KONSTIPASI
Penyusun:
ADIBATUL ISTIQOMAH
NIM: 213210019
JOMBANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 213210019
(……..………………) (……..………………)
Mengetahui,
Kepala Ruang
(……..………………)
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Konstipasi atau yang biasa kita sebut dengan sembelit merupakan gangguan
pencernaan akibat penurunan kerja usus dimana masalah pencernaan ini ditandai
dengan keluhan susah buang air besar atau BAB tidak lancar dalam jangka waktu
tertentu. Secara garis besar, konstipasi dapat diartikan BAB yang tidak tertaur, yaitu
kurang dari 3 kali seminggu. Meski begitu, frekuensi buang air besar akan berbeda
pada setiap orang. Beberapa orang mungkin buang air besar beberapa kali dalam
sehari, sedangkan lainnya BAB satu sampai dua kali seminggu. Kondisi ini sering
kali dipicu oleh pola makan yang tidak mengonsumsi cukup serat. (Kemenkes RI,
2023).
Konstipasi terjadi ketika tinja bergerak terlalu lamban dalam usus besar atau
tidak bisa keluar secara efektif dari rektum, akibatnya tinja menjadi keras dan
kering sehingga lebih seulit dikeluarkan (Kemenkes RI, 2023). Beberapa
penyebabnya adalah:
Ineversi intrinsik
Abdomen sakit
Nyeri akut
E. Manifestasi klinis
Konstipasi dapat ditandai dengan sejumlah gejala, seperti: (Kemenkes RI, 2023)
1. Frekuensi buang air besar (BAB) lebih jarang dari biasanya atau kurang dari
3 kali dalam seminggu
2. Tinja sulit keluar
3. Nyeri ketika BAB
4. Harus mengejan saat BAB
5. Tinja terlihat kering, keras, atau bergumpal
6. Buang air besar terasa tidak tuntas
7. Sensasi mengganjal di rektum (bagian akhir usus besar)
8. Perut kembung
9. Mual
10. Kram atau sakit di perut
11. Perlu bantuan untuk mengeluarkan tinja, seperti menekan bagian perut atau
menggunakan jari untuk mengeluarkan tinja dari anus.
F. Pemeriksaan penunjang
G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan non-farmakologis
a. Latihan usus besar: melatih usus besar adalah suatu bentuk latihan
perilaku yang disarankan pada penderita kosntipasi yang tidak jelas
penyebabnya. Penderita dianjurkan mengadakan waktu secara teratur
setiap hari untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya. Dianjurkan
waktu ini adalah 5-10 menit setelah makan, sehingga dapat
memanfaatkan reflek gastro-kolon untuk BAB. Diharapkan kebiasaan
ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap tanda-tanda dan
rangsang untuk BAB, dan tidak menahan atau menunda dorongan untuk
BAB ini.
b. Diet: peran diet penting untuk mengatasi kosntipasi terutama pada
golobfan usia lanjut. Serat meningkatkan massa dan berat feses serta
mempersingkat waktu transit di usus. Untuk mendukung manfaat serat
ini, diharapkan cukup asupan cairan sekitar 6-8 gelas sehari, bila tidak
ada kontraindikasi untuk asupan cairan.
c. Olahraga: cukup aktivitas dan olahraga untuk membantu mengatasi
konstipasi jalan kaki atau lari-lari kecil yang dilakukan sesuai dengan
umur dan kemampuan pasien, akan meningkatkan sirkulasi dan perut
untuk memperkuat otot-otot dinding perut, terutama pada penderita
dengan atoni pada otot perut.
2. Pengobatan farmakologis
a. Memperbesar dan melunnakkan massa feses, antara lain : cereal, methyl
selulose, psiliu,.
b. Melunakkan dan melicinkan feses, obat ini bekerja dengan menurunkan
tegangan permukaan feses, sehingga mempermudag penyerapan air.
Contohnya: minyak kastor, golongan doschusate.
c. Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman untuk
digunakan, misalnya pada penderita gagal ginjal, antara lain: sorbitol,
laktulose, gliserin.
d. Merangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus besar.
Golongan ini banyak dipakai. Contohnya: bisakodil, fenolptalein (N,
Linayati, 2021).
H. Komplikasi
2. Diagnosis keperawatan
a. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointersinal
(D.0049)
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi
nutrien (D.0019)
3. Intervensi keperawatan
Objektif Minor:
1. Distensi
abdomen
2. Kelemahan
umum
3. Teraba massa
pada rektal
Nyeri akut berhubungan Fungsi gastrointestinal Manajemen nyeri
dengan agen pencedera (L.03019) (1.08238)
fisiologis (D.0077)
Setelah dilakukan Observasi:
Definisi: asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Pengalaman sensorik diharapkan masalah durasi, frekuensi, kualitas,
aytau emosional yang keperawatan nyeri akut intensitas nyeri
berkaitan dengan dapat teratasi 2. Identifikasi skala nyeri
kerusakan jaringan 3. Idewntifikasi faktor yang
aktual atau fungsional, memberberat dan memperingan
dengan onset mendadak Kriteria hasil: nyerimonitor efek samping
atau lambat dan membaik penggunaan analgesik.
berintensitas ringan
hingga berat yang 1. Toleransi terhadap Terapeutik:
berlangsung kurang dari makanan meningkat 4. Kontrol lingkungan yang
3 bulan 2. Nyeri abdomen memperberat rasa nyeri (mis.
menurun Suhu ruangan, pencahayaan,
Subjektif Mayor: 3. Distensi abdomen kebisingan)
1. Mengeluh nyeri menurun 5. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Frekuensi BAB 6. Pertimbangkan jenis dan sumber
Objektif Mayor: membaik nyeri dalam pemilihan strategi
1. Tampak meringis 5. Konsistensi feses meredakan nyeri
2. Bersikap protektif membaik
3. Gelisah 6. Peristaltik usus Edukasi:
4. Frekuensi nadi membaik 7. Jelaskan penyebab periode, dan
meningkat pemicu nyeri
5. Sulit tidur 8. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Objektif Minor: 9. Ajarkan teknik non farmakologis
1. Tekanan darah untuk mengurangi rasa nyeri
meningkat
2. Pola napas berubah Kolaborasi:
3. Nafsu makan 10. Kolaborasi pemberian analgetik,
berubah jika perlu
4. Proses berpikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri
sendiri
7. diaforesis
Defisit nutrisi status nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (1.03119)
berhubungan dengan
ketidakmampuan Setelah dilakukan Observasi:
mengabsorbsi nutrien asuhan keperawatan 1. identifikasi status nutrisi
(D.0019) diharapkan masalah 2. identifikasi kalori dan jenis
keperawatan defisit nutrien
Definisi: nutrisi dapat teratasi 3. monitor asupan makanan
Asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi Kriteria hasil: Terapeutik:
kebutuhan metabolisme membaik 4. fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis. Piramida makanan)
Objektif Mayor: 1. porsi makanan yang 5. berikan makanan tinggi kalori
1. Berat badan dihabiskan tinggi protein
menurun minimal meningkat
10% dibawah 2. verbalisasi Edukasi:
rentang ideal. keinginan untuk 6. ajarkan diet yang diprogramkan
meningkatkan
Subjektif Minor: nutrisi meningkat Kolaborasi:
1. Cepat kenyang 3. perasaan cepet 7. kolaborasi dengan ahli gizi untuk
setelah makan kenyang menurun menentukan jumlah kalori dan
2. Kram/nyeri 4. nyeri abdomen jenis nutrien yangdibutuhkan,
abdomen menurun jika perlu
3. Nafsu makan 5. bising usus
menurun membaik
6. membran mukosa
Objektif Minor: membaik
1. Bising usus
hiperaktif
2. otot pengunyah
lemah
3. otot menelan lemah
4. membran mukosa
pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin
turun
7. Rambut rontok
berlebihan
8. diare
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksaanaan dari rencana keperawatan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap dimulai setelah rencana
keperawatan disusun dan ditunjukan untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan.Implementasi keperawatan adalah tindakan
yang sudah direncanakan pada intervensi yang mencakup tindakan
mandiri perawat dan kolaborasi dengan tim medis lainya.
5. Evaluasi keperawatan
Kemenkes RI. (2023). Konstipasi. Klaten: Tim Promosi Kesehatan RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten.
PPNI. (2019). Standart Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan Edisi I Cetakan II . Jakarta: Tim Pokja PPNI.