan dukungan psikis, dan emosional kepada ibu. e. Lakukan rujukan. C. Kista Sarcoma Filodes 1. Pengertian Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang jarang terjadi dibandingkan dengan fibro adenoma. Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun. Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak). Tumor ini disebut sistosarkoma filodes, sebuah nama yang diperolehnya lebih dari 150 tahun yang lalu, yang ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Johannes Muller pada tahun 1838.

2. Etiologi Tumor ini biasa berasal dari fibro adenoma selular yang telah ada dan sekarang telah mengandung satu atau lebih komponen asal measenkima.
10

3. Gambaran Klinik Tumor ini bentuknya bulat atau lonjong dengan batas yang tegas dan dapat digerakkan (mobil). Konsistensi tumor filodes ini ada bagian yang kistik dan padat seperti karet, tidak melekat pada kulit dan otot pectoralis serta permukaan kulit yang tegang dan mengkilat. 4. Penatalaksanaan Lesi yang menempati sebagian besar payudara terbaik ditata laksana dengan mastektomi total. Karena kelenjar limfe jarang terlibat, maka tidak perlu dilakukan pengangkatan kelenjar limfe. Lesi kecil dapat ditata laksana dengan eksisi lokal. Tindakan lebih radikal tidak dibenarkan, karena neoplasma ini bersifat sebagai sarkoma jaringan lunak ringan ketimbang suatu karsinoma yang berasal dari kelenjar. 5. Askeb Pada Ibu Dengan Kista Sarcoma Filodes Asuhan Kebidanan yang diberikan pada ibu dengan kista sarcoma filodes adalah: a. Lakukan anamnesa dengan cermat. b. Lakukan pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk, mobil (dapat digerakkan), berstektur kenyal atau padat dan nyeri tekan, serta apakah kulit payudara terlihat tegang dan mengkilat. c. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan. d. Memberikan dukungan psikis, dan emosional kepada ibu. e. Lakukan rujukan. D. SARCOMA 1. Pengertian Sarcoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Sarcoma secara umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak. 2. Jenis Ada empat tipe utama dari sarkoma tulang, yaitu randro sarkoma, sarkoma ewing, fibrosarkoma dan osteosarkoma.

11

3.

Penyebab Sarcoma Kaposi Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan penelitian terakhir menyebutkan adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan dengan sejenis virus herpes 8 (HHV8).

4.

Patofisiologi Sarcoma Kaposi Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun, Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang sebenarnya, yang merupakan tumor yang muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma Kaposi muncul sebagai kanker endothelium limfatik dan membentuk jaringan vaskular yang diisi dengan sel darah, memberikan tumor ini karakteristik kemunculan seperti-luka memar. Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal dan disebut sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh darah tebal yang tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan yang mengelilinginya dan memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar tumor dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan. Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko pasien, diagnosis dapat hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan menunjukan kehadiran sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi diagnosis.

5.

Gambaran Klinis Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau hitam, dan biasanya Luka tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat lain terutama mulut, gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari sangat lambat ke sangat cepat.

E. Kanker Payudara 1. Pengertian Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk tumor yang sering disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan sekitar dan akhirnya mempengaruhi fungsi normal.

12

Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD)

2. Etiologi Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya: a. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. b. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.
13

c.

Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

d.

Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

e.

Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

f.

Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

g.

Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

3. Tanda dan Gejala a. Fase awal : asimtomatik b. Tanda umum : benjolan/penebalan pada payudara c. Tanda dan gejala lanjut : kulit cekung - Retraksi/deviasi puting susu - Nyeri tekan/raba
14

- Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk d. Tanda metastase : nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah - Batuk menetap - Anoreksia - BB turun - Gangguan pencernaan - Kabur - Sakit kepala 4. Pemeriksaan Diagnostik a. Mammografi Menemukan kanker insito yang kecil yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik. b. SCAN (CT, MRI, galfum), ultra sound. c. Untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, respon pengobatan. d. Biopsi (aspirasi, eksisi) Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan. e. Penanda tumor Zat yang dihasilkan dan disekresi oleh dalam serum (alfa feto protein, HCG asam fosfat). Dapat menambah dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai prognosis/ monitor terapeutik. Reseptor estrogen/progesteron assay yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang manipulasi hormonal. f. Tes skrining kimia : elektrolit, tes hepar, hitung sel darah. g. Foto toraks
15

h. USG 5. Pengobatan Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu: a. Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

b. Radiasi Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. c. Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obatobatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
16

6. Askeb Pada Ibu Dengan Kanker Payudara Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami kanker payudara adalah: a. Lakukan anamnesa dengan cermat. b. Lakukan pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk, dan nyeri tekan, serta apakah berstektur kenyal atau padat. c. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan. d. Memberikan dukungan psikis, dan emosional kepada ibu. e. Lakukan rujukan. F. Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva, Vagina, Uterus dan Ovarium 1. Pengertian Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/ pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal. 2. Jenis Tumor Tumor dibagi mejadi 2 golongan besar yaitu: a. Tumor jinak (benign) b. Tumor ganas ( malignant) atau yang popular dengan sebutan kanker. Perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas adalah: Tumor ganas lebih berbahaya dan fatal Tumor ganas tumbuhnya relative lebih cepat karena memang lebih aktif dan agresif. Tumor jinak tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur jaringan sekitarnya yang normal. Sedangkan tumor ganas pertumbuhannya dengan

menyusup sembari merusak jaringan sekitar nya.

17

Tumor jinak umumnya dengan dioperasi secara tepat jarang untuk kambuh lagi. Sedangkan tumor ganas memiliki kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses pembedahannya sulit untuk benar-benar tuntas. 3. Penyebab Hingga saat ini dunia kedokteran dan penelitian belum mengetahui jawaban pasti akan penyebab pasti seseorang dapat menderita tumor. Namun secara umum dipercaya bahwa proses terbentuknya tumor berkaitan dengan 3 faktor utama yaitu: a. Genetik (keturunan) Faktor genetik atau keturunan menyebutkan bahwa beberapa orang membawa bakat (berupa gen) untuk tumor tertentu. b. Karsinogenik (onkogen) Faktor pemicu lainnya itu adalah karsinogen. Yang termasuk karsinogen antara lain senyawa kimia (seperti asbes, pengawet dan pewarna makanan), faktor fisika (seperti radiasi roentgen berlebih, sinar matahari berlebih), hormonal (seperti peranan estrogen pada kanker payudara, testosterone pada kanker prostate), dan virus (seperti virus HPV sebagai biang keladi utama kanker leher rahim ). c. Co-karsinogen (co-onkogen) Co-karsinogen adalah usia tertentu (umumnya kejadian tumor seiring dengan pertambahan usia), pola hidup yang salah, merokok, alkohol, pola makan kurang serat, adanya iritasi berulang-ulang. 4. Tanda dan Gejala Adanya tumor pada vulva, vagina dan ovarium dapat ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut: a. Adanya benjolan atau pembengkakan b. Pada vulva untuk jenis tumor Kondiloma akuminatum tampak seperti jengger ayam c. Adanya rasa nyeri pada vulva, vagina atau pada perut d. Dispareunia

18

e. Perdarahan f. Adanya pernanahan dari kemaluan, atau keputihan yang banyak. 5. Macam Macam Tumor Pada Vulva, Vagina, dan Ovarium a. Tumor Vulva 1) Tumor Jinak Pada Vulva a) Tumor Kistik Vulva Kista Inklusi epidermis Kista sisa jaringan embrio (Kista Gartner, Kista saluran Nuck) Kista Bartholini Kista sebasea Kista Skene b) Tumor Solid Vulva Tumor epitel (Kondiloma akuminatum, Karunkula urethra, Nevus

pigmentosus) Tumor jaringan mesoderm (Fibroma, Lipoma, Neurofibroma, Hemangioma, Miksoma) 2) Tumor Ganas Pada Vulva a) Karsinoma Vulva b) Melanoma Vulva c) Karsinoma Verukosa b. Tumor Vagina 1) Tumor Jinak Pada Vagina a) Tumor Kistik Vagina Kista inklusi
19

Kista sisa jaringan embrio (Kista Gartner, Kista saluran Muller) b) Tumor Solid Vagina Tumor epitel (Kondiloma akuminatum, Granuloma) Tumor jaringan Mesoderm (Fibroma, Lipoma, Hemangioma, Miksoma) Adenosis vagina 2) Tumor Ganas Pada Vagina Karsinoma Vagina c. Korpus Uterus 1) Golongan risiko tinggi : Penderita diabetes mellitus; hipertensi esensial/menahun; adipositas (obesitas); perdarahan disfungsional pada wanita in/subfertil akibat hiperestrogenisme (siklus anovulatoir), yang juga memberi predisposisi untuk kanker payudara; wanita dengan tumor ovarium yang memproduksi estrogen (tumor sel granulosa); usia perimenopausal (50 60 tahun). Pada usia < 40 tahun insidensinya 1-8%. 2) Tingkat pra-maligna/pra-neoplastik (precursor) didapat pada waktu kuretase atau indikasi perdarahan disfungsi adalah hiperlasia adenomatosa atau hiperplasia endometrium yang atipik. 3) Patologi 90% tumor ganas endometrium/korpus uterus adalah adenokarsinoma . Penyebaran Biasanya lambat, 4) Gambaran klinik dan diagnosis Pada awal dari penyakit pemeriksaan ginekologik tidak menghasilkan apa-apa 5) Penanganan Untuk penanganan kanker endometrium dalam garis besar adalah sebagai berikut: TAH (Total Abbominal Hysterectomy) + BSO (Bilateral Salpingo Oophorectomy)
20

d. Tumor Ovarium 1) Tumor Jinak Pada Ovarium a) Tumor Non Neoplastik Tumor akibat radang Tumor lain (Kista folikel, Kista korpus luteum, Kista lutein, Kista inklusi germinal, Kista endometrium, Kista stein-Leventhal) b) Tumor Neoplastik Jinak Kistik (Kistoma ovarii simpleks, Kistadenoma ovarii serosum, Kistadenoma ovarii musinosum, Kista endometroid, Kista dermoid) Solid (Fibroma ovarii, Tumor Brenner, Tumor sisa adrenal (maskulinovoblastoma)) 2) Tumor Ganas Pada Ovarium a) Tumor epitel ovarium b) Tumor stroma Sex-Cord c) Tumor Karsinoma ovarium metastatik

6. Penanganan Beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk tumor vulva, vagina dan ovarium, yaitu:

21

a. Pada Tumor Vulva dilakukan tindakan pengangkatan tumor hanya apabila mengganggu. Tumor kistik vulva yang mengalami infeksi kadang-kadang memerlukan insisi. b. Untuk Tumor Vagina penanganan yang dapat dilakukan terutama pada jenis tumor yang ganas yaitu operasi, radioterapi, vaginektomi, radiasi, ekstirpasi, kemoterapi. c. Untuk tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi, sedangkan untuk tumor nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memiliki gejala dan besarnya dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut akan mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang. Oleh karena itu dibutuhkan waktu menunggu selama 2-3 bulan. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, maka dapat diambil tindakan operatif. Tindakan operatif pada tumor ganas dan besar, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, dan biasanya disertai dengan pengangkatan tuba. 7. Askeb Pada Ibu Dengan Tumor vulva, vagina, uterus dan ovarium Asuhan Kebidanan yang dapat diberikan pada ibu dengan tumor yaitu: a. Lakukan anamnesa dengan cermat.

b. Lakukan pemeriksaan pada abdomen, dan alat genitalia, serta pada tungakai. c. Perhatikan apakah terdapat benjolan, oedema, keadaan alat genitalia, adanya keputihan, warna, dan bau. d. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan. e. Memberikan dukungan psikis, dan emosional kepada ibu. f. Lakukan rujukan

22

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Gangguan reproduksi pada wanita pada umumnya bermacam macam diantaranya yaitu: Mastitis adalah peradangan pada payudara, yang disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara atau disebabkan karena adanya penyumbatan. Fibrio adenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Kista Sarkoma Filodes merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk tumor yang sering disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan sekitar dan akhirnya mempengaruhi fungsi normal. Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva, Vagina, dan Ovarium. Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Terdapat perbedaan sifat yang nyata diantara Tumor jinak dan tumor ganas dan memang membedakannya merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis. Perbedaan utama di antara keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sesuai dengan kata ganas itu sendiri.

23

3.2

Saran Berikut beberapa hal yang kami sarankan agar dapat mendeteksi gejala- gejala gangguan sistem reproduksi : Minimal setiap satu bulan sekali lakukan pemeriksaan SADARI (periksa Payudara sendiri), Biasanya waktu yang tepat yaitu tiap 1 minggu setelah selesai menstruasi. Lakukan sesuai Prosedur. Jika menemukan keganjalan atau merasakan ketidakbiasaan dengan pola menstruasi segera konsultasikan dengan dokter atau bidan. Hindarilah pola kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan, Olahraga yang teratur dan makan makanan yang bergizi.

24

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, M, F. 2006. Onkologi Ginekologi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Price, A, S, dan Wilson, L, M. 2005. Patofisiologi. EGC: Jakarta Saifuddin AB, H. 2002. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Sastrawinata, S, dkk. 1998 Ginekologi Edisi 2. EGC: Jakarta Alhadrami, S. 2007. Fibro Adenoma. http://legasi.blogspot.com /2007/01/fibroadenoma-mammae.html. (Dikutip tanggal 27 September 2012) Sari, D, K. 2005. Asuhan Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi. http://keperawatanindonesia.blogspot.com/2007/12/ gangguan-sistemreproduksi.html (Dikutip tanggal 27 September 2012)

25

Anda mungkin juga menyukai